Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEBIDANAN

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA KEHAMILAN Ny.”M”


UK 36 MINGGU NORMAL , TUNGGAL, HIDUP, INTRA UTERIN
DI PUSKESMAS KEPUNG KAB. KEDIRI”

Oleh :

SUMARMIATI

NIM: 201908116

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2020
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul ““ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA

KEHAMILAN Ny.”M” UK 36 MINGGU NORMAL , TUNGGAL, HIDUP, INTRA

UTERIN DI PUSKESMAS KEPUNG KABUPATEN KEDIRI” telah disetujui oleh

pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari, tanggal : Senin, 20 Januari 2020

Kediri, Senin, 20Januari 2020

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ita Eko Suparni, SSiT., M.Keb SUMARMIATI

Nim :

201908116
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang

wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan

perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika

wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan,

serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat

penting di butuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya

(Prawiroharjo, 2013).

Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu

mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa

kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi

masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan

janinnya karena terdapat risiko inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan

sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau

mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan

berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang baik serta yang

mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (prawirohardjo, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi

jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di

Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).

Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar


(49,5%), kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian

Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun

2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga,

2016). Kematian neonatal paling banyak asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC

(18,9%), prematur (33,3%), kelainan kongenital (2,8%) dan sepsi (12%)

(Riskerdas, 2015).

Data provinsi Jawa Timur sendiri untuk tiga tahun terakhir

cenderung menurun. Hal ini bisa di pahami mengingat selama ini sudah

dilakukan dukungan beberapa program dari provinsi ke kabupaten/kota

berupa beberapa fasilitas yang baik dari segi manajemen program KIA

maupun pencatatan maupun pelaporan, peningkatan ketrampilan dari petugas

di lapangan sendiri serta melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan

program KIA.

Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan yang dinilai paling dekat dengan wanita

bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Tujuannya ialah

untuk menekan angka kematian ibu dan menaikkan derajat kesehatan masyarakat

indonesia khususnya pada perempuan. Selain itu, setelah melakukan pelayanan kesehatan

diharapkan bidan mampu melakukan dokumentasi kebidanan.

Dokumentasi kebidanan adalah pencatatan asuhan kebidanan yang telah dilakukan

bidan kepada pasien. Pencatatan tersebut sangat diperlukan untuk kelanjutan asuhan yang

akan diberikan selanjutnya dan sebagai bukti fisik riwayat kesehatan pasien.

1.2 Tujuan

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, yang

meliputi : pengkajian, mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kebutuhan segera,


mendiagnose, merencanakan tindakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan

kebidanan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

1.3.1.1 Bagi penulis

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman secara nyata

tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga berguna dalam

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

1.3.1.2 Bagi profesi

Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi dalam upaya

meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

ibu hamil

1.3.1.3 Bagi klinik

Dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan berupa pemberian informasi serta

ketrampilan yang tepat dan adekuat dalam asuhan kebidanan, khusunya

pada ibu hamil

1.3.2 Manfaat Praktis

1.3.2.1 Manfaat Bagi Penulis

Memberikan pengalaman secara nyata tentang asuhan kebidanan pada ibu

hamil, dan dapat meningkatkan ketrampilan dalam hal praktik kebidanan ,

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.


1.3.2.2 Bagi institusi pendidikan

Menambah wacana bagi pembaca di perpustakaan dan informasi

mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil,dengan penerapan

managemen asuhan kebidanan.

1.3.2.3 Bagi Responden / Ibu hamil

Meningkatkan pengetahuan serta wawasan pasien akan pentingnya

melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standart, untuk dapat

mengetahui dan mendeteksi sedini mungkin akan risiko dan komplikasi

kehamilan dan persalinan sesuai dengan teori kesehatan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN DARI SUMBER PUSTAKA

2.1.1 Konsep Kehamilan

2.1.1.1 Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan menjadi 3 triwulan pertama

dimulai sampai 3 bulan, triwulan ke 2 dari bulan ke 4 sampai ke 6,

triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Pudiastuti, 2011 ).

2.1.1.2 Konsep Kehamilan Trimester III

Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester III yaitu:

penyempurnaan struktur organ khusus atau detail dan penyempurnaan

fungsi berbagai sistem organ.

1) Minggu ke-28

Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubung hingga bokong adalah

sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 gr. Endapan lemak subkutis

meningkat sehingga janin memperoleh bentuk membulat atau

menggemuk. Produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan

vernix caseosa yang melapisi kulit janin. Sejak usia 28 minggu

lengkap telah terbentuk koordinasi antara sistem saraf pusat,

pernapasan dan kardiovaskuler meskipun masih sangat minimal.

Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan

menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir. Janin lahir pada

masa ini dapat bertahan hidup,


namun diperlukan tunjangan hidup berupa perawatan intensif yang

sangat baik untuk mencapai hasil optimal (Dewi, 2011).

2) Minggu ke-32

Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan

pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan

panjang ubun-ubun hingga bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar

1.800 gr. Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor (Dewi, 2011).

3) Minggu ke-36

Pada akhir minggu minggu ke-36 gestasi, janin memiliki panjang

ubun- ubun hingga bokong rata-rata yaitu 32 cm dan berat sekitar

2.500 gr. Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak

ataupun berputar banyak. Pertumbuhan kepala maksimal lingkar

kepala menjadi lingkar terbesar dari seluruh bagian tubuh. Pada bayi

laki-laki, testis mulai turun ke tempatnya di dalam skrotum. Antibodi

ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6

bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri (Dewi,

2011).

4) Taksiran berat janin (TBJ)

Untuk menentukan TBJ ini dapat menggunakan rumus dari Johnson

Thusak yang didasarkan pada TFU.

TBJ (gram) = ( TFU – 12 cm) x 155 gram

Yang dapat dibuat variasi berdasarkan turunnya bagian terendah pada

panggul.

Bagian terendah Pengukuran


Hodge I (TFU – 13 ) x 155 gram
Hodge II (TFU – 12 ) x 155 gram
Hodge III (TFU – 11 ) x 155 gram
Sumber: Hani Ummi,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

2.1.1.3 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kehamilan Trimester III.


Adapun perubahan dari bulan ke bulan adalah sebagai berikut.

1) Minggu ke- 28/ bulan ke-7.

Fundus berada di pertengahan antara pusat dan sifoideus. Hemoroid

mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut.

Garis bentuk janin dapat di palpasi. Rasa panas dalam perut mungkin

mulai terasa.

2) Minggu ke -32/ bulan ke -8.

Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri tekan.

Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga

mengalami dispnea.

3) Minggu ke -38/bulan ke -9.

Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta

setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya

0,5– 0,6 kg. sakit punggung dan sering BAK meningkat. Braxton Hicks

meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk

persalinan (Dewi, 2011).

4) Perubahan Psikologis Ibu Pada Kehamilan Trimester III (Periode

Penantian dengan Penuh Kewaspadaan).

Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada sebab ibu

merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu khawatir bayinya

akan lahir sewaktu–waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan serta

ketidaknormalan bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta gangguan body image.

Perubahan body image dapat berdampak besar pada wanita dan

pasanganya saat kehamilan (Jannah, 2012).

2.1.1.4 Kebutuhan kesehatan pada ibu hamil


Hal yang mendasari ketidaknyamanan trimester III adalah :

1) Pertambahan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan

plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul menimbulkan

pengaruh pada sistem organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar

timbulnya ketidaknyamanan pada ibu selama trimester III.

2) Pada trimester III kadar progesteron mengalami peningkatan dan stabil

hingga 7 kali lebih tinggi dari masa sebelum hamil.

3) Penantian dan persiapan akan persalinan memengaruhi psikologis ibu.

Ibu merasa khawatir terhadap proses persalinan yang akan

dihadapinya, keadaan bayi saat dilahirkan. Sehingga dukungan

pendampingan sangat dibutuhkan (Irianti dkk, 2014).

2.1.2 Konsep Pemeriksaan Kehamilan / Ante Natal Care

Ada “10T” dalam pemeriksaan kehamilan : ( Kusmiyati, Yuni dkk, 2010 )

2.1.2.1 Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

2.1.2.2 Pemeriksaan Tekanan Darah

2.1.2.3 Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (Puncak Uteri)

1) Palpasi Abdomen

Palpasi abdominal dilakukan dengan tujuan untuk menentukan besar

dan konsistensi rahim, bagian bagian janin, letak dan presentasi,

kontraksi rahim, Braxton Hicks dan his.

(1) Leopold I

Untuk menentuka tinggi fundus uteri , untuk menentukan usia

kehamilan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana

yang terletak pada fundus uteri.

(2) Leopold II
Untuk mengetahui bagian janin yang ada 1 disebelah kanan atau

kiri perut ibu.

(3) Leopold III

Bertujuan untuk bagian janin yang berada di bagian bawah uterus

ibu.

(4) Leopold IV

Bertujuan untuk menentukan bagian janin mana yang terletak

dibawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala janin

yang telah masuk dalam pintu atas panggul.

( Kuswanti, Ina,2014)

2.1.2.4 Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi Tetanus

Toksoid (TT)

2.1.2.5 Pemberian Tablet Zat Besi

2.1.2.6 Tetapkan Status Gizi

2.1.2.7 Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)

2.1.2.8 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin merupakan salah satu indikator penentu

kesejahteraan janin. Denyut jantung janin mulai mengalami penurunan

pada usia kehamilan 20 minggu dari 155 denyutan/ menit menjadi 144

denyutan/ menit hingga usia 30 minggu. Pada kehamilan aterm denyutan

denyutan memiliki jumlah rerata 140 denyutan/menit Denyut jantung

normal janin berfrekuensi antara 110-160 denyutan/menit.Jika denyutan

<110 disebut bradikardi dan takhikardi jika denyut >160

denyutan/menit.Takhikardi dan
bradikardi dapat menandakan janin dalam kondisi tidak baik karena disertai

adanya penurunan atau penambahan gerakan janin (Irianti bayu, 2014 ).

2.1.2.9 Tatalaksana Kasus

2.1.2.10 Temu Wicara Persiapan Rujukan

21.3 Konsep Dasar Sering Kencing Pada Kehamilan

2.1.3.1 Sering Kencing Pada Kehamilan

Kehamilan tidak selalu berjalan dengan normal atau tanpa keluhan.

Setiap kehamilan mempunyai banyak resiko dan banyak keluhan yang dialami

oleh setiap masing- masing ibu. Misalnya, kehamilan dengan keluhan sering

kencing. Dan desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuhdan sering kencing (miksi). Frekuensi kencing yang sering terjadi

pada trimester I akibat desakan uterus ke kandung kemih. Pada trimester

kedua umumnya keluhan ini akan berkurang, tetapi tidak menutup

kemungkinan ibu hamil masih mengalaminya. Pada akhir trimester III, gejala

ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan

kembali kandung kemih (Walyani, 2015)

Selama hamil ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang

volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi

pada usia kehamilan 16 – 24 minggusampai sesaat sebelum persalinan (pada

saat ini aliran darah dan ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang

membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika

berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat

kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika

mereka mencoba untuk berbaring/ tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan

aktivitas ginjal yang


lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring

mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai

sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan

aktivitas ginjal dan curah jantung. (Sulistyawati,2009)

2.13.2 Penyebab

Pada trimester ke-3, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari

panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena

kandung kemih bergeser keatas. Kogesti panggul pada masa kehamilan di

tunjukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra (Kusmiyati, 2010).

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

sehingga sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai

tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan

metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal

kanan dan uretra lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran

uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

Perubahan – perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung

urine dalam volume yang besar dan juga memperlambat laju aliran urine

(Pantiawati, 2010).

2.1.3.3 Dampak

Keluhan sering kencing akan menzebabkan gangguan

ketidaknyamanan, ibu hamil akan sulit tidur dan apabila menahan keinginan

untuk buang air kecil, bisa menyebabkan infeksi saluran kencing yang di

picu karena adanya bakteriuria asimtomatik (Triyana, 2013).


Apabila ibu hamil dengan keluhan sering kencing tidak bisa

menjaga kebersihan alat kelamin bisa mengakibatkan keputihan, adan

apabila keluhan sering kencing ini tidak teratasi bisa mengarah ke infeksi

saluran kemih, telah di ketahui berhubungan dengan kesudahan kehamilan

yang buruk, seperti bagi ibu akan berakibat persalinan preterm, dan bagi

janin dan berakibat pertumbuhan janin terhambat, bahkan jalan lahir mati

(stillbirth) (Gustrianty dkk, 2015).

2.1.3.4 Penatalaksanaan

Menurut Triyana,( 2013) berikut yang dapat diterapkan untuk

mengatasi sering buang air kecil :

1) Jangan penah menahan keinginan buang air kecil, karena ini dapat

menyebabkan infeksi saluran kemih.

2) Meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi minum jangan di

kurangi.

3) Perbanyak minum pada siang hari.

4) Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah alat kelamin lembab,

oleh karena itu, menganjurkan untuk menjaga alat kelamin agar tetap

bersih terhindar dari keputihan.

2.2 KAJIAN DARI JOURNAL PENELITIAN

2.2.1 Berdasarkan penelitian dari Elviera Gamelia, Colti Sistiarani, Siti Masfiah, dari

Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 3, Oktober 2013

yang berjudul “Determinan Perilaku Perawatan Kehamilan “. Hasil penelitian

menunjukkan pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan,


sikap, dan peran bidan tidak berpengaruh terhadap perilaku perawatan

kehamilan. Sedangkan, usia kehamilan, waktu tempuh pelayanan kesehatan, dan

peran suami berpengaruh terhadap perilaku perawatan kehamilan. Peran suami

merupakan variabel yang paling dominan memengaruhi ibu hamil dalam

melakukan perawatan kehamilan. Dimana dari semua faktor itu ,sangat

berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan ibu pada saat kehamilan

merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan kasus

kematian ibu. Status kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh perawatan kehamilan

yang baik oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian

ketika persalinan, di samping itu juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin.

2.2.2 Berdasarkan penelitian dari Resmita Ardiansyah, 198 Jurnal Ners dan Kebidanan,

Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 , yang berjudul “PENGARUH

PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III

TENTANG NOCTURIA DI BPS Ny. EMY DESA MANGUNREJO

KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 . Hasil

penelitian mendapatkan Responden dengan kriteria pengetahuan baik sejumlah

21 responden (95,5%), responden dengan kriteria pengetahuan cukup sejumlah 1

responden (4,5%). Perbandingan pada penelitian ini yaitu t hitung < ttabel (-

9,1135

< -2,080) dengan diperoleh perbedaan 23,0% sampel dengan 38,4%. Pemberian

konseling, dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil trimester

III tentang nocturia.

2.3 Tinjauan Manajemen 5 Langkah Asuhan Kebidanan

2.3.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan yang dimulai

dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah


tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua

situasi. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah

yang lebih rinci dan ini bisa sesuai dengan kebutuhan klien.

2.3.2 Menurut Helen Varney ( 1997 ) , beliau mengembangkan proses

manajemen kebidanan ini dari lima (5) langkah menjadi Tujuh (7) langkah

yaitu mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi.

2.3.2.1 Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah

berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang

klien/orang yang meminta asuhan. Memilih informasi data yang tepat

diperlukan analisa suatu situasi yang menyangkut manusia yang rumit

karena sifat manusia yang komplek.

Pengumpulan data mengenai seseorang tidak akan selesai jika setiap

informasi yang dapat diperoleh hendak dikumpulkan. Maka dari itu

sebelumnya harus mempertanyakan : data apa yang cocok dalam situasi

kesehatan seseorang pada saat bersangkutan. Data yang tepat adalah yang

relevan dengan situasi yang sedang ditinjau. Data yang mempunyai

pengaruh atas/berhubungan dengan situasi yang sedang ditinjau (Mufdliah,

2012).

Tehnik pengumpulan data ada tiga, yaitu : 1) Observasi, 2) Wawancara, 3)

Pemeriksaan. Observasi adalah pengumpulan data melalui indera :

penglihatan (perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran

(bunyi batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka), peradaban

(suhu badan, nadi). Pada waktu mengumpulkan data obyektif bidan harus

mengamati ekspresi dan perilaku pasien, mengamati perubahan/kelainan


fisik, memperhatikan aspek social budaya pasien, menggunakan tehnik

pemeriksaan yang tepat dan benar, melakukan pemeriksaan yang terarah

dan berkaitan dengan keluhan pasien.

2.3.2.2 Langkah II (Interpretasi Data Dasar)

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau

masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas

data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diiterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang

spesifik. Langkah awal dari perumusan masalah/diagnose kebidanan

adalah pengolahan/analisa data yaitu menggabungkan dan

menghubungkan data satu dengan lainya sehingga tergambar fakta.

Diagnosa kebidanan adalah diagnose yang ditegakakn oleh bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklaktur diagnose

kebidanan. Standar Nomenklaktur Diagnosa Kebidanan :

1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi

2) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan

3) Memiliki ciri khas kebidanan

4) Didukung oleh clinichal judgement dalam praktek kebidanan

5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

2.2.3.3 Langkah III (Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial).

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnose potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose potensial lain yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambl mengamati klien bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.


2.2.3.4 Langkah IV (Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera).

Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu

bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data

menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan

tim kesehatan lain Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk

menentukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini

mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.

2.2.3.5 Langkah V (Merencanakan asuhan yang komprehensif menyeluruh).

Pada langkah ini direncenakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi,

pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dilengkapi. Suatu

rencana asuhan harus sama-sama disetujui oleh bidan maupun wanita itu

agar efektif, karena pada akhirnya wanita itulah yang akan melaksnaanan

rencana itu atau tidak. Oleh karena itu tugas dalam langkah ini termasuk

membuat dan mendiskusikan rencana dengan wanita itu begitu juga

termasuk penegasan akan persetujuanya.

2.2.3.6 Langkah VI (Melaksanakan perencanaan dan penatalaksanaan).

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim

kesehatan lainya. Jika bidan tidak melakukanya sendiri, ia tetap memikul


tanggung awab untuk mengerahkan pelaksanaanya (memastikan langkah

tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan

berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatanya dalam manajemen asuhan

bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan

meningkatkan mutu asuhan.

2.2.3.7 Langkah VII (Evaluasi)


Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar

telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasikan di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam melaksanakannya. Ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana dalam pelaksanaanya. Ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan

diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap efektif ika memang benar

efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

Manajemen kebidanan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen

tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan

berikutnya.(Mufdlilah, 2012).
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Sumarmiati Di : PKM Kepung

Tanggal : 18 Januari 2020 Pukul : 09.00 WIB

3.1.1 Identitas Klien

Nama Klien : Ny. “M” Nama Suami : Tn. S

Umur : 20 tahun Umur : 25 Tahun

Suku/ Bangsa : Jawa Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan: - Penghasilan : 1.5 jt / bulan

Alamat : Dsn. Sukorejo Alamat : Dsn. Sukorejo

3.1.2 Alasan kunjungan saat ini :

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang pertama, usia kehamilan

sekitar 9 bulan.

3.1.3 Keluhan utama : Ibu mengatakan sering kencing di malam hari

3.1.4 Riwayat menstruasi

▪ Menarche : 13 Tahun

▪ Siklus menstruasi : 28 (teratur/tidak teratur)

▪ Lama : 7 hari

▪ Banyaknya darah : 3 kali sehari ganti pembalut

▪ Konsistensi : Encer
▪ Dysmenorhoe : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)

▪ Flour albus : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)

Warna: bening....Bau: tidak berbau...Gatal:.tidak gatal

▪ HPHT : 12 Mei 2019

▪ HPL : 19 Februari 2020

3.1.5 Status perkawinan

▪ Kawin : Ya, 1 kali

▪ Lama kawin : 1 tahun

3.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

1) Hamil ini

3.1.7 Riwayat kehamilan sekarang

1) Hamil yang ke 1

2) Umur kehamilan : 36 minggu

3) Gerakan anak pertama kali dirasakan : pada usia 4 bulan

4) Gerak anak sekarang : baik

5) Periksa kehamilan :

TM I : Periksa/tidak, berapa kali:.3 kali...

TM II : Periksa/tidak, berapa kali:.3 kali...

TM III : Periksa/tidak, berapa kali:..1 kali..

Tgl terakhir periksa :18 Januari 2020

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Berat badan : 60 Kg

6) Riwayat imunisasi TT : -

7) Status TT : T5

8) Pernah mendapatkan tablet Fe: Ya/ Tidak, jumlah: 90 tablet


9) Fe diminum teratur : Ya/ Tidak

10) Pemeriksaan yang sudah pernah didapat :

(1) Hb/ Golongan darah/ Plano test/ Reduksi/ Albumin/.dll

Hasil Hb 12 gr/dl, golda: O, reduksi urine : negati,f albumin: negatif

PICT/IMS : Negatif, HBSag : NR

11) KIE yang sudah pernah didapat : Semuanya sudah di dapatkan

Senam hamil/ Gizi/ Persiapan laktasi/ Persiapan kelahiran/ Tanda bahaya

kehamilan/ tanda-tanda kelahiran/ pemeriksaan kehamilan dan imunisasi/ ASI

eksklusif.

3.1.8 Riwayat kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

b. Penyakit keturunan : Tidak ada Dari pihak siapa: Tidak ada -

Jenis penyakit : Tidak ada

c. Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada Dari pihak siapa: Tidak

ada Jenis penyakit : Tidak ada

3.1.9 Riwayat kesehatan yang lalu

1) Penyakit menahun : Tidak ada

2) Penyakit menurun : Tidak ada

3) Penyakit menular : Tidak ada

3.1.10 Keadaan psikososial

1) Kehamilan ini diharapkan

Alasan : Karena ingin cepat punya momongan

2) Kehamilan ini tidak direncanakan

Alasan : Karena waktu menikah, tidak tahu kalau masa subur


3) Harapan terhadap kehamilan sekarang

- Jenis kelamin : Laki laki/ perempuan sama saja

- Penolong : Bidan

- Tempat bersalin : BPM

3.1.11 Latar belakang budaya dan dukungan keluarga

1) Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : Acara 3 bulanan dan 7 bulanan

2) Kebiasaan keluarga yang menghambat : Tidak ada

3) Kebiasaan keluarga yang menunjang : Tidak ada

4) Dukungan dari suami : Suami selalu mengantar saat periksa hamil

5) Dukungan dari keluarga yang lain : Keluarga kadang-kadang menemani ibu

hamil periksa, disaat suami tidak ada.

3.1.12 Pola kebiasaan sehari-hari

1) Pola Nutrisi

Sebelum hamil : Makan 3 kali sehari 1 piring habis dengan nasi lauk sayuran

dan kadang buah , minum 5 – 6 gelas sehari dengan air putih kadang teh

Selama hamil : Makan 3 kali sehari setengah piring habis dengan nasi lauk

ikan, telur sayuran dan buah buahan, minum 7-8 gelas sehari dengan air putih

kadang teh dan susu

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada keluhan pada pola makan

2) Pola Eliminasi

Sebelum hamil : BAB 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari

Selama hamil : BAB 1 hari sekali , BAK 7-8 kali sehari

Keluhan yang dirasakan: Sering kencing waktu malam hari

3) Pola istirahat tidur

Sebelum hamil : Malam 7 jam siang 1 jam


Selama hamil : Malam 6 sampai 7 jam , siang 2 jam

Keluhan yang dirasakan: Tidak ada

4) Pola Aktivitas

Sebelum hamil : Melakukan pekerjaan rumah

tangga Selama hamil : Melakukan pekerjaan rumah

tangga Keluhan yang dirasakan: Tidak ada

5) Pola seksualitas

Sebelum hamil : 4 sampai 5 kali dalam 1 minggu

Selama hamil : 2 kali

seminggu Keluhan yang dirasakan : Tidak

ada

6) Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sebelum hamil: Tidak ada

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil: Minum obat hanya dari bidan

7) Personal Hygiene

Mandi, keramas, gosok gigi : Mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu,

gosok gigi 3 kali sehari

Ganti celana dalam dan pembalut: Sehari 3/4x/sehari

Cara membersihkan genetalia : Cebok dengan sabun

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

3.2 DATA OBJEKTIF

3.2.1 Pemeriksaan Umum

1) Kesadaran : Composmentis

2) TD : 110/80 mmhg

3) Suhu : 36,5 0C
4) Nadi : 88 X/menit

5) RR : 22 X/ menit

6) BB (sebelum hamil): 49Kg Sekarang: 60 Kg

7) TB : 158 cm

8) LILA : 27 cm

3.2.2 Pemeriksaan Khusus

3.2.2.1 Inspeksi

1) Kepala : Simetris, rambut hitam tidak berketombe

2) Muka : Kelopak mata : Simatris kiri/

kanan Conjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Anicterus

3) Mulut dan gigi : Bibir : Simetris,tidak kering, tidak

stomatitis Lidah : Warna merah muda

Gigi : Tidak ada caries

4) Hidung : Simetris : Ya

Sekret : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

5) Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

6) Dada : Simetris : Ya , kiri/

kanan Pembesaran payudara : Ya , kiri/

kanan Hiperpigmentasi : Ya , kiri/

kanan

Papila mammae : Menonjol ,kiri/ kanan

Keluaran : Belum ada, kiri/ kanan


Kebersihan : Bersih, kiri/ kanan

7) Perut : Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Bekas luka operasi : Tidak ada

Linea : Ada

Striae : Tidak ada

Pembesaran lien/ liver: Tidak

ada

8) Anogenetalia : Vulva vagina warna :-

Luka parut : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Keluaran : Tidak ada

Hemorroid : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

9) Ekstremitas atas dan bawah: Oedema : Tidak ada , kiri/

kanan Varises : Tidak ada , kiri/ kanan

3.2.2.2 Palpasi

1) Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

2) Dada : Benjolan/ Tumor : Tidak ada , kiri/ kanan

Keluaran : Tidak ada , kiri/ kanan

3) Perut : Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

4) Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : tidak ada

5) Leopold
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah proxesus xipoideus ( Teraba lunak

bulat tidak melenting ( bokong )

Leopold II : Perut kanan teraba panjang keras seperti papan (

punggung) dan pada perut kiri teraba bagian kecil

kecil janin ( ekstremitas janin ).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras bulan dan

melenting (kepala), kepala belum masuk pintu atas

panggul.

Leopold IV : Konvergen

TFU(Mc. D) : 29 cm

TBJ : 2500 gram

3.2.2.3 Auskultasi

1) DJJ : Frekuensi 142x/ menit, teratur ( Ya/tidak ) ,kuat ( ya/tidak)

Posisi Pungtum maximum : Kanan bawah

2) Dada : suara lupdup tidak ada suara whezing maupun ronchi

3) Perut : terdengar suara bising usus

3.2.2.4 Perkusi

1) Reflek Patela : Positif, Kiri / kanan

2) Perut : Tidak ada kembung

3.2.2.5 Pemeriksaan panggul luar : Tidak di lakukan

3.2.2.6 Pemeriksaan dalam (tidak ada indikasi) : Tidak di lakukan

3.2.2.7 Pemeriksaan laboratorium

2) Hb : 12 gr/dl

3) Golongan darah: O

4) Albuminuria : Negatif
5) Reduksi Urine : Negatif

3.2.2.8 Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

3.3 Analisa Data / Diagnosa

Ny.” M “ GIP0000 UK 36 minggu normal, tunggal hidup intrauterin, dengan keluhan

Sering kencing pada malam hari .

Masalah : sering kencing pada malam hari

Kebutuhan : Menjelaskan tentang perubahan adaptasi fisiologi kehamilan trimester III

3.4 Intervensi

1. Jelaskan hasil pemeriksaan

2. Jelaskan fisiologis terjadinya keluhan yang di alami ibu sering BAK pada kehamilan

Trimester III

3. Jelaskan pada ibu tentang cara mengatasi keluhannya

4. Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III

5. Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III

6. Anjurkan agar tetap memenuhi kebutuhan cairan

7. Jelaskan pada ibu tentang tanda tanda persalinan dan persiapan persalinan

8. Anjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri khususnya daerah genetalia

9. Memberikan terapi Kalk, tablet Fe , B1 Dan gestamin

10. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau sewaktu – waktu ada keluhan

3.5 Implementasi

3.5.1 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu mengenai :

a. TD : 110/80 mmhg

b. Suhu : 36,5 0C
c. Nadi : 85 X/menit

d. RR : 22 X/ menit

3.5.2 Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu yaitu pada saat ini ibu

sedang hamil trimesr III , dengan keluhan sering kencing pada malam hari ,

penyebab terjadinya sering kencing disebabkan oleh tekanan uterus karena

turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan

frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang.

3.5.3 Menjelaskan kepada ibu supaya mengurangi minum pada saat sore hari dan

memperbanyak minum pada saat pagi dan siang hari.

3.5.4 Menjelaskan tanda bahaya kehamialn trimester III seperti ketuban pecah dini, pre

eklamsi dan eklamsi, demam yang disebabkan infeksi selama kehamilan,

perdarahan pervaginam yang diakibatkan oleh solusio plasenta dan plasenta previa

3.5.5 menjelaskan pada ibu mengenai kebutuhan nutrisi selama hamil TM III, ibu

diharuskan mengkomsumsi makanan yang banyak lemak, protein, mineral dan

serat, seperti sayur mayur, buah, daging, kacang-kacangan, susu.dll

3.5.6 Minum minimal 6-8 galas (1500-2000 ml) air, susu, dan jus tiap 24 jam

3.5.7 Menjelaskan tanda-tanda persalinan yakni keluarnya bercak darah, adanya kontraksi

pada perut ibu, adanya rasa ingin mengedan seperti BAB

3.5.8 Menjelaskan kepada ibu mengenai kebersihan genetalia supaya agar tetap bersih

dan kering setiap kali setelah BAK sehingga tidak terinfeksi oleh jamur dan tidak

menyebabkan keputihan.

3.5.9 Menjelaskan pada ibu manfaat pemberian vitamin yaitu Kalk membantu

menghilangkan pegal-pegal dan menambah kekuatan untuk tulang. Tablet Fe yang

mengandung zat besi sebagai penambah darah. Serta gestamin, vitamin yang

mengandung DHA untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak janin


3.5.10 Menganjurkan ibu Melakukan kunjungan untuk memeriksakan kehamilan pada

trimester III sangat penting untuk memantau dan melihat perkembangan ibu dan

janin yang dikandungnya.

3.6 Evaluasi

3.6.1 Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

3.6.2 Ibu mengetahui dan mengerti mengenai keluhan yang dirasakan

3.6.3 Ibu mengerti dan memahami cara mengatasi keluhan yang dirasakan

3.6.4 Ibu mengerti dan bisa menjelaskan kembali tanda bahaya kehamilan

3.6.5 Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi

3.6.6 Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan cairan

3.6.7 Ibu mengerti dan bisa menjelaskan kembali tentang tanda tanda persalinan dan

apa saja yang di siapkan sebelum persalinan

3.6.8 Ibu mengerti tentang kebersihan genetalia

3.6.9 Ibu bersedia minum vitamin yang di berikan oleh bidan

3.6.10 Ibu mengerti dan apabila ada keluhan bersedia segera datang ke bidan terdekat
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan yang

meliputi : Pengkajian, identifikasi, diagnosa masalah, antisipasi, masalah potensial,

identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

4.1.1 Pengkajian

Penulis tidak mengalami masalah karena klien mudah diajak berkomunikasi.

Menurut tinjauan pustaka dan data subjektif. Ny. “M” hasil pemeriksaan tidak di

temukan pembengkakan pada kaki dan wajah. dan ibu mengeluh sering kencing

pada malam hari. Pada tinjauan pustaka ibu hamil trimester III dengan keluhan

sering kencing masuk dalam kategori ketidaknyamanan pada ibu hamil.

4.1.2 Identifikasi kebutuhan segera

Memberikan KIE tentang perubahan fisiologi pada ibu hamil trimester III dan

ketidaknyamanan pada ibu hamil, serta memberitahu ibu untuk tidak minum 2 jam

sebelum tidur supaya tidak mengganggu istirahat ibu

4.1.3 Intervensi

Ny. “M” diharapkan untuk ibu agar tetap memenuhi kebutuhan cairan yakni minum

minimal 8 galas setiap harinya, dan mengurangi konsumsi cairan pada malam hari,

supaya keburuhan istirahat ibu terpenuhi dan tidak terganggu.


4.1.4 Implementasi

Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti hal ini

dikarenakan adanya kerja sama dengan klien yang cukup antusias mendengarkan

konseling yang disampaikan .

4.1.5 Evaluasi

Setelah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan, Ny.”M” mengatakan sudah

mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan, dan Ny. “M” dapat mengulangi

penjelasan yang telah diberikan.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah ada dapat diambil garis besar dengan pemantauan yang

lebih teliti, dari asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III didapatkan Ny. “M” yang

mengalami gangguan sering kencing pada malam hari. Data yang sudah ada meliputi

semua permasalahan yang ada pada Ny. “M”, masalah sering kencing pada kehamilan

trimester III merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh tekanan uterus karena

turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan

frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Mendapatkan pengetahuan atau informasi mengenai ketidaknyamanan

kehamilan trimester III.

5.2.2 Bagi Penulis

Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang perubahan

adaptasi fisiologi dan psikologis pada kehamilan trimester III, sehingga

kedepannya dapat memberikan asuhan yang komprehensif dan meningkatkan

pelayanan yang berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

file:///H:/Jurnal%20Profesi%20Hamil/Determinan%20Perilaku%20Perawatan%20Kehamilan
%20_%20Gamelia%20_%20Kesmas_%20National%20Public%20Health%20Journal.html

Gusriyanti, A,R., Astuti, S., Hartinah & Susanti, A.I.,2015. Angka Kejadian Gejala Infeksi
Saluran Kemih pada Ibu Hamil di Desa Mekargalih Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang Tahun 2014. Jurnal Sistem Kesehatan, Vol : I

Irianti Bayu dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta :Sagung Seto

Jannah. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Kusmiyati, Yuni, S.ST, Dkk. 2010.Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta :Fitramaya

Kuswanti, I. 2014. Buku Asuhan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

https://media.neliti.com/media/publications/232651-the-effectiveness-of-counseling-to-the-k-
0c3d3ca7.pdf

Mufdliah. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Prawirohardjo. 2013. Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT Bina Pustaka.

Pudiastuti. 2012 . Buku Ajar Kebidanan Komunitas Teori dan Aplikasi Dilengkapi Contoh
Askeb. Yogyakarta : Nuha Medika.

Riset Kesehatan Dasar 2015. Tentang AKI dan AKB. Indonesian

Rochjati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : UNAIR

Sulistyawati, Ari.2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai