OLEH KELOMPOK :
GUSTI AYU RATIH WULANDARI (211310843)
DOSEN PENGAMPU :
A.A GEDE OKA WIDANA,S.Pd.,M.Pd.H
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang berjudul “Pemberian Parcel Kepada Pegawai Negeri Sipil
Sebagai Gratifikasi Berdasarkan Undang-Undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi” Ini sebagai pemenuhan tugas dari Dosen Mata Kuliah
Antikorupsi.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak A.A Gede
Oka Widana,S.Pd.,M.Pd.H selaku dosen mata kuliah Antikorupsi, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini. Semoga
tugas yang telah diberikan ini untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kita.
Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun
berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat
teratasi. Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi merupakan suatu kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang
telah tumbuh seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Semakin hari
perkembangan korupsi di Indonesia bukan lagi semakin berkurang, tetapi semakin
meluas. Gejala pertumbuhan tindak pidana korupsi yang semakin meluas inilah
yang menimbulkan kerisauan dan keprihatinan bangsa Indonesia, karena kondisi
seperti ini tentu semakin memperburuk citra bangsa di masyarakat internasional.
Secara umum, tindak pidana korupsi secara material diatur didalam Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Undang-Undang Tipikor).Dalam
undang-undang tersebut tidak tercantum secara jelas rumusan mengenai
pengertian korupsi itu sendiri. Namun dapat disimpulkan dalam Pasal 2 bahwa
tindak pidana korupsi adalah perbuatan yang secara melawan hukum untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara.
Sebagai contoh, pada bulan Oktober 2014 sebanyak 35 parsel lebaran yang
diserahkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kepada KPK. KPK
memperkirakan parsel-parsel tersebut bernilai Rp 10,7juta. Menurut Direktur
Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono, dari 35 parsel yang diserahkan ke KPK, 15 di
antaranya disita untuk negara. Isi dari parsel parsel tersebut bermacam-macam.
Berupa kain, keramik, tea set, coffe maker, jam dinding, dan hiasan garuda warna
emas. Semua parsel tersebut yang berisi makanan dan minuman dikarenakan
khawatir kadaluarsa, langsung diserahkan ke pihak yang membutuhkan. KPK
mengapresiasi tindakan yang dilakukan Hendrar karena bisa menjadi contoh yang
baik bagi kepala daerah yang lain. Peraturan tentang laporan dugaan gratifikasi
oleh penyelenggara negara ini diatur dalam Pasal 12B ayat (1) Undang-UndangNo
20 tahun 2001. Dalam pasal tersebut dijelaskan gratifikasi sebagai pemberian
dalam arti luas. Pasal lain yaitu Pasal 12C ayat (1) Undang-Undang No 20 tahun
2001 bahwa gratifikasi yang diterima penyelenggara negara tidak akan dianggap
sebagai suap jika yang bersangkutan melapor ke KPK. Berdasarkan uraian di atas,
apakah segala perbuatan yang berkaitan dengan pemberian parcel sebagai suap
termasuk juga tindak pidana korupsi, perbuatan penyuapan selalu berkenaan
dengan pegawai negeri atau penyelenggara negara yang berkaitan dengan
keuangan negara atau perekonomian negara maka secara sosiologis dan yuridis
tindak pidana penyuapan (Omkoping) adalah merupakan tindak pidana korupsi.
Dengan berbagai ketentuan-ketentuan mengenai penyuapan yang merupakan
tindak pidana korupsi, terdapat masalah-masalah yang belum dikaji secara khusus
dan perlu adanya penelitian untuk mengetahui informasi dalam memahami
permasalahan yang muncul. Diantaranya masalah ruang lingkup dan pengaturan
penyuapan sebagai salah satu delik tindak pidana korupsi dalam hukum pidana
untuk memberikan kepastian dalam penegakan hukumnya.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
3) Untuk menyatakan adanya hubungan yang erat itulah, maka lebih tepat
digunakan istilah perbuatan pidana, suatu pengertian abstrak yang
menunjuk pada dua keadaan konkret yaitu pertama, adanya kejadian
tertentu (perbuatan), dan kedua, adanya orang yang berbuat atau yang
menimbulkan kejadian itu.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
4
kumulatif, yaitu antara pidana penjara dengan pidana denda. Dua jenis
pidana pokok yakni penjara dan denda wajib kedua-duanya dijatuhkan
secara serentak.
3.2 Saran
5
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Achmad,2002, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis,
Chandra Pratama, Jakarta.
Atmasasmita, Romli, 1983, Bunga Rampai Hukum Acara Pidana, Bina cipta, Bandung.
Bassar,Sudradjat, 1986, Tindak-tindak pidana tertentu, Remadja Karya, Bandung.
Chazawi.Adami.2001. Pelajaran Hukum Pidana. Rajagrafinda Persada. Jakarta
Hamzah, Andi,1984, Korupsi di Indonesia, Gramedia, Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno, 1999, Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan
Nasional, Gunung Agung, Jakarta.
Lamintang, PAF, 1984,Delik-delik khusus, Sinar Baru ,Bandung.
Mamuji, Sri,et al., 2005, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.
Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, Rinekacipta, Jakarta.
Mulyadi.Lilik. 2000. Tindak Pidana Korupsi. Citra Aditya Bhakti.Bandung.
____________, 2007, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, Normatif, Teoritis, Praktik
dan Masalahnya, Alumni, Bandung.
Projdikoro, Wirjono, 1981. Azas-Azas Hukum Pidana Di Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Soekanto, Soerjono, 2010. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press.Jakarta.
Sudarto,1996, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung.
Waluyo, Bambang, 2000, Pidana dan Pemidanaan , Sinar Grafika, Jakarta.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981).
Undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang
Tindak Pidana Korupsi