Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 13 :

Elsana Bumulo (21090000069)


Marylianda E.K (21090000091)
Diah Khoirunnisa (21090000052)
1. Judul Jurnal Hubungan antara Academic Stress dengan smartphone
addiction pada Mahasiswa pengguna smartphone
Nama Penulis Abram Karuniawan dan Ika Yuniar Cahyanti
Link Jurnal file:///C:/Users/Asus/Downloads/download-fullpapers-
jpkk260c1a8f56full%20(1).pdf
Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara academic stress dengan smartphone addiction
pada mahasiswa pengguna smartphone di Kota Surabaya.
Variabel academic stress merupakan keadaan individu yang
mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian mahasiswa
tentang stressor akademik. Variabel smartphone addiction adalah
perilaku penggunaan ponsel secara berlebihan yang dapat
dianggap sebagai gangguan kontrol impulsif . Penelitian ini
dilakukan pada mahasiswa aktif yang merupakan pengguna
smartphone di Kota Surabaya dengan jumlah subjek sebanyak
221 orang. Alat pengumpul data berupa kuesioner academic stress
terdiri dari 34 butir yang di adaptasi dari Sari (2009), sedangkan
kuesioner smartphone addiction terdiri dari 33 butir yang di
adaptasi dari smartphone addiction scale (SAS) Kwon,
dkk.(2013). Analisis data dilakukan dengan teknik analisis
statistik korelasi product moment, dengan bantuan program
statistik SPSS 17.00 for Windows. Hasil analisis data
menunjukkan hubungan yang signifikan antara academic stress
dengan smartphone addiction, dengan nilai hitung (r = 0.524; p=
0,000 < 0,050).
Teori Utama yang digunakan  Smartphone addiction : Kwon, dkk (2013) menyebutkan
untuk variable dalam jurnal bahwa istilah smartphone addiction adalah perilaku
keterikatan atau kecanduan terhadap smartphone yang
memungkinkan menjadi masalah social seperti halnya
menarik diri dan kesulitan dalam performa aktivitas
sehari-hari atau gangguan control impuls terhadap diri
seseorang .
 Academic Stress merupakan suatu kondisi atau keadaan
individu yang mengalami tekanan sebagai hasil persepsi
dan penilaian mahasiswa tentang stressor akademik, yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan
(Govarest dan Gregoire, 2004)
Metode Penelitian Peneliti memilih untuk menggunakan penelitian kuantitatif. Tipe
penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif karena penulis
tidak melakukan perlakuan apapun pada subjek. Karakteristik
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang
melaksanakan studi di kota Surabaya dengan rentan usia 19-24
tahun. Subjek merupakan pengguna aktif ponsel berbasis
smartphone.
Hasil dan pembahasan Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara academic stress dengan
smartphone addiction pada mahasiswa pengguna smartphone di
kota Surabaya. Demikian juga arah dari hubungan yang
menunjukkan arah positif, artinya jika variasi dari data variabel
academic stress meningkat, maka variasi dari data variabel
smartphone addiction juga meningkat.
- Terdapat korelasi yang signifikan antara stres akademik dan
kecanduan ponsel pintar.
- Nilai korelasi sebesar 0,524.
- Nilai p adalah 0,000, yang kurang dari 0,050.
Komentar kelompok Kami menilai bahwa penilitian ini cukup sederhana dalam
menguji hubungan academic stress terhadap smartphone
addiction.
2. Judul Jurnal “BERTAHAN DALAM DILEMA” (Studi Fenomenologis
Menghadapi Stres Kerja pada Psikolog Klinis Wanita)
Nama penulis Ibtichal Gusyani Putri, dan Achmad Mujab Masykur
Link Jurnal file:///C:/Users/Asus/Downloads/15081-30600-1-SM.pdf
Latar belakang Psikolog terbagi dalam beberapa bidang, salah satunya yaitu
bidang klinis. Psikolog klinis dapat bekerja di berbagai instansi
dan bidang pekerjaan. Sesuatu yang umum dan wajar terjadi yaitu
stres. Salah satu kelompok yang memiliki tingkat stres tinggi
adalah wanita, dimana pada sekarang ini telah terjadi peningkatan
secara drastis tenaga kerja wanita. Tujuan dari penelitian
fenomenologis ini adalah untuk memahami pengalaman psikolog
klinis wanita dalam upaya menangani stres kerja yang dialami.
Teori utama yang digunakan Stress kerja yang mana; Menurut Hurrel (dalam Munandar, 2008),
dalam variabel ada dua faktor yang memengaruhi stress kerja, yaitu intrinsik dan
ekstinsik. Faktor intrisik berupa tuntutan fisik seperti lingkungan
tempat bekerja, kelengkapan peralatan, kondisi dan suasana
lingkungan kerja. Keseluruhan subjek penelitian ini bekerja di
lingkungan kesehatan dimana keseluruhan subjek masuk dalam
sebuah instansi kepegawaian. Instansi tersebut memiliki tuntutan-
tuntutan yang harus dipenuhi oleh para pekerjanya.
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif
fenomenologis dimana penelitian ini berfokus kepada penggalian
informasi mengenai pengalaman Psikolog Klinis wanita dalam
menangani stres kerja yang dihadapi. Partisipan penelitian
berjumlah empat orang dipilih dengan menggunakan metode
purposive.
Hasil dan pembahasan yang menjadi hasil dalam penelitian ini adalah intra-sender
conflict dimana konflik internal yang terjadi pada diri seseorang
akibat tuntutan beberapa peran yang disandangnya. Hasil
wawancara ditemukan bahwa keempat subjek berusaha tetap
maksimal dalam menjalankan peran-peran yang disandangnya.
Greenhaus & Beutell (1985), mengidentifikasi dimensi dari work
family conflict. Salah satunya yang menjadi bahan temuan
penelitian ini yaitu time based conflict, adalah konflik yang
dialami ketika tekanan waktu membuat tuntutan dari satu peran
menghambat peran yang lainnya. Jadi waktu yang dihabiskan
untuk melakukan aktivitas di satu peran membuat individu tidak
bisa memenuhi tugas peran yang lain.
Komentar kelompok Jurnal ini cukup baik untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran
bagi kita sebagai mahasiswa psikologi untuk mengetahui bahwa
psikolog klinis wanita memiliki cara dalam menangani stress
kerja yang dialami mereka.
3. Judul Jurnal Hubungan antara Kesepian dengan Problematic Internet Use
pada Mahasiswa.
Nama penulis Riska Dwi Cahyani, Wahyu Agusti dan
Tino Leonardi
Link Jurnal file:///C:/Users/Asus/Downloads/download-fullpapers-
jpkka5763873a82full.pdf
Latar belakang Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Aydin (2014)
mengatakan bahwa mahasiswa memiliki akses yang lebih luas ke
internet. Berdasarkan hasil survey Pew Internet Project yang
dilakukan sepanjang tahun 2010 melaporkan bahwa hampir 100%
mahasiswa berusia 18-24 tahun di Amerika ialah pengguna
internet. Di Indonesia sendiri, angka pertumbuhan pengguna
internet pada tahun 2011 di Indonesia didominasi oleh kelompok
usia 15-30 tahun dan sekitar 50% hingga 80% dari pengguna
internet merupakan remaja khususnya mahasiswa. Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bahwa
pada tahun 2012, kota Surabaya merupakan kota dengan
pengguna internet terbanyak setelah Jakarta.
Teori utama yang digunakan Problematic Internet Use (PIU)
dalam variabel Caplan, Williams, dan Yee (2009) mendefinisikan PIU
merupakan sindrom multidimensional yang terdiri dari simptom
kognitif, emosional, dan perilaku yang mengakibatkan kesulitan
seseorang dalam mengelola kehidupannya disaat offline.
Kesepian
Perlman dan Peplau (1998) mengungkapkan bahwa kesepian
merupakan pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi ketika
jaringan seseorang dalam hubungan sosialnya secara signifikan
mengalami kekurangan baik secara kuantitas atau kualitas.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan
tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatoris.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan usia 18- 21
tahun di kota Surabaya yang menggunakan internet lebih dari 5
jam per hari. Diperoleh 97 subjek (28 laki-laki dan 69
perempuan).
Hasil dan pembahasan Berdasarkan kategorisasi skala PIU, mayoritas subjek penelitian
mengalami Problematic Internet Use dalam tingkatan sedang,
yakni sebanyak 61 subjek, kemudian 30 subjek pada tingkatan
tinggi dan sisanya 6 subjek pada tingkatan rendah. Pada
kategorisasi skala kesepian, mayoritas subjek penelitian
mengalami kesepian pada tingkatan rendah yakni 64 subjek
sedangkan hanya 9 subjek yang berada pada tingkatan tinggi dan
sisanya berada dalam tingkatan sedang, yakni sebanyak 24
subjek. berdasarkan interpretasi kekuatan hubungan antar
variabel menurut Cohen (1988, dalam Pallant, 2007)
menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara kedua variabel
lemah. Hal tersebut disebabkan sebagian besar subjek pada
penelitian ini mengalami Problematic Internet Use pada tingkatan
sedang sedangkan sebagian besar subjek mengalami kesepian
pada tingkatan rendah.
Komentar kelompok Menurut kelompok kami perlu ada pertimbangan panjang terkait
penelitian ini berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ditemukan
dalam penelitian ini. Apakah ini bisa dijadikan dasar yang kuat
ataukah hasil penelitian yang lemah sehingga tidak bisa dijadikan
sebagai acuan.
4. Judul Jurnal GAMBARAN COMPASSION FATIGUE PADA
PSIKOLOG KLINIS
Nama penulis Hapsarini Nelma
Link Jurnal file:///C:/Users/Asus/Downloads/admin,+6.+Rini.pdf
Latar belakang Salah satu permasalahan psikologis yang dapat dialami oleh
psikolog klinis adalah compassion fatigue. Craig dan Sprang
(dalam Fulk, 2014) menyebutkan prevelensi psikolog klinis yang
menangani klien trauma di Amerika Serikat mengalami
compassion fatigue mencapai 5%. Studi compassion fatigue pada
perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sabang Lihum Kabupaten
Banjar menunjukkan sebanyak 70% perawat jiwa mengalami
compassion fatigue tingkat sedang (Amelia, Iswantoro, &
Chrisnawati, 2014-2015).
Teori utama yang digunakan Compassion Fatigue : Belas Kasih (Compassion) dan empati yang
dalam variabel ditunjukkan oleh psikolog klinis terhadap kliennya dapat
berdampak pada diri psikolog klinis tersebut. Definisi
Compassion Fatigue menurut Figley (dalam Cocker & Joss, 2016)
adalah kondisi kelelahan dan disfungsi biologis, psikologis, dan
sosial yang merupakan hasil dari eksposure terhadap segala hal
yang berkaitan dengan Compassion Stress. Lynch & Lobo (dalam
Cocker & Joss, 2016) mendefinisikan compassion fatigue sebagai
respon fisik dan psikologis yang berkaitan dengan peran sebagai
caregiver terhadap klien. Cocker & Joss (2016) mendefinisikan
compassion fatigue sebagai perubahan kemampuan dalam
berempati dari caregiver sebagai reaksi dari stress berlebih dan
berkepanjangan dalam melakukan pekerjaan sebagai caregiver.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
ini adalah salah satu pendekatan atau penelusuran ntuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral (Creswell
dalam semiawan, 2010). Metode penelitian kualitatif dipilih
karena dianggap lebih mampu untuk memberikan gambaran yang
lebih mendalam dari penghayatan subjek penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus untuk menjabarkan fenomena
dari pengalaman subjek penelitian.
Hasil dan Pembahasan Proses pelaksanaan pengumpulan data menggunakan in-depth
interview kepada responden melalui aplikasi zoom meeting yang
direkam. Durasi waktu wawancara kurang lebih selama 60 menit.
Karakteristik dari responden ini adalah responden berinisial RA,
berusia 30 tahun, dan berjenis kelamin perempuan. Responden
bekerja sebagai psikolog klinis dengan masa bekerja sudah 3
tahun. Tugas RA sebagai psikolog klinis adalah mendengarkan
keluhan klien, menegakkan diagnosis, dan memberikan
psikoedukasi kepada klien.
Komentar Kelompok Penelitian ini akan lebih lengkap jika dijelaskan faktor-faktor
serta aspek-aspek yang mempengaruhi compassion fatigue.

Anda mungkin juga menyukai