Serebrovaskular
Serebrovaskular
DEFINISI
TIA
ØDefisit neurologis akut yang disebabkan oleh
kelainan vaskular serta pulih dalam jangka waktu
kurang dari 24 jam
ØDefinisi TIA berdasarkan kondisi jaringan (karena
adanya perkembangan teknologi pencitraan otak)
adalah disfungsi neurologis sementara yang
disebabkan oleh iskemia fokal otak, medula spinalis,
atau retina tanpa ada infark akut.
EPIDEMIOLOGI
TIA
ØDi Amerika, terdapat 200.000-500.000 pasien di
diagnosis TIA setiap tahun
Ø300.000 – 700.000 pasien diketahui mengalami
gejala neurologis yang dicurigai TIA
ØKejadian stroke pada penderita TIA dapat diprediksi
dengan skor ABCD, 76% dari pasien dengan skor
ABCD ≥ 5 lebih akan mengalami stroke berulang
FAKTOR RISIKO
TIA
1. Umur
2. Jenis kelamin à laki2 memiliki faktor risiko1,25x
dibanding perempuan
3. Hipertensi
6. Merokok à 18%
7. Konsumsi alkohol
Naila, dr, Sp.N
8
PATOFISIOLOGI
TIA
ØHampir sama dengan stroke iskemik
ØTerjadi akibat berkurang / berhentinya aliran darah
pada pembuluh darah serebral yang mensupplai suatu
area tertentu di otak secara sementara baik oleh oklusi
parsial atau total akibat tromboemboli akut atau stenosis
pembuluh darah yang berasal dari plak aterosklerosis
pada pembuluh darah besar / jantung / ekstrakranial
sehingga menimbulkan gejala neurologis fokal
PATOFISIOLOGI
TIA
Ada tiga mekanisme yang menyebabkan TIA, yaitu:
ØAliran lambat pada arteri besar
ØEmboli pembuluh darah atau jantung
ØOklusi pembuluh darah kecil di otak
GEJALA KLINIS
TIA
ØDefisit neurologis mendadak
ØDefisit neurologis tersebut bersifat sementara,
hilang dalam waktu 30-60 menit
ØGejala dapat berupa gangguan perilaku
(behaviour), bahasa, gait, memori, dan
Gerakan (movement)
DIAGNOSIS
TIA
ØAnamnesis
ØPemeriksaan fisik
ØPemeriksaan neurolgis
ØPemeriksaan penunjang : GDA, DL, SE, profil
lipid, profil koagulasi, EKG, MRI kepala / CT
scan kepala, doppler transkranial (TCD) dan
doppler karotis
DIAGNOSIS BANDING
TIA
ØMigren dengan aura
ØHipotensi dan sinkop
ØGejala fokal episodik sementara (misal: confusion)
ØGangguan keseimbangan
ØKejang parsial
ØHipoglikemia
PROGNOSIS
TIA
Sebanyak 3-10% penderita TIA berubah
menjadi stroke dalam waktu dua hari, 9-17%
dalam 90 hari
PENDAHULUAN
• Penyakit saraf yang sering dijumpai
• Kegawatdaruratan neurologi yang bersifat akut
• Salah satu penyebab kecacatan dan kematian
tertinggi di beberapa negara dunia
• Insidensi : 180/100.000 / tahun (0,2%)
• Prevalensi : 500 / 100.000 / tahun (0,5%)
PENYEBAB UTAMA
KECACATAN PADA ORANG
DEWASA
DEFINISI (WHO)
• Gangguan fungsi otak fokal / global
• Onset akut (mendadak)
• Durasi > 24 jam
• Penyebab : gangguan peredaran darah
otak
SIRKULASI ANTERIOR
(KAROTIS)
• A. serebri anterior
• A. Serebri media
SIRKULASI POSTERIOR
(VERTEBROBASILARIS)
• A. Serebelaris
• A. Serebri posterior
SIRKULUS WILLISI
PERDARAHAN PERDARAHAN
OKLUSI NON-OKLUSI INTRASEREBRAL SUBARAKNOID
(PIS) (PSA)
TROMBOSIS EMBOLI
(2,5xDK)+(2xMT)+(2xNK)+(0,1xTD)-(3xTA)-12
INFARK SEREBRAL
25
FAKTOR RISIKO
YANG TAK DAPAT DIHINDARI
• Usia
Ø Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia
Ø 0,4% (usia 18-44 tahun), 2,4% (usia 65-74 tahun), 9,7% (usia ≥75 tahun)
• Jenis kelamin
Ø Laki-laki > perempuan sebesar 1,25 – 2,5x
• Genetik
• Hipertensi • Alkohol
• Penyakit jantung • Narkoba
• Diabetes • Kurang olahraga
• Merokok • Obestias
• TIA • Pola makan salah
• Hiperlipidemia • Hiperhomosistein
• Hiperurisemia • Penyakit sel sickle
• Stenosis karotis • Hiperviskositas
• Kontrasepsi oral • Migren
Naila, dr, Sp.N
28
PATOGENESIS STROKE ISKEMIK
KEMATIAN SEL
OTAK
ISKEMIA
OKLUSI NON-OKLUSI
HIPPERVISKOSITAS
TROMBOSIS
POLISITEMIA
EMBOLI
HIPOPERFUSI
Naila, dr, Sp.N
29
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pencitraan otak : CT kepala tanpa kontras, MRI
dengan MRA
• Evaluasi pembuluh darah intra/ekstrakranial :
Doppler karotis dan vertebralis, Doppler transcranial
(TCD) dan evaluasi jantung)
• Laboratorium : dengan pemeriksaan darah lengkap,
protrombin (PT), activated partial thromboplastin
time (aPTT), kimia darah, gula darah, enzim
kardiogenik), profil lipid
• EKG
3. Brain
pengendalian peningkatan TIK :
- head up 20-30 derajat
- memposisikan pasien dengan menghindari
penekanan vena jugulare
- menghindari pemberian cairan glukosa / cairan
hipotonik,
- menghindari hipertermia
- menjaga normovolemia
- Pemberian osmoterapi atas indikasi :
à manitol 0,25mg – 0,50 gr/kgBB selama > 20
menit, diulang setiap 4-6 jam dengan target
osmolaritas ≤ 310mOsm/L
à jika perlu, berikan furosemid dosis inisial
1mg/kgBB IV
Naila, dr, Sp.N
TATALAKSANA STROKE ISKEMIA 37
4. Bowel
- Pertimbangkan pemasangan NGT bila ada disfagia, nutrisi
enteral sebaiknya diberikan dalam 48 jam blia tidak ada
kontraindikasi.
- Pada keadaan stroke akut, kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari
dengan komposisi :
karbohidrat 30-40% (minimal 2 gr/kg/hari, maksimal 5-7 gr/kg/hari)
lemak 20-35% (pada gangguan napas dapat lebih tinggi 35-55%)
protein 20-30% (1-2 gr/kg/hari)
5. Bladder
Pasang kateter, perhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit
semoga bermanfaat
Naila, dr, Sp.N