Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK SENI BUDAYA

“CONTOH SENI RUPA TRADISIONAL,


MODERN DAN KONTEMPORER”
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya
Yang di bImbing oleh : Dewi Kartika Sari

Disusun oleh :

1. Achmad Rizky Bahtiar


2. Elsa Yunita Karin
3. Irfatma Mahmudatul
4. Zidna Elmin Kamelina

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 BLITAR


KUNIR WONODADI BLITAR
2022
SENI TRADISIONAL

1. KAIN BATIK

Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus


dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian
pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
[1]
sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan
budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral
and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.[2] Sejak saat itu, 2
Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Teknik seni kain yang mirip batik dapat ditemukan pada berbagai kebudayaan
di dunia seperti di Nigeria, Tiongkok, India, Malaysia, Sri Lanka dan daerah-
daerah lain di Indonesia. Batik pesisir Indonesia dari pulau Jawa memiliki
sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh
berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas
pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain.
Batik dianggap sebagai ikon budaya penting di Indonesia. Masyarakat
Indonesia mengenakan batik sebagai busana kasual dan formal yang dapat
digunakan dalam beragam acara.

2. WAYANG GOLEK
Pertunjukan seni wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang
banyak dipagelarkan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan
atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan
hiburan dalam perhelatan tertentu.
Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden.
Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan
popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit
Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an.
Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang
memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material.
Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya
ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan,
pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.

3. KAIN SONGKET
Songket adalah jenis tenun tradisional Indonesia yang berasal-usul dari
Palembang di Sumatra Selatan. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan
brokat. Songket ditenun dengan tangan menggunakan
benang emas dan perak. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain
menimbulkan efek kemilau cemerlang. Bahan kain yang umum digunakan
dalam pembuatan Songket yakni meliputi sutra, katun, dan katun sutra.
Songket kerap dikaitkan dengan Kemaharajaan Sriwijaya sebagai asal mula
tradisi songket berasal,[19] beberapa jenis Songket yang populer pun tak lepas
dari lokasi-lokasi yang pernah berada dibawah kekuasaan Sriwijaya, salah satu
lokasi dominan yang juga diyakini sebagai ibukota Kemaharajaan Sriwijaya di
masa lampau yakni Palembang, yang terletak di Sumatra Selatan. Selain
Palembang, beberapa daerah di Sumatra juga menjadi lokasi penghasil
Songket terbaik dalam kelasnya, yakni meliputi daerah-daerah di Minangkabau
atau Sumatra Barat seperti Pandai Sikek, Silungkang, Koto Gadang,
dan Padang. Di luar Sumatra, kain songket juga dihasilkan oleh daerah-daerah
seperti Bali, Lombok, Sambas, Sumba, Makassar, Sulawesi, dan daerah-
daerah lain di Indonesia.

SENI MODERN
1. SENI LUKIS karya Kartono Yudhokusumo

Bertajuk “Bandung”. Dalam lukisan yang dibuat tahun 1952 dengan media cat
minyak pada kanvas berukuran 65 x 90,5 sentimeter ini terlihat bagaimana
corak dekoratif benar-benar menjadi jiwa. Semua objek dalam pemandangan
digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar
belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada objek juga lebih
mencerminkan intuisi pelukis daripada kenyataan yang ada di alam. Hal lain
sebagai ciri genre lukisan ini adalah penggunaan perspektif udara (aerial
perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan bidang
gambar menjadi lebih luas, sehingga objek-objek lebih banyak dapat
dilukiskan.

2. UNTITLED
Untitled

Iriantine Karnaya
85 x 85 x 20 cm
Bronze
Pada karya “Untitled”, Iriantine Karnaya mengejawantahkan visinya
tentang dinamika dan mobilitas lewat analisa formal terhadap ekspresi murni,
ritme permukaan dan logika visual. Hasilnya adalah sebentuk puisi konkret
yang bertutur perihal gerak dari yang diam, ketakterbatasan dari yang terbatas.
Dinamika dan mobilitas ritmis juga merebak dari karya “Marriage” Filippos:
sebuah konstruksi harmonis yang dibangun dengan prinsip kesetimbangan
relasi antar-bidang dan antar-garis, simetri antara kalkulasi matematis dan
mimesis alam, keseimbangan antara rasionalitas dan naluri.

3. PATUNG PANCORAN
Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung
Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak
monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan
kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan
Markas Besar TNI Angkatan Udara.

SENI KONTEMPORER
1. Jack Plane

Jack Plane, Ichwan Noor

Dalam karya ini secara unik memperagakan kapasitas model-model


rekayasa dalam mempengaruhi dan menentukan persepsi tentang realitas.
hiperealitas dunia kontemporer memungkinkan hadirnya masa silam, masa kini
dan masa depan secara serempak. Karya ini merangkum yang primitif dan
yang canggih, yang intens dan yang instan, spiritualisme dan materialisme,
dalam satu kehadiran lahiriah yang kompak. Di zaman ini, manusia hidup
dalam situasi hiperrealitas. Inilah era ketika apa yang disebut “realitas” telah
goyah bahkan runtuh oleh invasi model-model rekayasa yang lebih
meyakinkan, lebih “nyata”, daripada kenyataan itu sendiri. Citra, halusinasi dan
simulasi kini sanggup menyaingi dan mengalahkan realitas.

2. FOREST FOR NUMBER


Emmanuelle Moureaux, seorang arsitek dan desainer asal Prancis yang
ditugaskan mengubah ruang pameran seluas 2.000 meter persegi menjadi
sebuah tontonan yang menarik. Ia menggunakan potongan kertas berwarna-
warni dalam bentuk angka untuk membuat instalasi seni yang imajinatif dan
interaktif, bertajuk Forest of Numbers.

Pameran seni ini melibatkan 60.000 potongan kertas, yang setiap bagiannya
mewakili angka dari 0 sampai 9 yang digantung di langit-langit dalam 4
kelompok, membuat 10 lapisan mengambang. Setiap lapisan
memvisualisasikan dekade di masa depan antara tahun 2017 sampai dengan
tahun 2026.

3. The Dream
Lukisan dengan judul karya “The Dream” ini merupakan lukisan karya Pablo Picasso.
Media yang digunakan adalah kanvas, sedangkan alat yang digunakan yaitu cat minyak,
kuas, dan palet. Lukisan ini menggambarkan sosok wanita yang mencari jati diri dan
diciptakan sebagai pajangan / hiasan sehingga termasuk ke dalam fine art / karya seni
rupa murni.

Dari penilaian pribadi penulis gambar lukisan disamping cukup menarik karena
menggunakan warna-warna terang seperti kuning dan oren, dan sedikit warna putih
pada background.

Anda mungkin juga menyukai