Anda di halaman 1dari 39

lOMoARcPSD|32638794

Pratikum IPA 3 - IPA di SD

Praktikum IPA di SD (Universitas Terbuka)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)
lOMoARcPSD|32638794

KEGIATAN PRATIKUM
Modul 4
GERAK

I. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)


A. TUJUAN

Mengetahui gerak lurus beraturan menentukan kecepatan gerak dari kereta dinamika pada
gerak lurus beraturan.

B. ALAT DAN BAHAN

a. Katrol gantung tunggal


b. Stop watch
c. Penggaris
d. Beban gantung 1000gr (2 buah)
e. Statif dan klem
f. Benang kasur
g. Plastisin
h. Beban tambahan

C. LANDASAN TEORI

Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk garis lurus
dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap baik besar maupun arah.
Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang tetap baik besar maupun arah.
Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada
interval (jangka) waktu yang dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab
tetap, berarti pada gerak lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo, 2002 : 37-39).

D. CARA KERJA :

Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!


a. Rakitlah alat dan bahan seperti nampak pada Gambar 4.8.
b. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila turn dan naik.
c. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A.
d. Ukur Panjang BC.
e. Biarkan sistem bergerak turun dan naik. Catat waktu yang diperlukan untuk bergerak
dari B ke C.
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap, B
tetap, C berubah).
g. Catat datanya pada tabel di bawah ini.

E. HASIL PENGAMATAN

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Tabel 4.5
Pengamatan GBL

No Jarak BC s (m) Waktu t (sek)


1 0,22 1,57
2 1,22 1,22
3 0,9 0,9
4 0,16 0,5
5 0,14 0,4

F. PEMBAHASAN

Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu
yang diperlukan.

G. KESIMPULAN

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat jaraknya makin cepat
pula waktu yang diperlukan.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

II. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

A. TUJUAN
Untuk mengetahui gerak lurus berubah beraturan (GLBB) .

B. ALAT DAN BAHAN


a. Katrol gantung tunggal
b. Stop watch
c. Penggaris
d. Beban gantung 100 gr (2 buah)
e. Statif dan klem
f. Benang Kasur
g. Plastisin
h. Beban tambahan

C. LANDASAN TEORI
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan linear tetap
dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin lama semakin cepat yang
disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila percepatan berlawanan arah maka
kecepatannya semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti. Hal tersebut dinamakan
GLBB diperlamabat.

D. CARA KERJA
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
a. Menyusun alat.
b. Tentukan dan ukur jarak AB dan BC (usahakan AB > BC).
c. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban tambahan m
tertinggal di ring pembatas.
d. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke C
(tBC).
e. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B berubah) dan catat
datanya pada tabel berikut ini.

E. HASIL PENGAMATAN

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Tabel 4.6
Pengamatan GLBB

No Bebas (gr) SAB (cm) tAB (sek) SBC (cm) tBC (sek)
1 100 25 1,60 60 2,54
2 100 30 1,67 55 2,12
3 100 35 1,97 50 1,98
4 100 40 1,84 45 1,79
5 100 45 1,95 40 1,12

F. PEMBAHASAN

Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal
akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.

G. KESIMPULAN

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus
dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan tetap.

H. PERTANYAAN DAN JAWABAN:

1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB ( S sumbu vertical dan t sumbu horizontal ) Jawab :

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik diatas!


Jawab :

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

3. Buatlah kesimpulannya?

Jawab :
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat
jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan.

4. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB) pada
percobaan GLBB !

Jawab :

5. hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas !


Jawab

6. buatlah kesimpulannya

Jawab :

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan yang tetap. Dengan
kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal
akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a=t) atau perlambatan (a= -).

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami


percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka dikatakan dengan gerakan
mengalami percepatan.

7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB (S fungsi t ).

Jawab :

Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetap
bila dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB berupa garis
lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami percepatan yang tetap/konstan.

FOTO/VIDEO PRATIKUM

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

KEGIATAN PRATIKUM
Modul 4
PESAWAT SEDERHANA

I. KATROL
A. TUJUAN
a. Menjelaskan manfaat dari katrol.
b. Menentukan keuntungan mekanik pada katrol.

B. ALAT DAN BAHAN


a. Katrol tetap.
b. Katrol bergerak.
c. Neraca pegas 0-500 gram.
d. Beban 200 gram, 100 gram, 50 gram, 20 gram (masing-masing dua buah).
e. Benang secukupnya atatu senar plastik.
f. Statif atau penggantung katrol.

C. CARA KERJA
a. Melakukan kalibrasi untuk beban yang akan digunakan (200 gr, 100 gr, 50 gr, dan 20
gr) dengan menggunakan neraca pegas. Kemudian memeriksa apakah skala pada
pegas menunjukkan keterbacaan yang sama dengan nilai beban yang tertera dan
memasukkan hasil kalibrasi ke dalam tabel pada lembar pengamatan.
b. Susun alat dan bahan percobaan seperti gambar berikut. Setelah beban A tergantung,
catat skala yang terdapat pada pegas. Kemudian bandingkan dengan masa beban A.
c. Kemudian melakukan langkah kedua dengan mengganti beban pada A secara
berurutan dari 100 gr sampai dengan 400 gr.
d. Selanjutnya lakukan kegiatan praktikum menggunakan katrol bergerak dan katrol
tetap.
e. Catatlah skala pegas pada B untuk setiap beban yang digantungkan pada katrol
bergerak di A.
f. Lakukan kegiatan pada langkah keemapat dan lima dengan mengganti beban A dari
100 gram sampai 400 gram.

D. Hasil Pengamatan
Data hasil kalibrasi
No Beban Data hasil kalibrasi
1 20 gr 0, 25 N
2 50 gr 0, 36 N
3 100 gr 1, 26 N
4 150 gr 1, 89 N
5 200 gr 2, 52 N

Skala pada pegas: 0-8 N

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Perbandingan dengan massa A berdasarkan dengan data hasil pengamatan dapat


dibandingkan antara beban dengan hasil kalibrasi yaitu 100 : 1

E. PEMBAHASAN
Dilakukan kalibrasi untuk beban 20 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram
dengan menggunakan neraca pegas skala 0,8 N. Hasil kalibrasi seperti pada data hasil
pengamatan kemudian pada beban A diganti secara berurutan mulai dari 100 gram hingga
400 gram, lalu dicatat perubahan skala pegas pada B untuk setiap beban yang digantungkan
pada katrol bergerak di A secara bergantian sesuai urutan beban.

F. KESIMPULAN
Semakin jauh jarak beban dengan katrol semakin kecil gaya yang diperlukan.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN


a. Jika saat kalibrasi beban 100 gram, skala pegas menunjukkan 20 skala kecil, maka
satu skala kecil sama dengan massa beban . . . gram

Jawab : 100 gram = 20 skala kecil


1 skala kecil = 100 : 20
1 skala kecil =5 gram
Jadi satu skala kecil sama dengan massa beban seberat 5 gram

b. Dari langkah kedua (2), keuntungan mekanik dari pengguna katrol tetap adalah

Jawab : Keuntangan mekanik yang didapat dari katrol tetap adalah dalam menarik
Beban keatas menggunakan katrol tetap lebih mudah dan lebih ringan
dibandingkan jika menarik beban secara langsung.

c. Pada langkah keemapat (4), keuntungan mekanik dari penggunaan katrol bergerak
adalah……
Jawab : Keuntungan mekanik dari penggunaan katrol bergerak adalah kuasa yang
diperlukan pada katrol bergerak untuk mengangkat beban lebih kecil dari pada
kuasa yang diperlukan pada katrol tetap.

d. Mana yang lebih mengntungkan penggunaan katrol tetap atau katrol bergerak?
Berikan alasan Anda dengan singkat dan jelas mengapa hal ini terjadi?
Jawab : Yang lebih menguntungkan adalah kartol tetap karena katrol ini dapat
selalu berubah-ubah posisinya.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

II. TUAS
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat :
a. Menjelaskan manfaat dari tuas
b. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada tuas.

B. ALAT DAN BAHAN


a. Penggaris ukuran panjang 30 – 100 cm
b. Statif atau penyangga untuk menggantung penggaris
c. Benang secukupnya
d. Beban antara 10 gram sampai dengan 200 gram masing masing satu buah.
e. Klip kertas sebagai pengganti beban.

C. CARA KERJA
Susunlah penggaris dan statif atau penyangga seperti gambar 4.16 berikut ini :

Gantungkan penggaris dengan lengan-lengan yang panjang, sehingga dalam keadaan


seimbang. Dalam hal ini anggaplah titik nol (0) berada ditengah-tengah penggaris
(misal, jika panjang penggaris 30 cm, maka titik tumbu nol pada angka 15)
a. Gantungkan beban 100 gram pada lengan kiri (A) dan 20 gram pada lengan (B).
Atur kedudukan penggaris supaya tetap dalam keadaan seimbang.
b. Catatlah jarak OR dan OE pada tabel 4.8 di Lembar pengamatan diakhir modul
ini.
c. Ulangi langkah (b) dan (c) untuk melengkapi tabel 4.8 tersebut.

D. HASIL PENGAMATAN

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Tabel 4.8
Tuas
No Lengan beban Jarak OR Jarak OE Beban ku
1 20 gram 7 cm 14 cm 10 gram
2 50 gram 6 cm 14,5 cm 20 gram
3 100 gram 3 cm 25,5 cm 20 gram

E. PEMBAHASAN
Kami menyetel alat seperti tuas agar dalam keadaan setimbang. Mula-mula kami
menggantungkan beban seberat 100 gram pada lengan A (sebelah kiri) dan pada lengan B
seberat 20 gram. Kemudian digeser-geser posisinya agar dalam keadaan setimbang, lalu kami
mengukur jarak OR (antara lengan beban kanan / B ketitik O / titik tumpu). Jarak OE (antara
lengan beban kanan / B ketitik O / titik tumpu). Kegiatan ini diulangi hingga 3 kali seperti
terlihat pada tabel diatas (Tabel 4.8.)

F. KESIMPULAN
Jika massa A lebih besar dari pada massa di B maka panjang OR dan OE tidak akan
seimbang.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN


a. Jika massa di A lebih besar dari massa di B, maka panjang OR dibandingkan OE
akan … (berikan alasan anda dengan singkat dan jelas mengapa hal ini terjadi) ?
Jawab :
Akan lebih pendek OR dikarenakan beban yang digantung lebih berat.

b. Berdasarkan hasil percobaan yang anda lakukan, maka :


Jawab :
Beban x Lengan beban = 10 x 20 = 200 gram

c. Sebutkan 2 contoh persawat sederhana yang menggunakan asas tuas!


- Golongan 1 : jungkit-jungkit, gunting, palu, linggis, pencabut paku
- Golongan 2 : alat pemecah buah / biji, saat kita mendorong gerobak pasir.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

FOTO/ VIDEO PRATIKUM

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

KEGIATAN PRATIKUM
MODUL 6
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

I. JENIS-JENIS GELOMBANG

A. TUJUAN

Mengamati bentuk dan Jenis Gelombang Trasnversal dan Gelombang Longitudinal


B. ALAT DAN BAHAN

a. Slinki.
b. Kabel listrik, pangjang 5 m ∅= 0,5 cm
c. Benang kasur panjang 3m
d. Karet gelang

C. LANDASAN TEORI

Gelombang dapat didefenisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium yang
dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena adanya sumber getaran yang
bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan gelombang tidak selalu ikut
berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang merambat
melalui medium udara, maka partikel-partikel udara akan bergerak osilasi (lokal) saja.
Gelombang transversal adalah gelombang dan arah getaran (bukit) dan rambatannya (lembah)
tegak lurus gelombang transversal bisa kita temukan di gelombang air laut, riak, air, cahaya
dan lain-lain
Gelombang longitudinal dalah gelombang dengan perpindahan media berada dalam arah yang
sama /berlawanan dengan arah propagasi gelombang. Contohnya : gelombang bunyi, untra
sonik, seismik, dan sebagainya.

D. LANGKAH KERJA :

1. Percobaan Bentuk Dan Jenis Gelombang


a. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki pada tiang
yang cukup kokoh untuk menahannya atau di[egang oleh teman anda. Ujung yang lain
dipegang sendiri.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

b. Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan seperti pada gambar berikut.
Amatilah gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung slinki? Apa
yang merambat pada slinki?
c. Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah b. Amati arah getar (arah usikan)
dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut gelombang
transversal. Bagaimana arah getar dan arah gelombang tersebut?
d. Ikatkan karet gelang tersebut di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki yang
anda pegang berulang-ulang. Amatilah karet gelang tersebut, ketika gelombang
berjalan, ikut pindahkah karet gelang tersebut? Adakah energi yang merambat melalui
pegas? Jika ada, darimanakah asalnya?
e. Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d seklai lagi, kali ini slinki didanti
dengan kabel listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki. Jika ada
perbedaannya. Sebutkan!
f. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang ynag
cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain dipegang sendiri. Usiklah
ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat ke belakang lain kedepan seperti gambar di berikut. Amati arah getar (arah
usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi di sebut gelombang
longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal
tersebut?
g. Apa perbedaan antara gelombang transversal dengan gelombang longitudinal?

E. HASIL PENGAMATAN

• Apabila diusik ke kanan dan kekiri maka rambatan gelombang sama ke kanan dan
kekiri/ gelombang transversal.
• Apabila di slinki di ikat karet maka karet akan berpindah saat bergetar lalu ke tempat
semula.
• ·Apabila slinki di gerakan maju mundur maka rambatan gelombang lurus /
longitudinal.

F. PERTANYAAN DAN JAWABAN

Apa perbedaan antara gelombang transversal dengan gelombang longitudinal? Jawaban :


Jawab :

Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan
arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah getar
gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah getar dan
arah rambatnva satins.
Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan arah
rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

G. PEMBAHASAN

1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin, salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan
merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.
Hal demikian disebut gelombang transversal, yakni gelombang yang arah getarannya
tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki. Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan ).
4. Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel, sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah
seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel
listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,
ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel
listrik tersebut.
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai, salah satu ujungnya diikat pada
tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang- ulang
dengan cepat kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar berikut: Pada percobaan
ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang). Ternyata arah usikan searah
dengan arah rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

H. KESIMPULAN

Jenis Gelombang Yang Terbentuk Adalah Gelombang Transversal Dan Gelombang


Longitudinal. semakin besar energi gelombang yang diberikan maka semakin kerap gelombang
yang terbentuk
1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

II. PERCOBAAN SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG

A. TUJUAN

Untuk mengamati sifat pemantulan gelombang


B. ALAT DAN BAHAN

a. Slinki
b. Benang
c. Kerikil

C. LANDASAN TEORI

Gelombang dapat didefenisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium yang
dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena adanya sumber getaran yang
bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan gelombang tidak selalu ikut
berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang merambat
melalui medium udara, maka partikel-partikel udara akan bergerak osilasi (lokal) saja.
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka gelombang
tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami
perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah
bentuk/fase.

D. LANGKAH KERJA
1. Lakukan percobaan tersebut di kolam, di Bak air ataw bejana yang berisi air jatuhkan
kerikil pada permukaan air, kemudian amati gelombang yang terjadi di permukaan air.
Bagaimanakan bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi –sisi kolam, bak atau bejana
yang dikenia gelombang. Apakah gelombang yang di pantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. Ikatkan salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh
atau dipegang teman Anda, ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang tidak
bergeser (disebut ujung terikat).
3. Ujung slinki lainnya Anda pegang, getarkan satu kali sehingga membentuk setengah
panjang gelombang, seperti pada Gambar 6.9 berikut.
Amati perambatan setengah gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut hilang.
Jika pola perambatan gelombang tersebut belum teramati dengan jelas, getarkan lagi
Ujung slinki tersebut, dapatkah gelombang dipantulkan? Bagaimanakah fase
gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang asalnya?
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman Anda sekarang ikat dengan
benang yang panjangnya ± 1,5 m. Ikatkan Ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung
slinki ke tiang yang kokoh atau dipegang saja oleh teman Anda. Ujung slinki ini
sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu kita sebut slinki ujung bebas.
5. Getarkan ujung slinki yang Anda pegang satu kali sehingga membentuk setengah
panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perambatan setengah panjang
gelombang ini. Dengan ujung bebas ini, bagaimanakah fase gelombang pantul

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

dibandingkan dengan gelombang asalnya?

E. HASIL PENGAMATAN

1. Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang
dihasilkan mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan
arah rambatannya. Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng
dipantulkan kembali.
2. Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung
lainnya dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat
dipantulkan dan fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslnya..
3. Sementara pada slinki yang salah satu ujungnya diikat dengan longgar/tali panjangnya
150cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas ternyata fase gelombang pantul dan
gelombang asalnya adalah sama.

F. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, anda akan melihat gelombang berjalan
dipermukaan air. Apakah yang berjalan dipermukaan air seperti yang anda lihat?
Jelaskan !

Jawab : Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang


dipermukaan air. Gelombang ini merupakan gelombang transversal,karena arah
getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.

2. Cahaya juga merupakan gelombang, dari jenis gelombang electromagnet. Berdasarkan


sifat gelombang itu, apa yang dirambatkan oleh cahaya ?

Jawab : Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,maka cahaya merambatkan


partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi gelombang
pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.

3. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser untuk menimbulkan
gelombang ?

Jawab : Hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan
gelombang dengan daya tertentu.

4. Pada setiap penambahan beban, anda memperoleh panjang gelombang yang berbeda
panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombang itu ? jelaskan jawaban anda itu !

Jawab : Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama

G. PEMBAHASAN
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang dihasilkan
mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah rambatannya.
Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng dipantulkan kembali

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya
dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan dan
fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki yang salah
satu ujungnya diikat dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak
bebas ternyata fase gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah sama.

H. KESIMPULAN

1. Sifat gelombang adalah dapat dipantulkan


2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama
3. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
4. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase
gombang berlawanan arah.
5. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang = gelombang pantulnya.

FOTO/VIDEO PRATIKUM

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

KEGIATAN PRATIKUM
MODUL 7
OPTIK

I. PERCOBAAN PEMANTULAN CAHAYA

A. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:


a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya;
b. .Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin;
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa;
d. Menentukan fokus cermin cekung;
e. Menentukan fokus lensa cembung.

B. ALAT DAN BAHAN

a. Cermin datar (3x6 cm2)


b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
d. Lampu senter
e. Busur derajat
f. Kertas putih
g. Lilin
h. Layar (tabir kertas)
i. Celah cahaya

C. LANDASAN TEORI

Cahaya merupakan energi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik untuk
menerangi ruangan maupun menjadi sumber keberlangsungan hidup, seperti tanaman yang
membutuhkan cahaya matahari untuk membuat makanan.
Macam- macam sifat cahaya antara lain:
1. Cahaya dapat merambat lurus
Sifat cahaya yang merambat lurus akan terjadi jika melewati satu medium perantara.
Contoh sederhananya yaitu ketika menyalakan senter ke depan, maka cahaya akan
merambat lurus sesuai dengan arah yang diinginkan.
2. Cahaya dapat dipantulkan
Cahaya yang terpantul adalah sebuah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Sifat pemantulan ini dibagi menjadi dua, yaitu
pemantulan teratur dan pemantulan baur. Pada pemantulan teratur berkas cahaya
pantulnya sejajar. Contohnya ketika kita bermain di siang hari dengan membawa
sebuah cermin. Jika mengarahkan

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

cermin ke arah datangnya sinar matahari, kemudian kita coba arahkan ke segala arah,
akan terjadi sebuah pantulan cahaya yang terpantul dari sinar matahari tersebut.
3. Cahaya dapat menembus benda bening
Benda yang bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya. Dengan kaca
bening tersebut, cahaya sinar matahari tetap dapat masuk ke ruangan, meski ada
penghalang karena jendela terbuat dari kaca bening.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.

1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar.


2) Nyalakanlah lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang
dan sudut pantulnya.
4) Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (t) tersebut.
5) Letakanlah sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
6) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.

1) Menyusun semua alat.


2) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
3) Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut datang
dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
4) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung tersebut

c. Percobaan Pada Cermin Cekung

1) Menyusun alat dan bahan.


2) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang
dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
5) Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang jelas
dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
6) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan cermin
cekung pada keadaan tersebut (s).

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

E. HASIL PENGAMATAN

1. Hasil Pengamatan pada cermin datar


1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar.

2. Besar sudut pandang (i) dan Sudut pandang pantul (r)

No I (derajat) R (derajat)
1 40 40
2 60 60
3 90 90
4 100 100
5 150 150

3. Sifat bayangan yang dibentukoleh cermin datar

1. Tinggi benda sama dengan tinggi bayanagan.


2. Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
3. Tegak.
4. Maya.
5. Sama besar.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

2. Data Hasil Pengamatan Cermin Cembung


1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung

2) Sifat banyangan yang dibentuk oleh cermin cembung

a) Maya.
b) Sama tegak.
c) Bayanagan lebih kecil dari pada bendanya.

F. PEMBAHASAN

a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar


Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan
perpanjangan dari sinar-sinar pantul. Perhatikan pembentukan bayangan oleh cermin
datar berikut : Proses pembentukan bayangan :
• Benda di depan cermin datar.
• Berlaku hukum pemantulan.
• Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai cermin,
akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru
muda).
• Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan olehcermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah).
• Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda dan
merah putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung benda.
• Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan olehcermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning),
merupakan bayangan pangkal benda.
• Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.

b. Sifat-Sifat Bayangan Yang Dibentuk Oleh Cermin Datar Adalah:


• jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s)
• Tinggi bayangan (h’) = tinggi benda (h)

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

• Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali


• Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)8=ntuk mendapatkan. seluruh
bayangan benda pada cermin datar, kita harus menggunakan cerminyang
panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya
L = panjang minimal cermin (m)
h = tinggi benda (m)

• Agar bayangan dapat terlihat keseluruhan, maka cermin harus diletakkan dari
lantai setinggi;
H = tinggi cermin dari ujung bawah cermin
h = tinggi orang / benda (m)
x = jarak mata ke ujung kepala

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
1. Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan
2. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar sama dengan bendanya
3. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil dari pada bendanya
4. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin

FOTO/VIDEO PRATIKUM

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 8
LISTRIK DAN MAGNET

I. MUATAN LISTRIK

A. Tujuan
a. Menunjukan adanya muatan listrik pada sebuah benda, akibat yang tibul dari sifat
muatan.
b. Memperlihtkan adanya gaya elektrostika dua benda bermuatan.

B. Dasar Teori
Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q
adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang
dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupunelektron (muatan
negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya
kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif.
Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu
muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral,
jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk
muatan total yang netral atau tak bermuatan. Alat pengukur torsi (gaya yang sangat lemah)
buatan Charles Coulomb untuk mengukur muatan listrik.

C. Alat dan Bahan


1. Bola pingpong 2 buah.
2. Benang jahit secukupnya.
3. Lembaran wool dan nilon.
4. Tas plastic.
5. Isolasi.
6. Sisir plastic.
7. Potongan kertas yang kecil-kecil.
D. Cara Kerja

1) Gantunglah sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan menggunakan

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

benang dan isolasi. Gosoklah plastik pada baju beberaa kali, kemudian dekatlah
pada bola pingpong. Amatilah apa yang terjadi!
2) Gosoklah sisir pada rambut beberapa kali , kemudian dekatkan pada potong-
potongan kertas yang terletak di atas meja. Amatilah apa yang terjadi!
3) Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu yang cukup lama.
Berikan penjelasan.
4) Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian gantungkan ke bagian
pinggir meja (tempelkan dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola (jangan sampai
bersentuhan). Amatilah apa yang terjadi!
5) Gosoklah bola kiri dan kanan dengan kain wool, dekatlah keduanya. Amatilah apa
yang terjadi!
6) Lengkapilah tabel di bawah ini dengan hasil pengamatan Anda. Apakah hasilnya
“tolak-menolak” atau “tarik-menolak”
E. Data Hasil Pengamatan

Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan


digosok dengan

Wool plastik nilon


Wool tarik menarik tarik menarik tarik menarik

Plastic tarik menarik tolak menolak tarik menarik

Nilon tarik menarik tarik menarik tolak menolak

Gambar 8.1 Gambar 8.2 Gambar 8.3


Pecobaan bola pingpong Pecobaan bola pingpong Pecobaan bola pingpong
digosok dengan wool digosok dengan plastik digosok dengan nilon

F. Analisis Data

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

▪ Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong.
▪ Ada muatan listrik.
▪ Potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik pada sisir sudah habis.
▪ Tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong.
▪ Saling menolak karena karena kedua bola pingpong bermuatan
▪ listrik sejenis akibat gosokan dengan kain wool.

1. Pertanyaan
1) Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak saling berinteraksi?
2) Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
3) Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A,B,C dan D. bila diketahui benda A
menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik . Bila A bermuatan negative maka
tentukanlah jenis muatan benda B, C, dan D !
4) Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun muatan
yang berlawnan?

2. Jawaban Pertanyaan
a. Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan listrik.
b. Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
c. Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik C, C menarik
D. Diketahui A bermuatan negative maka:
1) B bermuatan positif
2) C bermuatan negatif
3) D bermuatan positif
d. Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan berlawanan adalah tarik
menarik.

G. Kesimpulan
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Setelah proses
penggosokan terjadi pengurangan electron sehingga bermuatan positif, sedangkan benda
yang lain mengalami penambahan electron, sehingga bermuatan negative.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

II. Arus dan Tegangan Listrik

1. Tujuan
a. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
b. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.

2. Teori Dasar
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan pontensial
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran
ini mengukur energi pontensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya
aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik.

3. Alat dan Bahan


▪ Baterai 1,5 volt 3 buah.
▪ Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
▪ Bolalampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007 A 3 buah.
▪ AVO meter 1 buah.
▪ Dudukan baterai 3 buah.

4. Cara Kerja
▪ Susun 1, 2 sampai 3 buah baterai secara seri!
▪ Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ).
▪ Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu (dipilih
salah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika lampu menyala menandakan
adanya aliran arus dari kutub (+) menuju kutub ( - ). Tetapi jika belum menyala
periksalah penyebabnya.
▪ Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat menggunakan
ampermeter yang dipasang secara seri, catat besarnya. Tetapi jika tidak tersedia A
VO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

5. Data Pengamatan
Tabel pengamatan terhadap jenis bahan
Lampu Konduktor
No. Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1. Lempengan besi √ √

2. Lempengan tembaga √ √

3. Lempengan seng √

4. Kayu √ √

5. Karet penghapus √ √

6. Mata pensil (Grafit) √ √

7. Kertas √ √

8. Tas plastic √ √

9. Air kran √ √

10. Air garam √ √

6. Pembahasan
➢ Kawat besi

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi sebagai saklar dan lampu tetap
menyala.
➢ Lempeng tembaga
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan tembaga sebagai saklar dan lampu
tetap menyala.
➢ Lempeng seng
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng sebagai saklar dan lampu tetap
menyala.
➢ Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
➢ Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.
➢ Mata pensil (Grafit)
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan mata pensil (Grafit) sebagai saklar dan
lampu tidak menyala.
➢ Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan kertas sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
➢ Tas plastik
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan plastik sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
➢ Air kran
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air kran dan lampu
tidak menyala.
➢ Air garam

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air garam dan lampu
tetap menyala.
• Percobaan Tegangan Listrik
1. Hasil pengamatan
Setelah saklar s ditutup, ternyata lampu tidak menyala.
Karena rangkaian disamping adalah rangkaian terbuka
sehingga tidak ada tegangan listrik. Sedangkan syarat
agar arus mengalir adalah rangkaian harus tertutup.

Gambar 8.8
Saklar ditutup lampu tidak menyala

Setelah saklar s ditutup, ternyata lampu menyala redup,


karena rangkaiannya tertutup. Namun karena hanya
menggunakan satu baterai arus yang terjadi tidak terlalu
besar.

Gambar 8.9
Lampu menyala redup
karena arus tidak terlalu besar

Setelah saklar s ditutup, ternyata lampu menyala lebih


terang, karena baterai lebih banyak, sehingga arus
mengalis lebih besar.

Gambar 8.10
Lampu menyala lebih terang karena jumlah
baterai lebih banyak

Setelah saklar s ditutup, ternyata lampu menyala sangat


terang, karena menggunakan lebih banyak baterai,
sehingga arus mengalis lebih besar.

Gambar 8.11
Lampu menyala sangat terang karena jumlah
baterai lebih banyak
Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)
lOMoARcPSD|32638794

7. Pertanyaan dan Jawaban


1) Dari hasil pengamatan anda, jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan listrik!
Jawab :
Arus listrik adalah suatu aliran yang muncul dari adanya muatan elektron yang
mengalir dari titik yang satu ke titik lainnya yang terdapat pada suatu rangkaian.
Tegangan listrik atau beda potensial adalah tegangan yang bekerja pada elemen
atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya yang dapat
menggerakkan muatan listrik.
2) Mengapa pada percobaan 1 baterai disusun secara seri?
Jawab :
Pada percobaan 1 baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang
3) Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik!
Jawab :
I = V/R
R = V/I
V = I.R
Keterangan :
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)
4) Tentukan mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah baterai yang
disusun secara seri atau parallel, mengapa demikian?
Jawab :
Pararel baterainya lebih tahan lama karena muatan listrik yang mengalir lebih
sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.
5) Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan anda tentang :
a. Arus listrik
Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan
listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan
b. Tegangan listrik
Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan
listrik

Link video praktek :

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

https://www.youtube.com/watch?v=BsUUjoWCGPA
https://youtu.be/oSmK9NGPww0

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 9
UDARA DAN BANTUAN

I. PEMBAKARAN MEMERLUKAN UDARA

A. TUJUAN
Menjelaskan kegunaan udara

B. ALAT DAN BAHAN


1) Lilin 2 batang yang sama
2) Korek api
3) Gelas dengan 3 ukran yang berbeda
4) Stop watch
5) Piring atau mangkok

C. LANDASAN TEORI
Pembakaran adalah sebuah reaksi yang melepaskan energi
panas. Begitu dimulai, reaksi tersebut melepaskan panas lebih dari
cukup untuk melelehkan lilin lebih banyak sehingga preoses
pembakaran terus terjadi. Pada peristiwa pembakaran lilin terjadi
perubahan fisika dan perubahan kimia. Gejala ini disebabkan
karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding
celah tersebut.
Kohesi adalah gaya di antara molekul – molekul dengan
jenis yang sama dan adhesi adalah gaya antar molekul yang
jenisnya berbeda (Giancoli, 2001). Panas api menyebabkan cairan
wax menguap dan selanjutnya akan bercampur dengan oksigen
sehingga terjadi proses pembakaran.
Udara menekan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan
dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan
adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg) atau
milibar (mbar). Tekanan udara patokan (sering juga disebut)
tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi
lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 45 dan suhu 0 C.
besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Alat
untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tekanan udara
berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau
altitude). Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu atau temperature.
Udara adalah campuran berbagai gas, jadi mempunyai berat dan
memberikan efek tekanan yang biasa dinamakan tekanan udara.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena


beratnya kepada tiap-tiap 1 cm 2 bidang mendatar dari permukaan.

D. CARA KERJA
1) Sediakan 2 lilin yang sama ukurannya, berdiameter,
Panjang, warna danbentuknya.
2) Letakkan kedua lilin di atas meja, dan berikanlah jarak antar lilin
sekitar 30 cm.
3) Nyalakan kedua lilin tersebut.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

4) Perhatikan Gambar 9.1 berikut. Tutup salah satu lilin dengan gelas.

5) Bandingkan lama lilin menyala antara kedua lilin tersebut. Amatilah dan catat
perubahan yang terjadi
6) Amati dan catatlah waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai lilin
mati
7) Masukkan data pengamatan pada table yang tersedia
8) Ulangi langkah 6 sampai dengan 8, untuk 5 kali pengamatan.

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 9.1 Pengamatan lilin

No Selang waktu sampai lilin mati (t)

1 12,43

2 12,30

3 11,50

4 11,41

5 11,10

F. PEMBAHASAN
Lilin yang ditutup dengan gelas lambat laun amati sesuai dengan waktu yang telah
dicatat di tabel disamping.
Namun lilin yang tidak ditutupi gelas akan terus menyala hingga lilin itu habis Hal ini
membuktikan bahwa pembakaran memerlukan udara.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

II. UDARA MENEKAN DARI TEKANAN TINGGI KE TEKANAN RENDAH

A. CARA KERJA

1) Letakkan lilin diatas piring/mangkok dari bahan gelas

2) Isilah air dalam piring/mangkok kira-kira setinggi 2cm

3) Amati nyala lilin dan permukaan air dalam gelas


4) Catatlah hasil pengamatan.
5) Amati nyala lilin dan permukaan air dalam gelas.
6) Catatlah hasil pengamatan.

B. PEMBAHASAN

Air dalam gelas pelan-pelan naik dan udara menekan di dalam gelas, sehingga
menyebabkan api lilin padam. Hal ini membuktikan bahwa udara menekan dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Sedangkan Lilin padam dalam jangka waktu ±
04.17 detik.

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

III. UDARA SEBAGAI SUMBER ENERGI

A. ALAT DAN BAHAN


1) Balon
2) Selongsong balpoint plastic dan logam
3) Gulungan kawat
4) Pita perekat
5) Gunting

B. CARA KERJA
1) Tutuplah balon sampai membesar dan kencang, kemudian ikatlah dengan karet
2) Isolasi selongsong bolpoin dengan balon
3) Sediakan dua sisi penyangga dapat berupa tiang, dinding atau dua buah kursi,
aturlah jaraknya sekitar 1,5 meter.
4) Masukkan kawat ke dalam selongsong bolpoint, selanjutnya susun alat dan
bahan seperti gambar berikut. Ikatkan ujung-ujung kawat tersebut pada kedua
sisi penyangga yang dapat berupa tiang, dinding atau dua buah kursi. Perkirakan
kedua sisi penyangga tersebut cukup kuat menahan gerak roket.
5) Tariklah pangkal selongsong bolpoin sampai ujung bentangan kawat
6) Bukalah ikatan karet pengikat balon. Roket bergerak dengan adanya tekanan
udara dari balon
7) Amatilah bentuk dan gerak balon setelah tiupannya dilepas. Catat dan
gambarkan dalam lembar pengamatan.
8) Tanpa menggunakan lintasan, tiuplah balon dan lepaskan
9) Amatilah gerak balon, dan catat dalam lembar pengamatan !
10) Untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya balom terhadap kecepatan gerak
roket, buatlah variasi besarnya balon. Kemudian amati, model balon mana yang
geraknya paling cepat? Catat dalam lembar pengamatan!
11) Gantilah selongsong bolpoin plastic dengan polpoint logam, amati bagaimana
kira-kira kecepatan roket. Catat dalam lembar pengamatan!

C. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1) Mengapa lilin yang menyala ketika ditutup gelas akan padam? Jelaskan!
Jawab :
Lilin yang menyala ditutup gelas akan padam karena di dalam gelas tidak ada udara
(hampa udara) sehingga membuat lilin padam.
2) Bagaimana anda dapat menunjukkan bahwa udara memenuhi ruangan?
Jawab :
Bukti kalau udara memenuhi ruang adalah seperti Jika balon ditiup makin lama akan

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

semakin besar mengembang, begitu juga dengan ban sepeda, Jika


dipompa maka lamakelamaan akan mengembang dan keras, dan
masih banyak contoh lainnya.
3) Bagaimana anda menjelaskan kepada siswa bahwa udara
bergerak dari tempat yangbertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah
Jawab :
Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah, halini dibuktikan dengan padamnya lilin
dalam ruang hampa udara karena udara menekan dari tekanan
tinggi ke tempat bertekanan rendah.
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan udara sebagai sumber energy?
Jawab :
Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong roket
keluar angkasa karenatekanan udara yang tinggi sehingga
dapat mendorong roket meluncur.

D. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)


lOMoARcPSD|32638794

Downloaded by Niken Sabilla (nikensabilla2@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai