Anda di halaman 1dari 5

ACR

 Ruam malar : ruam kemerahan yang datar ataupun dengan peninggian pada pipi
 Ruam discoid : ruam kemerahan dengan peninggian skuama
 Fotosensitivitas : ruam kulit akibat reaksi abnormal terhadap sinar matahari
 Ulkus mulut : tidak nyeri
 Artritis : mengenai 2 atau lebih sendi (nyeri tekan, bengkak atau efusi)
 Serositis
 Gangguan ginjal : proteinuria persisten atau ditemukan cellular cast
 Gangguan neurologis : kejang atau psikosis
 Gangguan hematologis : anemia hemolitik dengan leukopenia, limfopenia, trombositopenia
 Gangguan imunologis : antibody anti-DNA +, antigen anti-Sm +, antibody antifosfolipid +
 ANA tes +
 Terdiagnosis LES bila 4 dari 11 kriteria

Kriteria SLICC (2012)

 Terdiagnosis LES bila terdapat 4 dari 11 kriteria (1 kriteria klinis dan 1 kriteria imunologis)

Kriteria EULAR (2019)

 Terdiagnosis LES bila ANA positif dan nilai skor >=10 dengan minimal 1 kriteria klinis

SLEDAI

- Untuk menilai aktifitas penyakit SLE (variabel klinis dan laboratorium)

- Interpretasi skor SLEDAI :

SLE flare up : peningkatan SLEDAI >3

Perbaikan : penurunan SLEDAI >3

Penyakit aktif terus-menerus : 1≤perubahan SLEDAI≤3


Remisi : perubahan SLEDAI =0

- Skor SLEDAI dihitung setiap pemantauan dalam waktu tertentu : 3 dan 6 bulan atau Ketika
ada perubahan aktifitas penyakit
- SLEDAI mengukur aktifitas sakit dalam 10 hari

PROTOKOL NEFRITIS LUPUS DENGAN MMF DAN STEROID

- MMF per oral 400-600 mg/BSA/12 jam (maksimal 1 g/kali)


- Steroid puls 10-30 mg/kg/kali (max 1 g/x)
- Steroid oral : 0,5-1 mg/kg/kali (max 30 mg/hari) – tap off 5 mg/hari tiap bulan

ARTRITIS

- Inflamasi akut atau kronik pada sendi


- Gejala : nyeri, kaku, menurunnya ROM atau deformitas sendi
- Artritis adanya 1 atau 2 sendi efusi diikuti : ROM terbatas, nyeri tekan pada sendi, ROM nyeri,
teraba hangat
- Dibagi menjadi 2 : artritis inflamasi dan artritis non-inflamasi

PFS = patellofemoral syndrome

Inflammatory artritis

- Gejala inflamasi : nyeri, merah, hangat, bengkak, menurunnya fungsi


- Dibagi menjadi : infeksi dan non infeksi

Infeksi atau septic artritis

Noninfeksi :

 Autoimun inflammatory artritis : JIA, berhubung dengan connective tissue (SLE)


 Artritis yang berhubungan dengan keganasan (paraneoplastic phenomena)
- Peradangan dapat melibatkan sendi yang berdekatan (didalam sendi, lapisan sendi, tulang,
kartilago)
- Menyebabkan kerusakan dan kelainan bentuk sendi

Inflamasi Non-inflamasi
Onset tiba-tiba, relaps dan remisi setelahnya Lambat dan progresif
simetris Asimetris
Sendi kecil Sendi yang melibatkan BB, distal
interphalangeal joint
Gejala membaik dengan aktifitas Gejala memburuk dengan aktifitas, membaik
dengan istirahat
Peningkatan marker inflamasi Gejala memburuk di kemudian hari
Multisistemik Krepitasi, berkurangnya gerakan
Kaku pada pagi hari yang bertahan >1 jam dan Kaku di pagi hari <30 menit
memburuk jika dibawa istirahat
Pembesaran tulang

JIA

- Timbulnya artritis pada usia < 16 tahun dan gejala bertahan >6 minggu setelah mengekslusi
penyebab artritis yang lain
- Memiliki pola inflamasi : synovitis, efusi sendi, pembengkakan jaringan lunak, osteopenia,
edema tulang dan erosi

- Klasifikasi JIA

Sistemik-onset JIA Artritis pada 1/> persendian dengan atau


didahului demam minimal 2 minggu, setidaknya
3 hari tanda dan gejala 1/> : ruam,
limfadenopati, hepatosplenomegaly, serositis
Persistent atau extended Artritis yang mempengaruhi 1-4 sendi selama 6
oligoartritis bulan
RF-negative poliartritis Artritis yang mempengaruhi 5 atau > sendi
selama 6 bulan, RF-negatif
RF- positive poliartritis Artritis yang mempengaruhi 5 atau > sendi
selama 6 bulan, RF-positif
- JIA oligoartritis : ≤ 4 sendi
 Kronik : ≤ 4 sendi selama 6 bulan pertama
 Persisten : setelah 6 bulan pertama
 Extended : > 4 sendi setelah 6 bulan pertama
- Poliartritis JIA : mengenai 5 atau lebih sendi
 Rheumatoid factor positive
 Rheumatoid factor negative
- Sistemik JIA : artritis yang didahului demam 2 minggu dan minimal 1 gejala (ruam,
limfadenopati, hepatosplenomegaly, serositis)

Enthesitis related artritis (ERA)

- Artritis atau enthesitis dengan 2 :


 Nyeri sendi sakroiliaca, nyeri inflamasi spinal
 HLA B27
 Acute anterior uveitis
 Onset artritis setelah usia 6 tahun
- Sendi yang terlibat : tulang belakang, lutut, ankle, panggul dan sendi kecil

Diagnosis banding JIA

Oligoartritis (terapi NSAID, jika Scurvy, osteomyelitis, reaktif artritis, post-


tidak membaik buat GC) streptococcal reactive artritis
Poliartritis (terapi NSAID+ GC, Sjogren syndrome, skleroderma
jika tidak membaik diberikan
DMARD)
SJIA (NSAID + GC high dose,
jika tidak membaik diberikan
DMARD)
Disease Modifying Antirheumatic Drugs (DMARD) : mtx, mmf, siklofosfamid

Septic artritis

- Invasi langsung pada sendi akibat infeksi organisme (inflamasi pada synovium)
- Agent virus hepatitis B, C atau parvovirus B19
- Pemeriksaan lab : peningkatan marker inflamasi (CRP, LED), leukositosis

Non-Inflammatory arthritis

OSTEOARTRITIS

- Terjadi Ketika tulang rawan di antara sendi mulai rusak


- Berkembang menjadi inflamasi karena adanya gesekan bersama dari ujung tulang
- Rasa sakit berkurang saat istirahat
- Gejala : kekakuan yang paling terlihat saat bangun tidur atau setelah tidak aktif, benjolan
keras, pembengkakan

MUKOPOLISAKARIDOSIS

- Kekakuan sendi, hypoplasia tulang, degradasi jaringan ikat di sekitar sendi


- Kekakuan sendi, kontraktur  menyerupai JIA
- Tanda inflamasi (-)
- Kekakuan : tidak lebih buruk pada pagi hari dan tidak diperburuk dengan istirahat atau
berkurang dengan aktifitas
- Penanda inflamasi (-)

RICKETS

- Defek dalam mineralisasi lempeng epifisis karena kekurangan vitamin D


- Keluhan utama : nyeri sendi dan nyeri tekan pada tulang
- Meniru artritis inflammatory
- Defek pada tulang (kalsifikasi dan pematangan tulang rawan epifisis)

Anda mungkin juga menyukai