Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN UJIAN PRAKTEK SEJARAH INDONESIA

SURAT PERINTAH SEBELAS MARET

Guru Pembimbing :
Ibu siapa?

Disusun oleh :
Kelompok 1
XII MIPA 3

Nama Anggota :
1. Chika Dinar Maharani (08)
2. Dewi Fitriyani (10)
3. Farraas Fahreza Raditya (15)
4. Lidia Purnama Calista (19)
5. Michael Azarya Samputra (21)
6. Muftya Purba Sandi Afriska (24)
7. Tiyas Fadillah Rossid (34)

SMA Negeri 4 Bojonegoro


Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan sukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita
semua untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini di susun
untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Sejarah Indonesia. Semoga dengan
penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri kami
tentang materi supersemar. Dan kami mengharapkan adanya saran dan masukan
dari berbagai pihak. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing mata pelajaran Sejarah Indonesia dan kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Harapan kami semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat untuk semuanya khususunya kami selaku pembuat
makalah.

Bojonegoro,26 Oktober 2023


A. Pengertian
Surat perintah sebelas maret, lebih dikenal dengan singkatannya
SUPERSEMAR adalah surat pemerintah yang ditandatangani oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966 yang memberikan mandat
kepada Letnan Jendral Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi
Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), untuk mengambil segala
Tindakan yang “dianggap perlu” untuk mengatasi situasi keamanan dan
kestabilan pemerintahan yang hebat pada masa pembersihan setelah
terjadinya Gerakan 30 September. Supersemar menjadi penanda peralihan
kekuasaan orde lama yang dipimpin Soekarno ke orde baru yang
dipimpin Soeharto.
Setelah “dibersihkan” dari “unsur PKI”, Supersemar kemudian
ditingkatkan menjadi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara. Ketetapan MPRS yang meningkatkan supersemar tersebut
sekaligus menyatakan bahwa supersemar hanya berlaku hingga
terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum.
Pemilihan umum tersebut terjadi pada tahun 1971 dan anggotanya
diambil sumpah pada tanggal 28 Oktober 1971.

B. Latar Belakang
Supersemar dilatarbelakangi oleh peristiwa pemberontakan G30S
PKI. Mengutip Modul Sejarah Indonesia Kemdikbud, usai penumpasan
G30S PKI, situasi politik di pemerintahan masih belum stabil
sepenuhnya.
Hal tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap Presiden
Soeharto saat itu makin menurun. Ditambah kala itu Indonesia tengah
menghadapi situasi ekonomi yang memburuk.
Kemudian pada 12 Januari 1966, para pelajar, mahasiswa, dan
masyarakat mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat atau disebut Tritura. Isi
dari Tritura tersebut adalah dibubarkannya PKI, bersihkan Kabinet
Dwikora, dan turunkan harga kebutuhan pokok.

C. Proses Terjadinya
Pada tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965, sebuah kelompok
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menamakan dirinya Gerakan 30
September membunuh enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat,
merebut kendali sementara di beberapa bagian pusat Jakarta, dan
mengeluarkan sejumlah keputusan melalui Radio Republik Indonesia
dalam percobaan kudeta. Partai Komunis Indonesia (PKI) dituduh sebagai
dalang atas percobaan kudeta tersebut. Tiga hari setelah peristiwa
tersebut, Soekarno menunjuk Soeharto, saat itu sebagai Panglima
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, untuk mengambil langkah
memulihkan keamanan negara yang mulai tidak stabil. Soeharto
meresponnya dengan membentuk Kopkamtib dan menggelar operasi
untuk menyingkirkan PKI di berbagai daerah.
Ketika Soekarno melantik Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan di
Istana Merdeka, di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa menentang
pelantikan, terlihat pergerakan pasukan tanpa lencana di sekitar Istana.
Pasukan ini belakangan diketahui merupakan Pasukan Kostrad dibawah
pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang hendak menahan menteri-
menteri yang diduga terlibat dalam Gerakan 30 September. Soekarno
disarankan untuk meninggalkan pertemuan dan kemudian melakukannya
dengan pergi ke Istana Bogor, 60 km selatan Jakarta, dengan helikopter.
Sore harinya, tiga jenderal TNI, Mayor Jenderal Basuki Rahmat, Brigadir
Jenderal M. Jusuf, dan Brigjen Amirmachmud mengunjungi Sukarno dan
pergi dengan Supersemar yang ditandatangani yang kemudian mereka
berikan kepada Soeharto. Keesokan harinya Suharto menggunakan
kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk melarang PKI, dan pada
tanggal 18 Maret, lima belas menteri yang loyal terhadap Soekarno
ditangkap.
Tindakan pertama yang dilakukan oleh Soeharto setelah menerima
Surat Perintah tersebut adalah membubarkan dan melarang PKI beserta
organisasi massanya yang bernaung dan berlindung ataupun seasas
dengannya di seluruh Indonesia, sejak tanggal 12 Maret 1966. Langkah
berikutnya, berdasarkan Supersemar adalah dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 5 tanggal 18 Maret 1966 tentang penahanan 15 orang
menteri yang diduga terkait dengan pemberontakan G 30 S/PKI.
Demi lancarnya tugas pemerintahan, Soeharto mengangkat lima orang
menteri koordinator ad.interim yang menjadi Presidium Kabinet. Kelima
orang tersebut adalah
1. Sultan Hamengkubuwono IX
2. Adam Malik
3. Dr. Roeslan Abdulgani
4. Dr. K. H. Idham Chalid
5. Dr. J. Leimena

D. Kontroversi
Setidaknya ada tiga kontroversi Supersemar, yaitu:
a. Keberadaan naskah Supersemar asli hingga kini belum diketahui dan
tiga versi yang ada tidak otentik
b. Supersemar diberikan bukan atas kemauan Soekarno, tetapi di
bawah tekanan
c. Supersemar merupakan perintah pengendalian keamanan, tetapi
dimaknai oleh jenderal yang membawa surat itu dari Istana Bogor ke
Jakarta sebagai penyerahan kekuasaan, sehingga digunakan Soeharto
melakukan beberapa aksi beruntun, termasuk pembubaran.

E. Dampak
1. Supersemar menyebabkan kedudukan Soekarno sebagai Presiden RI
kian tergerus, sementara posisi Soeharto kian menguat.
2. Soeharto membubarkan PKI dan menangkap para menteri yang
diduga terlibat dalam G30S.
3. Status Soekarno yang menjabat sebagai presiden seumur hidup
dicabut oleh MPRS pada 7 Maret 1967.
4. Soekarno lengser dari kursi kepresidenan dan Soeharto menjadi
presiden pada 27 Maret 1968.
5. Supersemar menjadi tonggak lahirnya Orde Baru yang bertahan
hingga 1998.
6. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dan Malaysia menguat
Indonesia kembali bergabung dengan PBB.

F. Isi Supersemar
Mandat Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto selaku Menteri
Panglima Angkatan Darat, untuk :
1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya
keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan
dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan
kewibawaan pimpinan presiden / panglima tertinggi / pemimpin
besar revolusi / mandataris M.P.R.S. demi untuk keutuhan bangsa
dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti
segala ajaran pemimpin besar revolusi.
2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan panglima-
panglima angkatan lain dengan sebaik-baiknya.
3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut-paut dalam
tugas dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas.

Anda mungkin juga menyukai