Dosen Pengampu:
Oleh:
FAKULTAS HUKUM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nyalah tulisan ini kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya
yang berjudul "Pemberontakan dalam Persepektif KUHP Lama dan KUHP Baru
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2023".
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.2 perbandingan Pemberontakan dalam Persepektif KUHP Lama dan KUHP Baru
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2023 ......................................................................... 4
PENUTUP ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mereka tidak merasa gentar ataupun takut terhadap bahaya yang sedang mengintai
mereka, dan siap kapan saja untuk menghancurkan mereka. Kadang-kadang hal ini
terjadi karena faktor kepuasan suatu kelompok masyarakat yang belum terpenuhi,
karena faktor merasa kurang dipedulikan dan ditindas oleh pemerintah, karena faktor
ketidak-cocokan terhadap hukum atau peraturan yang sedang diberlakukan.
Oleh karena itu penulis terdorong untuk mengkaji sejauh mana tindak pidana
pemberontakan diatur dalam KUHP lama dan KUHP baru dan menelaah perbandingan
di antara keduanya
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemberontakan
2. Untuk mengetahui perbandingan Pemberontakan dalam Persepektif KUHP
Lama dan KUHP Baru Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2023
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Lewis A. Coser yang dikutip oleh Edi Yusuf Nur Samsu, menyatakan
bahwa pemberontakan terjadi karena didorong oleh beberapa sebab khusus yang
mencakup beberapa faktor yang mengacu pada timbulnya konflik di masyarakat.
Faktor-faktor tersebut adalah :
3
Berdasarkan pendapat dari L.M. Sitorus dan Lewis A. Coser, jika dikaitkan
dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Kahar Muzakkar, maka pemberontakan
dapat diartikan sebagai suatu bentuk refleksi nyata dari sebuah gambaran jiwa seorang
Kahar Muzakkar yang mencoba menuntut atas segala sesuatu yang menurutnya pantas
untuk diperoleh.
(1) Barang siapa bersalah karena pemberontakan, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun:
(2) Para pemimpin dan para pengatur pemberontakan diancam dengan penjara seumur
hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.
(2) Pemimpin atau pengatur pemberontakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua
puluh) tahun.
4
Dalam pasal 1 ayat 1, kedua pasal tersebut menunjukkan kesamaan dalam
esensi pelanggaran yang diatur: penggunaan senjata dalam melawan pemerintah atau
bergabung dengan gerombolan yang menggunakan senjata dalam tujuan
pemberontakan terhadap pemerintah. Pasal 194 KUHP baru lebih rinci dalam
formulasi, menyusun informasi secara lebih terperinci tetapi mengacu pada konsep
yang sama dengan Pasal 108 KUHP lama.
Pembeda utama antara Pasal 194 KUHP baru dengan Pasal 108 KUHP lama
adalah pada penyusunan yang lebih terperinci dalam menjelaskan tindakan atau
perilaku yang dianggap sebagai pemberontakan.
Pasal 194 KUHP baru memisahkan dan menjelaskan lebih rinci tentang dua
kondisi terkait pemberontakan, Sementara Pasal 108 KUHP lama, meskipun
menyebutkan poin-poin yang sama, tidak memberikan perincian yang sejelas dan
sekomprehensif Pasal 194 KUHP baru dalam membedakan dan menjelaskan jenis
tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran pemberontakan.
Lalu pada pasal 1 ayat 2, kedua pasal tersebut menunjukkan kesamaan dalam
ancaman hukuman bagi para pemimpin atau pengatur pemberontakan antara kedua
pasal. Kedua pasal mengancam para pemimpin atau pengatur pemberontakan dengan
pidana penjara seumur hidup atau maksimal 20 tahun, tanpa perubahan yang signifikan
dalam esensi aturan tersebut. Pasal 194 KUHP baru mengulang hukuman yang sama
dengan lebih rincian pada subjek atau orang yang dimaksud.
Dalam Pasal 194 KUHP baru, rincian lebih spesifik terkait subjek yang
dipidana, yaitu “Pemimpin atau pengatur pemberontakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).” Hal ini menunjukkan adanya penekanan lebih spesifik terhadap orang yang
memegang peran pimpinan atau pengatur dalam pemberontakan. Meskipun hukuman
yang diberikan sama dengan Pasal 108 KUHP lama, KUHP baru memberikan
deskripsi yang lebih terperinci mengenai siapa yang dianggap sebagai “pemimpin”
atau “pengatur” pemberontakan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberontakan merupakan tindakan yang melanggar hukum dan merupakan
respons terhadap keinginan akan kebebasan. Lalu dalam kerangka perbandingan
antara Pasal 108 KUHP lama dan Pasal 194 KUHP baru yang mengatur
pemberontakan, terdapat perbedaan dalam formulasi hukum. Meskipun keduanya
mengatur pemberontakan dengan menggunakan senjata dan mengancam hukuman
bagi pemimpin atau pengatur, Pasal 194 KUHP baru menawarkan formulasi yang lebih
rinci dan spesifik terkait subjek yang dipidana.
3.2 Saran
Untuk memahami lebih dalam dan menerapkan peraturan hukum terkait
pemberontakan, penting untuk mempertimbangkan perincian dan definisi yang lebih
jelas dari perilaku yang dianggap sebagai pemberontakan sesuai Pasal 194 KUHP
baru.
6
DAFTAR PUSTAKA