Disusun oleh :
Dinda Alfika Anugrahani
22081014
Vidi Yuliana Sari
22081008
Dosen Pembimbing :
Starry Kireida Kusnadi, S.Psi.,M.Psi.
0718078901
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘AKHIR MASA KANAK-KANAK’ dapat
selesai.
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang ada pada semester 2
dari ibu Starry Kireida Kusnadi, S.Psi.,M.Psi. pada bidang studi psikologi perkembangan.
Berkat tugas yang di berikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik
yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan pada makalah ini.
COVER ..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................
2.1.1 Ciri akhir masa kanak-kanak..........................................................................
2.1.2 Tugas perkembangan Akhir masa kanak-kanak.............................................
2.1.3 Perkembangan fisik pada akhir masa kanak-kanak........................................
2.1.4 Ketermapilan awal pada akhir masa kanak-kanak..........................................
2.1.5 Kemajuan bicara.............................................................................................
2.1.6 Emosi dan ungkapan-ungkapan emosi...........................................................
2.1.7 Pengelompokan sosial ...................................................................................
2.1.8 Minat dan kegiatan bermain...........................................................................
2.1.9 Peningkatan dalam pengertian........................................................................
2.2.1 Sikap dan perilaku moral................................................................................
2.2.2 Minat pada akhir masa kanak-kanak .............................................................
2.2.3 Penggolongan peran seks ...............................................................................
2.2.4 Perubahan dalam hubungan keluarga.. ..........................................................
2.2.5 Perubahan kepribadian...................................................................................
2.2.6 Bahaya pada akhir masa kanak-kanak............................................................
2.2.7 Kebahagiaan pada akhir masa kanak-kanak ..................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari
segi fisik maupun psikologisnya. Jika, Anda melihat potret diri Anda semasa bayi, tahulah
Anda bahwa selama ini secara pasti Anda telah beubah. Misalnya, dari seorang yang tidak
berdaya, sampai menjadi seorang mahasiswa seperti saat ini. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Apakah Anda yang sekarang tetap Anda yang dahulu juga? Dari hal ini terlihat bahwa
manusia mengalami perkembangan sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai
masa tua.
Dalam proses perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang meliputi aspek
fisik, intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi dan perasaan, minat, motivasi, sikap,
kepribadian, bakat, dan kreatifitas. Di mana dalam setiap aspek tersebut pada dasarnya
membuat kombinasi-kombinasi atau hubungan baru yang kemudian membentuk spesialisasi
fisik dan psikologis yang berbeda antara manusia yang satu dan lainnya.
Adanya kombinasi dan perbedaan, menyebabkan adanya persaingan dan rasa saling
membutuhkan antara manusia yang satu dan lainnya. Dengan demikian, pola perilaku
manusia dapat menunjukkan kesempatan apa yang akan diperoleh untuk mengembangkan
kepopulerannya dalam kelompok terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, sosial-
ekonomi yang berbeda akan memperbaiki mereka yang mempunyai standar penampilan dan
perilaku yang berbeda.
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan akhir masa kanak-kanak.
2) Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya perkembangan fisik pada akhir masa
kanak-kanak.
3) Untuk mengetahui apa saja tugas perkembangan pada akhir masa kanak-kanak.
4) Agar memahami kenapa penggolongan seks itu sangat penting pada akhir masa
kanak-kanak.
5) Agar dapat memahami bahaya pada akhir masa kanak-kanak.
1.4. Manfaat
1) Memberi pengetahuan baru terkait akhir masa kanak-kanak.
2) Memberi pengetahuan dan pemahaman baru terkait proses terjadinya perkembangan
fisik pada akhir masa kanak-kanak.
3) Memberi pengetahuan mengenai tugas perkembangan pasa akhir masa kanak-kanak.
4) Memeberi pengetahuan baru tentang penggolongan seks pada akhir masa kanak-
kanak.
5) Serta untuk mengetahui mengapa terdapat bahaya pada akhir masa kanak-kanak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akhir Masa Kanak-kanak
Akhir masa kanak kanak berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi
matang secara seksual.perulaan masa kanak knak biasanya ditandai dengan masuknya anak
ke kelas 1,hal ini merupakan perubahan besardalam pola kehidupan anak seperti
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dikelas 1,kebanyakan anak berada
dalam keadaan tidak seimbang:
a) a.anak mengalami gangguan emosional
b) b.perubahan sikap
c) c.perubahan perilaku
d) d.perubahan fisik yang menonjol
kematangan pada masa kanak kanak dengan masa remaja timbulnya tidak selalu pada usia
yang sama ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki laki dan
perempuan.
2.8 Pengelompokan social dan perilaku social pada masa akhir kanak-kanak
Ciri ciri geng anak
1. Geng anak merupakan kelompok bermain
2. Untuk menjadi anggota geng,anak harus diajak
3. Anggota geng teridiri dari jenis kelamin yang sama
4. Geng social anak laki-laki dering terlibat dalam perilaku social yang buruk
dari papda anak perempuan
Efek dari keanggotaan kelompok
1. Belajar jdi kelompok
2. Belajar bebas dari orang dewasa
3. Belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok
4. Belajar perilaku social yang baik
Teman pada masa akhir kanak-kanak
Anak laki-laki cenderung mempunyai hubungan teman sebaya yang lebih luas daripada anak
perempuan.ia lebih suka bermain berkelompok dari pada hanya dengan satu atau dua
anak.sebaliknya hubungan social anak perempuan lebih intensif dalam arti bahwa ia lebih
sering bermain dengan satu atau dua dari pada degan seluruh kelompok.banyak factor yang
menentukan pemilihan teman biasanya yang dipilih adalah yang dianggap serupa dengan
dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan karena daya Tarik fisik mempengaruhi kesan
pertama,anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik menjadi teman
bermain dan sebagai teman baik mereka.
Perlakuan teman
Perlakuan yang kurang baik tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang bukan anggota
kelompok.seringkali aanak anak saling tdk berbicara dengan teman bermain atau teman baik
ketika terjadi perkelahian.
Status sosiometris
Status yang mereka senangi pada kelompok social,tetapi juga status sosiometris dengan
teman sebaya mereka.
Pemimpin pada masa akhir masa kanak-kanak
Anak yang dipilih oleh teman-teman untuk berperan sebagai pemimpin pada akhir masa
kanak-kanak,mendekati ideal kelompok.ia tidak hanya disukai oleh sebagian besar anggota
kelompok,tetapi juga memiliki ciri-ciri yang dikagumi.
PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah, faktor-
faktor baru mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Akibatnya, anak
harus seringkali memperbaiki konsep diri. Karena sampai sekarang anak memandang
dirinya sendiri hampir sepenuhnya melalui pandangan orang tua, tidaklah
mengherankan kalau konsep diri anak berat sebelah. Sekarang anak melihat dirinya
seperti pandangan guru-guru, teman-teman sekelas dan para tetangga terhadap
dirinya. Bahkan orang tua sekarang memberikan reaksi yang berbeda dan reaksi itu
membantu anak memecahkan dasar-dasar konsep-dirinya.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Banyak faktor yang mempengaruhi konsep diri pada awal masa kanak-kanak
masih tetap mempengaruhi meskipun anak berkembang menjadi lebih besar.
Walaupun lingkungan sosial anak makin meluas, namun hubungan keluarga masih
sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Mutu hubungan dengan
orang tua, saudara kandung dan sanak keluarga lain, dan pandangan anak
mengenai metode pelatihan-anak yang digunakan di rumah, semuanya berperan
dalam menentukan perkembangan kepribadian anak. Posisi urutan dalam periode
ini menjadi lebih penting karena sikap anak terhadap peran yang dihubungkan
dengan kedudukannya dalam keluarga lebih besar pengaruhnya dalam cara anak
memandang diri sendiri dibandingkan dengan periode sebelumnya. Anak sulung,
misalnya, yang sekarang diharapkan untuk membantu mengasuh adik-adiknya
dapat merasa dirinya penting atau terkekang. Anak tunggal dapat semakin
bertambah tergantung atau semakin matang dibandingkan anak yang bukan
tunggal, tergantung pada bagaimana perlakuan orang tua.
b. Perkembangan Konsep Diri
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai mengagumi tokoh-tokoh
dalam sejarah, dalam cerita-cerita khayal, dalam sandiwara, film, olah raga dunia
atau tokoh-tokoh nasional. Anak. anak kemudian membentuk konsep diri yang
ideal anak ingin menjadi seperti tokoh ideal itu. Pada mulanya, konsep-diri yang
ideal mengikuti pola yang digariskan oleh orang tua, guru dan orang- orang lain
dalam lingkungannya. Kemudian, dengan meluasnya cakrawala, juga mengikuti
pola atau tokoh-tokoh yang dibaca atau didengar. Dari sumber-sumber yang
banyak ini, anak membangun ego-ideal, yang menurut Van den Daele "berfungsi
sebagai standar perilaku umum yang diinternalisaalsikan. Ego-ideal ini meliputi
sifat-sifat yang dikagumi oleh kelompok. Karena pada usia ini kedua seks sangat
berjauhan, maka tidaklah mengherankan akalau anak laki-laki dan anak
perempuan mengagumi sifat-sifat kepribadian yang berbeda.
c. Mencari Identitas
Karena anak-anak pada umumnya memasuki periode akhir masa kanak-kanak dan
berminat dalam keanggotaan kelompok, mereka sangat terpukau dengan anggapan
bahwa mereka harus menyesuaikan diri dengan standar dalam penampilan,
berbicara dan berperilaku seperti yang ditetapkan oleh kelompok. Karena takut
akan kehilangan dukungan dari anggota-anggota kelompok, mereka berusaha
menyesuaikan dengan baik bahkan kadang-kadang berlebihan. Meskipun
penyesuaian ini memberikan ke- puasan rasa aman dalam hubungan dengan
teman- teman, tetapi tidak dapat memberikan kepuasan ego. Lambat atau cepat
anak mulai merasa bahwa ia tidak mengikuti pola yang sama dengan teman-
teman sebaya dan kurang memiliki individualitas dan tidak memiliki identitas.
Pencarian identitas ini dimulai pada bagian akhir masa kanak-kanak dan mencapai
tahap kritis dalam masa remaja. Menurut Erikson, "Identitas diri" berarti perasaan
dapat berfungsi sebagai seseorang yang tersendiri tetapi yang berhubungan erat
dengan orang lain.
Beberapa penyakit merupakan penyakit khayalan atau "palsu." Cepat atau lambat
anak belajar bahwa kalau ia sakit, anak tidak perlu melaksanakan tugas-tugas, tidak
dikenakan disiplin yang ketat dan memperoleh lebih banyak perhatian daripada
biasanya. Dengan demikian anak berpura- pura sakit untuk menghindari tugas atau
situasi yang kurang menyenangkan.
c. Kegemukan
Kegemukan pada anak yang lebih besar dapat disebabkan karena kondisi kelenjar,
tetapi lebih sering disebabkan kebanyakan makan, terutama kebanyakan karbohidrat.
Penelitian terhadap anak gemuk menunjukkan bahwa anak makan lebih cepat,
gigitannya lebih besar dan lebih cepat menghabiskan makanan dan minta tambah lagi,
di bandingkan dengan teman seusianya yang lebih langsing. Apapun penyebabnya,
kegemukan merupakan bahaya fisik tidak saja bagi kesehatan-misal nya anak lebih
cenderung menderita diabetes tetapi juga bagi sosialisasinya. Anak gemuk sulit
mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai
keterampilan-keterampilan yang penting untuk keberhasilan sosial. Di samping itu
teman-teman sering mengganggu dan mengejek dengan menyebut "gendut" atau
sebutan-sebutan lain yang membuat anak merasa rendah diri.
d. Bentuk Tubuh yang Tidak Sesuai
Anak perempuan yang bentuk tubuhnya kelaki-lakian dan anak laki-laki yang
penampilan fisiknya seperti perempuan sering dicemooh oleh teman-teman dan
dikasihani oleh orang-orang dewasa. Akibatnya, penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial cenderung memburuk, terlebih lagi anak laki-laki. Sebaliknya, bentuk tubuh
yang sesuai dengan seksnya membantu penyesuaian diri yang baik. Biller dan
Borstelmann menjelaskan tentang anak laki-laki sebagai berikut. Anak laki-laki yang
tinggi dan tegap atau meso- morfik, sekalipun tanpa dorongan orang tua akan mudab
mencapai sukses dalam berbagai aktivitas maskulin sehingga dilibat oleh orang-orang
lain dan dengan sendirinya belajar memandang diri sendiri sebagai seorang yang
sangat maskulin. Anak ektomorfik yang lemah dan anak endomorfik yang gemuk
pendek sulit meraih sukses sehingga tidak terlibat oleb orang-orang lain dan belajar
memandang diri sendiri sebagai tidak maskulin.
e. Kecelakaan
Sekalipun kecelakaan tidak meninggalkan bekas-bekas fisik, namun kecelakaan itu
dapat meninggalkan bekas psikologis. Anak yang lebih besar sebagaimana halnya
dengan anak yang lebih muda, yang lebih sering mengalami kecelakaan. biasanya
lebih hati-hati. Keadaan ini dapat menyebabkan rasa takut terhadap semua kegiatan
fisik dan dapat meluas ke bidang-bidang perilaku lain. Kalau ini terjadi maka dapat
berkembang menjadi rasa malu yang mempengaruhi hubungan sosial, pekerjaan
sekolah dan kepribadiannya.
f. Ketidakmampuan Fisik
Banyak ketidakmampuan fisik merupakan akibat dari kecelakaan, jadi lebih banyak
terdapat pada anak laki-laki daripada perempuan. Besarnya pengaruh dari akibat ini
ber- gantung pada derajat ketidakmampuan, dan pada cara perlakuan teman-teman,
terutama teman-teman sebaya. Ada, teman-teman yang menunjukkan belas kasihan
dan memperhatikan anak cacat, tetapi ada pula yang mengabaikan, menolak bahkan
mencemooh.
3.1 Kesimpulan
Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari 6 tahun sampai anak mencapai
kematangan seksual, yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak perempuan dan empat belas
tahun bagi anak laki-laki, oleh orang tua disebut se bagai usia yang "menyulitkan," "tidak
rapih" atau usia "bertengkar"; oleh para pendidik d sebut usia "sekolah dasar"; dan oleh ahli p
kologi disebut sebagai "usia berkelompok"usia penyesuaian," atau "usia kreatif,"
Pertumbuhan fisik yang lambat pada akhir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehat an,
gizi, immunisasi, seks, dan inteligensi. Keterampilan pada akhir masa kanak-kanak secara
kasar dapat digolongkan ke dalam em pat kelompok besar; keterampilan menolong diri,
keterampilan menolong sosial; keteram pilan sosial, dan keterampilan bermain. Sampai
dengan tingkat tertentu semua keterampil an ini dipengaruhi oleh perkembangan pilihan
penggunaan tangan.
Semua bidang dalam berbicara-ucapan, kosa- kata dan struktur kalimat-berkembang
pesat seperti halnya pengertian, namun isi pembica raan cenderung merosot. Anak yang lebih
besar mengendalikan ungkap an-ungkapan emosi secara terbuka dan meng gunakan katarsis
emosi untuk meredakan din dari emosi-emosi yang terkekang sebagai bat dari tekanan sosial
untuk mengendalikan emosinya. Akhir masa kanak-kanak disebut "usia berkelompok" karena
anak berminat dalam kegiatan kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi bagian dari
kelompok yang mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku,
nilai-nilai dan minat anggota-anggotanya, sebagai anggota kelompok, anak sering menolak
standar orang tua, mengembangkan sikap menentang lawan jenis dan berprasangka kepada
semua yang bukan anggota kelompok. Status sosiometris anak berkisar dari yang populer
sampai yang secara sosial terkucil. Sekali status anak terbentuk dalam kelompok sosial, hal
ini sulit diubah, baik status sebagai pe mimpin, pengikut atau dikucilkan.
Minat bermain dan jumlah waktu yang diguna- kan untuk bermain bergantung lebih
pada derajat dukungan sosial daripada kondisi-kondisi lain. Terdapat peningkatan pesat
dalam pengertian dan ketepatan konsep selama periode akhir masa kanak-kanak yang
disebabkan oleh me ningkatnya inteligensi dan meningkatnya kesempatan belajar. Pada akhir
masa kanak-kanak, sebagian besar anak mengembangkan kode moral yang dipe ngaruhi oleh
standar moral kelompoknya dan hati nurani yang membimbing perilaku seba gai pengganti
pengawasan dari luar yang diper lukan pada waktu anak masih kecil. Sekalipun demikian,
pelanggaran di rumah, di sekolah dan di lingkungan tetangga masih sering terjadi.
Minat anak yang lebih besar lebih luas daripa da anak yang lebih kecil dan meliputi
banyak minat baru. Antara lain, minat kepada nama, pakaian, tubuh manusia, seks, sekolah,
pekerjaan masa depan, simbol status dan otonomi. Penggolongan peran seks mempengaruhi
penampilan, perilaku, cita-cita, prestasi, minat, sikap terhadap lawan jenis dan penilaian diri.
Kemerosotan dalam hubungan keluarga, yang merupakan ciri dari periode ini, mempenga-
ruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang mempunyai dampak kuat pada kepri-
badiannya melalui pengaruhnya pada penilaian diri. Terlebih bila kesenjangan antara kon-
sep-diri nyata sangat besar, karena hal ini bertindak sebagai penghambat dalam usaha anak
mencari identitas diri. Bahaya fisik akhir masa kanak-kanak antara lain kegemukan, bentuk
tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya, kecenderungan mengalami kecelakaan,
kecanggungan dan kesederhanaan. Bahaya psikologis yang baru terutama adalah bahaya yang
mempengaruhi penyesuaian sosial karena mengakibatkan penilaian diri dan penilaian sosial
yang kurang baik. Sekalipun kebahagiaan yang dialami dalam periode ini tidak menjamin
kebahagiaan seumur hidup, tetapi kondisi-kondisi yang menimbul kan kebahagiaan akan
terus memberikan kebahagiaan pada tahun-tahun berikut, terutama bila tiga faktor
kebahagiaan-penerimaandukungan, kasih sayang dan prestasi-terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA