Anda di halaman 1dari 15

Fobia Sekolah Dan Kegagalan Dalam Sekolah

Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar

Dosen Pengampu : Dona Fitri Annisa, M.pd

Disusun oleh:

Kelompok 1 Kelas A2-2020

Dede Karmila 20010227

Farida Rahma Putri Hadiyanti 20010213

Iqbal Nurhakim 20010160

Muhammad Miftah 20010193

Nurul Qomariah 20010203

Sekar Kamiliya Salsabila 20010138

Tria Herlina 20010183

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI CIMAHI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah
dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Fobia Sekolah Dan
Kegagalan Dalam Sekolah mata kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar dengan dosen pengampu
Donna Fitri Anisa, M.Pd. Sholawat dan salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Dengan adanya makalah ini semoga dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa program studi Bimbingan Konseling (BK). Penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang
penyusun miliki. Oleh karena itu, mohon kritik dan saran yang membangun agar kedepannya
penyusun dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan
sedikit ilmu bagi para pembaca.

Cimahi, 29 Oktober 2023

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II .......................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3

A. Pengertian Fobia Sekolah ........................................................................................ 3


B. Faktor Yang Mempengaruhi Fobia Sekolah .......................................................... 4
C. Cara Menanggulangi Fobia Sekolah ....................................................................... 4
D. Pengertian Kegagalan Sekolah ................................................................................ 5
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Sekolah ..................................... 6
F. Cara Menanggulangi Kegagalan Sekolah .............................................................. 6
G. Mengoptimalkan Peningkatan Pendidikan di Sekolah ......................................... 7
H. Analisis Kasus............................................................................................................ 8

BAB III......................................................................................................................................... 11

PENUTUP .................................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fobia sekolah merupakan salah satu gangguan kecemasan yang umum terjadi pada anak-anak
dan remaja. Hal ini ditandai dengan ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap situasi
sekolah, yang dapat menyebabkan stres yang signifikan dan hambatan dalam fungsi sosial dan
akademik. Fobia sekolah dapat memiliki dampak yang merugikan bagi individu yang
mengalaminya, serta dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Dalam beberapa dekade terakhir, fobia sekolah telah menjadi fokus perhatian yang signifikan
di bidang psikologi dan pendidikan. Banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami penyebab,
gejala, dan dampak dari fobia sekolah, serta untuk mengembangkan strategi intervensi yang efektif.
Namun, meskipun kemajuan yang telah dicapai, masih ada banyak pertanyaan yang perlu dijawab
dan tantangan yang harus diatasi dalam memahami dan mengatasi fobia sekolah.

Selain itu, ada juga Permasalahan lain yang terjadi saat ini pada lingkup belajar dan di ranah
sekolah permasalahan itu adalah banyaknya siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar.
Masalah kegagalan dalam pendidikan ini tidak hanya masalah tingkat lokal atau regional akan
tetapi menjadi masalah internasional (Giavrimis & Papanis, 2008; Iksan, 2013). Kegagalan dalam
pendidikan (drop out), tidak hanya disebabkan karena siswa saja, penyebab dari faktor-faktor lain
seperti kesulitan belajar, karena situasional dan terkadang siswa dan guru melimpahkan kegagalan
pada orangtua mereka. Orang tua yang menjadi tumpuan kesalahan kegagalan belajar siswa, Guru
menyalahkan orangtua dan siswa kemudian siswa menyalahkan orangtua mereka,maka terjadilah
lingkaran setan (Circle of Evil) (Giavrimis & Papanis, 2008).

Hakikatnya pendidikan adalah ranah yang penting dalam hidup manusia selain dari moral dan
intelektual, sehingga siswa harusnya mampu dalam menyikapi permasalahan, agar mereka tidak
putus sekolah, untuk masa depan nya itu sendiri. Pendidikan menjadi kewajiban bagi seseorang,
atau kelompok, untuk meningkatkan diri mereka sendiri atau keluarga mereka dan lingkungan
mereka, sehingga pendidikan adalah salah satu kewajiban terpenting dalam kehidupan manusia.
Sekolah adalah organisasi pendidikan yang paling utama dengan asal usulnya lebih dekat dengan

1
sejarah manusia. Sehingga pendidikan tidak terlepas dari kehidupan umat manusia, di mana pun
mereka tinggal, karena pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :

1. Pengertian dari Fobia Sekolah


2. Pengertian dari Kegagalan Sekolah
3. Faktor yang melatarbelakangi dari Fobia Sekolah dan Kegagalan Sekolah
4. Cara menanggulangi Fobia Sekolah dan Kegagalan Sekolah
5. Bagaimana cara pengotimalkan meningkatkan pendidikan di sekolah bagi siswa

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Fobia Sekolah


2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kegagalan Sekolah
3. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi dari Fobia Sekolah dan Kegagalan
Sekolah
4. Untuk mengetahu cara menanggulangi Fobia Sekolah dan Kegagalan Sekolah
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan peningkatan pendidikan di sekolah
bagi siswa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fobia Sekolah

Fobia sekolah adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh ketakutan yang berlebihan,
persisten, dan tidak proporsional terhadap situasi sekolah. Individu yang mengalami fobia sekolah
merasakan ketegangan emosional yang signifikan dan mengalami kecemasan yang berlebihan
ketika berada di sekolah atau dihadapkan dengan situasi yang terkait dengan proses belajar
mengajar. Fobia sekolah merupakan salah satu jenis fobia spesifik, di mana ketakutan yang kuat
dan tidak rasional terfokus pada situasi atau objek tertentu, dalam hal ini adalah sekolah. Ketakutan
ini tidak dapat dijelaskan secara rasional dan melebihi tingkat ketakutan yang wajar yang biasanya
dialami oleh individu lain dalam situasi yang sama. Fobia sekolah dapat mempengaruhi individu
dari segala usia, tetapi paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Fobia sekolah terfokus
pada situasi atau objek tertentu, dalam hal ini, situasi sekolah. Hal ini berbeda dengan kecemasan
umum, di mana individu mungkin mengalami kecemasan yang lebih umum dan tidak terkait
dengan situasi tertentu. Individu dengan fobia sekolah sering kali mengalami ketakutan yang tidak
masuk akal atau berlebihan terhadap situasi yang berhubungan dengan sekolah. Contohnya
termasuk ketakutan berlebihan akan berbicara di depan kelas, menghadiri ujian, berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok, atau berinteraksi dengan teman sebaya atau guru.

Gejala fobia sekolah meliputi perasaan cemas yang intens dan persisten sebelum, selama, atau
setelah berada di sekolah. Individu yang mengalami fobia sekolah mungkin mengalami gejala fisik
seperti detak jantung yang cepat, keringat berlebihan, gemetar, perut mual, mual, sakit kepala,
pusing, napas pendek, atau bahkan serangan panik. Mereka juga dapat mengalami ketegangan
emosional, kegelisahan yang berkepanjangan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan
perasaan terisolasi atau tidak nyaman saat berinteraksi dengan teman sebaya atau guru di sekolah.

3
B. Faktor faktor yang mempengaruhi fobia sekolah

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fobia sekolah meliputi: :

1. Kecemasan Sosial: Ketakutan akan interaksi sosial di sekolah, seperti dihadapi teman
sebaya atau guru, bisa menjadi faktor utama.
2. Bulli atau Perundungan: Siswa yang mengalami bulli atau perundungan di sekolah
mungkin mengembangkan fobia sebagai respons terhadap pengalaman traumatis ini.
3. Masalah Kesehatan Mental: Kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, atau
gangguan makan, dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadiri sekolah
dengan baik.
4. Masalah Kesehatan Fisik: Penyakit fisik atau masalah kesehatan yang kronis bisa membuat
siswa merasa tidak nyaman atau tidak mampu menghadiri sekolah.
5. Ketidakcocokan dengan Metode Pengajaran: Siswa mungkin mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan metode pengajaran yang digunakan di sekolah.
6. Perubahan Hidup: Peristiwa signifikan seperti perpindahan, perceraian orang tua, atau
kehilangan yang signifikan bisa memicu fobia sekolah.
7. Ketakutan akan Kinerja atau Penilaian: Ketakutan akan tidak mampu memenuhi ekspektasi
akademik atau ujian dapat menjadi faktor pemicu fobia sekolah.
8. Ketidakamanan di Sekolah: Siswa mungkin merasa tidak aman di lingkungan sekolah
karena faktor seperti kekerasan atau insiden keamanan.
9. Gangguan Pengasuhan: Lingkungan keluarga dan dukungan yang tidak memadai dapat
berkontribusi pada fobia sekolah.

Dalam mengatasi fobia sekolah, penting untuk mengidentifikasi penyebab spesifik dan
memberikan dukungan yang sesuai. Terapi kognitif perilaku, dukungan psikologis, dan
kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan profesional kesehatan mental dapat membantu siswa
mengatasi fobia sekolah dan kembali ke lingkungan pendidikan dengan lebih percaya diri.

C. Cara menanggulangi Fobia Sekolah

Menanggulangi fobia sekolah memerlukan pendekatan yang cermat dan terkoordinasi.


Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu sebagai berikut :

4
 Identifikasi Penyebab Fobia : Penting untuk memahami penyebab spesifik dari fobia
sekolah. Ini bisa melibatkan konsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental
untuk mendiagnosis dan mengidentifikasi faktor-faktor pemicu.
 Konsultasi dengan Sekolah: Berbicaralah dengan pihak sekolah, termasuk guru, staf
sekolah, dan konselor, untuk berbagi informasi tentang situasi dan meminta dukungan
mereka dalam menangani masalah ini.
 Dukungan Psikologis: Konsultasikan dengan seorang psikolog atau terapis yang
berpengalaman dalam anak-anak dan remaja. Terapi kognitif perilaku seringkali efektif
untuk mengatasi fobia sekolah.
 Konsultasi dengan Orang Tua: Orang tua memiliki peran penting dalam mendukung
anak-anak mereka. Terlibatlah dalam komunikasi terbuka dengan anak Anda,
dengarkan kekhawatiran mereka, dan berikan dukungan emosional.
 Pantau Kemajuan: Lakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kemajuan anak
dalam mengatasi fobia sekolah. Terus berkomunikasi dengan semua pihak yang terlibat.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda, dan pendekatan yang efektif mungkin
berbeda-beda. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan
panduan khusus yang sesuai dengan situasi anak Anda.

D. Pengertian Kegagalan Sekolah

Kegagalan sekolah adalah kondisi di mana siswa tidak mencapai tingkat prestasi atau
pencapaian yang diharapkan dalam lingkungan pendidikan. Ini dapat mencakup penurunan
nilai, tingkat kelulusan yang rendah, ketidakhadiran yang tinggi, atau kesulitan dalam
memahami materi pelajaran. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan sekolah
dapat bervariasi, termasuk masalah pribadi, sosial, atau akademik. Kegagalan sekolah dapat
memiliki dampak negatif pada perkembangan dan masa depan siswa.

Kegagalan sekolah ini juga bisa di definisikan dengan Kesulitan lulus wajib belajar dan
sebagai konsekuensi dengan ditinggalkannya studi. Pada akhirnya, itu akan menjadi tidak lulus
studi di luar usia 16 atau 4 tahun ESO. Ini adalah permasalahan yang selalu selalu dibicarakan
oleh sebagian ekelompok orang, karena kesulitan dalam mencapai tingkat pendidikan sehingga
mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan sebagai mana mestinya. Individu yang mengalami

5
kegagalan sekolah adalah orang-orang dengan prestasi akademik yang rendah, bahkan sampai
kesulitan mencapai pengetahuan minimum dalam pendidikan yang formal jika berlangsung
dengan jangka waktu lama bisa menyebabkan mereka putus sekolah, konsekuensinya biasanya
mereka akan kesulitan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan karena tidak mencapai persiapan
akademik dengan baik.

E. Faktor faktor yang mempengaruhi kegagalan sekolah

Kegagalan sekolah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

1. Masalah Pribadi: Siswa mungkin menghadapi masalah pribadi seperti masalah kesehatan
fisik atau mental, masalah keluarga, atau ketidakmampuan untuk mengelola stres dan
tekanan.
2. Masalah Sosial: Konflik dengan teman sebaya, perundungan, isolasi sosial, atau kesulitan
berinteraksi dengan orang lain dapat mempengaruhi kinerja akademik.
3. Tantangan Akademik: Kesulitan dalam memahami materi pelajaran, kurangnya dukungan
pendidikan, atau metode pengajaran yang tidak sesuai dapat menjadi faktor yang
berkontribusi pada kegagalan sekolah.
4. Ketidakhadiran: Ketidakhadiran yang kronis atau sering dapat mengganggu proses
pembelajaran dan menyebabkan penurunan prestasi.
5. Kurangnya Motivasi: Siswa yang kehilangan minat dalam belajar atau merasa tidak
termotivasi dapat mengalami penurunan prestasi.

Penting untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan sekolah secara tepat dan memberikan
dukungan yang sesuai agar siswa dapat mengatasi masalahnya dan meraih keberhasilan dalam
pendidikan. Upaya pendidikan yang lebih personal dan pendekatan yang komprehensif dapat
membantu mencegah kegagalan sekolah.

F. Cara menanggulangi kegagalan sekolah

Menanggulangi kegagalan sekolah melibatkan upaya yang komprehensif dari berbagai


pihak, termasuk siswa, orang tua, guru, dan sekolah. Berikut adalah beberapa langkah yang
dapat membantu :

6
1. Identifikasi Penyebab Kegagalan: Penting untuk memahami penyebab spesifik dari
kegagalan sekolah. Ini dapat mencakup masalah pribadi, sosial, atau akademik. Konsultasi
dengan guru dan konselor sekolah dapat membantu mengidentifikasi akar permasalahan.
2. Dukungan Keluarga: Orang tua memiliki peran kunci dalam membantu siswa mengatasi
kegagalan sekolah. Berikan dukungan emosional, dorong minat belajar, dan komunikasi
terbuka dengan anak Anda.
3. Dukungan Sekolah: Libatkan sekolah dalam menangani masalah ini. Diskusikan dengan
guru dan staf sekolah untuk mencari solusi yang sesuai. Mungkin diperlukan program
bimbingan, pelajaran tambahan, atau dukungan akademik.
4. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Ajak siswa untuk aktif terlibat dalam proses pendidikan
mereka. Dorong mereka untuk bertanya, mencari bantuan, dan berkomunikasi dengan guru
jika ada kesulitan.
5. Pendekatan Positif: Fokus pada pencapaian dan peningkatan. Bantu siswa untuk melihat
kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Setiap siswa adalah individu yang
unik, jadi penting untuk mengadaptasi pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
situasi mereka. Jika kegagalan sekolah terkait dengan masalah kesehatan mental, penting
untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
G. Cara Mengoptimalkan Peningkatan Pendidikan di Sekolah.

Mengoptimalkan peningkatan pendidikan di sekolah bagi siswa melibatkan berbagai faktor


yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil pendidikan. Berikut adalah beberapa cara untuk
mencapai hal ini :

1. Meningkatkan Kualitas Pengajaran: Guru yang terlatih dan berkualitas adalah kunci
kesuksesan. Sekolah harus memastikan bahwa guru memiliki pelatihan yang memadai dan
memanfaatkan metode pengajaran yang efektif.
2. Kurikulum yang Relevan: Kurikulum harus relevan, mengikuti perkembangan zaman, dan
mendorong pemecahan masalah, berpikir kritis, dan keterampilan praktis.
3. Evaluasi Siswa yang Komprehensif: Selain ujian, pendekatan evaluasi lain seperti
penilaian formatif dan portofolio harus digunakan untuk memahami kemajuan siswa
dengan lebih baik.

7
4. Dukungan Akademik: Siswa yang memerlukan bantuan tambahan harus menerima
dukungan yang sesuai. Program bimbingan, kelas tambahan, atau tutor dapat membantu
siswa yang mengalami kesulitan.
5. Kelas yang Diversifikasi: Membuka kesempatan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran
dan kursus yang sesuai dengan minat dan bakat mereka dapat meningkatkan motivasi dan
keterlibatan.
6. Keterlibatan Orang Tua: Orang tua harus aktif terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka.
Mereka dapat berkomunikasi dengan guru, mengikuti perkembangan anak, dan
memberikan dukungan di rumah.
7. Pendidikan Karakter: Fokus pada pengembangan karakter, etika, dan nilai-nilai yang baik
dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang positif.
8. Konseling dan Dukungan Emosional: Menyediakan layanan konseling untuk siswa yang
memerlukan bantuan dengan masalah emosional atau psikologis.
9. Pendidikan Inklusif: Memastikan bahwa setiap siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan
khusus, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan tumbuh.
10. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Sekolah harus melakukan evaluasi berkala dan
berusaha untuk terus memperbaiki proses pendidikan mereka berdasarkan umpan balik dan
data.
Mengoptimalkan pendidikan di sekolah memerlukan kerja sama antara guru, siswa,
orang tua, dan staf sekolah. Ini adalah upaya yang berkelanjutan untuk memastikan setiap
siswa memiliki akses ke pendidikan berkualitas dan dapat mencapai potensinya.

H. Analisi Kasus

1. Kasus Fobia Sekolah

Seorang anak berinisial "H" merupakan anak yang ceria sebenarnya, namun agak pemalu
apalagi jika masuk kepada lingkungan baru “H” akan cenderung menutup diri karena proses
sosialisasinya yang lumayan membutuhkan waktu yang lama. Pada tahun pertama masuk tahun
ajaran baru jenjang SD “H” samgat tidak ingin datang ke sekolah karena terlalu banyak orang
baru di sekolah, awalnya tetap memaksakan datang ke sekolah namun, menginjak tahun ke 3

8
sudah tidak ingin datang ke sekolah bahkan merasa ketakutan, sampai akhirnya terindentifikasi
fobia sekolah.

Faktor-faktor Penyebab “H” Fobia Sekolah

 Faktor internal

Motivasi belajar rendah, dan juga mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan
lingkungan yang dianggap baru atau asing.

 Faktor eksternal
- Orang tua yang kurang paham dengan keadaan psikologis anak
- Tiba-tiba harus pindah kelas, karena ada peraturan sistem rolling
- Mendapat tindak bullying saat awal-awal pindah kelas
- Guru yang kurang memperhatikan masalah yang dialami “H”

Solusi yang dapat di lakukan

 Mengsugestikan pentingnya sekolah terutama untuk masa depan, karena secara perlahan
ketakutan yang ia alami akan bisa diatasi jika secara lansung menghadapinya
 Berusaha tegas dan konsisten, ini perlu dilakukan oleh orang tua dengan terus memotivasi
anak tentang sekolah tetapi jangan sampai memanjakannya
 Jika fobia atau ketakutan terlihat semakin parah maka perlu dikonsultasikan kepada
seorang ahli seperti psikologi jika perlu
 Bekerja sama dengan guru, bahkan jika diperlukan bekerja sama dengan temanpteman
kelasnya juga
 Luangkan waktu untuk sering berdiskusi dengan anak

2. Kasus Kegagalan Sekolah

“R” memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena merasa malu dan juga tertekan karena
sudah hamper 4 tahun dia tinggal kelas, dengan peraturan baru yang mengharuskan siswa selalu
naik kelas tidak membantunya karena dia setiap naik tingkat kelasnya selalu merasa tertinggal dan
sulit mengikuti pelajaran. Karena alasan tersebut akhirnya “R” memilih untuk tidak melanjutkan
sekolah, sehingga ketentuan anak wajib belajar 9 tahun tidak dapat terpenuhi.

9
Faktor “R” Mengalami Kegagalan Sekolah

 Faktor internal

Subjek mengalami disleksia tetapi keterbatasan pengetahuan orang tua dan guru yang
menanganinya sehingga dia dicap bodoh dan sulit menyerap pelajaran

 Faktor eksternal
- Kurangnya dukungan dan juga pemahaman akan keadaan anak dari orangtua
- Guru pun yang harusnya dapat memahmi keadaan siswa seakan menutup mata dan agak
kurang peduli
- Teman-teman memperburuk keadaan dengan sering mengejek yang bisa dibilang
membully subjek “R” ini.

Solusi yang dapat di lakukan

 Peran orangtua sangat dibutuhkan terutama memenuhi kebutuhan anak atau siswa
 Jangan memberikan tekanan kepada anak, bahkan harus sering diberi motivasi
 Sering beri apresiasi atau pujian saat anak mendapat pencapaian sekecil apapun
 Berikan dukungan dan semangat

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fobia sekolah adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh ketakutan yang berlebihan,
persisten, dan tidak proporsional terhadap situasi sekolah. Individu yang mengalami fobia sekolah
merasakan ketegangan emosional yang signifikan dan mengalami kecemasan yang berlebihan
ketika berada di sekolah atau dihadapkan dengan situasi yang terkait dengan proses belajar
mengajar. Gejala fobia sekolah meliputi perasaan cemas yang intens dan persisten sebelum, selama,
atau setelah berada di sekolah. Individu yang mengalami fobia sekolah mungkin mengalami gejala
fisik seperti detak jantung yang cepat, keringat berlebihan, gemetar, perut mual, mual, sakit kepala,
pusing, napas pendek, atau bahkan serangan panik. Faktor yang mempengaruhinya adalah
kecemasan sosial, bully atau perundungan, masalah kesehatan mental, masalah kesehatan fisik,
ketidakcocokan dengan metode pengajaran, perubahan hidup. Salah satu cara mengatasinya adalah
dengan Identifikasi Penyebab Fobia, konsultasi dengan Sekolah, dukungan Psikologis, konsultasi
dengan Orang Tua, pantau kemajuan.

Sedangkan kegagalan sekolah adalah kesulitan lulus wajib belajar dan sebagai konsekuensi
dengan ditinggalkannya studi. Pada akhirnya, itu akan menjadi tidak lulus studi di luar usia 16 atau
4 tahun ESO. Ini adalah permasalahan yang selalu selalu dibicarakan oleh sebagian ekelompok
orang, karena kesulitan dalam mencapai tingkat pendidikan sehingga mereka tidak dapat
melanjutkan pendidikan sebagai mana mestinya. Individu yang mengalami kegagalan sekolah
adalah orang-orang dengan prestasi akademik yang rendah.

B. Saran

Mampu memberikan informasi kepada pembaca agar dapat memberikan pemahaman dan
motivasi terutama kepada siswa untuk menghilangkan atau mengurangi kasus Fobia sekolah dan
Kegagalan sekolah agar kinerja disekolah dan motivasi belajar siswa meningkat dan dilaksanakan
dengan semakin baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ampuni, S. & Andayani, B. (2007). Memahami anak dan remaja dengan kasus mogok sekolah:
Gejala, penyebab, struktur kepribadian, profil keuarga, dan keberhasilan penanganan.
Jurnal Psikologi, 34(1), 55 –75, diakses dari https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7089

Auli, I. D. (2015). Studi kasus siswa fobia sekolah SDIT Salsabila 2 Klaseman Sleman Yogyakarta
(Skripsi). Diakses dari http://digilib.uinsuka.ac.id/19629/1/11220025_BAB-I_IV-atau-
V_DAFTARPUSTAKA.pdf

Ermiati & Ghozali, E. W. (n.d.). Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT) pada Fobia Sekolah. Diakses
dari http://journal.unair.ac.id/downloadfullpapers-pjsac5d51fa09full.pdf

Taufik, A. (2020). Analisis Indikator kegagalan siswa dalam menempuh pendidikan di sekolah.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(3), 537-545.

Ardiansyah, A., Aulia, A., Octavia, P. N., & Lesmana, G. (2023). Gejala dan Dampak dari Fobia
Sekolah Terhadap Siswa. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 4(1), 454-464.

12

Anda mungkin juga menyukai