Anda di halaman 1dari 21

IMBIBISI BIJI

0LEH:
SANNY SIHOMBING
220301183
AGROTEKNOLOGI – 4

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PTOGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2023
2

IMBIBISI BIJI
𝐋𝐀𝐏𝐎𝐑𝐀𝐍
OLEH:
SANNY SIHOMBING
220301183
AGROTEKNOLOGI 4
Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Menggetahui
Dosen Penaggung Jawab

(Ir.Meiriani.MP)
NIP:196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2023

i
3

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugerahkan banyak hikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

praktikum Fisiologi Tumbuhan ini dengan baik.

Adapun judul laporan ini adalah “IMBIBISI BIJI” yang merupakan salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Fisiologi

Tumbuhan,Program Studi Agroteknologi,Fakultas Pertanian,Universitas Sumatra

Utara,Medan.

Dalam pembuatan laporan ini, tentu tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka penulis dengan rasa hormat mengucapkan terimakasih Ir.

Meiriani, MP selaku dosen penanggung jawab praktikum Fisiologi Tumbuhan setra

abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata

sempurna ,sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih . Semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, Maret 2023

PenuliS

i
4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... v
Latar Belakang ............................................................................ 6
Tujuan Percobaan ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 8
Pengertian Imbibisi Biji .............................................................. 8
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Imbibisi Biji ...................... 9
Proses Terjadinya Imbibisi Biji ................................................ 10
BAB III BAHAN & METODE ........................................................ 12
Tempat dan Waktu Praktikum .................................................. 12
Alat dan Bahan Praktikum ........................................................ 12
Prosesur Praktikum ................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 14
Hasil .......................................................................................... 14
Pembahasan .............................................................................. 14
SIMPULAN ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 20
LAMPIRAN ....................................................................................... 21

i
5

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Biji merupakan bakal biji dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji adalah

radikula yang menghasilkan akar embriotik yang berfungsi sebagai

perkembangbiakan tanaman karena adanya karbohidrat dan protein (Salisbury

,2013).

Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu

tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang

semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang

menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini

dikenal sebagai kecambah. Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru

saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini

disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan

tumbuhan (Siregar,2015).

Proses perkecambahan biji diawali dengan penyerapan air dari lingkungan

sekitarnya, baik dari tanah,udara,maupun media lainnya. Perubahan yang dapat

dilihat adalahmembesarnya ukuran biji.Tahap ini disebut imbibisi, yaitu

membesarnya ukuran biji karenasel-sel embrio membesar dan biji melunak.

Terjadinya prosesperkecambahan pada tahapimbibisi dikarenakan adanya aktifitas

enzim amilase. Amilase merupakan enzim memainkan peran penting dalam

menghidrolisis cadangan pati dalam biji untuk memasok gula pada embrio yang

sedang berkembang (Sumartini,2014)

i
6

Peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang berpori cukup besar

untuk melewatkan molekul-molekul air kemudian molekul-molekul air tersebut

menetap didalam suatu zat disebut imbibisi. Salah satu contoh dari proses imbibisi

adalah perkecambahan suatu biji yang ditandai dengan semakin membesarnya biji

dan keluarnya radikula suatu biji. Imbibisi sebenarnya merupakan proses osmosis

melalui dinding sel-selkulit maupun protoplas dari biji. Peristiwa imbibisi

sebenarnya bukan suatu proses difusi belaka karena sel-sel biji mempunyai nilai

osmosis yang tinggi dan oleh karena itu mempunyai defisit tekanan osmosis yang

besar pula. Jadi molekul air berdifusi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang

tinggi (Ayu,2013).

Kadar air biji merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk

tujuan pengolahan, maupun penyimpanan biji. Telah diketahui bahwa kadar air

memiliki dampak besar terhadap biji selama perkecambahan. Penyerapan air oleh

biji akan mempengaruhi proses perkecambahan mula-mula air masuk ke dalam biji

secara imbibisi dan osmosis,kemudian terjadi pelunakan kulit biji, pengembangan

embrio dan endosperm, dan padaakhirnya kulit biji pecah dan terjadi pengeluaran

radikula (Sasmitamihardja, 2015).

Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya

gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi

dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang

diimbibisi.Imbibisi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu temperature dan potensial

osmosis senyawa yang diimbibisi.Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan

imbibisi,sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya. Saat biji

kacang yang kering direndam dalam air,air akan masuk ke ruang antarsel penyusun

i
7

endosperm secara osmosis. Peristiwa tersebut termasuk peristiwa imbibisi

(Diana,2016).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menentukan daya

hisap biji terhadap air dan membandingkan daya hisap air dari biji dan waktu yang

berbeda.

Kegunaan Praktikum

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi Fakltas Pertanian

Universitas Sumatra Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihan yang

membutuhkan.

i
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
IMBIBISI BIJI
Proses awal perkecambahan adalah proses imbibisi, yaitu masuknya air ke dalam

benih sehingga kadar air di dalam benih itu mencapai persentase tertentu (antara 50

– 60%).Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeabel terhadap air

dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Bersamaan dengan proses

imbibisi akan terjadi peningkatan laju respirasi yang akan mengaktifkan enzim-

enzim yang terdapat di dalamnya sehingga terjadi proses perombakan cadangan

makanan (katabolisme) yang akan menghasilkan energi ATP dan unsur hara yang

diikuti oleh pembentukan senyawa protein (anabolisme/sintesis protein) untuk

pembentukan sel-sel baru pada embrio. Kedua proses ini terjadi secara berurutan

dan pada tempat yang berbeda (Siregar,2013).

Imbibisi merupakan proses masuknya air karena adanya perbedaan konsentrasi,

yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Imbibisi pada tumbuhan

umumnya terjadi pada proses penyerapan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

tumbuhan khususnya air. Bersamaan dengan proses imbibisi akan terjadi

peningkatan laju respirasi yang akan mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat di

dalamnya sehingga terjadi proses perombakan cadangan makanan (katabolisme)

yang akan menghasilkan energi dan unsur hara yang diikuti oleh pembentukan

protein untuk pembentukan sel-sel baru pada embrio. Kedua proses ini terjadi

secara berurutan dan pada tempat yang berbeda. Akibat terjadinya proses imbibisi

kulit benih akan menjadi lunak dan retak-retak. Pembentukan sel-sel baru pada

embrio akan diikuti proses diferensiasi sel-sel sehingga terbentuk plumula yang

i
9

merupakan bakal batang dandaun serta radikula yang merupakan bakal akar. Kedua

bagian ini akan bertambah besar sehingga benih akan

berkecambah(emergence)(Pancaningtyas, 2014).

Faktor yang mempengaruhi imbibisi

Air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses

perkecambahan benih. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh

benih adalah : sifat dari benih terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang

tersedia pada medium sekitarnya.Banyaknya air yang diperlukan bervariasi

tergantung pada jenis benih. Tingkat pengambilan air juga dipengaruhi oleh

temperature, temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan

air. Perkecambahan pada umumnya terhambat apabila terlalu banyak air hal ini

disebabkan karena keterbatasan oksigen yang tersedia (Salsibury,2013).

Pada dasarnya proses imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi dua

proses yang berjalan bersama-sama' yaitu proses difusi dan osmosis. Dikatakan

proses difusikarena air bergerak dari larutan yang lebih rendah konsentrasinya di

luar biji,masuk ke dalam zat di dalam biji yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi.

Sedang proses osmosis tidak lain terjadi karena kulit biji bersifat permeabel

terhadap molekul-molekul, sehingga air dapat masuk ke dalam biji melalui pori-

pori yang ada di dalam kulit biji (Heddy, 2017).

Imbibisi oleh biji memiliki kemampuan atau batas penyerapan, ketika biji

tersebut mencapai titik jenuh maka air yang masuk tidak lagi bertambah melainkan

tetap pada keadaan semula. Penyerapan air oleh biji dipengaruhi dari berbagai

i
10

fakor. Faktor inilah yang nantinya juga akan mempengaruhi biji untuk mencapai

titik jenuh dalam penyerapan air (Resky,2013).

Imbibisi berlangsung jika potensial osmotik larutan di sekitar benih lebih rendah

daripada osmotik di dalam sel-sel benih.Peningkatan konsentrasi zat-zat terlarut di

luar benih dapat memperlambat kecepatan imbibisi benih. Benih dapat mengalami

kekeringan fisiologis bahkan jika konsentrasi larutan luar sel benih lebih tinggi,

maka dapat terjadi pergerakan air dalam benih mengalami plasmolysis

(Amaturrahim,2015)

Proses Imbibisi

Proses imbibisi air yaitu Air mula-mula diabsorpsi oleh biji kering menyebabkan

kandungan air biji-biji meningkat secara cepat dan merata. Dalam kondisi absorpsi

(penyerapan) permulaan melibatkan imbibisi air oleh koloid dalam biji kering,

melunakkan kulit biji dan menyebabkan hidrasi dalam protoplasma, biji

membengkak dan kulit biji pecah.Imbibisi merupakan proses fisika dan dapat

terjadi juga dalam biji mati, dalam memacu perkecambahan absorpsi air terjadi

dalam 3 (tiga) tahap yaitu: - Untuk kenaikan awal kadar air biji dari 40% sampai

dengan 60% ekuivalen dengan 80% hingga 120% bobot keringnya ; - Tahap

perlambatan setelah radikel muncul; -Kenaikan selanjutnya sampai 170% - 180%

dari bobot keringnya, pada saat bibit tumbuh (Naemah,2013).

Imbibisi dipengaruhi oleh beberapa factor: a. Permeabilitas kulit benih.

Sebagai contoh benih yang berkulit keras yang banyak dijumpai pada family

leguminosae mempunyai kulit impermeable terhadap air; b. Komposisi kimia

benih. Umumnya benih yangmengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat

i
11

sampai tingkat tertentu dibandingkandengan benih yang kandungan karbohidratnya

tinggi, sebagai contoh kedelai dan jagung; c. Ketersediaan air. Ketersediaan air

untuk proses perkecambahan bisa dalam bentuk cair atau uap yang di sekitar benih.

Semakin banyak ketersediaan air, makin cepat proses imbibisi; d. Luas

permukaan benih yang berhubungan dengan air. Pada keadaan factor lain yang

sama, kecepatan penyerapan air oleh benih berbanding lurus dengan luas

permukaan benih yang berhubungan dengan selaput air; e. Suhu. Semakin

meningkat suhu (sampai batas tertentu) maka kecepatan penyerapana air semakin

tinggi. Setiap kenaikan suhu 100 c maka penyerapan air meningkat 2 kali dari

kecepatan semula; f.Konsentrasi air (difusi air). Imbibisi air oleh benih akan lebih

cepat pada benih yang ditempatkan pada air murnidaripada di dalam suatu larutan

(Suena,2015)

Mekanisme proses penyerapan air dapat berlangsung karena adanya proses,

difusi, osmosis, transport aktif, dan imbibisi. Imbibisi merupakan salah satu proses

difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang

interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Pada peristiwa

perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Proses

imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap

jenis biji tanaman. Penambahan volume dalam peristiwa imbibisi adalah lebih kecil

dari pada penjumlahan volume zat mula-mula, dengan zat yang diimbibisikan

apabila dalam keadaan bebas. Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi

umumnya kecil, cepat dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji

(Jenita,2013).

i
12

BAB III
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Prodi

Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatra,Medan pada hari Rabu 08

Maret 2023 pada pukul 10.00 wib sampai dengan selesai dengan ketinggian 25

mdpl.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca analitik sebagai

penimbang biji yang akan direndam,kertas label untuk ditempelkan pada wadah

alat tulis untuk menukis nama biji dan waktu perendaman pada label yang

ditempelkan pada wadah, pingset dan sendok untuk memudahkan saat mengambil

biji untuk ditimbang setelah direndam.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 10 gram padi (Oriza

sativa L.) ,10 gram kacang merah (Vigna angularis L.) sebagai objek yang diteliti

dan 100 gram air sebagai perendam biji dan botol plastik sebagai wadah utuk biji

tersebut

Prosedur Praktikum

1. Disiapkan 25 cup/wadah

2. Timbang biji kacang merah dan padi masing masing 5 gram.

3. Masukkan biji kedalam cup/wadah

4. Masukkan air sebanyak 25 gram kedalam masing – masing cup yang sudah

terisi biji dan rendam selama 1,2,3,4,5,6,8,12,24,48 jam

i
13

5. Ditimbang berat biji sesuai perlakuan dan sisa air rendaman.

6. Dihitung pertambahan berat biji.

7. Dihitung persentase kadar air dengan rumus:

berat akhir – berat awal x 100%

berat akhir

8. Dihitung berat air yang di arbsorbsi biji dan selisish air yang diarbsorsi

dengan pertambahan berat biji.

i
14

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Nama : Sanny Sihombing
Nim : 220301183
Kelompok : 6(enam)
Perlakuan Pengamatan : P3(Perendaman 11.33,Penimbangan 14.33)
P6(Perendaman11.24,Penimbangan 17.24)
Hasil
Komoditi : Padi (Oriza sativa L.)
Nama Nim Jam Jam Lama Berat Berat Pertam Kadar Berat Air yang Selisih
Perenda Penimba Peren Awal Akhir bahan Air (%) Air di Air
man ngan dama Biji Biji Berat Sisa arbsorbsi yang d
(WIB) (WIB) n (gr) (gr) Biji (gr) (gr) (gr) arbsor
(Jam) bsi
dengan
perban
dingan
berat
biji(gr)
Rizki Izha 22- 22:24 23:33 1 5 5,4 0,4 7,4 23,8 1,2 0,8
179 jumat jumat
19.40 07.57 12 5 6,7 1,7 25,3 19,1 5,9 1,2
jumat sabtu
Dihya 22- 06.35 08.35 2 5 8,3 3,3 39,7 20,9 4,1 0,8
197 jumat jumat
21.15 06.15 8 5 9,4 4,4 46,8 20,3 4,7 0,3
jumat sabtu
Sanny 11.33 14.33 3 5 8,2 3,2 31 19,6 5,4 2,2
22- sabtu sabtu
183 11.24 17.24 6 5 8,6 3,6 41,8 19,4 5,6 2
sabtu sabtu
Kristin 22- 23.00 03.00 4 5 6,5 1,5 23 20 5 1
Natalia 185 jumat sabtu
23.00 04.00 5 5 5,7 1,7 29,8 17 8 0
jumat sabtu
Josua 22- 22.03 22.33 24 5 7,5 2,5 33,3 17,4 7,6 5,1
Maruli 209 kamis jumat

Abdila 22- 21.36 21.34 48 5 7,5 2,5 33,3 19,9 5,1 2,6
214 kamis sabtu

i
15

Komoditi : Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)


Nama Nim Jam Jam Lama Berat Berat Pertambaha Kadar Berat Air Selisih
Perenda Penimba Peren Awal Akhir n Berat Biji Air Air yang Air yang
man ngan dama Biji Biji (gr) (gr) (%) Sisa diarb diarbsorbsi
(WIB) (WIB) n (gr) (gr) sorbs dengan
(jam) i (gr) Perbandinga
n Berat Biji
Rizki 22.24 23.33 1 5 7,2 2,2 30,5 18,7 6,3 4,1
Izha
22-
179 jumat jumat
19.40 07.57 12 5 9,8 4,8 48,9 16,5 8,5 3,7
jumat sabtu
Dihya 06.35 08.35 2 5 9,7 4,7 48,4 19,9 5,1 0,4
22-
197 jumat jumat
21.16 06.15 8 5 11,2 6,2 55,3 17,7 7,3 1,1
jumat sabtu
Sanny 11.34 14.34 3 5 9,6 4,6 47,9 18,6 6,4 2,2
22-
183 sabtu sabtu
11.23 17.23 6 5 12,1 7,1 58,6 17,7 5,6 0,2
sabtu sabtu
Kristin 23.00 03.00 4 5 10,2 5,2 50,9 17 8 3
Natalia
22-
185 jumat sabtu
23.00 04.00 5 5 11,8 6,8 57,6 18 7 0
jumat sabtu
Josua 22.03 23.33 24 5 10,1 5,1 50,4 15,3 9,7 4,6
Maruli
22-
209 kamis jumat 9
Abdila 21.34 21.36 48 5 11,3 6,3 54,8 16,9 8,1 1,8
22-
214 kamis sabtu

Pembahasan
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik

seperti protein, pati, selulosa, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan zat

tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air

misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut

dengan imbibisi.Dalam praktikum ini digunakan biji kacang merah dan padi

sebagai bahan karena biji merupakan cikal bakal pertumbuhan yang membutuhkan

air untuk dapat tumbuh. Hal ini sesuai dengan literature (Pancaningtyas,2014) yang

menyatakan bahwa imbibisi merupakan proses masuknya air karena adanya

perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah.

i
16

Pada pengamatan ini terjadi peristiwa imbibisi yaitu penyerapan air

dimana dalam praktikum ini menggunakan biji kacang merah

(Phaseolus vulgaris) sebagai bahan untuk menguji terjadinya imbibisi.

Awalnya bobot awal kacang merah adalah 5 g kemudian dilakukan perendaman

dengam lama perendaman 1,2,3,4,5,6,8,12,24,48 jam kemudian dilakukan

penimbangan. Dalam percobaan ini kami mendapatkan penambahan berat biji dari

bobot semula dan yang paling tertinggi terdapat pada lama perendaman yang 6 jam

yaitu 7,1 g dan kadar air mencapai 58,6%. Tetapi grafik kurvanya tidak linear

karena grafiknya naik turun. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan prosedur

percobaan pada saat praktikum yang dapat mempengaruhi pembuatan data. Dari

pengamatan ini membuktikan terjadinya peristiwa imbibisi yang ditandai dengan

terjadinya penyerapan air oleh biji dimana pada biji terdapat suatu membran yang

bersifat permeable selektif sehingga air yang berada pada lingkungan masuk ke

sistem atau kedalam biji, dan ini berarti bahwa di dalam proses imbibisi juga terjadi

proses difusi dan osmosis di dalam sel. Hal ini sesuai dengan literature (Jenita,2017)

yang menyatakan bahwa mekanisme proses penyerapan air dapat berlangsung

karena adanya proses, difusi, osmosis, transport aktif, dan imbibisi.

Pada percobaan dengan objek pengamatan padi dapat dilihat kurva terhadap

kemampuan imbibisi biji padi tidak membentuk dengan perendaman 8 jam lebih

besar dibandingkan dengan perendaman 12,24,48 jam sehingga grafiknya naik

turun. Seharusnya semakin lama waktu perendaman maka semakin berat biji

tersebut. Hal ini disebabkan adanya kesalahan dalam prosedur seperti lama waktu

perendaman yang terlalu cepat atau lambat, berbedanya tempat penyimpanan biji

yang direndam air dari perlakuan dengan perlakuan lainnya, sehingga lingkungan

i
17

yang mempengaruhi kemampuan biji berimbibisi berbeda pula untuk setiap

perlakuan contohnya suhu yang tinggi akan lebih berhasil mematahkan dormansi

dibandingkan suhu rendah. Hal ini sesuai dengan literature(Suena,2013) yang

menyatakan bahwa faktor-faktor imbibisi yaitu permeabilitas kulit benih,

komposisi kimia benih, suhu, luas permukaan benih yang berhubungan dengan air,

ketersediaan air, dan kosentrasi air.

Air dalam proses imbibisi digunakan untuk melunakkan kulit biji dan

menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm yang mengakibatkan

pecahnya kulit biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas,

tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk ke dalam sel

secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air, maka suplai

oksigen meningkat kepada sel - sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya

pernafasan. Hal ini sesuai dengan literature (Salisbury, 2013) yang menyatakan

bahwa air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses

perkecambahan benih.

Dari praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa imbibisi yang terjadi di

dalam biji tumbuhan meliputi dua proses yang berjalan bersama-sama yaitu proses

difusi dan osmosis. Dikatakan proses difusi karena air bergerak dari larutan yang

lebih rendah konsentrasinya di luar biji, masuk ke dalam zat di dalam biji yang

mempunyai konsentrasi lebih tinggi sedangkan proses osmosis tidak lain terjadi

karena kulit biji bersifat permeable terhadap molekul-molekul, sehingga air dapat

masuk ke dalam biji melalui pori-pori yang ada di dalam kulit biji. Pada imbibisi

tidak ada keterlibatan membrane, seperti pada osmosis. Hal ini sesuai dengan

literature (Heddy,2017) yang menyatakan bahwa Pada dasarnya proses imbibisi

i
18

yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi dua proses yang berjalan bersama-

sama yaitu proses difusi dan osmosis.

i
19

BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Imbibisi merupakan proses masuknya air karena adanya perbedaan

konsentrasi, yaitu dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi rendah.

2. Faktor yang mempengaruhi imbibisi biji adalah permeabilitas kulit,

komposisi kimia benih, ketersedian air, luas permukaan benih yang

berhubungan dengan air, suhu, konsentrasi air.

3. Tahap imbibisi biji yaitu, hidrasi, pembentukan atau pengaktifan enzim,

pemanjangan sel radikal, pertumbuhan kecambah.

4. Pertambahan biji pada kacang merah lebih besar dibandingkan biji padi .

5. Penambahan biji kacang merah dari bobot semula dan yang paling

tertinggi terdapat pada lama perendaman yang 6 jam yaitu 7,1 g dan kadar

air mencapai 58,6% .

6. Penambahan biji padi dari bobot semula dan yang paling tertinggi terdapat

pada lama perendaman yang 8 jam yaitu 4,4 g dan kadar air mencapai 46,8%

7. Imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi dua proses yang

berjalan Bersama – sama yaitu proses difusi dan osmosis.

i
20

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, F. 2013. Difusi, Osmosis dan Imbibisi. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga. Surabaya
Diana,S.2016. Peristiwa Imbibisi Pada Biji. Universutas Islam Negeri Sunan
Gunung Jati.Bandung
Heddy,S.2017. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta
Jenita. 2017. Pengaruh Lama Perendaman Air Terhadap Perkecambahan Benih.
Medan
Naemah, D. Teknik Lama Perendaman Terhadap Daya Kecambah. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjar Baru
Pancaningtyas, S.2014. Studi Perkecambahan Benih Kakao Melalui
Perendaman. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember
Resky,.2015. Laporan Pratikum FMIPA UPI. Bandung
Salisbury. K. B. 2013. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung
Sasmitamihardja,S.2015. Fisiologi Tumbuhan Bandung :ITB.
Siregar, K.2015. Pengaruh Volume Air Perendaman Terhadap Benih Kacang
Hijau. FP USU. Medan
Suena. W. 2013.Modul Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNIBRAW.
Malang
Sumartini, S. 2014. Pengaruh Perendaman Terhadap Viabilitas Benih
Tembakau. Balai Penelitian Tanaman Manis dan Serat. Malang

i
21

Anda mungkin juga menyukai