Anda di halaman 1dari 27

DISAIN BALOK PRATEGANG

retno_anggraini75@yahoo.com
DISAIN PENAMPANG

⚫ Penentuan Bentuk dan Dimensi


Penampanang Balok disesuaikan dgn
kebutuhan ( persegi, profil I, profil T, dll)
⚫ Penentuan besaran penampang : Luasan,
titik berat penampang, momen inersia,
momen tahanan
DISAIN TENDON

⚫ Penentuan Jenis dan kapasitas kekuatan


tendon : kawat, strand, batang polos
⚫ Penentuan letak tendon : konsentris,
eksentris, lurus, parabola, miring, dll
JENIS – JENIS TENDON

⚫ Kawat :
Ukuran : 3, 4, 5, 7, 8 mm
Macam : Kawat polos, dan bergigi
Kekuatan karakteristik : 1400 – 1900 MPa
⚫ Batang Baja
Ukuran : 10 - 40 mm
Kekuatan karakteristik : 1000 MPa
⚫ Untaian Kawat Baja (Strand)
Ukuran : 2 – 15 mm
Beban Patah : 13 - 230 KN
JENIS PEMASANGAN TENDON

⚫ Pemasangan tendon pada beton


prategang biasanya disesuaikan dengan
bentuk ragam deformasi lentur yang diperkirakan
terjadi.
⚫ Jenis pemasangan tendon :
1. Konsentris
2. Eksentris
3. Linear
4. Non Linear ( parabola)
Pemasangan Tendon Konsentris dan
Eksentris

⚫ Tendon Konsentris

e=0

⚫ Tendon Eksentris

e
Pemasangan Tendon Linear

⚫ Linear Eksentrisitas Konstan

e tetap

⚫ Linear Eksentrisitas berubah ubah

e max
Pemasangan Tendon Non Linear

⚫ Tendon berbentuk parabola dengan


persamaan kelengkungan tertentu

y = ax2 + bx + c
ANALISA BEBAN

Penganalisaan terhadap Beban yang dipikul


meliputi :
- Jenis beban : mati dan hidup
- Bentuk beban : merata atau terpusat
- Jenis perlaetakan : statis tertentu, kantilever,
statis tak tentu
- Load Faktor : sebagai safety
Analisa Tegangan

⚫ Penganalisaan tegangan dilakukan untuk


mengetahui tegangan yang terjadi pada
penampang beton prategang baik pada serat
atas(ft) maupun bawah(fb)
⚫ Tahapan penganalisaan tegangan
disesuaikan dengan tahapan pembebanan
dan proses pemberian gaya prategang
Konsep Penganalisan Tegangan

⚫ Tahap awal :
Struktur diberi gaya prategang tetapi
belum menerima beban eksternal

Terbagi menjadi beberapa tahapan :


a. Sebelum diberi Prategang
b. Pada saat diberi Prategang
c. Pada saat peralihan gaya
prategang
-Tahap Antara
Yaitu tahapan selama proses
pengangkutan bagi komponen pracetak.

- Tahap Akhir
Yaitu tahapan bila beban kerja yang
sesungguhnya bekerja pada struktur.
Mencakup beberbagai kombinasi
pembebanan
Untuk tahap akhir terbagi menjadi
beberapa tahapan :
a. Saat Beban tetap bekerja
b. Beban Kerja
c. Beban Retak
d. Beban Batas
KONTROL TEGANGAN

Tahapan kontrol terhadap tegangan yang


terjadi pada penampang sangat diperlukan
untuk mengetahui apakah beton prategang
masih berada dalam batas keamanan dan
kenyamanan dalam menerima beban
Batas keamanan dinyatakan dalam tegangan
yang dijinkan
Tegangan Ijin
⚫ Tegangan yang diijinkan terjadi pada serat beton ditentukan didalam
berbagai peraturan. Diantaranya :
⚫ ACI
a. Beton
- Tahap awal - Beban Kerja
Teg. Tekan 0.6 fc’ 0.45 fci’
Teg tarik ujung / tumpuan 6 fc’ 0.6 fci’
Teg tarik selain ujung 3 fc’ 6 fci’
b. Baja
- Gaya dongkrak 0.94 fpy < 0.8 fpu
- Setelah transfer 0.82 fpy < 0.74 fpu
- Tendon Posttension < 0.7 fpu
METODE UNTUK DISAIN BETON
PRATEGANG

⚫ Metode Tegangan Ijin


⚫ Metode Load Balancing
⚫ Metode Kekuatan Batas
Ketiganya dapat digunakan sebagai metode
pendekatan untuk penentuan besar gaya
prategang yang dibutuhkan untuk
mengimbangi beban
Disain yang diperlukan pada beton
Prategang

⚫ Disain Terhadap Lentur


⚫ Disain Terhadap Tarik Aksial
⚫ Disain Terhadap Tekanan dan Lentur
⚫ Disain Terhadap Geser
⚫ Disain Terhadap Bearing
Disain Terhadap Lentur

⚫ Disain terhadap lentur didasarkan pada


Momen max yang terjadi pada struktur.
⚫ Sehingga diharapkan struktur mampu
memikul beban dan tegangan yang terjadi
masih memenuhi syarat tegangan ijin
⚫ f = P/A + P.e / W + M max / W < f ijin baik
tekan maupun tarik
Disain terhadap Tarik Aksial

Tegangan yang muncul hrs memenuhi, Tahap :


⚫ Transfer fc – Nmin/A < fct
⚫ Beban Kerja h fc =Nd/A < ftw
⚫ Dimana :
Nd & Nmin = Beban tarik minimal dan rencana
fc = teg tekan beton
fct = teg tekan beton saat transfer
h = perbandingan kehilangan prategang
A = Luas beton
Disain terhadap Tekanan dan Lentur

Seperti halnya analisa pada kolom.


Dibedakan menjadi :
⚫ Kolom Pendek
⚫ Kolom Sedang
⚫ Kolom Langsing
Kolom Pendek
Nu = 0,85 fcy Ac + As fy – Aps Es [ese–(ecu–ece)]
Dimana :
ese = reg max beton, 0.00534
ecu = reg beton akibat prategang efektif, 0.003
ece = reg pada baja akibat gaya efektif
Aps es ese = h P dan ece = fcp / Ec
Kolom sedang

⚫ Kapasitas dukung beban ultimate dari kolom


sedang ditentukan dengan menerapkan
faktor reduksi R terhadap daya dukung
kolom pendek
⚫ R = 1,22 – 0,007 (L/i) < 1
Kolom Panjang

⚫ Kapasitas dukung Kolom Panjang ditentukan


berdasarkan tekuk yang terjadi.
⚫ M = N (e + L/400) √ N L2/(4EcI)
⚫ Dimana nilai e + L/400 tidak boleh kurang
dari L/400 atau 0,1 h mana yg paling besar
Disain Terhadap geser

⚫ Struktur Beton Prategang harus mampu menahan


gaya geser yang terjadi. Dimana Tahanan geser yang
muncul pada struktur beton prategang berasal dari
beton (Vc) dan dari Tendon ( Vp)
⚫ Yang berasal dari beton harus memperhitungkan
geser akibat retak badan (Vcw) dan retak lentur (Vcf)
⚫ Penambahan tulangan sengkang hanya diberikan
apabila kemampuan tendon dan beton kurang dalam
menyumbangkan kekuatan Geser
Vs = Vu/f – Vc - Vp
Disain Terhadap Bearing

⚫ Harus diperhatikan terutama pada sistem


pasca tarik dimana gaya prategang diberikan
dengan cara diankur
⚫ Tekanan dukung yg diijinkan ;
0,48 fci 3√ (Abr/Ap) atau 0,8 fci
Dimana
A br = luas bidang dukung
Ap = luas bidang kontak
fci = kekuatan beton silinder
Contoh

⚫ Scan
Tugas

⚫ Disainlah suatu balok yg berada di atas dua


perletakan sederhana yg menerima beban
merata 5t/m’ dan beban terpusat ditengah
bentang 10t. Panjang bentang balok L= 15 m
⚫ Asumsi kehilangan gaya pratekan sebesar
20%

Anda mungkin juga menyukai