DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Islam
Di susun oleh:
PROBOLINGGO
TAHUN 2023
i|
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam
semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang
menjadikan setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang
berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “Service Quality (Kualitas Pelayanan)
dalam Pendidikan” demi memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan Islam yang dibimbing oleh Dr. KH. Hasan Baharun, M.Pd.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan
mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
ii |
DAFTAR ISI
BABII PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jasa dalam pendidikan .................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Jasa dalam pendidikan ................................................................. 4
2.3 Strategi pengelolaan mutu jasa pendidikan ..................................................... 4
2.4 Prinsip-prinsip manajemen jasa pendidikan ................................................... 6
BABIII PENUTUP
3.1 Saran ............................................................................................................... 9
3.2 Kesimpulan ..................................................................................................... 9
iii |
BAB I
PENDAHULUAN
1|
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang Pengertian Jasa dalam pendidikan
2. Memahami Klasifikasi Jasa dalam pendidikan
3. Memahami Strategi pengelolaan mutu jasa pendidikan
4. Memahami Prinsip-prinsip manajemen jasa pendidikan
2|
BAB II
PEMBAHASAN
3|
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan agar
mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola konsumsi dan gaya hidup
pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. Menurut
Berry dan Zenthaml yang dalam Lupiyoadi (2006: 181) berpendapat bahwa “Keberhasilan
perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan
pendekatan service quality yang telah dikembangkan oleh Parasuraman”. (BAB 2, n.d.)
4|
tersebut. Dengan cara ini dapat diketahui posisi relatif perusahaan di mata
pelanggan dibandingkan para pesaing,
2. Mengelola ekspektasi pelanggan
Perusahaan banyak melebih lebih kan janji kepada pelanggan dengan tujuan
memikat banyak pelanggan. Semakin banyak janji yang diberikan, semakin besar
pula ekspektasi pelanggan. Pada dasarnya ini bisa memperbesar tidak terpenuhinya
ekspektasi pelanggan.
3. Mengelola bukti kualitas jasa
manajemen bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan
selama dan sesudah jasa disampaikan. Dari sudut pandang penyedia jasa, bukti
kualitas meliputi segala sesuatu yang dipandang konsumen sebagai indicator
“seperti apa jasa yang akan diberikan” (pre-service expectation) dan “seperti apa
jasa yang telah diterima” (post-service evaluation). Bukti-bukti kualitas jasa bisa
berupa fasilitas fisik jasa (gedung, kendaraan, dan lain-lain), penampilan karyawan
penyedia jasa, laporan keuangan, dan logo perusahaan. Berbagai faktor seperti
musik, warna, aroma, temperature, lokasi, tata letak, dan atmosfir (situasi dan
kondisi transaksi) dapat pula menciptakan persepsi tertentu terhadap penyedia jasa,
misalnya ketenangan, keramahan, kecermatan, wibawa, rasionalitas, stabiitas, dan
fleksibilitas.
4. Mendidik konsumen tentang jasa
Pelanggan yang lebih “terdidik” dapat mengambil keputusan pembelian lebih baik.
Dengan demikian kepuasan pelanggan akan lebih tinggi. Upaya yang dapat
dilakukan dalam mendidik konsumen:
• Mendidik pelanggan agar melakukan sendiri layanan tertentu misalnya mengisi
formulir pendaftaran, memanfaatkan fasilitas teknologi (ATM, Internet
banking, dan lain-lain)
• Penyedia jasa membantu pelanggan mengetahui kapan menggunakan suatu
jasa, yaitu sebisa mungkin menghindari periode puncak/sibuk dan
memanfaatkan periode biasa (bukan puncak).
• Penyedia jasa mendidik pelanggan mengenai prosedur atau cara menggunakan
jasa.
5|
• Penyedia jasa dapat pula meningkatkan persepsi terhadap kualitas jasanya
dengan cara menjelaskan kepada pelanggan alasan-alasan yang mendasari
suatu kebijakan, misalnya kebijakan kenaikan harga.
5. Menumbuhkembankan budaya kualitas
Budaya kualitas (quality culture) merupakan sistem nilai organisasi yang
menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi proses penciptaan dan
penyempurnaan kualitas secara terus-menerus. Budaya kualitas terdiri dari filosofi,
keyakinan, sikap, nilai, norma, tradisi, prosedur, dan harapan yang berkenaan
dengan peningkatan kualitas.
6. Menciptakan automating quality
Otomatisasi berpotensi mengatasi masalah variabilitas kualitas jasa yang
disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki organisasi. Sebelum
memutuskan untuk melakukan otomatisasi, harus mengkaji dahulu aspek-aspek
yang membutuhkan manusia (high touch) dan elemen-elemen yang memerlukan
otomatisasi (high tech). keseimbangan keduanya sangat dibutuhkan.
7. Menindak lanjuti jasa
Penindalanjutan jasa diperlukan untuk memperbaiki aspek-aspek jasa yang kurang
memuaskan dan mempertahankan aspek-aspek yang sudah baik. Perusahaan perlu
berinisiatif untuk menghubungi semua atau sebagian pelanggan guna mengetahui
tingkat kepuasan dan persepsi mereka terhadap kualitas pelayanan yang mereka
terima.
8. Mengembangkan sistem informasi kualitas jasa
Sistem informasi kualitas jasa (service quality information system) merupakan
sistem yang mengintegrasikan berbagai ancangan riset secara sistematis dalam
rangka mengumpulkan dan menyebarluasakan informasi kualitas jasa guna
mendukung pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan mencakup segala
aspek, yaitu data saat ini dan masa lalu, kualitatif dan kuantitatif, internal dan
eksternal, serta informasi mengenai perusahaan, pelanggan dan pesaing. (9793-
23117-1-PB, n.d.)
6|
mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas
secara berkesinambungan dengan didukung oleh para pemasok, karyawan, dan pelanggan.
Keenam prinsip tersebut terdiri atas (Wolkins, dikutip dalam Scheuing & Christoper, 1993):
(Aliyyah et al., 2019)
1. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari
manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan
organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas. Tanpa adanya
kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya akan
berdampak kecil.
2. Pendidikan
Semua karyawan perusahaan, mulai manajer puncak sampai karyawan operasional,
wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas. Aspek – aspek yang perlu
mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut antara lain konsep kualitas
sebagai strategi bisnis, alat dan teknik imlementasi strategi kualitas, dan peranan
eksekutif dalam implementasi strategi kualitas.
3. Perencanaan Strategik
Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas yang
digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.
4. Review
Proses review merupakan satu-satunya alat yang efektif bagi manajemen untuk
mengubah perilaku organisasional. Proses ini menggambarkan mekanisme yang
menjamin adanya perhatian terus menerus terhadap upaya mewujudkan sasaran-
sasaran kualitas.
5. Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses
komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun stakeholder
lainnya (Pemasok, Pemegang saham, Pemerintah, Masyarakat sekitar, dan lain-
lain).
6. Total Human Reward
Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam imlpementasi strategi
kualitas. Setiap karyawan berprestasi perlu diberi imbalan dan prestasi nya harus
diakui. Dengan cara seperti ini, motivasi, semangat kerja, rasa bangga dan rasa
memiliki (Sense of Belonging) setao anggota organisasi dapat meningkat, yang
7|
pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan profitabilitas bagi
kepuasan, serta kepuasan dan loyalitas pelanggan. (Rama et al., 2023)
8|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam merangkum makalah tentang Service Quality (Kualitas Pelayanan) dalam
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai bentuk pelayanan memiliki peran
sentral dalam pembentukan generasi unggul. Konsep Service Quality memberikan landasan
yang kuat untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Pengertian
jasa dalam pendidikan mencakup lebih dari sekadar penyampaian informasi, melibatkan
pengalaman belajar yang holistik dan mendalam. Klasifikasi jasa dalam pendidikan
membantu memahami beragam aspek yang terlibat, seperti jasa inti (pembelajaran), jasa
penunjang (fasilitas, bimbingan), dan jasa tambahan (pengembangan karakter).
Strategi pengelolaan mutu jasa pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan kepuasan
peserta didik dan orang tua, serta membangun citra positif lembaga pendidikan di masyarakat.
Menerapkan prinsip-prinsip manajemen jasa pendidikan, seperti fokus pada kepuasan
pelanggan, partisipasi aktif peserta didik, dan inovasi berkelanjutan, dapat membantu lembaga
pendidikan mencapai standar kualitas pelayanan yang tinggi.
3.2 Saran
Lembaga pendidikan perlu menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi yang terus-
menerus untuk mengukur dan meningkatkan kualitas pelayanan. Ini melibatkan penggunaan
feedback dari peserta didik dan orang tua, serta analisis data untuk mengidentifikasi area
perbaikan.
Memberikan pelatihan yang terfokus pada konsep Service Quality dapat meningkatkan
pemahaman tenaga pendidik dan staf tentang pentingnya pelayanan dalam konteks
pendidikan. Ini dapat mencakup keterampilan interpersonal, pengelolaan konflik, dan inovasi
dalam proses pembelajaran.
Mengintegrasikan teknologi dalam proses pendidikan dapat membantu meningkatkan
aksesibilitas, efisiensi, dan interaktifitas dalam pengalaman belajar. Dengan memanfaatkan
platform digital, lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan yang lebih responsif dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
9|
DAFTAR PUSTAKA
9793-23117-1-PB. (n.d.).
BAB 2. (n.d.).
Rama, A., Giatman, M., Maksum, H., & Dermawan, A. (2023). Konsep Fungsi dan Prinsip
Manajemen Pendidikan. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 8(2), 130.
https://doi.org/10.29210/1202222519
10 |