1. Difenhidramin: Strukturnya terdiri dari hidroksi-difenil-metil-piperidina.
Metode analisis kualitatifnya dapat dilakukan dengan kromatografi cair-tandem
spektrometri massa. 2. Loratadin: Strukturnya terdiri dari trisiklo-loratadin.
Metode analisis kualitatifnya dapat dilakukan dengan kromatografi cair kinerja
tinggi (HPLC). 3. Cetirizin: Strukturnya terdiri dari piperazine dan gugus hidroksil.
Analisis kualitatifnya bisa menggunakan metode kromatografi cair dengan
deteksi ultraviolet (HPLC-UV). 4. Desloratadin: Strukturnya terdiri dari metabolit aktif dari loratadin.
Metode analisis kualitatifnya dapat menggunakan kromatografi cair dengan
detektor fluoresensi (HPLC-FL)
analisis kualitatif yang kompleks :
1. Kromatografi Cair Spektrometri Massa (LC-MS) : Menggunakan pemisahan
senyawa dengan deteksi massa, memerlukan persiapan sampel yang cermat dan kalibrasi instrumen yang akurat. Contohnya adalah analisis kualitatif untuk menentukan kadar obat-obatan tertentu dalam plasma darah. 2. Spektroskopi Nuklir Resonansi Magnetik (NMR): Teknik analisis yang memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks, serta pemahaman yang mendalam tentang struktur molekul. 3. Kromatografi Gas Spektrometri Massa (GC-MS): Menggunakan pemisahan senyawa dengan mendeteksi massa melalui gas pembawa. Contohnya adalah analisis residu obat dalam makanan atau air. 4. Spektrometri Penyerapan Atom (AAS) atau Spektrometri Emisi Atom (AES): Memerlukan persiapan sampel yang hati-hati dan peralatan yang sensitif. Contohnya adalah analisis kualitatif l untuk mendeteksi adanya kontaminan logam.
Karakteristik spektrofotometeri UV Vis :
1. Pemilihan panjang gelombang yang akurat. 2. Memungkinkan untuk metode kuantitatif dan kualitatif. 3. Analisis lebih efisien. 4. Dapat mendeteksi senyawa yang kompleks. Contoh struktur obat dianalisis spektrum UV-Vis :
1. Parasetamol (asetaminofen) : panjang gelombang ± 243 nm.
2. Aspirin (asam asetilsalisilat) : panjang gelombang ± 277 nm. 3. Ibuprofen : panjang gelombang ± 264-268 nm. 4. Klorfeniramin : panjang gelombang ± 225 nm.
Kelemahan metode analisis KLT
1. Tidak spesifik. 2. Keterbatasan resolusi. 3. Tingkat sensitivitas yang rendah 4. Keterbatasan dalam identifikasi kuantitatif. 5. Ketergantungan terhadap operator.