Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH:

FILSAFAT DAN TUJUAN HUKUM ISLAM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3 (TIGA)

1. LA ODE KINANDAR
2. NUR RAHMAT HAMU

HUKUM PIDANA ISLAM (HPI)

STAI SYARIF MUHAMMAD RAHA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Filsafat dan
Tujuan Hukum Islam” ini kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al- qur'an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia dan diakhirat.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata Hukum Islam di program studi Hukum
Pidana Islam. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pak
dosen selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Islam dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstrukti'
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini Terimakasih, dan semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi kita semua

Raha, oktober 2023


penyusun
Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 rumusan masalah
1.3 tujuan
bab II pembahasan
2.1 hakikat hukum islam
2.2 hikmah hukum islam

2.3 tujuan hukum islam

2.4 karakteristik hukum islam

BabIII penutup

3.1 kesimpulan

3.2 saran

Daftar pusaka
Bab 1 pendahuluan
1.1 latar belakang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Definisi hakikat menurut KBBI
berarti kenyataan yg
sebenarnya
(sesungguhnya). Kata hakikat
(Haqiqat) merupakan kata
benda yang
berasal dari bahasa Arab
yaitu dari kata “Al-Haqq”,
dalam bahasa
indonesia menjadi kata
pokok yaitu kata “hak“
yang berarti milik
(ke¬punyaan), kebenaran, atau
yang benar-¬benar ada,
sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti
sesuatu, puncak atau sumber
dari segala
sesuatu. Dapat disimpulkan
bahwa Hakikat adalah kalimat
atau ungkapan
yang digunakan untuk
menunjukkan makna yang yang
sebenarnya atau
makna yang paling dasar
dari sesuatu seperti benda,
kondisi atau
pemikiran.
Filsafat adalah berfikir
mendalam mengenai hakikat
kebenaran
suatu yang ada atau mungkin
ada. Filsafat Hukum adalah
berfikir
mendalam mengenai hakikat
hukum sebenarnya. Filsafat
Hukum
Islam adalah berfikir
mendalam mengenai Hakikat
Hukum Islam yang
sebenarnya.
Hukum islam memiliki watak
tertentu dan beberapa
karakteristik
yang membedakan dengan
berbagai macam hukum
yang lain.
Karakteristik tersebut ada
yang memang berasal dari
watak hukum itu
sendiri dan ada pula yang
berasal dari proses penerapan
dalam lintas sejarh
menuju ridha Allah SWT.
Dalam hal ini beberapa
karakteristik hukum
islam bersifat sempurna,
elastis dan dinamis,
universal, sistematis,
berangsur-angsur dan bersifat
ta’abuddi serta ta’aquli
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Definisi hakikat menurut KBBI
berarti kenyataan yg
sebenarnya
(sesungguhnya). Kata hakikat
(Haqiqat) merupakan kata
benda yang
berasal dari bahasa Arab
yaitu dari kata “Al-Haqq”,
dalam bahasa
indonesia menjadi kata
pokok yaitu kata “hak“
yang berarti milik
(ke¬punyaan), kebenaran, atau
yang benar-¬benar ada,
sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti
sesuatu, puncak atau sumber
dari segala
sesuatu. Dapat disimpulkan
bahwa Hakikat adalah kalimat
atau ungkapan
yang digunakan untuk
menunjukkan makna yang yang
sebenarnya atau
makna yang paling dasar
dari sesuatu seperti benda,
kondisi atau
pemikiran.
Filsafat adalah berfikir
mendalam mengenai hakikat
kebenaran
suatu yang ada atau mungkin
ada. Filsafat Hukum adalah
berfikir
mendalam mengenai hakikat
hukum sebenarnya. Filsafat
Hukum
Islam adalah berfikir
mendalam mengenai Hakikat
Hukum Islam yang
sebenarnya.
Hukum islam memiliki watak
tertentu dan beberapa
karakteristik
yang membedakan dengan
berbagai macam hukum
yang lain.
Karakteristik tersebut ada
yang memang berasal dari
watak hukum itu
sendiri dan ada pula yang
berasal dari proses penerapan
dalam lintas sejarh
menuju ridha Allah SWT.
Dalam hal ini beberapa
karakteristik hukum
islam bersifat sempurna,
elastis dan dinamis,
universal, sistematis,
berangsur-angsur dan bersifat
ta’abuddi serta ta’aquli
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Definisi hakikat menurut KBBI
berarti kenyataan yg
sebenarnya
(sesungguhnya). Kata hakikat
(Haqiqat) merupakan kata
benda yang
berasal dari bahasa Arab
yaitu dari kata “Al-Haqq”,
dalam bahasa
indonesia menjadi kata
pokok yaitu kata “hak“
yang berarti milik
(ke¬punyaan), kebenaran, atau
yang benar-¬benar ada,
sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti
sesuatu, puncak atau sumber
dari segala
sesuatu. Dapat disimpulkan
bahwa Hakikat adalah kalimat
atau ungkapan
yang digunakan untuk
menunjukkan makna yang yang
sebenarnya atau
makna yang paling dasar
dari sesuatu seperti benda,
kondisi atau
pemikiran.
Filsafat adalah berfikir
mendalam mengenai hakikat
kebenaran
suatu yang ada atau mungkin
ada. Filsafat Hukum adalah
berfikir
mendalam mengenai hakikat
hukum sebenarnya. Filsafat
Hukum
Islam adalah berfikir
mendalam mengenai Hakikat
Hukum Islam yang
sebenarnya.
Hukum islam memiliki watak
tertentu dan beberapa
karakteristik
yang membedakan dengan
berbagai macam hukum
yang lain.
Karakteristik tersebut ada
yang memang berasal dari
watak hukum itu
sendiri dan ada pula yang
berasal dari proses penerapan
dalam lintas sejarh
menuju ridha Allah SWT.
Dalam hal ini beberapa
karakteristik hukum
islam bersifat sempurna,
elastis dan dinamis,
universal, sistematis,
berangsur-angsur dan bersifat
ta’abuddi serta ta’aquli
2. Agar pembaca dapat
mengetahui Karakteristik
Hukum Islam menurut
Filsafat Hukum Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Hukum Islam
Hakikat Hukum Islam adalah:
Hukum dalam Islam adalah
komunikasi Tuhan, artinya
pembicaraan duah
arah yang berasal dari
Allah kepada manusia. Hasil
dari memahami isi
komunikasi itu dibentuk
menjadi rumusan, aturan
tingkah laku yang menuntut
manusia untuk melakukan
atau meninggalkan sesuatu
sesuai dengan
pemahamannya terhadap kata-
kata Tuhan. Akan tetapi,
rumusan hukum tidak
bisa lepas dari rumusan
dalam sumbernya. Apa yang
dirumusankan
sumbernya harus terbaca
dengan jelas dalam rumusan
hukum. Jika
ada rumusan hukum yang
tidak sesuai dengan rumusan
sumbernya maka
hukum tersebut tidak setia
kepada sumbernya.
Hakikat hukum Islam itu
tiada lain adalah syari'ah
itu sendiri, yang
bersumber dari al-Qur'an,
Sunnah Rasul dari al-Ra'yu
Doktrin. pokok dalam
Islam itu sendiri yaitu
konsep tauhid merupakan
fondasi dalam struktur
hukum Islam, yaitu hubungan
hablun min Allah (hubungan
vertikal), dari
hablun Min al-nas (hubungan
horizontal), al-anirit bil nia'ruf
wa alnahyu al-
munkar, taqwa, adil, dan
bijaksana serta mendahulukan
kewajiban daripada
1
hak dan kewenangan.
B. Karakteristik Hukum Islam
Sesuai hakikatnya ada lima
karakteristik hukum islam yaitu:
1 Sya’ban Maulidin,
Karakteristik Hukum Islam
(Konsep dan Implementasinya),
Journal IAIN Manado hlm. 5
2
Definisi hakikat menurut KBBI berarti kenyataan yg sebenarnya(sesungguhnya). Kata
hakikat (Haqiqat) merupakan kata benda yangberasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata “Al-Haqq”. Dapat disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau
ungkapanyang yang benar-¬benar ada digunakan untuk menunjukkan makna yang yang
sebenarnya ataumakna yang paling dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi
ataupemikiran.
Hikmah adalah pelajaran berharga yang dapat kita ambil dan jadikan sebagai pegangan
maupun pelajaran.sedangkan tujuan adalah sebuah bentuk usaha seseorang untuk
mencapai ataupun meraih sesuatu yang diinginkannya.
HukumIslam adalah berfikir mendalam mengenai Hakikat Hukum Islam
yangsebenarnya.Hukum islam memiliki watak tertentu dan beberapa karakteristikyang
membedakan dengan berbagai macam hukum yang lain.Karakteristik tersebut ada
yang memang berasal dari watak hukum itusendiri dan ada pula yang berasal dari
proses penerapan dalam lintas sejarhmenuju ridha Allah SWT. Dalam hal ini beberapa
karakteristik hukumislam bersifat sempurna, elastis dan dinamis, universal,
sistematis,berangsur-angsur dan bersifat ta’abuddi serta ta’aquli
1.2 rumusan masalah

1. bagaimana hakikat hukum islam


2. apa sajakah hikmah hukum islam
3. apa sajakah tujuan hukum islam
4. bagaimanakah karakteristik hukum islam
1.3 tujuan
1. mengetahui hakikat hukum islam
2. mengetahui hikmah hukum islam
3. mengetahuia tujuan hukum islam
4. mengetahui karkteristik hukum islam

Bab II pembahasan

2.1 hakikat hukum islam ‫ََََََََََََََََََََََََا‬


Hakikat Hukum IslamHakikat Hukum Islam adalah:َ‫ْنِيّفَلُك مالِ َالْعَفِاب ِ ّفَلَع ُتمال ِ ْع ّرشال ُ بَاِط خ‬Yang
artinya: “Titah Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf”. ‫ ب ِط ْخ‬artinya
komunikasi, jadi HakikatHukum dalam Islam adalah komunikasi Tuhan, artinya
pembicaraan duaharah yang berasal dari Allah kepada manusia. Hasil dari
memahami isikomunikasi itu dibentuk menjadi rumusan, aturan tingkah laku yang
menuntutmanusia untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu sesuai
denganpemahamannya terhadap kata-kata Tuhan. Akan tetapi, rumusan hukum tidakbisa
lepas dari rumusan dalam sumbernya. Apa yang dirumusankansumbernya harus
terbaca dengan jelas dalam rumusan hukum. Jikaada rumusan hukum yang tidak
sesuai dengan rumusan sumbernya makahukum tersebut tidak setia kepada
sumbernya.Hakikat hukum Islam itu tiada lain adalah syari'ah itu sendiri,
yangbersumber dari al-Qur'an, Sunnah Rasul dari al-Ra'yu Doktrin. pokok dalamIslam
itu sendiri yaitu konsep tauhid merupakan fondasi dalam strukturhukum Islam,
yaitu hubungan hablun min Allah (hubungan vertikal), darihablun Min al-nas (hubungan
horizontal), al-anirit bil nia'ruf wa alnahyu al-munkar, taqwa, adil, dan bijaksana serta
mendahulukan kewajiban daripadahak dan kewenangan
A. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum Islam mengatur dan memberikan kemudahan bagi kehidupan privat dan
publik dan membahagiakan dunia seluruhnya. Hukum Islam mempunyai bidang yang sama
sekali tidak disentuh oleh hukum positif, yaitu mengatur hubungan seorang individu dengan
Tuhannya. Ketentuan hukum Islam dalam bidang ibadah bertujuan untuk mensucikan ruh
dan menghubungkannya dengan Allah, sekaligus mensejahterakan individu dan masyarakat
secara bersama dalam berbagai bidang baik di dunia maupun di akhirat. Dalam bidang
muamalah hukum Islam juga mempunyai tujuan yang menyeluruh dan memberikan bentuk
ideal untuk menyantuni individu, masyarakat, dan umat manusia seluruhnya

SIFAT DAN KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM

Hakikat hukum Islam itu tiada lain adalah syari'ah itu sendiri, yang bersumber dari al-Qur'an, Sunnah
Rasul dari al-Ra'yu Doktrin pokok dalam Islam itu sendiri yaitu konsep tauhid merupakan fondasi dalam
struktur hukum Islam, yaitu hubungan hablun win Allah (hubungan vertikal), dari hablun Min al-nas
(hubungan horizontal), al-anirit bil nia'ruf wa alnahyu al-munkar, taqwa, adil, dan bijaksana serta
mendahulukan kewajiban daripada hak dan kewenangan. Sehubungan dengan doktrin di atas, maka
terdapat lima sifat dan karakteristik hukum Islam yaitu:

1. Sempurna.
Syari'at Islam diturunkan dalam bentuk yang umum dari garis besar permasalahan. Oleh karena itu
hukum-hukumnya bersifat tetap, tidak berubah-ubah lantaran berubahnya masa dari berlainannya
tempat. Untuk hukum-hukum yang lebih rinci, syari'at isi am hanya menetapkan kaedah dan
memberikan patokan umum. penjelasan dan rinciannya diserahkan pada ijtihad pemuka
masyarakat. Menurut M. Hasbi AshShiddieciy, salah satu ciri hukum Islam adalah takamul yaitu,
lengkap, sempurna dan bulat, berkumpul padanya aneka pandangan hidup. Menurutnya hukum
Islam menghimpun segala sudut dan segi yang berbeda-beda di dalam suatu kesatuan karenanya
hukum Islam tidak menghendaki adanya pertentangan antara Ushul dengan Furu', tetapi satu sama
lain saling lengkap-melengkapi kuat-menguatkan.
2. Elastis
Hukum Islam juga bersifat elastis (lentur, Luwes), Ia meliputi Segala bidang dan lapangan kehidupan
manusia,. Hukum Islam memperhatikan berbagai segi kehidupan baik bidang muamalah, ibadah,
jinayah dan lain-lain. Meski demiklan ia tidak memiliki dogma yang kaku, keras dan memaksa.
Hukum Islam hanya memberikan kaidahkaidah urn urn yang mesti dijalankan oleh umat manusia.
Sebagai bukti bahwa hukum Islam bersifat elastis. Dapat dilihat dalam salah satu contoh dalam
kasus jual beli; bahwa ayat hukum yang berhubungan dengan jual bell (Q.S. al-Bagarah (2): 275, 282,
Q.S. an-Nisa' (4): 29, dan Q.S. (62): 9).

Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan hukum bolehnya jual beli, persyaratan keridhaan antara
kedua belah pihak, larangan riba, dan larangan jual beli waktu azan Jum'at. Kemudian Rasul
menjelaskan beberapa aspek jual beli yang lazim berlaku pada masa beliau. Selebihnya, tradisi atau
adat masyarakat tertentu dapat, dijadikan sebagai bahan penetapan hukum jual beli.
3. Universal dan Dinamis.
Ajaran Islam bersifat universal. Ia meliputi seluruh alam tanpa tapal batas, tidak dibatasi pada
daerah tertentu seperti ruang lingkup ajaranajaran Nabi sebelumnya. Berlaku bagi orang Arab dan
orang `Ajam (non Arab). Universalitas hukum Islam ini sesuai dengan pemilik hukum itu sendiri yang
kekuasaan tidak terbatas. Di samping itu, hukum Islam mempunyai sifat yang dinamis (cocok untuk
setiap zaman). Hukum Islam memberikan kepada kemanusiaan sejumlah hukum yang positif yang
dapat dipergunakan untuk segenap masa dan tempat. Dalam gerakannya hukum Islam menvertai
perkembangan manusia, mempunyai kaidah asasiyah, yaitu ijtihad. Ijtihadlah yang akan menjawab
segala tantangan masa, dapat memenuhi harapan zaman dengan tetap memelihara kepribadian.
dari nilai-nilai asasinya. Dalam kaitannya dengan keuniversalan tersebut dapat dipahami lewat
konstitusi negara mushm pertama. Madinah, menyetujui dan melindungi.
kepercayaan non-muslim dan kebebasan mereka untuk mendakwahkan. Konstitusi ini merupakan
kesepakatan antara Muslim dan Yahudi, serta orang-orang Arab yang bergabung di dalamnya. Non-
Muslim dibebaskan dari keharusan membela negara dengan membayar Jizyah, yang. berarti hak
hidup dan hak milik mereka dijamin. Istilah Zimmi, berarti orang non-Muslim yang dilindungi Allah
dan Rasul. Kepada orang-orang non-Muslim itu diberikan hak Otonomi yudisial tertentu. Warga
Negara dan kalangan ahli kitab dipersilahkan menyelenggarakan keadilan sesuai dengan apa_yang
Allah wahyukan.
4. Sistematis.
Arti dari pc.myataan bahwa hukum Islam itu bersifat sistematis adalah bahwa hukum Islam nu
mencerminkan sejumlah doktrin yang bertalian secara logis, sating berhubungan satu dengan
lainnya. Perintah shalat dalam al-Qur'an senantiasa diiringi dengan perintah zakat. Dan berulang-
ulang Allah berfirman "makan dan minumlah kamu tetapi jangan benlebihan". Dalam hal ini
dipahami bahwa hukum Islam melarang seseorang hanya mermuamalah dengan Allah dan
melupakan dunia. Manusia diperintahkan mencari rezeki, tetapi hukum Islam melarang sifat
imperial dan kolonial kctika mencari rezeki tersebut.
5. Hukum Islam bersifat Ta'aquli dan Ta'abbudi.
Sebagaimana dipahami bahwa syari'at Islam mencakup bidang mu'amalah dan bidang ibadah.
Dalam bidang ibadah terkandung nilai-nilai ta'abbudil ghairu ma' qulah al ma'na (Irasional), artinya
manusia tidak boleh beribadah kecuali dengan apa yang telah disyari'atkan dalam bidang ini, tidak
ada pintu ijtihad bagi umat manusia. Sedangkan bidang muamalah, di dalamnya terkadang nilai-nilai
ta'aquli/ma’aqulah al-ma’na (rasional). Artinya, umat Islam dituntut untuk berijtihad guna
membumikan ketentuan-ketentuan syari'at tersebut.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat hukum islam merupakan syari'ah itu sendiri, yang bersumber darial-Qur'an,
Sunnah Rasul dari al-Ra'yu Doktrin pokok dalam Islam itu sendiri.Dalam hal ini
beberapa karakteristik hukum islam bersifat sempurna,elastis dan dinamis,
universal, sistematis, berangsur-angsur dan bersifatta’abuddi serta ta’aquli.
DAFTAR PUSTAKADjamil,Fathurahman. Filsafat Hukum Islam. bagian pertama (Cet.
I: Jakarta: Logos, 1997). Hasbi Ash-Shiddieu, M Hasbi. Falsafah Hukum Islam (Cet. V,
Jakarta: BulanBintang, 1993). Maulidin, Sya’ban. Karakteristik Hukum Islam (Konsep
dan Implementasinya). Journal IAIN manado

Anda mungkin juga menyukai