01-Modul Pengertian Pajak, Ciri-Ciri Pajak, Fungsi Pajak Dan Sistem Perpajakan
01-Modul Pengertian Pajak, Ciri-Ciri Pajak, Fungsi Pajak Dan Sistem Perpajakan
Perpajakan I
01
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi 01410003 Dr. Diana Sari, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
Citra Mariana, S.Pd., M.Ak..
Diah Andari, S.E., M.Acc., Ak.
Hafied Noor Bagja, S.H., M.Kn.
Radhi Abdul H.R.,SE.,M.M.,Ak.,CA.,BKP.,CSRA.
Yoga Tantular Rachman, S.E., M.Si.
Abstract Kompetensi
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Mahasiswa mampu menjelasan dan
negara yang terutang oleh orang memahami pengertian pajak, ciri-ciri
pribadi atau badan yang bersifat perpajakan, fungsi pajak dan sistem
memaksa berdasarkan Undang- perpajakan
Undang, dengan tidak mendapat
timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat
Pengertian Pajak, Ciri-Ciri Pajak, Fungsi Pajak, Sistem Perpajakan
Pengertian Pajak
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut
kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama untuk membiayai public investment.
Menurut P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Pajak adalah pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat
pelanggaran hukum, namun wajib dilaksankan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan
lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proposional, agar pemerintah
dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Ciri-Ciri Pajak
Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal tersebut
hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat
objektif. Yaitu warga negara yang memiliki penghasilan melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP).
Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat parkir, maka
harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti itu.
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara.
Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, tidak langsung menerima manfaat
pajak yang dibayar. Yang akan didapatkan, misalnya berupa perbaikan jalan raya
fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan
lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-undang yang
mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.
3. Retribusi
Yang dimaksud dengan Retribusi adalah :Pungutan sebagai pembayaran atas jasa
yang disediakan oleh Pemerintah daerah dengan obyek:
- Jasa Umum:
Jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan umum
- Jasa Usaha:
Jasa yg menganut prinsip komersial
- Perizinan tertentu:
yaitu kegiatan pemda dalam rangka pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan.
Unsur- unsur yg melekat pada retribusi:
- Pungutan retribusi harus berdasarkan UU
- Sifat pungutannya dapat dipaksakan
- Pemungutannya dilakukan oleh Negara
- Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum
- Kontraprestasi (imbalan) langsung dapat dirasakan pembayar retribusi.
4. Iuran
Adalah pungutan yang dilakukan oleh:
- negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa atau fasilitas yang
disediakan oleh negara untuk sekelompok orang.
- kelompok pembayar mendapat imbalan/ kontraprestasi langsung: iuran televise.
Fungsi Pajak
Pajak memiliki 2 fungsi utama, diantaranya :
1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Yaitu sebagai alat (sumber) untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya dalam
Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran negara yaitu pengeluaran
rutin dan pembangunan. Sebagai sumber pendapatan negara pajak berfungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
negara dan melaksanakan pembangunan negara yang membutuhkan biaya. Biaya
ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Pajak digunakan untuk pembiayaan rutin
seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk
pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah yakni
penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari
tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan
yang semakin meningkat dan ini terus diharapkan dari sektor pajak.
Menurut Adam Smith dalam bukunya AnInquiry into the Nature and Causes of The Wealth of
Nationsmengemukakan ajarannya sebagai sendi dasar pemungutan pajak dalam The Four
Maxims dengan urutannya sebagai berikut:
1. Equality
Yaitu pemungutan pajak hendaknya dilakukan seimbang dengan kemampuan subyek
pajak yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya, artinya dalam keadaan
yang sama para wajib pajak harus dikenakan pajak yang sama pula.
2. Certainly
Yaitu pajak yang dibayar oleh seseorang harus terang dantidak mengenal kompromi
artinya adanya kepastian hukum dalampemungutan pajak, baik mengenai subyek,
obyek, besar pajak danjuga ketentuan mengenai waktu pembayarnnya.
3. Convenience of Payment
Yaitu pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi para wajib pajak,
yaitu saat sedekatdekatnyadengan detik diterimanya penghasilan yang bersangkutan.
4. Efficiency
Yaitu pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemathematnya, jangan sekali-sekali
biaya pemungutan melebihipemasukan pajaknya
Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada orang pribadi atau
badan lain yang bukan warganya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan negara tersebut,
tentu saja harus ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Sebagai contoh di Indonesia,
secara tegas dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk mengenakan
pajak adalah:
1. Asas domisili (domicile/residence principle).
Berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang
diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan
perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk (resident) atau berdomisili
di negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu,
dalam kaitan ini tidak dipersoalkan dari mana penghasilan yang akan dikenakan
pajak itu berasal. Itulah sebabnya bagi negara yang menganut asas ini, dalam sistem
pengenaan pajak terhadap penduduk-nya akan menggabungkan asas domisili
(kependudukan) dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang
diperoleh di negara itu maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri (world-wide
income concept).
2. Asas sumber
Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila
penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang
pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara
itu. Dalam asas ini, tidak menjadi persoalan mengenai siapa dan apa status dari
orang atau badan yang memperoleh penghasilan tersebut sebab yang menjadi
landasan penge¬naan pajak adalah objek pajak yang timbul atau berasal dari negara
itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang
didapat di Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.
Daftar Pustaka