Anda di halaman 1dari 17

[27/10 11:55 PM] +62 895-3372-54731: Tentu, berikut materi yang lebih panjang mengenai tujuan

filsafat pendidikan:

**Materi: Tujuan Filsafat Pendidikan**

Filsafat pendidikan adalah disiplin ilmu yang mendalami dan merumuskan dasar-dasar pemikiran dan
praktik pendidikan. Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang arti,
nilai, dan tujuan pendidikan dalam masyarakat. Berikut ini beberapa tujuan filsafat pendidikan yang
lebih mendalam:

1. **Pengembangan Pemikiran Kritis**: Filsafat pendidikan mendorong pengembangan kemampuan


pemikiran kritis pada individu. Ini bukan hanya tentang mengajarkan apa yang harus dipikirkan, tetapi
bagaimana memikirkan. Melalui penggunaan logika dan argumen yang kuat, filsafat pendidikan
membantu individu untuk menganalisis dengan lebih mendalam argumen dan pandangan yang
mendasari praktik pendidikan. Dengan pemikiran yang lebih kritis, kita dapat merumuskan pertanyaan-
pertanyaan kunci yang membawa kita lebih dekat ke pemahaman yang lebih baik tentang pendidikan.

2. **Refleksi Mendalam**: Salah satu tujuan utama filsafat pendidikan adalah merangsang refleksi
mendalam. Para pemikir pendidikan diminta untuk merenung secara kritis tentang tujuan-tujuan
pendidikan dan bagaimana tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan
tentang makna sejati dari pendidikan, tujuan-tujuan pendidikan yang paling penting, dan nilai-nilai yang
harus diterapkan dalam proses pendidikan. Dengan refleksi mendalam, kita dapat mencapai tingkat
pemahaman yang lebih dalam tentang esensi pendidikan.

3. **Kontroversi dan Perdebatan**: Filsafat pendidikan menciptakan forum untuk kontroversi dan
perdebatan. Ini sangat penting untuk menghadirkan berbagai pandangan, konsep, dan ideologi yang
berbeda dalam pendidikan. Dalam perdebatan, kita dapat menjelajahi dan mempertanyakan
pemahaman yang ada serta merumuskan pandangan baru tentang pendidikan. Dengan demikian,
filsafat pendidikan membuka pintu untuk pemikiran inovatif dan penemuan yang dapat meningkatkan
sistem pendidikan.

4. **Pemahaman Terhadap Isu-isu Kontemporer**: Filsafat pendidikan juga bertujuan membantu


masyarakat dalam memahami dan merespons isu-isu pendidikan kontemporer. Dalam dunia yang terus
berubah, pendidikan harus merespons tantangan dan peluang yang muncul, seperti dampak teknologi
dalam pendidikan, inklusi pendidikan, keadilan pendidikan, dan perubahan dalam kebutuhan kerja.
Filsafat pendidikan memungkinkan kita untuk mengembangkan pandangan yang bijak dan responsif
terhadap isu-isu tersebut.

5. **Perbaikan Praktik Pendidikan**: Filsafat pendidikan memberikan kerangka kerja yang kuat untuk
mengevaluasi dan meningkatkan praktik pendidikan. Ini melibatkan identifikasi aspek-aspek yang
mungkin kurang memadai, kontradiktif, atau bahkan merugikan dalam sistem pendidikan. Dengan
pemikiran filosofis, kita dapat mencari solusi yang lebih baik dan lebih bijak, yang dapat membawa
perbaikan nyata dalam pendidikan.

6. **Pemahaman Terhadap Hubungan Manusia dan Pengetahuan**: Filsafat pendidikan bertujuan


untuk memahami bagaimana manusia berinteraksi dengan pengetahuan. Hal ini mencakup pertanyaan
tentang bagaimana pengetahuan diperoleh, disimpan, dan digunakan dalam proses pendidikan.
Pemahaman tentang hubungan ini dapat membantu dalam mengembangkan pendekatan yang lebih
efektif dalam pengajaran dan pembelajaran.

7. **Pengembangan Visi Pendidikan**: Melalui pemahaman yang lebih mendalam, filsafat pendidikan
membantu dalam pengembangan visi dan tujuan pendidikan yang lebih kuat. Visi pendidikan ini harus
mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi masyarakat yang lebih besar. Dengan visi yang kuat, kita dapat
membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan, yang memenuhi kebutuhan
individu dan masyarakat secara lebih baik.

Dengan mendalamnya pemahaman dan refleksi ini, filsafat pendidikan memberikan landasan yang
kokoh untuk perubahan dan perbaikan dalam pendidikan, yang pada gilirannya dapat membawa
manfaat besar bagi masyarakat dan generasi mendatang.

[27/10 11:59 PM] +62 895-3372-54731: Tentu, mari kita uraikan lebih rinci tentang kesalahpahaman
yang sering muncul terkait peranan dan fungsi filsafat:

1. **Filsafat sebagai Disiplin Tanpa Manfaat Praktis**: Kesalahpahaman ini muncul karena sebagian
orang melihat filsafat sebagai disiplin yang hanya berkutat pada konsep-konsep abstrak yang tampaknya
tidak memiliki aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Namun, filsafat memberikan landasan
penting untuk memahami nilai-nilai, etika, dan prinsip-prinsip yang membimbing tindakan kita. Melalui
filsafat, kita dapat mengembangkan pandangan yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan tindakan
yang lebih bermakna.
2. **Filsafat Hanya untuk Para Filosof**: Kesalahpahaman ini timbul karena ada anggapan bahwa filsafat
hanya relevan bagi mereka yang secara profesional berkecimpung dalam filsafat. Padahal, filsafat adalah
alat yang tersedia bagi siapa pun yang ingin berpikir kritis dan merenungkan pertanyaan-pertanyaan
fundamental tentang eksistensi, pengetahuan, dan moralitas. Semua individu dapat menggunakan
prinsip-prinsip filsafat untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dan memahami aspek-
aspek penting dalam kehidupan mereka.

3. **Filsafat Hanya Membahas Pertanyaan Abstrak**: Kesalahpahaman ini muncul karena sebagian
orang beranggapan bahwa filsafat hanya mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat teoritis
dan abstrak yang tidak memiliki relevansi dalam dunia nyata. Faktanya, filsafat dapat menggali
pertanyaan-pertanyaan praktis yang berkaitan dengan tindakan sehari-hari, seperti bagaimana kita
seharusnya berperilaku, memimpin, dan berinteraksi dalam masyarakat. Filsafat membantu dalam
merumuskan kerangka kerja moral yang membimbing tindakan kita.

4. **Filsafat sebagai Penyebab Konflik**: Beberapa orang mungkin menganggap filsafat sebagai
penyebab konflik karena berpendapat bahwa tidak ada jawaban yang pasti dalam filsafat dan beragam
pandangan dapat muncul. Namun, peran filsafat sebenarnya adalah untuk mendorong dialog dan
refleksi yang mendalam. Meskipun perbedaan pendapat adalah bagian dari filsafat, itu sebenarnya
dapat membantu dalam merumuskan argumen yang lebih kuat dan memahami pandangan orang lain.

5. **Filsafat Tidak Menghasilkan Jawaban Definitif**: Kesalahpahaman ini muncul karena ada harapan
akan jawaban pasti dalam filsafat seperti dalam ilmu eksakta. Filsafat lebih fokus pada eksplorasi dan
analisis konsep, nilai, dan pemahaman daripada mencapai kesimpulan yang pasti. Namun, ini bukan
kelemahan, melainkan kekuatan filsafat. Ini memungkinkan untuk eksplorasi yang lebih luas dan
peningkatan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas isu-isu moral, epistemologis, dan
ontologis.

6. **Filsafat Hanya Membahas Isu-isu Moral**: Kesalahpahaman ini timbul karena etika adalah salah
satu subdisiplin penting dalam filsafat. Namun, filsafat mencakup banyak bidang lain seperti
epistemologi (pengetahuan), ontologi (realitas), estetika (keindahan), logika, dan filsafat politik. Ini
membuktikan bahwa filsafat bukan hanya tentang isu-isu moral, tetapi juga tentang penyelidikan
mendalam tentang berbagai aspek eksistensi dan pemahaman manusia.
7. **Filsafat sebagai Fakta Alternatif**: Beberapa orang mungkin menganggap bahwa filsafat
memungkinkan penciptaan "fakta alternatif" atau pandangan yang bersifat subjektif tanpa dukungan
empiris. Namun, filsafat tidak menciptakan fakta, melainkan menggali konsep, argumen, dan kerangka
kerja rasional yang dapat digunakan untuk memahami realitas dan mengembangkan gagasan. Filsafat
tidak menggantikan metode ilmiah dalam memahami fenomena fisik, tetapi ia menyediakan wadah
untuk refleksi mendalam tentang makna dan implikasi dari pengetahuan dan eksistensi.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang peranan dan fungsi filsafat membantu mengatasi
kesalahpahaman dan mengungkapkan kontribusi yang berharga yang filsafat dapat berikan dalam
merangsang pemikiran kritis, memahami nilai-nilai, dan membimbing tindakan dalam kehidupan sehari-
hari. Filsafat adalah alat berharga yang dapat membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar dan mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan dunia di sekitar kita.

[28/10 12:00 AM] +62 895-3372-54731: Tentu, mari jelaskan lebih rinci tentang kesalahpahaman
pertama yang sering muncul terkait filsafat:

**Kesalahpahaman 1: Filsafat sebagai Disiplin Tanpa Manfaat Praktis**

Kesalahpahaman ini sering muncul karena banyak orang melihat filsafat sebagai disiplin yang cenderung
bersifat teoretis, abstrak, dan terpisah dari realitas sehari-hari. Mereka mungkin bertanya, "Apa manfaat
nyata dari mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan filsafat ketika kita memiliki masalah dunia nyata
yang perlu dipecahkan?" Namun, ada beberapa alasan penting mengapa filsafat memiliki manfaat
praktis yang signifikan dalam kehidupan kita.

Pertama, filsafat membantu kita memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari tindakan kita.
Misalnya, ketika kita berhadapan dengan dilema etis, filsafat memberikan alat untuk merenungkan dan
merumuskan pendekatan etis yang benar. Ini memiliki manfaat praktis dalam pengambilan keputusan
sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Kedua, filsafat membantu kita berpikir kritis. Keterampilan pemikiran kritis adalah kunci untuk
mengatasi masalah, mengevaluasi argumen, dan membuat keputusan yang baik. Kemampuan ini dapat
diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk penyelesaian masalah praktis dalam bisnis, ilmu
pengetahuan, politik, dan sebagainya.
Ketiga, filsafat memungkinkan kita untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang
mendalam. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa arti hidup?" dan "Apa hakikat kebahagiaan?" mungkin
tampak teoretis, tetapi pemahaman mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan ini dapat membimbing
kita dalam mencari makna dalam kehidupan kita sehari-hari.

Keempat, filsafat memberikan landasan teoritis yang diperlukan untuk pengembangan etika dan hukum.
Konsep-konsep etika, hak asasi manusia, dan keadilan sering kali bergantung pada pemikiran filsafat
yang mendalam. Ini berdampak langsung pada pembentukan peraturan, perundang-undangan, dan
sistem keadilan dalam masyarakat.

Kelima, filsafat mempromosikan dialog dan pemahaman lintas budaya. Dalam dunia yang semakin
terhubung, pemahaman mendalam tentang perbedaan budaya dan pandangan dunia sangat penting.
Filsafat dapat membantu dalam meresapi sudut pandang yang berbeda dan mendorong dialog yang
lebih inklusif.

Akhirnya, kesalahpahaman bahwa filsafat tidak memiliki manfaat praktis mungkin disebabkan oleh
ketidakpahaman terhadap berbagai subdisiplin filsafat. Misalnya, filsafat politik dan etika terkait erat
dengan isu-isu praktis seperti kebijakan publik dan tindakan pemerintah.

Dengan memahami manfaat praktis yang ada dalam filsafat, kita dapat lebih menghargai peran
pentingnya dalam membantu kita memahami dunia, mengatasi masalah, dan mengambil keputusan
yang lebih bijaksana dalam berbagai aspek kehidupan kita. Filsafat bukanlah disiplin yang terpencil atau
abstrak; sebaliknya, ia memainkan peran yang substansial dalam membimbing tindakan dan refleksi
manusia dalam dunia nyata.

[28/10 12:01 AM] +62 895-3372-54731: Tentu, mari kita jelaskan lebih rinci tentang kesalahpahaman
keempat yang sering muncul terkait filsafat:

**Kesalahpahaman 4: Filsafat sebagai Penyebab Konflik**

Kesalahpahaman ini muncul karena ada persepsi bahwa filsafat seringkali memunculkan perdebatan,
perbedaan pendapat, dan kontroversi yang tampaknya tidak menghasilkan solusi yang pasti. Beberapa
orang mungkin berpendapat bahwa jika filsafat tidak menghasilkan jawaban yang definitif, maka ia
hanya menjadi sumber konflik dan kebingungan. Namun, pandangan ini meremehkan peran penting
filsafat dalam pengembangan pemikiran kritis dan pengungkapan perspektif yang beragam.

Penting untuk memahami bahwa perdebatan dan kontroversi dalam filsafat adalah bagian alami dari
proses intelektual. Filsafat mendorong individu untuk bertanya, merenung, dan berdebat tentang
pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Ini adalah bagian dari upaya mencapai pemahaman yang lebih
mendalam tentang isu-isu moral, etis, ontologis, epistemologis, dan lainnya.

Sebaliknya, alih-alih menjadi penyebab konflik, filsafat sebenarnya memberikan kerangka kerja yang
diperlukan untuk menjalani perdebatan yang konstruktif. Dalam pengaturan akademis dan debat
filosofis, argumen harus didukung oleh alasan yang kuat dan bukti yang relevan. Ini mengharuskan para
filosof untuk berpikir secara kritis dan mendukung pandangan mereka dengan argumen yang baik.
Dengan kata lain, filsafat mempromosikan kualitas dalam perdebatan dan pemikiran yang sistematis.

Selain itu, konflik dan perdebatan dalam filsafat tidak selalu berujung pada kebingungan atau
ketidakpastian. Mereka seringkali membawa pemahaman yang lebih mendalam dan perspektif yang
lebih matang. Ketika individu berhadapan dengan beragam pandangan filsafat, mereka dipaksa untuk
merenungkan argumen dan menguji keyakinan mereka. Proses ini dapat menghasilkan pemahaman
yang lebih luas dan toleransi terhadap pandangan yang berbeda.

Filsafat juga memainkan peran penting dalam mengatasi masalah etis yang kompleks. Misalnya, ketika
masyarakat berdebat tentang isu-isu seperti hak aborsi, hak LGBT, atau etika dalam penelitian medis,
filsafat menyediakan kerangka kerja untuk mempertimbangkan pandangan beragam dan mencapai
kesepakatan etis yang lebih kuat.

Terlebih lagi, filsafat memungkinkan refleksi terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang tujuan
hidup, kebahagiaan, dan makna eksistensi. Meskipun ini mungkin tampak abstrak, pemahaman
mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu individu mengarahkan hidup mereka
dengan lebih bijak dan bermakna.

Dengan kata lain, filsafat bukan penyebab konflik; sebaliknya, ia menciptakan kesempatan untuk
merenungkan, mendebat, dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek-aspek
penting dalam kehidupan kita. Filsafat membuka jalan bagi refleksi yang cermat, evaluasi argumen yang
kritis, dan pembentukan pandangan yang lebih matang. Ini adalah alat berharga yang membantu kita
menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih berarti.

[28/10 6:28 AM] +62 895-3372-54731: Definisi

Pembahasan tentang filsafat pendidikan tidak bisa dilepaskan dari dua pengertian dasar, yaitu filsafat
dan pendidikan. Oleh sebab itu, keduanya menjadi pijakan dasar yang harus dipahami secara lebih
mendalam sebelum merumuskan pengertian filsafat pendidikan secara lebih luas.

Mengacu pada rumusan di bagian Bab sebelumnya, secara sederhana filsafat bisa dipahami sebagai
kecintaan akan kebijaksanaan. Secara lebih luas, filsafat dapat berarti kajian ilmu pengetahuan yang
berbasis kecintaan individu terhadap ilmu pengetahuan. Adapun pendidikan diperoleh melalui interaksi
antara guru, siswa, sumber belajar dan lingkungan belajar.

Dua istilah tersebut melahirkan apa yang dinamakan menjadi filsafat pendidikan, yaitu ilmu filsafat yang
menekankan pada kajian pendidikan. Dengan demikian, kajian filsafat pendidikan menyangkut kajian
yang sangat mendalam tentang setiap butir-butir yang melingkupi pendidikan. Dengan kata lain, filsafat
pendidikan mengkaji ilmu tentang pendidikan itu sendiri secara mendalam dan luas pada bagian atau
cabang ilmu pendidikan. Zanti Arbi (1988) menyatakan bahwa filsafat pendidikan mencakup 1)
menginspirasi, 2) menganalisis, 3) memperspektifkan, dan 4) menginvestigasi.

1. Menginspirasi

Filsafat pendidikan mampu menginspirasi para pendidik untuk

mengutarakan pandangan dan idenya untuk mengembangkan

pendidikan.

2. Menganalisis
Kajian filsafat pendidikan membahas secara terinci tentang

bagian-bagian pendidikan. Dengan demikian, keabsahan

pendidikan sendiri dapat dipahami dengan semakin lebih jelas.

[28/10 6:29 AM] +62 895-3372-54731: . Memperspektifkan Pembahasan kajian filsafat pendidikan akan
mengarahkan dan menjelaskan pada para pendidik tentang pendidikan secara mendalam dan luas.

4. Menginvestigasi Filsafat pendidikan mampu memberikan kontribusi terhadap kebenaran berbagai


teori tentang pendidikan.

Memahami filsafat pendidikan akan menyebabkan dan memotivasi guru untuk belajar tentang unsur-
unsur teknis dan teori yang melingkupi pendidikan. Selanjutnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung guru akan menerapkan teknis atau teori tersebut sebagai prinsip atau panduan dalam
pengambilan tindakan atau keputusan profesional seorang guru. Pengambilan keputusan tersebut
misalnya berupa penggunaan model pembelajaran atau perumusan RPP secara lebih luas. Namun
demikian, pengambilan tindakan antarguru bisa dilakukan melalui cara yang berbeda- beda dengan
tetap mempertimbangkan apa yang diajarkan mampu menghasilkan kehidupan yang lebih lebih baik.

Beberapa ahli lain dalam bidang pendidikan mengemukakan pengertian filsafat pendidikan di antaranya
sebagai berikut. Menurut Al-Syaibani dalam Jalaluddin (2015), filsafat pendidikan menyangkut
pembahasan tentang kegiatan pikiran teratur dan kajian filsafat menjadi langkah untuk mengatur,
menyelaraskan, dan memadukan kegiatan pendidikan. Pembentukan kemampuan dasar terkait dengan
daya pikir dan perasaan menuju tabiat manusia merupakan definisi lain tentang filsafat pendidikan (John
Dewey dalam Jalaluddin, 2015). Jalaluddin dan Idi (2015) menyatakan bahwa filsafat pendidikan
merupakan kajian unsur-unsur penerapan filsafat dan penekanan pada pelaksanaan prinsip dan
keyakinan dasar filsafat untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan pendidikan secara praktis.
Pada hakikatnya, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang berupaya untuk menjawab persoalan-
persoalan pendidikan (Imam Barnadib, 1994).

Dari pemaparan di atas dapat dinyatakan bahwa filsafat pendidikan dipandang sebagai suatu ilmu, yang
mempelajari
[28/10 6:29 AM] +62 895-3372-54731: kebenaran dengan sifatnya realitis sedangkan pendidikan sebagai
proses mengubah sikap dan tingkah laku peserta didik menjadi semakin lebih dewasa. Proses perubahan
sikap tersebut dapat dilakukan melalui upaya pembelajaran dan latihan-latihan. Filsafat pendidikan
adalah ilmu untuk menjawab persoalan-persoalan dalam bidang pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang antara lain mengkaji permasalahan-permasalahan seperti
di bawah ini:

1. Hakikat pendidikan secara komprehensif tentang sumber, fungsi, dan tujuan pendidikan

2. Proses dan teori pendidikan

3. Pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas

4. Teori kependidikan dan metode serta pendekatan pembelajaran

5. Alternatif strategi pembelajaran

6. Kurikulum pendidikan

7. Evaluasi pendidikan dan pembelajaran

8. Media pembelajaran

1.3.2. Tujuan

Tujuan filsafat pendidikan antara lain meliputi butir-butir seperti yang diuraikan di bawah ini.
1. Insan yang lebih mendidik.

2. Sebagai individu yang mampu berpikir sendiri.

3. Dasar pengetahuan dan pandangan yang sintesis.

4. Secara substansial, seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya karena memahami
pengetahuan dasar berarti

memahami dasar hidup diri sendiri. 5. Filsafat mampu memberikan dasar ilmu pengetahuan lain tentang
manusia, misalnya ilmu mendidik.

1.3.3. Manfaat

Manfaat filsafat pendidikan misalnya seperti yang akan

diuraikan berikut ini.

[28/10 6:30 AM] +62 895-3372-54731: 1. Landasan perkembangan ilmu pendidikan Seiring
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, filsafat pendidikan secara terus-menerus mengalami
perkembangan dan kemajuan. Eksistensi filsafat dapat menyebabkan para peneliti pendidikan akan
terbantu untuk mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pendidikan.

2. Landasan kebijakan tentang program pendidikan Segala yang menjadi kewajiban dan menjadi hak
warga negara tentunya diperlukan aturan misalnya undang-undang atau aturan lain. Undang-undang
tersebut akan menjadi landasan pendidikan sehingga akan dapat diselenggarakan secara efektif dan
efisien. Peraturan pendidikan tersebut dirumuskan melalui penerapan prinsip filsafat pendidikan. Prinsip
filsafat pendidikan dimaksudkan untuk memahami pertanyaan- pertanyaan berikut ini:
a. Bagaimana memajukan pendidikan?

b. Mengapa pendidikan diperlukan?

C. Bagaimana pendidikan diselenggarakan?

Landasan untuk berkarya dan mengabdi pada pendidikan Pertanyaan filosofis tentang pendidikan,
misalnya mengapa pendidikan dipandang penting? dapat membantu memberikan jawaban pada
individu yang memiliki kemauan mengabdi sebagai pendidik. Filsafat pendidikan inilah menyebabkan
tujuan pengabdian setiap insan pendidik akan jelas dan tentunya karena pengaruh pemahaman dan
implementasinya.

Merumuskan kurikulum dan materi yang harus diajarkan Untuk merumuskan kurikulum dan materi yang
sesuai dengan tingkatan usia bukanlah merupakan kegiatan yang mudah untuk direalisasikan. Filsafat
pendidikan akan mempermudah dalam mengkaji apa yang harus disampaikan pada peserta didik untuk
mendapatkan materi dan pendidikan sesuai kondisi dan

usia ketika merumuskan kurikulum.

Memberikan pemahaman tentang dunia pendidikan

Sekalipun seringkali mempelajari pendidikan, tetapi individu-

individu barangkali belum memahami secara utuh tentang

[28/10 6:31 AM] +62 895-3372-54731: makna dan manfaat pendidikan. Karena filsafat pendidikan,
pemahaman makna tentang pertanyaan apakah pendidikan itu akan lebih jelas dan menyebabkan
individu-individu semakin mampu memahami bidang pendidikan.

6. Menyebabkan para pelaku pendidikan mampu memberikan materi dengan lebih baik
Dikarenakan memanfaatkan filsafat pendidikan, pendidik dapat memahami cara memberikan dan
mengembangkan materi dengan baik. Filsafat ini akan memberikan manfaat dan dipandang penting oleh
para pelaku pendidikan agar mereka semakin memahami tentang pengajaran materi pendidikan dengan
lebih baik.

7. Menciptakan generasi pendidik dan pengajar yang berkualitas Memahami tentang pendidikan akan
menyebabkan kualitas pendidik semakin menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, seandainya para pendidik
berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mereka semestinya mempelajari dan memahami
filsafat pendidikan sehingga mereka akan menjadi pendidik yang semakin baik. Selain itu, secara khusus
mereka mampu memajukan dan mengembangkan pendidikan nasional.

8.

Menyebabkan peserta didik memahami apa yang semestinya harus dipahami dipelajari selama
menempuh jalur pendidikan Untuk menjadi tenaga pendidik profesional, berfungsi, dan berperan dalam
mendidik siswa, pendidik haruslah memahami apa yang harus diketahui dalam bidang pendidikan
dengan menerapkan kemampuannya untuk memahami dan mempelajari filsafat pendidikan.

9. Meningkatkan kualitas pendidikan

Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan bagian dari

manfaat pendidikan yang penting lainnya. Tentunya, hal

tersebut relevan dengan manfaat filsafat pendidikan lainnya,

yaitu mampu meningkatkan pemahaman dan kualitas tenaga


pendidik yang dapat secara langsung mempengaruhi kualitas

pendidikan Indonesia khususnya.

[28/10 6:32 AM] +62 895-3372-54731: 1.3.4. Ruang lingkup

Secara universal kajian filsafat erat kaitannya dengan penemuan-penemuan atau solusi atas berbagai
permasalahan kehidupan manusia. Dengan kata lain, bisa dinyatakan bahwa filsafat merupakan ilmu
yang mampu mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan. Tujuan kajian filsafat mengajukan konsep-
konsep hidup yang mendasar yang dapat dipahami dan diterima manusia untuk meningkatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Ruang lingkup filsafat menyangkut pemikiran manusia dan
sesuatu yang kemungkinan benar-benar nyata, baik secara abstrak ataupun konkrit.

Mengacu pandangan tersebut, ruang lingkup filsafat pendidikan mencakup perumusan-perumusan


seperti di bawah ini (Tim Dosen IKIP Malang, dalam Jalaluddin dan Abdullah, 2007;24).

1. Hakikat pendidikan dan manusia, baik sebagai subjek ataupun objek pendidikan

2. Hubungan filsafat, filsafat pendidikan, agama, dengan kebudayaan

3. Hubungan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan

4. Hubungan filsafat Negara (ideology), filsafat pendidikan, dengan politik pendidikan

5. Sistem nilai/norma atau muatan moral pendidikan sebagai tujuan pendidikan.

Dari perumusan di atas, dapat dinyatakan bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi unsur-unsur
yang secara khusus ditekankan pada keterkaitan upaya manusia dengan hakikat pendidikan, yaitu 1)
bagaimana penyelenggaraan pendidikan yang semestinya dan 2) bagaimana tujuan pendidikan dicapai
seperti yang telah dirumuskan.
Imam Barnadib menyatakan bahwa untuk menyelenggarakan

pendidikan diperlukan pemahaman tentang bagaimana pandangan

dunia mengenai pendidikan, khususnya pendidikan dibutuhkan

oleh masyarakat pada zamannya. Hal tersebut terkait dengan bidang

[28/10 6:33 AM] +62 895-3372-54731: metafisika sekalipun eksistensi epistemologi, aksiologi, dan logika
dalam bidang pendidikan mampu memberikan sumbangan yang sangat signifikan terhadap bidang
pendidikan.

Seperti halnya dalam kajian filsafat umum, filsafat pendidikan memanfaatkan sumber, antara lain adalah
manusia, sekolah, dan lingkungan.

1. Manusia

Kebanyakan manusia menghadapi permasalahan- permasalahan terkait dengan pendewasaan atau


maturity.

2. Sekolah

Pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh individu, tipe sekolah, dan guru bisa digunakan sebagai
sumber utama untuk membahas kajian filsafat pendidikan.

3. Lingkungan
Lingkungan sosial budaya yang melingkupi tempat seseorang tinggal dan dibesarkan bisa digunakan
sebagai sumber lain dalam membahas kajian filsafat pendidikan.

Sesuai dengan perannya dalam bidang pendidikan khususnya, filsafat pendidikan menjadi landasan
filosofis. Dengan berlandaskan filosofis ini, filsafat pendidikan mampu menjiwai kebijakan dan
pelaksanaan atau penyelenggaraan pendidikan. Filsafat pendidikan mampu menemukan relevansinya
dengan hidup dan kehidupan bermasyarakat. Selain itu, filsafat pendidikan akan lebih mampu untuk
meningkatkan fungsi dalam menyejahterakan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, hubungan filsafat
dengan filsafat pendidikan sangatlah substansial. Hal ini dikarenakan bahwa permasalahan pendidikan
menjadi problema hidup dan kehidupan individu manusia. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
menjadi sangat esensial. Proses pendidikan akan terjadi dan mengalami perkembangan bersamaan
dengan perkembangan hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitannya dengan hal tersebut, cakupan
kajian pembahasan filsafat pendidikan sangat luas, yaitu berkaitan

dengan semua aspek hidup dan kehidupan manusia.

[28/10 6:39 AM] +62 895-3372-54731: Tentu, mari saya jelaskan lebih lanjut tentang **Filsafat Khusus
(Specialized Philosophy)**:

Filsafat khusus adalah cabang dari filsafat yang lebih fokus pada pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
berkaitan dengan bidang atau topik tertentu. Ini berarti mengaplikasikan prinsip-prinsip dan metode
filsafat dalam konteks spesifik yang lebih terbatas. Berikut adalah beberapa contoh filsafat khusus dan
bidang-bidang terkait:
1. **Filsafat Politik**: Filsafat politik mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan tentang
pemerintahan, keadilan, kekuasaan, dan hak asasi manusia. Ini membahas konsep-konsep politik seperti
demokrasi, liberalisme, dan totaliterisme.

2. **Filsafat Agama**: Filsafat agama berfokus pada pertanyaan-pertanyaan tentang keyakinan,


kepercayaan, dan eksistensi Tuhan. Ini mencakup pembahasan tentang argumen teistik dan ateistik,
etika agama, dan konflik agama.

3. **Filsafat Sains**: Filsafat sains menyelidiki aspek-aspek filosofis dalam ilmu pengetahuan, seperti
metode ilmiah, realisme ilmiah, dan hubungan antara sains dan realitas.

4. **Filsafat Hukum**: Ini mencari pemahaman filosofis tentang hukum, sistem hukum, dan konsep-
konsep hukum seperti keadilan, tanggung jawab, dan hak.

5. **Filsafat Teknologi**: Filsafat teknologi mengkaji dampak teknologi terhadap masyarakat dan etika
teknologi, termasuk pertanyaan tentang privasi, keamanan siber, dan kebijakan teknologi.

Filsafat khusus menggunakan kerangka filsafat untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
lebih terfokus pada topik-topik khusus ini. Ini membantu dalam mengembangkan pandangan filosofis
yang lebih mendalam dan relevan dalam konteks bidang-bidang khusus ini.

[28/10 6:40 AM] +62 895-3372-54731: Tentu, mari saya jelaskan lebih lanjut tentang **Filsafat Umum
(General Philosophy)**:

Filsafat umum adalah cabang dari filsafat yang berfokus pada pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
bersifat mendasar dan umum yang mencakup berbagai aspek kehidupan, pengetahuan, dan realitas.
Beberapa contoh pertanyaan yang dikaji dalam filsafat umum meliputi:

1. **Epistemologi**: Ini adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan pengetahuan. Pertanyaan seperti
"Bagaimana kita tahu apa yang kita tahu?" dan "Apakah pengetahuan bersifat objektif?" adalah topik
yang dipelajari dalam epistemologi.
2. **Ontologi**: Ontologi mencari pemahaman tentang hakikat realitas. Ini mencakup pertanyaan-
pertanyaan tentang apa yang nyata, apa yang ada, dan hubungan antara realitas, ide, dan eksistensi.

3. **Etika**: Filsafat etika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang moralitas dan nilai-nilai.
Ini termasuk pertanyaan seperti "Apa yang benar dan salah?" dan "Bagaimana kita harus berperilaku?"

4. **Estetika**: Estetika adalah cabang filsafat yang menggali konsep keindahan dan seni. Ini termasuk
pertanyaan tentang apa yang dianggap indah, bagaimana kita menilai karya seni, dan apa yang
membuat sesuatu menjadi seni.

Filsafat umum menggunakan metode pemikiran kritis, analisis logis, dan refleksi filosofis untuk mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental ini. Ini membantu manusia untuk lebih memahami
esensi eksistensi, pengetahuan, moralitas, dan keindahan dalam kerangka pemikiran filosofis yang lebih
luas.

Anda mungkin juga menyukai