Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian tugas sebagai persyaratan kelulusan
UKMPPG
Oleh :
Muhammad Lathief Dwi Putra, S.Pd. NIM. 2005221143
Situasi dan kondisi awal peserta didik sebelum melakukan tindakan ialah
keaktifan belajar masih beberapa siswa saja dan berdasarkan hasil tes kemampuan
awal diketahui kesulitan dalam konsep bangun datar dan berdampak ketika
mempelajari bangun ruang. Dari hasil tes terlihat banyak siswa kategori rendah dan
memiliki nilai rata-rata 60. Saya berdiskusi untuk menemukan model dan cara
mengajar yang tepat sehingga bisa diaplikasikan di dalam kelas sebagai upaya
perbaikan pembelajaran.
Peran saya dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai pemimpin pada
upaya perbaikan pembelajaran, melaksanaan pengajaran, dan membuat hasil
evaluasi berdasarkan tindakan yang dilakukan. Saya sebagai peneliti dalam
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif (PTK K) adalah sebagai partisipan aktif.
saya secara langsung turun dalam kegiatan pembelajaran dan mengumpulkan data
sebanyak mungkin sesuai dengan fokus penelitian. Saya bersama guru kelas V
sebagai kolaborator berperan memberikan masukan dan saran selama proses
perencanaan, pelaksanaan, obsevasi, dan evaluasi. Setiap proses yang saya lakukan
juga selalu diamati dan dibimbing oleh guru pamong dan dosen pembimbing.
Hambatan yang terjadi saat proses penelitian yang saya lakukan ialah masih
kurangnya pengetahuan terkait siklus pada penelitian tindakan kelas yang
menantang saya untuk memperdalami lagi, selain itu hambatan yang terjadi masih
kurangnya kemampuan dalam membuat instrumen pengamatan pembelajaran
model PBL dan instrumen evaluasi berpikir tingkat tinggi yang membuat saya harus
memperdalami lagi kepada guru pamong, dosen pembimbing dan guru senior
lainnya.
3
BAGIAN III
ALTERNATIF SITUASI
4
BAGIAN IV
EVALUASI
Nilai rata-rata kemampuan awal siswa yaitu 60. Nilai rata-rata kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas V pada siklus 1 meningkat menjadi 73 dan
pada akhir siklus 2 menjadi 87. dengan presentase ketuntasan meningkat melebihi
target dari kemampuan awal 31,25% menjadi 90,62%. Nilai maksimum pada siklus
1 94 dan pada siklus 2 menjadi 100. Data hasil berpikir tingkat tinggi siswa
diperoleh dari nilai hasil test yang dilaksanakan di kelas setelah siswa mendapatkan
materi “bangun kubus”. Jumlah soal tes untuk mengukur berpikir tingkat tinggi
siswa terdiri dari 10 butir soal dengan tingkat kognitif C4-C6 berdasarkan
taksonomi Bloom. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa mengalami peningkatan. Hal ini tidak
terlepas dari adanya perbedaan karakteristik tahapan model Problem Based
Learning dengan model pembelajaran lainnya.