DISUSUN OLEH :
Gusti Ayu Ratih Wulandari (211310843)
DOSEN PENGAMPU :
Didik Prasetya, S.Si.,M.Si
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah yang berjudul “Pemeriksaan Hemoglobin Darah” Tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada Didik Prasetya,S.Si.,M.Si, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini. Semoga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Penulis menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAULUAN..........................................................................................1
I.I Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi terutama zat-zat gizi penting seperti
besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya.
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Absorpsi besi yang efektif dan
efisien memerlukan suasana asam dan adanya reduktor, seperti vitamin C. Sifat
yang dimiliki vitamin C adalah sebagai promotor terhadap absorpsi besi dengan
cara mereduksi besi ferri menjadi ferro (Arenda, 2015).
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dalam tubuh (Adriani & Wirjatmadi, 2012). Hemoglobin adalah ikatan antara
protein, besi dan zat warna. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah
pada darah merah (Supariasa, Bakri, & Ibnu, 2012). Hemoglobin merupakan
parameter yang digunakan secara luas untuk menentukan status anemia pada
skala luas. Batas normal kadar hemoglobin menurut kelompok umur dan jenis
Tabel 1
Batas Normal Kadar Hemoglobin
3
2.2 Fungsi Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-
paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari
seluruh sel ke paru- paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan
sebagai menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot.
Sekitar 80% besi tubuh berada didalam hemoglobin. Menurut Almatsier
(2005), fungsi hemoglobin antara lain :
1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan
dalam dua arah. Reaksi yang berlangsung dari arah ke kiri merupakan
Reaksi yang terjadi berlangsung dalam arah kanan yang merupakan reaksi
jaringan untuk diserahkan dan digunakan oleh sel- sel (William dalam
4
Lihabi, 2017).
5
(Gambar Struktur Kimia Hemoglobin)
heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Hemoglobin tersusun
dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain.
beta-globilin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau
sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta yang masih dalam kandungan atau
yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hbnya terbentuk
dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada
protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang
berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih
6
64,000 Dalton (Nisa, 2017).
yang dapat mengikat oksigen. Pada manusia sel darah merah di buat di
kondensasi glisin dan suknisil koenzim A, oleh kerja enzim kunci membatasi
kecepatan reaksi. Piridoksal fosfat yaitu (Vitamin B6) adalah suatu koenzim
untuk reaksi ini. Yang sudah dirangsang oleh eritroprotein, dan akhirnya
poliribosom. Ada 4 rantai globin di miliki oleh suatu tentramer yang masing-
masing dengan gugus hemanya sendiri. Dalam suatu kantung menyusun satu
tulang dan masuk ke dalam aliran darah. Pembentukan haem terjadi secara
7
2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin Pada Wanita
A. Kehilangan zat besi
1) Pendarahan
Pada kehilangan darah dalam tingkat kronis, penderita sering kali
tidak dapat mengabsorpsi cukup besi dari usus halus untuk
membentuk hemoglobin secepat darah yang hilang. Dengan
demikian, terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit
hemoglobin, sehingga menimbulkan keadaan anemia. Kehilangan
darah secara pelan- pelan didalam tubuh, seperti ulserasi, polip
kolon, dan kanker kolon juga dapat menyebabkan anemia (Briawan,
2014).
2) Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi
baik FSH-Estrogen atau LH- Progesteron. Periode ini penting dalam
hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan
antara usia remaja sampai menopause. Wanita yang mengalami
menstruasi setiap bulan berisiko menderita anemia (Briawan, 2014).
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari,
walaupun hal ini tidak berlaku umum, tetapi tidak semua wanita
memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi
setiap 21 hari hingga 30 hari. Salah satu faktor pemicu anemia
adalah kondisi siklus menstruasi yang tidak normal. Kehilangan
banyak darah saat menstruasi diduga dapat menyebabkan anemia
(Niken,2013).
8
hemoglobin (Adriani & Wirjatmadi, 2012). Untuk memenuhi
kebutuhan guna pembentukan hemoglobin, sebagian besar zat besi
yang berasal dari pemecahan sel darah merah akan dimanfaatkan
kembali baru kekurangannya harus dipenuhi dan diperoleh melalui
makanan. Asupan diet yang rendah zat besi, atau rendahnya
penyerapan zat besi di dalam usus karena gangguan usus atau
operasi usus juga dapat menyebabkan anemia (Briawan, 2014)
9
2) Protein
Protein adalah zat pembangun yang merupakan komponen penting
dalam siklus kehidupan manusia. Menurut Adriani & Wirjatmadi
(2012), makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi
terutama Fe nonheme adalah vitamin C serta sumber protein
hewani tertentu (daging dan ikan). Protein melalui bahan makanan
yang disebut meat factor seperti daging, ikan dan ayam, apabila
terdapat dalam makanan dapat meningkatkan absropsi zat besi
nonheme yang berasal dari serealia dan tumbuh- tumbuhan
(Adriani & Wirjatmadi, 2012). Protein juga berperan penting dalam
penyimpanan dan transportasi serta absorpsi zat besi. Oleh karena
itu, kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat
besi terhambat sehingga akan terjadi defisiensi besi dan mengalami
kekurangan kadar hemoglobin (Linder, 2009 dalam Rahmad,
2017). Menurut penelitian Mantika dan Mulyati, (2014),
menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan
kadar hemoglobin tenaga kerja wanita.
C. Vegetarian
D. Penyakit Kronis
Penyakit Kronis seperti AIDS, kanker, liver, dan inflamasi dapat
10
sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Beberapa orang
buruk bagi keadaan gizi dan anemia, sehingga hal ini dapat
anemia disebabkan oleh defisiensi besi dan 40% anemia defisiensi besi
11
Alat – alat : kapas alkohol 70%, blood lancet, kertas saring dan buku
talquist.
Cara kerja : dilakukkan sterilisasi lokal dengan cara dioleskan kapas
alkohol 70%, kemudian dilakukan penusukkan perifer (dihapus tetesan
pertama yang keluar). Diteteskan darah pada kertas saring talquist satu
tetes, setelah kering, dicocokkan warnanya dengan standar warna yang
ada pada buku talquist, baca prosentasinya. Catatan : metode ini tidak
dianjurkan untuk digunakan karena akurasinya kurang dan tingkat
kesalahan ini antara 25-50%. Dan metode ini sudah jarang untuk
digunakan, kadang-kadang digunakan dalam keadaan darurat
2) Metode Sahli
Prinsip dasar : hemoglobin diubah menjadi asam hematin kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart warna
pada alat hemoglobinometer. Dalam penetapan kadar hemoglobin,
metode sahli memberikan hasil 2% lebih rendah dari pada metode lain
(Dacie & Lewis 1996).
Alat – alat : spuit, hemometer sahli, pipet pasteur dan kapas / tisu.
Bahan – bahan : alkohol, HCl 0,1N dan darah vena.
Cara Kerja : disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,kemudian
tabung sahli di isi dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas angka
2.Dioleskan kapas alkohol 70 % untuk mensterilisasi lokal dan di
lakukan penusukan pada vena.Dengan pipet sahli diambil darah
sebanyak 20 µL, kemudian di masukan segera di dalam tabung sahli
yang berisi HCl 0,1 N. Di campur sampai homogen (terbentuk warna
tengguli) dan di encerkan isi tabung dengan aquadest sampai dengan
menyamai warna standar. Lalu di baca hasilnya dengan
memperhatikan miniskus cairan pada angka skala
12
3) Metode Cyanmethemoglobin
Prinsip dasar : Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam
hijau. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah menjadi
dalam tabung reaksi yang berisi larutan drabkin. Pipet di bilas dengan
= ........... gl %
13
- Terjadinya jendalan darah.
seharusnya.
4) Hb meter (poket)
Alat terakhir ini, memungkinkan pemeriksaan secara mudah dan simple,
dan juga bisa dilakukan oleh siapapun. Karena alat ini tidak diutamakan
keahlian, dan sebagainya. Hanya cukup tau bagaimana cara memakainya,
dan nilai normal pada pemeriksaan Hb yang dilakukan.
(imadanalis.blogspot.com) Cara kerja : batere dimasukan dan mesin di
nyalakan. Di atur jam, tanggal dan tahun pada mesin. Di ambil chip warna
kuning di masukan ke dalam mesin untuk cek mesin. Jika layar muncul
"error" berarti mesin rusak. Jika layar muncul "OK" berarti mesin siap
digunakan. Setiap botol strip pada terdapat chip test. Untuk cek
hemoglobin, di masukan chip hemoglobin terlebih dahulu. Pada layar akan
muncul angka/kode sesuai pada botol strip. Setelah itu akan muncul
gambar tetes darah dan kedip-kedip. Di masukan jarum pada lancing/alat
tembak berbentuk pen dan atur kedalaman jarum. Pergunakan tisu alkohol
untuk membersihkan jari anda. Di tembakkan jarum pada jari dan tekan
supaya darah keluar. Darah di sentuh pada strip dan bukan di tetes diatas
strip. Sentuhkan pada bagian garis yang ada tanda panah. Darah akan
langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep. Di tunggu sebentar,
hasil akan keluar beberapa detik pada layar. Di cabut jarumnya dari
lancing juga stripnya dan di buang
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat simpulkan bahwa hemoglobin dalam darah
berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru- paru untuk
dikeluarkan dari tubuh. . Pada manusia sel darah merah di buat di sumsum
tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Selanjutnya Sintesis
heme 9 atau pembentukan awal hemoglobin terutama terjadi pada mitokondria
melalui suatu rangkaian reaksi biokimia yang bermula dengan kondensasi
glisin dan suknisil koenzim A, oleh kerja enzim kunci membatasi kecepatan
reaksi. Dalam suatu kantung menyusun satu molekul hemoglobin. Eritroblas
adalah permulaan terjadi sintesis hemoglobin. Kemudian dalam stadium
retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah.
Pembentukan haem terjadi secara bertahap dan apabila Fe berkurang maka
cadangan Fe dilepaskan, jika kekurangan kadar hemoglobin atau hb dalam
darah menurun akan terjadi anemia.
Metode pemeriksaan yang biasa digunakan untuk pemeriksaan
hemoglobin yaitu : Metode Talquist , Metode Sahli, Metode
Cyanmethemoglobin , Hb meter (poket)
13
DAFTAR PUSTAKA
14