Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KETERAMPILAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Komunikasi Antar
Pribadi
Dosen Pengampu : Fatma Indriani M.Psi

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

Fatin Az-Zahra 0303211009


Nadia Afrillia. AR 0303213150
Siti Nurhaliza Muda 0303213101

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang sudah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun
tugas makalah yang berjudul “Keterampilan Dalam Komunikasi Antar
Pribadi” ini dengan baik serta tepat waktu. Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

Pemakalah menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun


makalah ini. Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dosen Pengampu. Kepada pihak yang sudah menolong
turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.

Medan, 02 Desember 2023

KELOMPOK 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………...………………...i

DAFTAR ISI………….……………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………...…………………………….........1

A. Latar Belakang………………..….…………….……..…………….....1

B. Rumusan Masalah…………………………………….…………..…...1

C. Tujuan………………………………………....…..….….………..…...1

BAB II PEMBAHASAN………...………………….……….……...…...........2

A. Pengertian Keterampilan Dalam Komunikasi Antar Pribadi………….…….2

B. Keterampilan Yang Dibutuhkan Dalam Komunikasi Antar Pribadi.…….....3

C. Cara Mengembangkan Keterampilan Dalam Komunikasi Antar Pribadi.......6

BAB III PENUTUP…...…….…………………………………………………..8

A. Kesimpulan…………………….………………….….……….….………..8

B. Saran……...……………………………………….………………..……...8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…………..9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan komunikasi interpersonal sangat penting untuk menciptakan
kemitraan yang bahagia dan memuaskan. Kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi secara efektif dan terlibat dalam situasi sosial merupakan tanda
dari kemampuan interpersonalnya. Untuk memastikan bahwa tindakan seseorang
berjalan dengan sukses, seseorang perlu memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal yang kuat. Kemampuan tersebut meliputi keterampilan
interpersonal, meningkatkan motivasi belajar, serta meningkatkan kedisiplinan
dan semangat kerja. Dalam unit keluarga, keluarga yang kohesif dan menjunjung
tinggi komunikasi yang mudah, saling menghormati, dan solidaritas akan
memberikan anak teladan yang tulus dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Keterampilan Dalam Komunikasi Antar Pribadi?


2. Apa Saja Keterampilan Yang Dibutuhkan Dalam Komunikasi Antar

Pribadi?

3. Bagaimana Cara Mengembangkan Keterampilan Dalam Komunikasi Antar

Pribadi?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Keterampilan Yang Dibutuhkan Dalam
Komunikasi Antar Pribadi
3. Untuk Mengetahui Cara Mengembangkan Keterampilan Dalam Komunikasi
Antar Pribadi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dalam Komunikasi Antar Pribadi


Kata “terampil” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengacu
pada kemampuan melakukan kegiatan dengan cakap, dan cekatan. Di sisi lain,
keterampilan adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas. Menurut (Zahri et
al., 2017), keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan
dengan cepat dan tepat. Dalam konteks ini, istilah “keterampilan” mengacu pada
berbagai aktivitas, termasuk berbicara, bertindak, berpikir, melihat, mendengar,
dan lain sebagainya.
Kemampuan seseorang diukur dari keterampilannya. Kemampuan
mengambil suatu jabatan dan menghasilkan pekerjaan yang dapat diterima orang
lain termasuk dalam daftar keterampilan ini. Kemampuan untuk menciptakan atau
merealisasikan sesuatu, baik material maupun immaterial, dapat menjadi sangat
penting untuk mencapai tujuan. Bakat apa pun untuk mewujudkan sesuatu dapat
dijadikan modal untuk membantu seseorang mewujudkan cita-citanya (Zuhri,
2019).
Dalam hal keterampilan, itu bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dengan cepat.
Selain itu, keterampilan bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh atau bahkan dipelajari
begitu saja. Seseorang harus melalui proses untuk mengembangkan keterampilan. Hal
yang sama juga berlaku pada kemampuan komunikasi. Secara umum, tanpa komunikasi
dengan keluarga atau lingkungan terdekatnya, bayi yang baru lahir tidak dapat tumbuh
menjadi manusia.
Santrock (2007) mendefinisikan keterampilan komunikasi sebagai
kemampuan berbicara, mendengarkan, menafsirkan isyarat nonverbal dari
komunikan, mengatasi rintangan komunikasi verbal, dan mampu menangani
masalah dengan cara yang konstruktif. Agar komunikasi dapat menyelesaikan
permasalahan yang muncul, maka diperlukan kemampuan komunikasi yang
efektif ketika berinteraksi dengan orang lain, dalam kelompok, dan di depan
umum. Khususnya dalam komunikasi antarpribadi, di mana balasan dilakukan
segera dan kontak terjadi secara tatap muka, kemampuan komunikasi terlihat
jelas.

2
B. Keterampilan Yang Dibutuhkan Dalam Komunikasi Antar Pribadi
A. Kompetensi Interpretatif
Pemahaman membaca, juga dikenal sebagai kekuatan interpretasi, adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami konsep-konsep kunci yang
ditemukan dalam sebuah teks. Salah satu penulis neurolinguistik pertama,
Alexander Luria, menyatakan bahwa konsep interpretasi sangat penting untuk
fungsi kognitif manusia. Di otak manusia, fungsi psikologis yang lebih tinggi juga
diatur dengan cara ini.
Bahasa digunakan untuk interpretasi, yang merupakan cerminan dari
perspektif unik yang dimiliki orang terhadap dunia. Dengan cara ini, persepsi dan
pemahaman kita tentang realitas dibentuk oleh interpretasi kita melalui
penggunaan bahasa. Oleh karena itu, ketika makna sebuah kata diubah, baik
identitas linguistiknya maupun pemahaman pembaca terhadap konteksnya akan
hilang.
B. Kegunaan Kompetensi Interpretatif
Kemampuan menafsirkan memfasilitasi identifikasi dan pengenalan
berbagai konteks, isu, proposisi, grafik, peta, skema, dan banyak lagi. Semua itu
dilakukan untuk memahami maknanya, membentuk opini, atau membantah usulan
teks (Consuelo, 2010). Dengan kata lain, menurut uraian Conseulo tentang
keterampilan penafsiran, kemampuan ini memungkinkan rekonstruksi keadaan,
dan mereka yang memiliki atau menggunakannya melakukannya dengan cara
tertentu dan universal. Bahasa dan persepsi masyarakat terhadap realitas
merupakan alat yang digunakan dalam proses penafsiran. Akibatnya, penafsiran
tidak dapat dipahami sebagai tindakan menerima pesan; sebaliknya, ini dipahami
sebagai serangkaian peristiwa mental kompleks yang terjadi di dalam diri
seseorang dan kemudian digunakan untuk merekonstruksi peristiwa mental dan
memahami informasi yang dikumpulkan selama proses interpretasi.
Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan seseorang memahami
pentingnya suatu keadaan adalah langkah pertama menuju pengembangan
kompetensi interpretatif. Sebaliknya, individu memikul tanggung jawab penuh
atas cara mereka memandang suatu keadaan tertentu, karena merekalah yang
harus memahami signifikansinya. Pemahaman makna semacam ini terkait dengan

3
gambaran konseptual seseorang mengenai gagasan tersebut, yang dibentuk oleh
pengalaman mereka sebelumnya.
C. Sizing in People (Individu)
Orang belajar tentang satu sama lain dan kepribadian mereka melalui
interaksi mereka. Strategi lain untuk mengurangi ambiguitas dalam komunikasi
adalah dengan memahami cara mengukur orang. Ada empat komponen untuk ini:
1. Membuat penilaian terhadap orang lain berdasarkan konstruksinya sendiri.
Konstruksi pribadi berfungsi sebagai tolok ukur mental untuk menilai
sesuatu, peristiwa, dan individu karena tidak ada dua orang yang menerapkan
konstruksi "pribadi" dengan cara yang persis sama. Meskipun kita semua
menggunakan berbagai kerangka kerja untuk menilai orang lain, kita semua
menggunakannya dengan cara yang serupa. Steven Duck telah melihat tren
spesifik dalam penerapan empat gaya bangunan berbeda. Konstruksi fisik,
konstruksi peran, konstruksi interaksi, dan konstruksi psikologis merupakan
empat kategori tersebut.
2. Teori Kepribadian Implisit: Organisasi Kesan Karakter.
Daripada hanya membentuk opini secara terisolasi dari orang lain,
individu mengisi banyak kesenjangan dalam persepsi individu untuk
menyusunnya menjadi gambaran yang lebih komprehensif. Teori kepribadian
implisit adalah salah satu cara orang melakukan hal ini. Ini adalah keyakinan
bahwa beberapa karakteristik pribadi berhubungan dengan yang lain.
3. Nubuat yang Terpenuhi dengan Diri Sendiri Antarpribadi (Interpersonal Self-
Fulfilling Prophecies)
Kecenderungan persepsi yang penting adalah ramalan yang terwujud
dengan sendirinya. Ramalan yang terwujud dengan sendirinya menggabungkan
persepsi dan perilaku, berbeda dengan teori kepribadian implisit yang lebih pasif
(di mana atribut terkait dalam pikiran).
4. Kepuasan Kognitif: Elemen yang Mempengaruhi Penciptaan Kesan.
Orang yang berbeda membentuk kesan dengan cara yang berbeda.
Pengamat termasuk dalam kategori psikologis yang lebih abstrak (abstraksi),
mempunyai jumlah dan kualitas konstruksi pribadi yang bervariasi (diferensiasi),
dan mengintegrasikan konstruksi yang berbeda dengan cara yang lebih rumit

4
(integrasi). seseorang yang menganggap orang lain sebagai kesan yang relatif
terpisah dan secara mental memiliki gagasan yang lebih sedikit dan tidak abstrak
tentang mereka. Anda mungkin berpikir bahwa semakin rumit semakin baik,
mengingat perbedaan di antara individu-individu yang lebih kompleks.
Sebenarnya, hal ini bergantung pada orang lain dan keadaan.
D. Sizing Up Relationship
Orang-orang mempunyai tantangan persepsi untuk mencari tahu karakteristik
penting apa dari diri mereka yang sesuai dengan konteks dan bagaimana
memahami hubungan yang muncul antara diri mereka dan orang lain ketika
mereka membaca peristiwa dan membuat persepsi terhadap orang lain.
1. Individual Mentorship
Orang menciptakan dan memproyeksikan gambaran dirinya kepada orang
lain, sama seperti mereka melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Pemantauan diri adalah kesadaran akan citra diri sendiri dan kemampuan untuk
memodifikasinya sesuai dengan keadaan. Daripada hanya memproyeksikan citra
diri yang konstan dalam setiap keadaan, orang yang memiliki self-monitoring
tinggi biasanya menilai konteks sosial terlebih dahulu dan kemudian menampilkan
wajah yang dapat diterima.
2. Establishing Connections: Oneself Towards Others
Orang-orang memproyeksikan diri mereka satu sama lain ketika mereka
berinteraksi. Di sisi lain, visual ini biasanya sangat cair. Menentukan jenis
hubungan yang dominan dalam suatu keadaan tertentu merupakan fungsi persepsi
yang penting. Karyawan di lingkungan kantor tidak percaya bahwa hubungan
antara atasan dan bawahan tidak berlaku selama pertandingan softball. Perbedaan
persepsi dapat menimbulkan emosi negatif yang tidak diinginkan.
E. Social Occasions
Kemampuan individu dalam menghasilkan komunikasi akan meningkat
seiring dengan tingkat kesadarannya terhadap konteks di mana ia berkomunikasi
dengan orang lain. Ada beberapa strategi yang berguna untuk menangani keadaan
tersebut, termasuk: (1) mengenali komponen-komponennya; (2) memahami cerita;
(3) Kenali implikasi plot dan judul bagian.
1. Tentukan komponennya

5
Idenya adalah bahwa seseorang perlu menyadari kelas sosialnya agar dapat
berkomunikasi secara efektif. Orang tidak selalu tahu apa yang harus dilakukan
atau di posisi apa mereka berada.
2. Kenali arah aliran
Artinya dapat diramalkan rangkaian peristiwa yang mengikuti suatu
peristiwa yang terjadi. Lebih mudah bagi kita untuk bertindak ketika kita
menyadari apa yang sedang terjadi, dan juga lebih mudah untuk meramalkan
suatu peristiwa ketika kita memahami bagaimana hal itu akan terjadi. Identifikasi
ini dibagi menjadi tiga kategori oleh Michael Brenner: tertutup, terbuka, dan pasti

C. Cara Mengembangkan Keterampilan Dalam Komunikasi Antar Pribadi


Dibutuhkan proses bagi manusia untuk memperoleh keahlian dalam hal
apa pun. Hal yang sama juga berlaku untuk kemampuan interpersonal. Mampu
berkomunikasi secara efektif bukanlah suatu bakat yang langsung terlihat atau
sesuatu yang dipelajari sejak lahir. Belajar membantu seseorang memperoleh
kemampuan komunikasi. Oleh karena itu, hal-hal berikut dapat dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi (Harahap Edi, Syarwani Ahmad.
59:2016):
a. Masyarakat perlu memahami mengapa menguasai keterampilan komunikasi dan
membuat semua orang menyadari nilainya adalah hal yang sangat penting.
b. Selain itu, orang yang ingin mengembangkan keterampilan komunikasi perlu
memahami apa artinya memiliki keterampilan tersebut serta jenis elemen perilaku
yang perlu dikuasai untuk dapat melakukannya.
c. Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi tersebut, seseorang perlu
cerdik dan rajin mengamati keadaan, karena inilah saat yang ideal untuk melatih
keterampilan.
d. Saat mempraktikkan keterampilan, orang perlu mengatasi keraguan atau rasa
malunya ketika mencari bantuan dari orang lain, seperti meminta umpan balik
mengenai kemajuan mereka atau menunjukkan area mana yang perlu
ditingkatkan.
e. Mempelajari hal-hal baru tidak pernah membosankan, dan latihan adalah kunci
untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.

6
f. Untuk memastikan efektivitas proses pelatihan terlihat jelas, kegiatan pelatihan
harus dipisahkan menjadi beberapa bagian tersendiri.
g. Selama periode ini, memiliki teman sebagai mitra pelatihan akan sangat
bermanfaat.
h. Latihan dan instruksi terus-menerus diberikan untuk memastikan bahwa
keterampilan komunikasi yang diperoleh akhirnya menjadi bagian yang tak
terhapuskan dari individu.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan keterampilan yang
penting, terutama ketika berinteraksi sosial dengan orang lain. Kepuasan dan
kesenangan hubungan dapat ditingkatkan dengan komunikasi yang terampil dan
efisien. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif sangat penting dalam situasi
sosial.
Memperoleh keterampilan komunikasi interpersonal akan memberikan
sejumlah keuntungan, seperti:
1. Meningkatkan hubungan interpersonal: Seseorang dengan kemampuan
komunikasi yang kuat dapat membina hubungan positif dengan orang lain.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah:
Kapasitas individu untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah yang efisien
ditingkatkan dengan keterampilan komunikasi yang baik.
3. Meningkatkan regulasi emosi: Kemampuan komunikasi yang efektif membantu
orang mengatur emosinya dengan lebih baik.
4. Mengembangkan kapasitas untuk mendengarkan dengan baik: Kapasitas
seseorang untuk mendengarkan dengan baik ditingkatkan dengan keterampilan
komunikasi yang efektif.
5. Meningkatkan kapasitas pengambilan keputusan yang bijaksana: Kapasitas
individu dalam pengambilan keputusan yang bijaksana dipengaruhi secara positif
oleh kemampuan komunikasi yang efektif.

B. Saran
Demikian makalah ini kami papar kan. Kami berharap makalah ini bisa
menambah wawasan serta pengetahuan bagi para rekan sekalian. Mungkin
makalah ini masi banyak kekurangan, sehingga kami selaku pemakalah
mengharap kritik dan saran yang sifat nya membangun untuk kebaikan makalah
ini dimasa yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nasihudin, & Hariyadin. (2021). Pengembangan Keterampilan Dalam


Pembelajaran . Jurnal Pendidikan Indonesia , 735-736.
Sarmiati, E. R. (2019). Komunikasi Interpersonal. Malang: CV IRDH.

Anda mungkin juga menyukai