DISUSUN OLEH :
SUSANTI
NIM. 1931016
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berisi mengenai pengelolaan rekam medis
1. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Selasih, Bapak Dr. Chairul Hamdi,
M.Kes yang telah menerima kami untuk melakukan praktik kerja lapangan di
2. Dosen Ketua Praktik Kerja Lapangan (PKL), Bapak Nopianto, SKM, M.Kes
3. Pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL), Ibu Ratna Juwita, SKM, M.Kes
5. Staf dan Pegawai Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Rumah Sakit
6. Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Suami, Anak, dan keluarga yang selalu memberikan
i
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan
ini dengan baik. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1 Rumah Sakit.............................................................................................. 4
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit................................................................... 4
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit......................................................................... 4
2.1.3 Tugas Rumah Sakit.......................................................................... 5
2.2 Rekam Medis............................................................................................ 5
2.2.1 Pengertian Rekam Medis................................................................. 5
2.2.2 Tujuan Penyelenggaraan Rekam Medis........................................... 6
2.2.3 Kegunaan Rekam Medis.................................................................. 6
2.2.4 Isi Rekam Medis.............................................................................. 8
2.2.5 Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis......................................... 12
2.2.6 Pengelolaan Dokumen Rekam Medis............................................ 18
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 34
3.1 Gambaran Umum RSUD Selasih.............................................................34
3.2 Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RSUD
Selasih..................................................................................................... 40
iii
3.2.1 Identifikasi Pasien.......................................................................... 40
3.2.2 Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
di RSUD Selasih.............................................................................40
3.2.3 Proses Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di
RSUD Selasih................................................................................ 43
3.3 Permasalahan Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
di RSUD Selasih..................................................................................... 43
3.3.1 Pendaftaran..................................................................................... 43
3.3.2 Assembling..................................................................................... 43
3.3.3 Koding............................................................................................ 43
3.3.4 Indeksing........................................................................................ 43
3.3.5 Filing.............................................................................................. 43
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 53
4.1 Kesimpulan.............................................................................................. 53
4.2 Saran......................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 55
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
medis menjadi hal yang sangat penting di rumah sakit dikarenakan segala
informasi yang berguna baik bagi pasien atau dokter bahkan bagi pihak
manajemen rumah sakit pun tersedia di dalam berkas rekam medis (Amsyah,
2005).
Rumah Sakit Umum Daerah Selasih yang selanjutnya disebut RSUD
Selasih merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang berupaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui perbaikan dalam
pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan. Pengelolaan rekam medis
yang awalnya manual, beberapa tahun terakhir mulai diubah menjadi sistem
komputerisasi. Sehingga lebih memudahkan petugas dalam proses
pengelolaan rekam medis. Meski pengelolaan rekam medis sudah
dipermudah dengan sistem komputerisasi, akan tetapi masih ditemukan
beberapa permasalahan, baik dari petugasnya maupun dari proses
pengolahannya. Oleh karena itu penulis ingin memaparkan proses
pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan di RSUD Selasih dan
berbagai permasalahannya (rekam Medis RSUD Selasih, 2018).
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan di RSUD
Selasih.
2. Mengetahui permasalahan dalam pengelolaan rekam medis dan informasi
kesehatan di RSUD Selasih.
6
1.4 MANFAAT
1. Bagi Penulis
Laporan ini sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi penulis
khususnya untuk pengetahuan mengenai pengelolaan rekam medis dan
informasi kesehatan.
2. Bagi Akademis
Laporan ini sebagai bahan masukan untuk institusi pendidikan dalam
hal pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan serta ketrampilan
bagi mahasiswa.
3. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit terutama bagi pihak manajemen
rumah sakit.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.
9
termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang
ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien (Barthos, 2014).
Dengan melihat ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa rekam medis merupakan dokumen yang sangat penting, karena
di dalam DRM memuat informasi mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengobatan pasien (Barthos, 2014).
10
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena
isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya
pembayaran pelayanan di rumah sakit.
d. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya mengandung data/ informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang rekam medis.
e. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/ informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan pada
pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
f. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan
rumah sakit.
Dengan melihat dari berbagai aspek tersebut di atas, rekam medis
mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya
menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja.
Kegunaan rekam medis secara umum adalah :
i. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli
lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan
pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
ii. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan
yang harus diberikan kepada pasien.
iii. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,
perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien
berkunjung/ dirawat di rumah sakit.
11
iv. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan
evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien.
v. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit
maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
vi. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk
keperluan penelitan dan pendidikan.
vii. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran
pelayanan medik pasien.
viii. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan,
serta sebagai bahan pertanggungjawaban laporan.
12
a Tanggal dan waktu terdaftar di tempat penerimaan pasien
rawat inap/ rawat jalan/ gawat darurat
a Nama rumah sakit (tertera pada kop formulir : nama,
alamat, telepon, kota)
13
Data klinis dapat diartikan sebagai data hasil pemeriksaan,
pengobatan, perawatan yang dilakukan oleh praktisi kesehatan dan
penunjang medis terhadap pasien baik pasien rawat inap, rawat
jalan, maupun rawat darurat.
Data yang bersifat rahasia (confidential) tidak dapat
dibuka kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang
bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan
atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi
tersebut. Basis data rekam kesehatan pelayanan akut mencakup :
~ Pendaftaran
~ Riwayat penyakit
~ Riwayat pemeriksaan fisik
~ Observasi klinis
~ Perintah dokter
~ Laporan dan hasil prosedur diagnostik dan terapeutik
~ Laporan konsultasi
~ Ringkasan riwayat pulang
~ Instruksi untuk pasien
~ Izin, otorisasi dan pernyataan
Semua keluaran dari formulir pemeriksaan mengahsilkan
data klinis, kecuali tentang izin, otorisasi dan pernyataan yang
dikategorikan sebagai data administratif. Setiap masukan
data/informasi klinis wajib mencantumkan nama lengkap tenaga
kesehatan dan penunjang medis terkait serta tanggal pemberian
pelayanan kesehatan terhadap pasien (Sugiarto, 2015).
Berdasarkan Permenkes Nomor 269/ MENKES/ PER/ III/ 2000 isi
rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
1) Identitas pasien;
2) Tanggal dan waktu;
14
3) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
4) Hasil Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang;
5) Diagnosis;
6) Rencana Penatalaksanaan;
7) Pengobatan dan/ atau tindakan;
8) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
9) Untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik ; dan
10) Persetujuan tindakan (bila diperlukan).
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari,
sekurang-kurangnya memuat :
1) Identitas pasien;
2) Tanggal dan waktu;
3) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
4) Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang;
5) Diagnosis;
6) Rencana Penatalaksanaan;
7) Pengobatan dan/ atau tindakan;
8) Persetujuan tindakan (bila diperlukan);
9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;
10) Ringkasan pulang;
11) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
12) Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tertentu;
13) Untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
15
1) Identitas pasien;
2) Kondisi pasien saat tiba;
3) Identitas pengantar pasien;
4) Tanggal dan waktu;
5) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
6) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
7) Diagnosis;
8) Pengobatan dan/ atau tindakan;
9) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
unit gawat darurat rencana tindak lanjut;
10) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
11) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain;
12) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
16
4. Perkataan tuan, saudara, bapak tidak dicantumkan dalam
penulisan nama pasien.
17
b. Sistem Penomoran
Sistem penomoran merupakan tata cara penulisan nomor
yang diberikan kepada pasien yang berobat ke institusi pelayanan
kesehatan sebagai bagian identitas pasien yang bersangkutan. Hal
ini bertujuan untuk :
Petunjuk dari pemilik DRM masing-masing pasien dan
identitas pasien.
Memudahkan dalam penyimpanan DRM.
Memudahkan dalam menemukan kembali DRM.
18
medis yang lalu digabungkan dan disimpan di dalam berkas
rekam medis dengan nomor yang paling baru. Apabila
dokumen yang lama telah dipindahkan, maka tempat lama
diberi petunjuk keluar atau out guide.
c. Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Penyimpanan DRM bertujuan untuk mempermudah dan
mempercepat ditemukan kembali DRM yang disimpan dalam rak
filing. Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan DRM, sistem
penyimpanan DRM dibagi menjadi dua, yaitu (Hatta, 2009) :
1. Sistem Penyimpanan Secara Sentralisasi
Sistem penyimpanan DRM secara sentral yaitu suatu sistem
penyimpanan DRM dengan cara menyatukan formulir-
formulir rekam medis milik seorang pasien kedalam satu
kesatuan (folder) baik pasien tersebut pasien rawat inap
maupun rawat jalan. Dengan sistem ini, terjadinya duplikasi
DRM dapat dihindari dan biaya yang diperlukan lebih sedikit.
Data-data pasien juga dapat berkesinambungan karena
menyatu dalam satu folder, sehingga riwayat penyakitnya
dapat terbaca secara keseluruhan.
2. Sistem Penyimpanan Secara Desentralisasi
Sistem penyimpanan DRM secara desentralisasi yaitu suatu
sistem penyimpanan dengan cara memisahkan milik seorang
pasien antara DRM rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat
pada folder tersendiri dan atau tempat tersendiri. Sistem
penyimpanan ini dapat mengurangi beban kerja petugas dan
menjadikan pelayanan lebih efisien, sehingga pasien mendapat
pelayanan yang lebih cepat.
d. Sistem Penjajaran Dokumen Rekam Medis
DRM yang disimpan dalam rak penyimpanan tidak
ditumpuk melainkan disusun berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Ada tiga cara penjajaran DRM, yaitu :
19
1. Straight Numerical Filing (SNF)
Sistem penjajaran dengan nomor langsung yaitu suatu sistem
penyimpanan DRM dengan mensejajarkan folder DRM
bedasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya pada rak
penyimpanan. Contoh :
46-50-23 47-51-50 50-50-50
46-50-24 47-51-51 50-50-51
46-50-25 47-51-52 50-50-52
2. Middle Digit Filing (MDF)
Sistem penjajaran dengan sistem angka tengah atau MDF yaitu
suatu sistem penyimpanan DRM dengan mensejajarkan folder
DRM bedasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka
kelompok tengah. Dalam sistem ini, dua angka yang terletak di
tengah sebagai angka pertama, dua angka yang paling kiri
menjadi angka yang kedua, dan dua angka yang paling kanan
menjadi angka ketiga. Contoh :
58-78-96 58-78-99 59-78-02
58-78-97 59-78-00 59-78-03
58-78-98 59-78-01 59-78-04
3. Terminal Digit Filing (TDF)
Sistem penjajaran terminal digit filing adalah sistem
penyimpanan DRM dengan mensejajarkan folder DRM
bedasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka
kelompok akhir. Dua angka yang terletak paling kanan
merupakan angka pertama, dua angka yang terletak di tengah
merupakan angka kedua, dan dua angka yang terletak paling
kiri merupakan angka ketiga. Contoh :
50 93 26
Angka angka angka
Ketiga kedua pertama
(tertiary (secondary (primary
20
digits) digits) digits)
95-05-26 98-05-26 01-06-26
96-05-26 99-05-26 02-06-26
97-05-26 00-06-26 03-06-26
e. Sistem Retensi dan Pemusnahan Rekam Medis
Sistem retensi adalah sistem yang mengatur jangka waktu
penyimpanan berkas rekam medis (bukan sistem yang mengatur
tata cara pemusnahan rekam medis). Sedangkan pemusnahan
merupakan proses penghancuran formulir-formulir yang terdapat
dalam berkas RM yang sudah tidak mengandung nilai guna.
Retensi dan pemusnahan berkas rekam medis sangat perlu untuk
dilakukan, karena pertambahan DRM yang tidak diimbangi
dengan pertambahan luas ruang penyimpanan dokumen (Hatta,
2016).
Dasar hukum yang mengatur retensi dan pemusnahan
yaitu Kep.DIRJEN Yanmed No.78 / RS / Umdik / Ymu /I / tahun
1991 : Petunjuk Pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit dan
Surat Edaran DIRJEN Yanmed No.HK.00.05.1.5.01160 tahun
1995 : Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir RM Dasar dan
Pemusnahan Arsip RM di Rumah Sakit. Alur proses penyusutan
dan pemusnahan berkas rekam medis adalah seperti pada gambar
berikut (Amsyah, 2005) :
21
Penyusutan RM
RM Aktif Dilestarikan
RM Tidak
Ada Nilai
Guna Dimusnahkan
22
2.2.6 Pengelolaan Dokumen Rekam Medis
a. Pendaftaran
1. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
TPPRJ adalah tempat pendaftaran pasien rawat jalan
yang mempunyai tugas pokok menerima pasien yang berobat
di rawat jalan dan mencatat pendaftaran pasien (registrasi).
Menyediakan formulir-formulir rekam medis dalam folder
DRM, memberi informasi tentang pelayanan-pelayanan di
rumah sakit yang bersangkutan (Ali, 2016).
Alur prosedur di TPPRJ dibagi menjadi dua yaitu pasien
baru dan pasien lama. Pasien lama juga dibedakan menjadi dua
yaitu pasien lama bawa KIB dan pasien lama tidak bawa KIB
(Ali, 2016).
23
6) Petugas mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu
poliklinik yang sesuai.
7) Petugas mengirimkan DRM ke potiklinik yang sesuai
dengan menggunakan buku ekspedisi.
Pelayanan kepada pasien lama :
1) Petugas menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau
tidak.
2) Bila membawa KIB maka mencatat nama dan nomor rekam
medisnya pada tracer untuk dimintakan DRM lama
kebagian filing.
3) Bila tidak membawa KIB, maka petugas menanyakan nama
dan alamatnya untuk dicari di KIUP.
4) Petugas mencatat nama dan nomor rekam medis yang
ditemukan di KIUP pada tracer untuk dimintakan DRM ke
bagian filing.
5) Petugas mempersilahkan pasien baru untuk membayar di
loket pembayaran.
6) Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan
dengan peraturan dan prosedur asuransi penangung biaya
pelayanan kesehatan.
Formulir-formulir yang digunakan di TPPRJ :
1) KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), untuk mencatat dan
mengindeks identitas pasien.
2) KIB (Karu Identitas Berobat), untuk untuk mencatat
identitas pesien kemudian diserahkan kepada pasien.
3) Formulir rekam medis untuk pelayanan pasien rawat jalan
dalam folder DRM baru untuk mencatat identitas lengkap
pasien baru yang mendaftar
4) Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, untuk
mencatat kegiatan pendaftaran pasien.
24
5) Buku catatan penggunaan nomor rekam medis, untuk
mencatat penggunaan dan mengontrol nomor rekam medis.
6) Buku catatan penggunaan formulir rekam medis, untuk
mencatat penggunaan dan mengontrol formulir rekam
medis
7) Tracer, untuk mencatat permintaan DRM lama ke fungsi
filing (sebagai media komunikasi).
8) Buku ekspedisi untuk mencatat serah terima DRM sebagai
bukti serah terima.
25
4) Bersama keluarga pasien, Petugas menegosiasikan untuk
menetapkan kelas perawatan.
5) Petugas membuatkan surat persetujuan rawat inap untuk
diisi oleh keluarga pasien.
6) Petugas memberi tahu bangsal rawat inap yang
bersangkutan untuk menyiapkan ruangan
7) Petugas menyediakan kelengkapan formulir rawat inap
sesuai dengan jenis penyakitnya agar dapat digunakan
pelayanan klinis URI.
26
5) Petugas menyediakan kelengkapan formulir rawat inap
sesuai dengan jenis penyakitnya agar dapat digunakan
pelayanan klinis di Unit Rawat Inap.
6) Petugas mencatat kemudian menyerahkan KIB kepada
pasien.
7) Petugas menyimpan KIUP dan selanjutnya diserahkan ke
TPPRJ untuk disimpan.
8) Petugas mencatat dan menyimpan buku Register
pendaftaran pasien rawat inap.
9) Petugas mencatat hasil pemeriksaan klinis ke formulir
rekam medis rawat inap.
10) Petugas mencatat penggunaan nomor rekam medis pada
buku catatan penggunaan nomor rekam medis.
27
(emergency), namun tidak jarang pasien datang dalam keadaan
tidak darurat, tetapi darurat waktunya yaitu pasien yang datang
pada waktu malam hari pada waktu loket pendaftaran tidak
dibuka (Hardianto, 2018). Alur Prosedur pelayanan Unit
Gawat Darurat (UGD) (Hardianto, 2018) :
1) Menyiapkan formulir-formulir rekam medis dan nomor
rekam medis setiap hari.
2) Menyiapkan map DRM gawat darurat lengkap setiap kali
ada pasien datang.
3) Mencatat hasil-hasil pelayanan klinis pada formulir gawat
darurat.
4) Bila dirujuk ke Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP),
membuat surat permintaan pemeriksaan penunjang sesuai
bagian yang dikehendaki.
5) Menempelkan hasil pemeriksaan penunjang atau
dilampirkan dalam map DRM rawat inap pasien.
6) Bila dirujuk ke pelayanan khusus, mencatat perintah
tersebut pada formulir perjalanan penyakit rawat inap.
7) Melampirkan semua formulir rekam medis hasil pelayanan
khusus tersebut pada map DRM rawat inap pasien.
8) Bila dikonsultasikan dengan dokter lain, mencatat pada
formulir konsultasi dan jawaban konsultasi dicatat pada
formulir yang sama.
28
b. Assembling
Arti kata assembling adalah perakitan DRM dengan
29
2) Digunakannya buku ekspedisi untuk serah terima DRM;
3) Buku catatan penggunan nomor;
4) Buku catatan penggunaan formulir;
5) Lembar pemantauan kelengkapan DRM;
6) Analisa kuantitatif;
7) Alat tulis kantor (ATK) misalnya pembolong kertas
(perforator), gunting, sablon, alat tulis sablon (rotring 0,8 mm);
8) Perlengkapan kantor furnitur (meja, kursi, rak kertas, rak
sortir), alat komunikasi (telpon);
9) Perlengkapan lain untuk menjaga kebersihan seperti tempat
sampah.
c. Koding
Koding adalah pemberian kode dengan menggunakan huruf
atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili
komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di
dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks
agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk
menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang
kesehatan (Indradi, 2014).
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO bertujuan untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan
faktor yang mempengaruhi kesehatan. Penetapan diagnosis
seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung jawab
dokter (tenaga medis) yang terkait. Dalam pengisian diagnosis
harus lengkap dan jelas sesuai dengan ketentuan yang ada di ICD
X dan kode tindakan sesuai dengan ICD9-CM (Indradi, 2014).
d. Indeksing
Adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah
dibuat ke dalam indeks-indeks. Indeks merupakan suatu petunjuk
30
yang memberikan referensi kepada pengguna. Indeks dapat dibuat
dalam format manual (kertas) atau elektronik. Di dalam indeks
tidak boleh mencantumkan nama pasien. Beberapa jenis indeks
(Indradi, 2014), yaitu :
1) Indeks Utama Pasien (IUP)
Indeks Utama Pasien adalah daftar permanen yang
mengandung nama semua pasien yang pernah terlayani dan
terfasilitasi pelayanan kesehatan. Berfungsi sebagai alat
pelacak data pasien dan sarana komunikasi antar bagian dalam
pelayanan kesehatan pasien.
IUP digunakan untuk mengidentifikasi semua pasien yang
pernah mendapat pelayanan dan merupakan catatan nomor
rekam medis mereka berkaitan dengan nama pasien sebagai
kuncinya. Informasi yang terdapat pada IUP tergantung pada
kebutuhan rumah sakit. IUP hanya dibuat disaat pasien
pertama kalinya terdaftar di sarana pelayanan kesehatan
(Indradi, 2014).
IUP Berisi data identitas sosial pasien dan bersifat
permanen. Untuk menjaga kerahasiaan dan informasi pribadi
pasien, maka diagnosis pasien tidak dicantumkan (Indradi,
2014).
Hal yang harus ada dalam IUP :
Nama Lengkap (nama keluarga & nama sendiri) garis
bawahi nama keluarga;
Alamat lengkap;
Nomor RM;
Tempat & tanggal lahir (hari, bulan, tahun);
Informasi identitas lain; nama ibu, nama bapak, pekerjaan,
agama, jenis kelamin, dll.
Tanggal masuk & keluar rawat (untuk pasien rawat inap)
atau tanggal kunjungan (pasien rawat jalan).
31
32
2) Indeks Penyakit (Diagnosis) dan Operasi
Merupakan satu kartu katalog yang berisi kode operasi
pasien yang berobat dirumah sakit. Kode diagnostik
menggunakan sistem klasifikasi ICD-10. Informasi yang ada
didalamnya (Ali, 2016) :
Nomor kode;
Judul, bulan, tahun;
Nomor pasien;
Jenis kelamin;
Umur;
Dokter bedah;
Dokter anestesi;
Hari pre operasi;
Post operasi;
Status keluar (meninggal/ sembuh/ cacat).
3) Indeks dokter
Merupakan satu kartu katalog yang berisi nama dokter
yang memberikan pelayanan medik kepada pasien. Indeks ini
berfungsi sebagai referensi yang menghubungkan antara kasus
medis dengan dokter yang mengobati. Kegunaan :
i. Untuk menilai pekerjaan dokter
ii. Bukti pengadilan
Kode dokter;
Nomor rekam medis;
Diagnosis;
Operasi;
Rujukan/ keterangan untuk surat permintaan tindakan/
pengobatan;
Tanggal pasien masuk rawat dan keluar;
33
Gender;
Usia pasien.
4) Indeks kematian
Merupakan satu kartu katalog yang berisi nama pasien
yang meninggal di rumah sakit. Informasi yang ada di dalam
indeks kematian yaitu (Citra, 2011):
- Nomor rekam medis;
- Jenis kelamin;
- Umur;
- Kematian : kurang dari 48 jam/ lebih dari 48 jam; kurang
dari sejam post operasi;
- Dokter yang merawat;
- Penyebab kematian;
- Hari perawatan;
- Wilayah/ daerah.
e. Filing
Filing adalah suatu bagian di unit rekam medis yang
mempunyai tugas pokok menyimpan DRM dengan metode
tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan DRM. Alur
prosedur di tempat filing (Citra, 2011) :
1) Menerima KK dan DRM yang sudah lengkap dan sudah
diberi kode dan fungsi koding indeksing.
2) Menerima KK dan DRM yang sudah lengkap dan sudah
diberi kode dan fungsi koding indeksing.
3) Menggunakan halaman sebaliknya KK yang sudah tidak
terpakai untuk digunakan sebagai formulir tracer.
4) Menyediakan DRM yang dibutuhkan setelah menerima
tracer.
5) Mencatat penggunaan DRM pada buku catatanpenggunaan
DRM
34
6) Menandatangani dan meminta tanda tangan penerima DRM
pada buku catatan penggunaan DRM.
7) Melakukan penyisiran untuk mengembalikan DRM yang
salah letak.
8) Melakukan retensi DRM.
9) Bersama tim pemusnah rekam medis melaksanakan kegiatan
pemusnahan.
10) Menghitung tingkat kebandelan terhadap pencatatan
kelengkapan isi DRM perbulan.
11) Menghitung tingkat kehilangan DRM.
Formulir-formulir yang digunakan di tempat filing :
1. Tracer yang dapat digunakan untuk :
a. Petunjuk keberadaan DRM yang diambil dari rak filing.
b. Penghitung tingkat penggunaan DRM.
2. Catatan pengguna DRM untuk bukti serah terima
peminjaman DRM dari filing dan sebagai alat kontrol
penggunaan tracer.
3. Folder DRM kosong untuk mengganti folder DRM yang
sudah rusak.
35
BAB III
1. Identitas
1. Nama Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Selasih Kab. Pelalawan Riau
2. Kode RS 1404014
3. TGL Registrasi RS 10/01/2007
4. Jenis Kelas RS RSUD SELASIH RSU C
5. Direktur RS dr. Chairul Hamdi, M.Kes
6. Penyelenggara Pemda Kabupaten Pelalawan
7. Unit Pelaksanaan Tugas Dinas Kesehatan Kabupaten
8. Daerah (UPTD) Pelalawan
9. Luas Tanah 50.000 m
10. Luas Bangunan 3200 m
11. No Surat Izin 137/DPM˗PTSP/RS/2017/01
12. Tanggal Surat Izin 24 Mei 2017
13. Surat Izin Dari Badan Penanaman Modal Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMP2T)
14. Izin Sementara
15. Masa Berlaku Surat Izin 5 Tahun
16. Pentahapan Akreditasi Pentahapan III (16 Pelayanan)
17. Status Akreditasi Lulus
36
18. Alamat Jl. Rumah Sakit No. 01 Pangkalan
Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi
Riau.
Kode Pos 28300
Website www.rsudselasihpelalawan.go.id
Email rsudselasih@yahoo.com
37
3.1.2 Sejarah RSUD Selasih
pada tahun 2000 awalnya hanya sebuah puskesmas perawatan plus yang
dengan membuat master plan dan studi pendahuluan rumah sakit atas
prakarsa dan inisiatif Bupati Pelalawan saat itu T. Azmun Ja’afar, SH.
terdiri dari satu gedung utama berlantai dua, gedung IGD, gedung operasi
dan gedung rawat jalan yang siap dibangun pada tahun 2004. Diresmikan
Gubernur Riau saat itu H.M Rusli Zainal, dengan izin penyelenggaraan atau
tahun 2005. Dengan status rumah sakit sebagai rumah sakit kelas C
38
141/MENKES/I/SK/2007 Tentang peningkatan kelas rumah sakit umum
pelayanan rawat inap dengan dibukanya instalasi rawat inap paru dan
pada bulan april 2014 ruangan ICU/ICCU dan ruangan VIP dan kelas I
Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Pada tahun 2017 sesuai dengan Peraturan
39
Pelalawan berada dibawah Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD)
40
e. Melaksanakan prinsip dasar tata kelola Badan Layanan
kepada masyarakat.
41
3.1.4 Angka Kunjungan Pasien
pasien rawat jalan meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015 dan
angka kunjungan rawat inap dan IGD terus mengalami peningkatan dari
tahun 2014 hingga tahun 2016, namun terjadi sedikit penurunan pada
tahun 2017. Dari keterangan tersebut diketahui arsip rekam medis yang
42
Sedangkan angka kunjungan pasien lama yang berobat di Badan
pasien rawat jalan dari tahun 2014 terus mengalami peningkatan hingga
tahun 2017. Sedangkan angka kunjungan pasien rawat inap dan IGD tahun
2014 hingga 2016 mengalami penurunan dan sedikit meningkat pada tahun
2017. Dari keterangan tersebut diketahui angka arsip rekam medis yang
dilakukan temu kembali per tahunnya, dari tahun 2014 sampai tahun 2017.
43
3.2 PENGELOLAAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
DI RSUD SELASIH
3.2.1 Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien di RSUD Selasih dimulai sejak saat pasien
melakukan registrasi. Pada proses ini, petugas pasti menanyakan
mengenai data sosial pasien, seperti nama, alamat lengkap, tempat
tanggal lahir, umur, penanggung jawab pembayaran, dll. Identifikasi
pasien sangat diperlukan agar dalam pemberian perawatan kepada
pasien tidak keliru dengan pasien yang mungkin mempuyai kesamaan.
44
xii. Nama-nama wanita.
Nama wanita yang menggunakan nama ayahnya diindeks
dengan nama ayahnya/ nama wanita yang sudah bersuami
diindeks dengan nama suaminya.
Contoh : Anna Mantovani
Aminah Sutrisno
Diindeks : Mantovani, Anna
Sutrisno, Aminah
xiii. Nama bayi
Bila terjadi seorang bayi baru lahir hingga saat pulang
belum mempunyai nama, maka penulisannya adalah di
belakang nama ibu yang melahirkan, By. Ny.
Contoh : Nama ibu = Ny. Sumini
Dindeks : Sumini, By. Ny.
xiv. Untuk membedakan orang laki-laki/ perempuan
menurut golongan umur dan status perkawinan, dibelakang
nama dituliskan An. (anak), Nn. (nona), Sdr. (saudara), Bp.
(bapak), Ny. (nyonya).
Contoh : Zidan Tama (5 th)
Diindeks : Zidan Tama, An.
b. Nama-nama orang suci dan Haji menjadi bagian dari nama.
Contoh : FX. Suharjo
Hj. Alifah Lestari
Diindeks : Suharjo, FX
Alifa Lestari, Hj.
c. Gelar-gelar
i. Gelar bangsawan merupakan bagian dari indeks seperti
nama suci, baptis atau haji.
Contoh : Teuku Umar
Diindeks : Umar, Teuku
45
ii. Gelar kesarjanaan seperti SH, Drs. dan sebagainya bukan
merupakan bagian dalam mengindeks gelar-gelar
kesarjanaan tersebut ditempatkan di belakang nama dalam
tanda kurung.
Contoh : Sumarno Notonegoro, SH.
Diindeks : Notonegoro, Sumarno (SH)
iii. Pangkat dan jabatan tidak termasuk gelar, jika hal tersebut
benar-benar diperlukan dapat diindeks sebagai berikut :
Contoh : Mayor Ali Sadikin
Diindeks : Ali Sadikin (Mayor)
2. Sistem Penomoran Rekam Medis
Penomoran rekam medis di RSUD Selasih dilakukan dengan
sistem penomoran secara unit atau Unit Numbering System.
Sehingga satu pasien baik rawat inap maupun rawat jalan
mendapatkan satu nomor rekam medis yang digunakan untuk
selamanya. Namun dalam praktiknya, masih ditemukan satu pasien
memiliki beberapa nomor rekam medis dikarenakan proses
identifikasi yang mungkin kurang teliti.
3. Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Penyimpanan rekam medis di RSUD Selasih menggunakan
sistem desentralisasi. Dimana pasien rawat jalan dan rawat inap
disimpan secara terpisah. Sistem ini menjadikan pelayanan lebih
efisien dan beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Akan tetapi, sistem ini juga yang menyebabkan duplikasi dalam
pembuatan rekam medis.
4. Sistem Penjajaran Rekam Medis
Di RSUD Selasih dalam mensejajarkan DRM menggunakan
sistem angka akhir atau Terminal Digit Filing (TDF). Penyimpanan
dengan menggunakan sistem ini dapat mengurangi kekeliruan
dalam menyimpan (missfile), karena petugas hanya fokus terhadap
46
dua angka, sehingga pelayanan kepada pasien dapat dilakukan
dengan lebih cepat.
5. Sistem Retensi dan Pemusnahan
Di RSUD Selasih, proses retensi dilaksanakan dengan
memilah berkas rekam medis yang masih aktif. Kemudian
dilakukan pemindahkan berkas rekam medis aktif menjadi inaktif
dan dipilah, berkas rekam medis yang masih memiliki nilai guna
disimpan. Berkas inaktif disimpan selama dua tahun, setelah itu
petugas membuat daftar pertelaan pasien yang diinput ke komputer
yang bertujuan untuk mempermudah pencarian berkas yang
dimusnahkan. Setelah itu baru berkas dimusnahkan.
47
1) Pasien mengambil nomor antrian
2) Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju
loket dan meyerahkan KIB serta membayar karcis yang
berada di unit rawat jalan
3) Pasien dipersilakan menunggu ke poliklinik yang dituju
4) Petugas memasukkan data kunjungan pasien ke
komputer
iii. Pasien BPJS
Ketentuannya adalah pasien membawa kartu BPJS dan
rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat I ke poliklinik yang
dituju.
1) Pasien mengambil nomor antrian
2) Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju
loket dan meyerahkan KIB apabila pasien lama dan
menyerahkan kartu identitas apabila pasien baru
3) Pasien menyerahkan kartu BPJS dan surat rujukan
4) Pasien dipersilakan menunggu ke poliklinik yang dituju
5) Petugas memasukkan data kunjungan pasien ke
komputer
b. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
Ada dua jenis pasien yang mendaftar di TPPRI, yaitu pasien dari
Poliklink dan pasien UGD. Alurnya adalah sebagai berikut :
a. Pasien dari poliklinik
1) Pasien/ keluarga yang mengantar mengisi formulir
pemilihan kelas perawatan dan menyerahkan DRM dan
surat rujukan rawat inap yang dibawa dari poliklinik
2) Petugas menanyakan cara pembayaran kepada pasien/
keluarga yang mengantar, menggunakan jaminan
kesehatan atau umum
3) Petugas menanyakan kelas perawatan yang dikehendaki
dan menjelaskan fasilitas yang ada
48
4) Petugas meminta tanda tangan pasien/ keluarga yang
mengantar
5) Petugas memesan kamar dengan menelfon pihak
bangsal untuk menyiapkan tempat tidur
6) Petugas memasukkan data-data pasien dan kelas
perawatan yang dikehendaki beserta diagnosa pasien
7) Surat rawat inap dan gelang pasien dicetak dan
diserahkan kepada portir untuk diantar ke ruang
perawatan
8) Petugas mencatat data pasien yang telah mendaftar di
buku register rawat inap
ii. Pasien dari UGD
1) Pihak yang bertanggung jawab atas pasien mengisi
formulir pemilihan kelas perawatan
2) Petugas menanyakan nama pasien guna mencari nomor
rekam medis dan diagnosa pasien
3) Petugas menanyakan cara pembayaran kepada pihak
yang bertanggung jawab atas pasien, menggunakan
jaminan kesehatan atau umum
4) Petugas menanyakan kelas perawatan yang dikehendaki
dan menjelaskan fasilitas yang ada
5) Petugas meminta tanda tangan pihak yang bertanggung
jawab atas pasien
6) Petugas memesan kamar dengan menelfon pihak
bangsal untuk menyiapkan tempat tidur
7) Petugas memasukkan data-data pasien dan kelas
perawatan yang dikehendaki beserta diagnosa pasien
8) Surat rawat inap dan gelang pasien dicetak dan
diserahkan kepada portir untuk diantar ke ruang
perawatan
49
9) Petugas mencatat data pasien yang telah mendaftar di
buku register rawat inap
c. Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD)
1) Menanyakan kepada pihak yang mendaftar apakah pasien
pernah berkunjung ke rumah sakit sebelumnya
2) Jika sudah pernah, petugas meminta KIB atau menyakan
nama dan alamat pasien untuk mencari nomor rekam
medisnya
3) Jika pasien baru, maka petugas meminta kartu identitas
pasien ataupun mewawancarai tentang data-data pasien
4) Setelah semua data dimasukkan ke komputer dan nomor
rekam medis pasien sudah ada, petugas mencetak lembar
masuk darurat dan diserahkan ke dokter jaga
5) Petugas mencatat pasien yang telah mendaftar di buku
register rawat darurat
2. Assembling
Di tempat assembling, DRM dari bangsal dirakit dan
diperiksa kelengkapan isinya. Alur pengelolaan di assembling di
RSUD Selasih adalah sebagai berikut :
1) Menerima dokumen rekam medis dari bangsal.
2) Mengecek kelengkapan dokumen dengan memeriksa satu persatu
kelengkapan CM 1-CM 15. CM 1a (Lembar masuk & keluar),
CM 2 (Riwayat Penyakit), CM 3 (Perjalanan Penyakit, Perintah
Dokter & Pengobatan), CM 4 (Catatan Perawat Tentang
Pemberian Obat), CM 5 (Rekam Asuhan Keperawatan), CM 5a
(Pengkajian Keperawatan), cm 5b (Asuhan Keperawatan), CM
5c (Implementasi), CM 5d (Evaluasi), danCM 15 (Resume).
3) Memasukkan data kelengkapan dokumen ke komputer
4) Apabila masih ada dokumen yang belum lengkap, maka :
» Petugas mencatat kekurangan dokumen di kartu kendali dan
ditempelkan di sampul DRM.
50
» Petugas mencatat ketidaklengkapan dokumen di buku
KLPCM yang berisi nomor rekam medis, nama, bangsal,
ketidaklengkapan, dokter penanggung jawab, tanggal
dikembalikan ke bangsal, dan tanggal diterima kembali.
» Dokumen yang tidak lengkap dicatat di buku ekspedisi dan
ditandatangani oleh petugas bangsal. Buku ekspedisi
berfungsi sebagai buku serah terima dokumen yang tidak
lengkap.
5) Dokumen yang sudah lengkap divalidasi secara komputerisasi
dan diberi tanda centang pada sampul DRM.
3. Koding
Penulisan kode diagnosis di RSUD Selasih dilakukan
berdasarkan International Statistical Classification of Disease and
Related Health. Problem (ICD-X). Sedangkan untuk pengkodean
tindakan yang diberikan kepada pasien dilakukan berdasarkan ICD9-
CM. Penulisan kode diagnosis pada dokumen rekam medis
dilakukan secara manual oleh petugas rekam medis dengan mencari
kode yang tepat pada buku ICD-X dan ICD9-CM.
Pada proses koding, untuk mengkonfirmasi diagnosa maupun
tindakan yang diberikan kepada pasien, petugas rekam medis
melakukan komunikasi dengan dokter yang telah diberi kewenangan
dalam memberi pengarahan kepada petugas koder. Komunikasi ini
tidak dilakukan dengan dokter penanggung jawab pasien
dikarenakan hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama.
4. Indeksing
Proses indeksing di RSUD Selasih dilakukan setelah berkas
melalui tahap assembling dan koding. Proses indeksing sudah
dilakukan secara komputerisasi, yaitu dengan memasukkan nomor
rekam medis. Dengan menmasukkan nomor rekam medis, data
sudah langsung bisa diproses menjadi beberapa indeks, yaitu indeks
51
pasien, indeks penyakit, indeks dokter, indeks kematian, dan indeks
operasi/ tindakan.
5. Filing
Filing merupakan suatu bagian di unit rekam medis yang
mempunyai tugas pokok menyimpan DRM dengan metode tertentu
sesuai dengan kebijakan penyimpanan DRM. Di RSUD Selasih,
proses penyimpanan dokumen dilakukan dengan menjajarkan
dokumen berdasarkan angka terakhir atau Terminal Digit Filing
(TDF). Sedangkan sistem penyimpanannya menggunakan sistem
desentralisasi dimana ruang filing untuk dokumen pasien rawat jalan
berada di dekat loket pendaftaran poliklinik dan ruang filing untuk
dokumen pasien rawat inap berada di ruang rekam medis.
52
2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
Permasalahan yang ditemukan di TPPRI yaitu petugas bagian
pendaftaran rawat inap merangkap dengan bagian informasi/
costumer service, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya
pelayanan yang diberikan. Terkadang dalam melakukan pelayanan
kepada pasien yang memesan ruang perawatan terganggu dengan
banyaknya telepon yang masuk ke pihak informasi/ costumer service
yang notabene satu petugas.
3. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Darurat (TPPGD)
Permasalahan yang ada di TPPGD yaitu DRM pasien rawat
jalan di IGD tidak disimpan menjadi satu dengan DRM rawat jalan.
Padahal, apabila pasien tersebut kontrol di poliklinik, DRM yang di
IGD sangat diperlukan untuk melihat kesinambungan informasi
medis pasien. Seharusnya, setelah pasien mendapat perawatan di
IGD, DRM pasien sebaiknya langsung disimpan di filing rawat jalan,
agar saat pasien kontrol, ada catatan medis yang sebelumnya.
3.3.2 ASSEMBLING
Permasalahan dalam proses assembling yaitu pengembalian
dokumen tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya yaitu 2x24 jam.
Selain itu, pengembalian dokumen tidak lengkap yang telah diserahkan
ke bangsal bisa menjadi sangat lama dikarenakan pihak bangsal
menunggu dokumen lain yang perlu dilengkapi. Sehingga apabila ada
dokumen yang tidak lengkap, tidak semua dikembalikan ke bangsal,
banyak yang mengisi ketidaklengkapannya adalah petugas rekam
medis, karena apabila dikembalikan lagi ke bangsal terkadang justru
tidak ada penyelesaiaanya.
3.3.3 KODING
Tidak ada permasalahan yang ditemukan pada proses koding.
53
3.3.4 INDEKSING
Tidak ada permasalahan yang ditemukan pada proses indeksing.
3.3.5 FILING
Penyimpanan DRM rawat jalan di RSUD Selasih ada dua, yaitu
di Poliklinik Eksekutif dan Poliklinik Non Eksekutif. Hal tersebut juga
menimbulkan terpisahnya catatan medis pasien, dan juga apabila pasien
sebelumnya berkunjung ke poliklinik non eksekutif kemudian
berukunjung ke poliklinik eksekutif, petugas harus mencari DRM
pasien yang ada di ruang filing poliklinik non eksekutif dan sebaliknya.
Hal tersebut memperlambat pelayanan yang diberikan karena jarak
ruang fili ng poliklinik eksekutif dengan ruang filing poliklinik non
eksekutif cukup jauh, dan juga hal tersebut bisa dilakukan berkali-kali
dalam satu hari.
Selain itu, penyimpanan yang ada di ruang filing poliklinik
eksekutif terkesan seaadanya, karena keterbatasan ruang penyimpanan
dan juga penjajaran dokumennya tidak sepenuhnya berurutan, sehingga
menyebabkan petugas juga kesulitan melakukan pengambilan kembali.
Permasalahan lainnya yaitu, banyak orang yang berlalu-lalang di
ruang filing, yang sebenarnya hal tersebut perlu dihindari untuk
menjaga kerahasiaan dan keamanan DRM. Di ruang filing poliklinik
non eksekutif, DRM banyak yang terpapar sinar matahari, sehingga
dokumen menjadi lebih cepat rusak. Di ruang filing juga tidak
dilengkapi dengan tracer, dikarenakan petugas merasa penggunaan
tracer membuat pelayanan menjadi lebih lambat, mengingat petugasnya
hanya satu orang.
54
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktik kerja lapangan di RSUD Selasih, penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Sistem penyelenggaraan rekam medis sudah dilakukan dengan sistem
komputerisasi.
2. Identifikasi pasien dilakukan saat proses registrasi.
3. Sistem Penomoran rekam medis menggunakan Unit Numbering System
(UNS).
4. Sistem penyimpanan rekam medis yaitu sistem desentralisasi, dimana
penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap dan rawat jalan dipisah.
5. Sistem penjajaran rekam medis menggunakan sistem Terminal Digit
Filing (TDF).
6. KIUP sudah dibuat dalam sistem komputerisasi.
7. Kegiatan memvalidasi kebenaran data kelengkapan pengisian rekam
medis dalam proses assembling sudah dilakukan secara komputerisasi.
8. Proses indeksing sudah dilakukan secara komputerisasi.
9. Pengkodean penyakit dilakukan sesuai dengan ICD-X dan koding untuk
tindakan sesuai dengan ICD9-CM.
10. Untuk mengkonfirmasi diagnosa dan tindakan dilakukan komunikasi
dengan dokter yang telah diberi kewenangan.
4.2 SARAN
1. Sebaiknya di RSUD Selasih petugas rekam medisnya ditambah.
2. Sebaiknya ruang filing poliklinik non eksekutif dihindarkan dari paparan
sinar matahari yang berlebih agar dokumen tidak mudah rusak. Dan
keeksklusifan ruang filing lebih ditingkatkan untuk menjaga keamanan
dan kerahasiaan dokumen rekam medis.
55
3. Sebaiknya, di tempat pendaftaran pasien gawat darurat dilengkapi dengan
alat pencetak KIB, sehingga pasien yang baru bisa langsung dibuatkan
KIB.
4. Dokumen rekam medis pasien rawat jalan di IGD sebaiknya disimpan di
ruang filing rawat jalan agar informasi medis pasien dapat
berkesinambungan.
56
DAFTAR PUSTAKA
57