Anda di halaman 1dari 13

I.

SEJARAH SINGKAT Psikologi Eksperimen


 Psikologi adalah ilmu yg mempelajari  Penelitian dg metode
perilaku dan proses mental. eksperimen telah dilakukan
sejak zaman dahulu.
 Psikologi ilmiah lahir dlm akhir abad
ke 19, saat gagasan menyatakan
bahwa pikiran dan perilaku dpt
 Bapak penelitian eksperimen
menjadi subjek analisis ilmiah. Sir Humprey Gilbert (1539 –
1583 ) seorang navigator
Inggris dan Galileo Galilei
 Gustav Fechner (1801-1887) :
metode ilmiah dpt digunakan utk (1564 – 1642) ahli
meneliti proses mental. Th 1860 perbintangan dr Italia.
menerbitkan karyanya yg berjudul :
Element of Psychophysic.  Gilbert membuktikan
kesalahan pandangan Forta,
 Di dlm buku tsb dijelaskan seorang ahli pd masanya yg
bahwa prosedur eksperimental menyatakan bahwa besi akan
dan matematik dpt dipergunakan menjadi berani jika besi itu
utk mempelajari daya pikir digosok dg berlian.
manusia.
 Gilbert melakukan eksperimen  Pada bidang psikologi, rintisan
dg jalan menggosok besi dg 95 psikologi eksperimen mencapai
macam berlian di depan saksi- tahap yg penting pd masa
saksi, dan hasil percobaannya Wilhelm Wundt.
menunjukkan bahwa tdk satupun
berlian yg dpt membuat besi  Wilhelm Wundt berjasa
menjadi besi berani. mendirikan laboratorium dan
mengembangkan psikologi
 Galilei membantah hukum sedemikian rupa sehingga
Aristoteles yg menyatakan mempunyai identitas sendiri.
bahwa kecepatan benda yg
sejenis sebanding dg berat  Pd tahun 1879 di Leipzig
benda tsb. Galilei membuat (Jerman) ia mendirikan
percobaan dg melemparkan bola laboratorium psikologi
besi yg beratnya berbeda-beda eksperimen yg pertama di dunia,
dr atas menara condong Pisa. merupakan kehormatan yg luar
Kenyataannya, semua bola besi biasa bg psikologi sehingga
tsb jatuh dlm waktu yg sama, psikologi dpt dianggap sbg ilmu
walaupun bola besi tsb berbeda- pengetahuan yg berdiri sendiri.
beda beratnya.
Perkembangan psikologi sangat • Skema Hubungan antara :
pesat melalui berbagai Scientific Knowledge, Scientific
eksperimen2 yg dilakukan para Problem, dan Mystical Explanations
ahli, baik terhadap perilaku
manusia maupun binatang.
binatang.

II. ILMU DAN MISTIK I


 Semenjak pencatatan kejadian2 I
I
II
dlm sejarah jaman dahulu, orang III
mencoba bertanya : “apa,
bagaimana, dan mengapa ?”
I. Area of Validated Hypotheses
 Tdk hanya mengenai (Scientific Knowledge)
Knowledge)
keadaannya, tetapi juga hampir
mengenai semua benda atau II. Area of Testable Hypotheses
hal2 yg dijumpainya. not yet Validated (Scientific
(Scientific
Problem)
 Dari pengalaman manusia yg
didorong oleh rasa ingin tahu III. Area of Non Testable
tsb, kemudian dicapai kumpulan Hypotheses Imposible to
fakta2 yg disebut : knowledge Validate ( Mistical Explanation)
Artinya :
• Area II bertambah luas, karena
I. Scientific Knowledge :
2 alasan :
Hipotesa yang sudah di cek,
diselidiki, sudah dibuktikan,
sudah jadi pengetahuan.
 Pengetahuan kita dewasa ini
membuat kita semakin sadar
II. Scientific Problem : Bidang yg
akan kebutuhan utk mencari
hipotesanya dpt diselidiki dpt
di cek kebenarannya, tetapi keterangan yg dpt diuji
blm dpt dibuktikan. kebenarannya.
 Jawaban terhadap suatu
III. Mistical Explanation : Hipotesa problem seringkali menimbulkan
yg tdk mungkin dicapai
kebenarannya, tdk dpt problem yg lain
dibuktikan.

 Sepanjang sejarah
kemanusiaan dan
penyelidikan utk mencari
keterangan yg berarti ttg
kejadian2. Area I bertambah
luas, sedangkan area III
bertambah sempit, Area II
juga meluas.
Ad. 1. Berupa Ilmu Pengetahuan
III. Karakteristik
- Dahulu science berarti knowledge
Ilmu Pengetahuan Modern (scientio), spt biologi, fisika,
kimia. Sekarang science memiliki
1. Berupa ilmu pengetahuan 2 konotasi :
2. Ada mentalitas ilmiah  Isi/ content : apa yg kita ketahui,
spt fakta yg dipelajari dlm
3. Pengumpulan data
biologi, fisika, kimia.
4. Pencarian prinsip-prinsip
 Proses : aktivitas yg mencakup
umum
cara yg sistimatis pd saat
5. Good Thinking mengumpulkan data,
6. Self Corection memperlihatkan suatu hubungan
7. Mempublikasikan hasil dan memberikan penjelasan.
8. Replikasi
Ad. 2. Ada mentalitas ilmiah
- Dengan adanya mentalitas ilmiah,
org berusaha utk memperoleh
kebenaran ilmiah secara objektif.
Ad. 3. Pengumpulan Data. Ad. 6. Self Corection
Alat pengambil data harus Ilmuwan modern hrs menerima
valid dan reliabel. Prosedur “ketidakpastian” (uncertainly)
pengambilan data yg digunakan dari kesimpulan mereka sendiri.
hrs dipenuhi scr tertib. Mereka hrs menerima bahwa
Ad. 4. Pencarian prinsip – kesimpulan mereka tdk selalu
prinsip Umum. benar dan harus menyadari
Dimulai dg pengumpulan data bahwa ilmu pengetahuan selalu
empiris dan observable. berkembang, sehingga memiliki
Kemudian hasilnya adalah self corection yg baik.
mencari prinsip umum/hukum Ad. 7. Mempublikasikan Hasil.
yg dpt diterapkan dlm situasi Perlunya publikasi yg gencar.
apapun berdasarkan teori yg Pertemuan antar ilmuwan,
ada. membentuk suatu masyarakat
Ad. 5. Good Thinking. ilmiah, dan pertemuan profesional
Aspek yg penting dr good utk bertukar informasi.
thinking adalah principle of Ad. 8. Replikasi.
parcimony, yi : penjelasan yg Merupakan bagian dr pendekatan
sederhana, padat dan jelas, yg ilmiah yg penting. Replikasi hrs
sangat penting utk mendukung memungkinkan utk mengulang
argumen dan hipotesa. prosedur penelitian dan
mendapatkan hasil yg sama lagi.
• Dalam mensikapi kejadian-kejadian yg muncul dlm kehidupan
sehari-hari antara ilmuwan dan orang awam berbeda.

Common Sense : Tertarik pd hal-hal atau peristiwa yg luar biasa.


Hanya mementingkan hal-hal yg besar, tidak berusaha mencari
jawaban yg lebih detail lagi. Penjelasan hanya didasarkan rasa
ingin tahu. Hal ini biasanya dimiliki orang awam ( layman ).

Scientific Thinking : Tertarik pd hal-hal yg biasa maupun luar


biasa. Dlm meninjau suatu akibat akan berusaha mencari penyebab
yg paling kuat. Berusaha mensistemasi fakta-fakta hingga dpt
memberikan penjelasan yg mendalam dan khusus.
Menerangkan/memperkenalkan unsur-unsur yg mungkin menjadi
penyebab, kemudian membantu ada tidaknya hub. Dg masalah yg
dihadapi. Hal ini biasanya dimiliki oleh ilmuwan ( scientist ).
 Langkah-langkah memulai
Langkah-
penelitian. Variabel
 Variabel diartikan sbg
segala sesuatu yg akan
1.Apa permasalahannya ? menjadi objek
pengamatan penelitian.
2. Apa hipotesanya ?  Dlm suatu penelitian
minimal harus ada satu
3. Apa Variabel bebasnya variabel bebas dan satu
(independent variabel ) ? variabel tergantung.

4. Apa variabel tergantungnya Variabel bebas


(dependent variabel)
variabel) ? Faktor2nya menerangkan
variabel lain. Faktor yg
menjadi alasan atau
5. Bagaimana mengukur sebab muncul atau
independent dan adanya variabel ke dua
dependen variabel nya ? sbg akibat.
6. Kontrol yg diperlukan ? Variabel tergantung
Variabel yg keadaannya
7. Prosedur yg diperlukan dlm ditentukan/dijelaskan
menyelenggarakan oleh variabel lain. Muncul
penelitian/ eksperimen ? atau adanya variabel tsb
tergantung pd variabel
8. Berusaha mendapatkan hasil pertama.
eksperimen melalui
pembuktian hipotesa.
• Hipotesis • Secara garis besar hipotesis
dapat dibedakan menjadi dua
Hipotesis adalah jawaban macam :
sementara terhadap masalah
penelitian yg kebenarannya masih
harus diuji secara empiris. Secara A. Hipotesis tentang hubungan,
implisit hipotesis juga menyatakan yaitu hipotesis yg menyatakan
prediksi. tentang saling hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Perumusan Hipotesis : Hipotesis ttg hub. Akan
mendasari berbagai penelitian
 Hipotesis hendaklah menyatakan korelasional.
pertautan 2 variabel atau lebih. B. Hipotesis tentang perbedaan,
 Hipotesis hendaklah dinyatakan dlm yaitu hipotesis yg menyatakan
kalimat deklaratif atau pernyataan. perbedaan dlm variabel ttt pd
 Hipotesis hendaklah dirumuskan kelompok yg berbeda-beda.
secara jelas dan padat. Hipotesis ttg perbedaan akan
 Hipotesis hendaklah dapat diuji. mendasari berbagai penelitian
Org dpt mengumpilkan data guna komparatif.
menguji kebenaran hipotesis tsb.
Judul Penelitian

 Perbedaan pola asuh : otoriter, demokratis, laissez faire,


terhadap sikap sopan santun anak.

 Tingkat kemakmuran desa dengan kejahatan yg dilakukan


warganya.

 Disiplin kerja dengan prestasi kerja.

 Tingkat religiusitas dan depresi.

 Konsep diri remaja dengan kemampuan bergaul.

 Intensitas menonton film yg bersifat sgresif dengan


kecenderungan melakukan tindak agresif.
CARA-CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN

1. Kekukuhan Pendapat ( Tenacity )


Dlm memperoleh pendapat metode ini berdasarkan pada
takhayul ( superstition ) atau kebiasan ( habit) yg umumnya
berlaku di masyarakat tertentu. Takhayul atau kebiasaan ini
mencerminkan keyakinan seolah2 hal tsb merupakan fakta (
meskipun tdk selalu benar ). Budi dan “pulpen sakti “
2. Otoritas ( Authority )
Suatu informasi diterima sbg pengetahuan yg benar krn
dinyatakan oleh sso / sumber yg dianggap mempunyai otoritas /
kekuasaan. Contoh : Mangapin Sibuea. Dukun di kampung.
3. Intuisi ( Intuition)
Pengetahuan yang didapat dari metode ini tidak dikaitkan
dengan pengetahuan atau informasi sebelumnya, tanpa melalui
proses penalaran ( reasoning ) . Metode ini sesuai dg akal sehat
( agree with reason ) dan mementingkan pengalaman atau
penjelasan pribadi ( self evident).
• 4. Rasionalisme ( rationalism)
• Metode ini menggunakan penalaran ( reasoning). Proses
berpikir rasionalisme dikenal dengan metode deduktif krn
metode ini menggandalkan pemikiran rasional yang akan
dicari pembuktiannya pada situasi sehari2. ( Aristoteles)
• 5. Empirisme ( Empiricism)
• Pd metode ini, suatu pengetahuan dianggap benar apabila
sesuai dengan pengalaman atau hasil observasi.
• Galileo

• 6. Meode ilmiah ( Science )


• Metode ini merupakan metode yg paling baik utk
mendapatkan informasi yg sedekat mungkin dg kenyataan.
• Metode penyelidikan ( a method or logic of inquiry)
menitikberatkan pd proses penyelidikan utk mendptkan
kebenaran. Melibatkan dua metode sebelumnya rasionalisme
dan empirisme.
• Karateristik metode ilmiah ( Christensen, 2001) :
• Adanya definisi operasional :
• Adanya kontrol : waspada terhadap variabel
sekunder / ekstrane variabel
• Dapat diulang : replikasi

• Asumsi2 dlm metode ilmiah :


• Empirisme
• Determinisme
• Kesederhanaan / parsimony
• Keterujian / testability

• Liche Seniati , h. 11-14

Anda mungkin juga menyukai