"Dag dig dug" Jantungku berdegup kencang kala aku akan tampil
pada perlombaan itu. Waktu itu aku duduk di bangku SD. Hari itu, hari
pertamaku mengikuti lomba. Perasaanku bercampur aduk saat itu.
"Anu.., ke kantor barusan lif. Coba cari aja di kantor." Jawab Bu Nova.
"Iya sama-sama."
Aku bergegas pergi ke kantor untuk mencari Pak Hakiki. Setelah
sampai di kantor, aku masuk dan bertanya.
"Iya Pak."
"Iya lif, saya mau mendaftarkan kamu lomba tilawah. Lombanya sekitar
1 bulan lagi. Beberapa teman kamu juga ada yang ikut, tapi beda
lomba. Kamu mau kan?" Pak Hakiki bertanya.
"Tidak ada yang tidak bisa kalau mau belajar. Setiap jumat kan ada
ekskul tilawah di musholla, kamu ikut aja. Nanti sambil saya ajari." Pak
Hakiki menasehati ku.
"Waalaikumsalam."
"Yah, Ma(ayah, mama). Aku mau diikutin lomba tilawah 1 bulan lagi.
Aku disuruh ikut ekskul tilawah di sekolah buat lomba itu."
"Wahhh... Bagus dong. Latihan sama berdoa terus biar lancar lombanya
le. Mama juga do'ain semoga lancar lombanya." Ucap mamaku.
"Iya, latihan sama berdoa biar lancar. Ayah sama mama pasti do'ain
biar lancar lombanya." Sambung ayahku
"Iya, makasih yah, ma. Tapi aku malu+takut. Aku kan belum pernah ikut
lomba."
"Waalaikumsalam."
"Pak, saya deg deg an. Takut." Aku berbisik ke Pak Hakiki.
"Siahhh, ayo dah bismillah. Nanti sebelum kamu tampil berdoa minta
dilancarkan." Kata Pak Hakiki.
Setelah registrasi, aku dan teman-temanku diberi nomor urut oleh Pak
Hakiki. Ternyata aku nomor urut ke 3,betapa terkejutnya aku. Aku
mencoba untuk tenang. Setelah itu, kami berpencar diantar oleh Pak
Hakiki mencari tempat lomba masing-masing yang diikuti. Setelah
teman-teman, Pak Hakiki mengantarku ke ruang lomba tilawah.
Acara pun dimulai. Nomor urut 1&2 telah maju, akhirnya waktuku
telah tiba. Aku mencoba untuk tenang karena nomor urut 1&2
menurutku penampilannya bagus. Aku pun maju menampilkan hasil
latihanku selama 1 bulan. Setelah aku selesai maju, aku pun begitu lega.
Aku mencoba menampilkan performa terbaikku. Aku pun duduk
kembali ke tempat dudukku. Aku menyaksikan beberapa penampilan
dari peserta lain, setelah itu aku keluar dari ruang lomba mencari Pak
Hakiki. Ternyata Pak Hakiki berada tidak jauh dari ruang lomba tilawah.
Segera aku menuju Pak Hakiki, aku pun bercerita tentang kejadian di
ruang lomba tilawah. Pak Hakiki begitu senang karena aku bisa
menampilkan performa terbaiknya walaupun tidak di dampingi.
"Iya maa,makasih."
-TAMAT-
"Segala sesuatu pasti bisa dilakukan jika anda mau belajar. "