Anda di halaman 1dari 16

Serat Acitya – Jurnal Ilmiah

UNTAG Semarang

“You are the sole creator of your experience.” — Luke Rhinehart

KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN MANAJEMEN


MEMIMPIN PERUBAHAN MANAJEMEN
(LEADING TO CHANGE MANAGEMENT)
Jaluanto.SPT.1
bestjalu@gmail.com
Nouke Axon Komansilan2
nouke.reksonegoro@yahoo.com

Abstrak
Perubahan manajemen merupakan kebutuhan suatu organisasi yang tidak dapat dihindarkan dari
waktu ke waktu. Perubahan ini menjaditanggung jawab semua anggota organisasi, terutama
sekali pemimpinnya. Untuk itu, pemimpin harus merencanakannya dan selalu memantau
pelaksanaan perubahan manajemen agar sesuai dengan harapan semua pihak.
Untuk menuju perubahan manajemen, diperlukan persiapan yang matang, seperti: Keadaan
Psikologis Untuk Perubahan, Memahami inisiatif perubahan, Melibatkan kepemimpinan puncak,
Mengidentifikasi orang yang mungkin menjadi hambatan potensial atau sebagai motor
penggerak, Memetakan proses perubahan, Membangun sistem komunikasi yang efektif,
Memberikan dukungan yang memadai dan pengembangan, Memberikan pelatihan bagi para
manajer yang masih membutuhkan bantuan, dan Mengukur keberhasilan.
Pemimpin harus bersikap secara positif terhadap baik dalam perencanaan perubahan manajemen,
maupun pada saat implementasi perubahan manajemen dimaksud. Pemimpin yang tidak
mempunyai sikap yang baik terhadap keadaan organisasinya, hanya akan menjadi bahan
perolokan atau akan menimbulkan sikap sinis bawahannya, dapat juga lebih parah lagi yaitu
penyimpangan perilaku yang akan menyebabkan organisasi menjauh dari tujuan perubahan
manajemen. Kepemimpinan transformasional sekiranya merupakan salah satu langkah yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan perubahan manajemen. Selain itu, perilaku organisasi positif dari
bawahan tetap harus dijaga atau dibina dengan seksama sehingga menjadi kontributor yang
penting bagi perubahan manajemen sebagaimana yang direncanakan semua pihak dalam
organisasi.
Kata kunci:
Perubahan manajemen, Kepemimpinan transformational, perilaku organisasi positif.

Absract
Change management is the need of an organization that is inevitable from time to time. This
change is the responsibility of all members of the organization, particularly its leader. To that
end, leaders should plan and constantly monitor the implementation of management changes to
match the expectations of all parties. To get to a change of management, necessary preparation,
such as: Psychological state for Change, Understanding the change initiative, involving the top
leadership, identifying people who might be a potential obstacle or as a driving force, Mapping
the process of change, Developing an effective communication system, Providing support
Adequate and development, provide training for managers who are still in need of assistance, and
Measuring success. Leaders must behave positively on better planning management changes, as
well as upon the implementation of management changes intended. Leaders who do not have a
good attitude towards the state of the organization, only to be ridiculed or will lead to cynicism
subordinates, may also worse that is deviant behavior that will lead to organizational change
management away from the goal. If only transformational leadership is one of the steps required
in the implementation of management changes. In addition, positive organizational behavior
from subordinates should still be maintained or carefully nurtured so that it becomes an
important contributor to the change of management as planned all the parties in the organization.
Keywords:Change management, transformational leadership, positive organizational behavior

1
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNTAG Semarang
2
Pengusaha di Jakarta

93
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

1. PENDAHULUAN memperkenal organisasinya ke pada


Pumpunan diskusi perubahan dunia.
manajemen atau, secara praktikal, Pada masa industrialisasi, sistem
disebut pula perubahan manajemen suatu organisasi diatur
pengendalian manajemen, atau dengan struktur organisasi yang
bahkan memimpin perubahan ketat untuk menunjukkan siapa
manajemen, tidak akan terlepas dari atasan dan siapa bawahan.
pengaruh perubahan lingkungan Kemudian atasan akan menentukan
bisnis, peraturan pemerintah, tugas dan kewajiban bawahannya
perundang-undangan, tekanan beserta jam kerjanya dan alur
politik, bahkan karena alasan tanggung jawabnya. Inilah
perubahan cuaca/iklim. Hal yang gambaran manajer sebagai atasan
terakhir sepertinya mengada-ada. mempunyai otoritas besar sehingga
Misalkan, kantor perlu dicat dia dapat memutuskan segala
kembali karena warna cat sudah sesuatunya. Pada era masyarakat
pudar pengaruh cuaca. Pada saat informasi, today, manajemen lebih
untuk implementasi cat apa yang dari sekedar manajer melakukan
sebaiknya digunakan dapat apa yang harus dikerjakan dengan
memunculkan seribu alasan dari baik oleh para pegawainya.
para pegawai dan manajernya. Pegawai dapat mengatur pekerjaan
Katakanlah warna cat baru telah dan jam kerjanya sendiri, dalam
diputuskan kemudian persoalan konteks era informasi, tanpa harus
kapan dilaksanakan pengecatan mempunyai jabatan tertentu terlebih
tersebut. Apakah pengecatan pada dahulu. Hal ini lah yang
saat jam kerja, atau setelah jam menjadikan fungsi manajemen (dari
kerja atau pada malam hari. Sebuah perencanaan sampai pengawasan)
gambaran sesuatu hal kecil dapat sebagai tugas atau urusan setiap
menjadi rentetan peristiwa yang orang (Mitch McCrimmon, 2010).
panjang sampai sang manajer Biasanya, perubahan dilaksanakan
mengambil keputusan mengenai karena terjadi persoalan dalam
pengecatan tersebut baik warna suatu proses pekerjaan atau bisnis.
maupun kapan dikerjakan dan oleh Hal ini mudah dibicarakan, akan
siapa pelaksananya. tetapi dalam kenyataannya tidaklah
Manajemen organisasi apapun akan demikian.Perubahan sering kali
mengalami perubahan karena rumit dan membuat berbagai pihak
beribu alasan, baik kemungkinan frustasi (Bill Holmberg, 2009).
tuntutan dari eksternal maupun dari Tanpa proses perubahan
pihak internal. Dari ekternal manajemen, banyak pihak
misalkan serikarnal misalkan berasumsi setiap perubahan
serikat pekerja menuntut dihaput membawa kebaikan, sampai
dihapuskan sistem outsourcing atau terbukti bahwa perubahan
peraturan pemerintah tentang dimaksud tidak berakibat perbaikan
penyesuaian upah minimal, ataau tetapi justru memunculkan kerugian
perubahan teknologi informasi besar (Bill Holmberg, 2009).
yang mendorong organisasi untuk Kemudian daripada itu, banyak
membuat websitenya sebagai duta pihak mempersoalkan, perubahan
manajemen atau perubahan

94
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

kepemimpinan. Perlukan keduanya perubahan manajemen sebaiknya


dilaksanakan atau keduanya dilaksanakan oleh anggota
merupakan hal yang sama, organisasi. Sedangkan, metode riset
perubahan manajemen berarti yang digunakan adalah Pendekatan
perubahan kepemimpinan, vice pragmatis (pragmatic approach).
versa. Pendekatan ini untuk membangun
Perubahan manajemen merupakan teori berdasarkan kepada konsep
proses perubahan dengan sarana penggunaan atau kegunaannya.
yang dapat mengurangi benturan Penulisan karya ilmiah ini
atau konflik anggota organisasi menggunakan pendekatan studi
dengan tujuan perubahan yang kepustakaan (library reseach),
dimaksud pihak manajemen karena Pertama: karena persoalan
dilaksnakan sebagaimana yang penelitian dapat dijawab lewat
diharapkan. Sementara itu, penelitian pustaka,yaitu kajian dari
perubahan kepemimpinan jurnal terpilih yang didasarkan pada
merupakan perubahan kekuasaan, perumusan masalah; dan
pengaruh, visi dan proses yang mengharapkan datanya dari riset
membutuhkan energi besar untuk lapangan akan diperoleh
tranformasinya (John Kotter, 2011). dikemudian hari . Kedua: studi
Dengan demikian, perubahan pustaka diperlukan sebagai satu
manajemen berbeda dengan tahap tersendiri yaitu studi
perubahan kepemimpinan. pendahuluan untuk memahami
Perubahan manajemen belum tentu gejala baru yang terjadi dalam
perubahan kepemimpinan akan masyarakat. Ketiga: data pustaka
tetapi perubahan kepemimpinan tetap andal untuk menjawab
dapat dipastikan akan terjadi persoalan penelitiannya.
perubahan manajemen.
Dari uraian tersebut di atas, maka
dirumuskan permasalahannya 3. PEMBAHASAN
seperti berikut: “bagaimana
perubahan manajemen sebaiknya 3.1. Pengertian Manajemen
dilaksanakan dan bagaimana Perubahan
peranan kepemimpinannya dalam Banyak orang yang meragukan
memandu dan mengendalikan bahwa perubahan akan menjadi
perubahan manajemen?” lebih baik, hidup di era perubahan
Penulisan karya tulis ilmiah ini dipandang sebagai penting jika
menggunakan metode penelitian memang organisasi dan umat
studi kepustakaan (library manusia ingin bertahan hidup
reseacrh). (Dunphy et al, 2007;. Kanter,
2008; Sackmann dkk ., 2009).
Itulah pentingnya sekarang
2. Metode Penelitian perubahan dilihat sebagai
Penelitian ini bersifat kualitatif tanggung jawab utama dari orang-
deskriptif. Hal ini dimaksudkan orang yang memimpin organisasi,
pendalaman kajian dan solusi yang sebagai kebangkitan pemimpin
akan didapat pada satu persoalan transformasional (Burns, 1978;
penelitian saja, yaitu bagaimana Bass, 1995, Yukl, 2010).
Demikian pula sebuah survei

95
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

global oleh McKinsey & Pendekatan proaktif untuk


Company (2008) menyimpulkan menghadapi perubahan
bahwa hanya dengan berubah merupakan inti dari ketiga aspek.
terus dn berharap organisasi dapat Untuk sebuah organisasi,
bertahan hidup. manajemen perubahan berarti
Manajemen Perubahan, sering menetapkan dan
disebut Change Control, hanyalah mengimplementasikan prosedur
proses pengelolaan sebagian besar dan / atau teknologi untuk
perubahan yang dapat memiliki menghadapi perubahan
efek positif ATAU negatif pada lingkungan bisnis dan keuntungan
setiap lingkungan, Sumber Daya dari peluang perubahan (Margaret
Manusia, atau hanya cara sebuah Rouse, 2010).
kantor kecil bekerja. Perubahan Manajemen (Nickols,
Sederhananya, manajemen F, 2010) digunakan untuk
pengendalian adalah tindakan menggambarkan:
penundaan proses pengambilan Tugas mengelola perubahan;
keputusan sebelum tahap 1) Suatu area praktek
implementasi untuk memeriksa profesional;
apakah perubahan dapat 2) Sebuah badan pengetahuan
mempengaruhi lebih dari ruang (terdiri dari model, metode,
lingkup kegiatan dimaksud (Bill teknik, dan alat-alat lainnya),
Holmberg, 2009) dan
Selain daripada itu, Perubahan 3) Sebuah mekanisme kontrol
manajemen adalah sebuah (terdiri dari persyaratan,
pendekatan untuk transisi standar, proses dan prosedur).
individu, tim, dan organisasi Manajemen Perubahan ini
untuk keadaan masa depan yang juga digunakan untuk
diinginkan (Kotter, J, 2011) menggambarkan proses
Dalam beberapa konteks perubahan dalam sistem
manajemen proyek, manajemen komputerisasi, praktik
perubahan mengacu pada proses penebangan terbaik atau
manajemen proyek dimana upgrade sistem, misalnya.
perubahan proyek secara resmi Fokus manajemen
diperkenalkan dan disetujui perubahan adalah hal-hal
(Filicetti, John, 2007). atau faktor-faktor yang
Selanjutnya, Manajemen berkaitan dengan
perubahan adalah pendekatan pengalaman orang-orang dan
sistematis untuk menghadapi proses organisasi.
perubahan, baik dari perspektif Pendekatan sistematis dan
organisasi dan pada tingkat penerapan pengetahuan, alat
individu. Sebuah istilah yang agak dan sumber daya untuk
ambigu, manajemen perubahan menghadapi perubahan.
setidaknya memiliki tiga aspek Manajemen perubahan
yang berbeda, termasuk: berarti mendefinisikan dan
beradaptasi dengan perubahan, mengadopsi strategi
mengendalikan perubahan, dan perusahaan, struktur,
mempengaruhi perubahan. prosedur dan teknologi

96
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

untuk menghadapi mereka meredup. Hal ini


perubahan kondisi eksternal dikarenakan kurangnya
dan lingkungan bisnis. perencanaan dan
(SHRM Istilah Sumber Daya kesiapsiagaan sehingga
Manusia Syarat, berakibat strategi perubahan
www.shrm.org). Lebih manajemen cenderung gagal,
lanjut, pendekatan merusak kemampuan
perubahan manajemen organisasi untuk mencapai
(change management) secara tujuan, dan inisiatif
ringkas dapat dilihat pada perubahan yang dirancang
tabel yang terdapat pada tidak menghasilkan
lampiran. pembaharuan yang
diharapkan (Deborah
3.2. Menuju Perubahan Schroeder, 2009)
Manajemen Untuk satu hal masalah
Dalam perekonomian penuh tersebut di atas, adalah
gejolak saat ini, perusahaan- masalah dari sifat manusia:
perusahaan secara agresif Kebanyakan orang
mencari cara untuk mengalami kesulitan dalam
pengurangan kompetisi dari berurusan dengan
dalam sehingga muncul perubahan. Tapi, lebih dari
kekuatan untuk itu, mereka tidak memiliki
restrukturisasi radikal. ciri-ciri perilaku tertentu
Tetapi, mereka sering yang diperlukan untuk
menghadapi batu sandungan beradaptasi dengan mudah
yang signifikan., yaitu terhadap perubahan keadaan
kebanyakan organisasi tidak sulit. Penelitian Right
tahu bagaimana Management menemukan
mempersiapkan karyawan bahwa mengevaluasi
mereka untuk menangani kemampuan individu untuk
inisiatif perubahan. secara efektif menghadapi
Bahkan, hanya 25% dari perubahan yaitu dengan
responden jajak pendapat menganalisis sejumlah
terbaru yang dilakukan oleh faktor kunci yang berkaitan
Right Management sepakat dengan sifat manusia,
bahwa tenaga kerja mereka seperti kemampuan untuk
secara efektif merespon tetap tenang bahkan dalam
perubahan. Sebaliknya, 31% situasi stres dan untuk
melaporkan tenaga kerja mencapai hasil yang saling
mereka tidak mampu menguntungkan selama
beradaptasi dengan masa perubahan (Deborah
perubahan, mempertahankan Schroeder, 2009).
produktivitas dan
keterlibatan pada 3.3. Keadaan Psikologis
risiko.Sementara itu, 40% Untuk Perubahan
melaporkan bahwa tenaga Selama masa pergolakan yang
kerja mereka mengatasi dihadapi organisasi kontemporer,
perubahan, namun semangat kemampuan untuk menjadi reseptif

97
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

dan responsif terhadap perubahan mereka bekerja dalam konteks


menjadi penting. Sejumlah faktor pengambilan risiko dan status quo.
dapat memfasilitasi kemampuan Selain itu, komunikasi terbuka,
organisasi untuk perubahan kepercayaan, kebebasan
termasuk konteks pekerjaan operasional, dan pengembangan
bagaimana perubahan perilaku karyawan. Di sini, terdapat lima
terjadi (Porras dan Robertson, kondisi yang diperlukan bagi
1992). Iklim organisasi merupakan munculnya perubahan individu dan
komponen penting untuk organisasi. Temuan ini dapat
membentuk kontekstual tindakan dijelaskan oleh fakta bahwa kualitas
karyawan (Litwin dan Stringer, hubungan dalam lingkungan kerja
1968) termasuk perubahan perilaku dapat benar-benar memberikan
karyawan (Burke dan Litwin, karyawan dengan kondisi kerja
1992). yang kondusif untuk berubah.
Sebuah kerangka konseptual proses Meskipun karyawan diminta untuk
perubahan (Porras dan Robertson, merespon perubahan iklim
1992), bahwa kognisi karyawan organisasi secara keseluruhan,
dalam konteks kerja dan perubahan belum tentu mereka mampu segera
perilaku, menunjukkan bahwa merespon dalam konteks organisasi
persepsi iklim kerja, atau iklim yang lebih besar, atau bahkan
psikologis (James dan Jones, 1974), pengalaman pribadi dengan
harus memainkan peran integral supervisor dan team-members
dalam mengubah proses. Dengan mereka yang cukup mendalam
demikian, isu penting adalah untuk membentuk persepsi mereka
bagaimana persepsi perubahan terhadap iklim secara keseluruhan.
iklim organisasi yang dibentuk di Cara kedua, hubungan kerja
antara karyawan. Sedangkan dari dihipotesiskan untuk mempengaruhi
penelitian Tierney (1999) diketahui iklim psikologis karyawan untuk
bahwa mengenali hubungan kerja mengahdapi perubahan adalah
sebagai pendahulu untuk perubahan melalui sifat persepsi iklim
iklim psikologis. Tujuan dari hubungan sosial. Dibangun tingkat
penelitian ini adalah untuk keselarasan antara persepsi iklim
mengetahui pengaruh potensi oleh karyawan dan orang-orang
hubungan atasan-karyawan dan daritim supervisor dan tim kerja.
hubungan tim-karyawan dalam Hasil penelitian secara parsial
perubahan iklim psikologis mendukung hubungan ini.
karyawan. Efek relasional dapat Tampaknya tim yang memandang
diketahui dengan tiga cara. iklim sebagai change conducive,
Pertama, kualitas hubungan itu menjadi mereka berbagi pandangan
diuji untuk menentukan efeknya yang sama.
pada persepsi iklim kerja. Hasil Cara ketiga, penelitian ini
penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan leader-member
pengembangan hubungan yang kuat exchange (LMX ) dalam kondisi
antara atasan dan karyawan, dan kualitas tinggi, supervisor atau
antara karyawan dengan anggota pandangan positif tim terhadap
tim mereka, terkait dengan perubahan iklim akan menghasilkan
karyawan yang merasa bahwa lebih banyak persepsi positif

98
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

karyawan terhadap perubahan berada di balik usaha


iklim. Meskipun hasil penelitian perubahan manajemen.
tidak mendukung efek interaktif Memang, para pemimpin perlu
untuk kualitas tim dan dalam hal untuk mendorong perubahan di
tim melihat iklim, mereka tidak seluruh organisasi. Untuk itu,
mengungkapkan bahwa karyawan praktisi HR harus
dapat memiliki persepsi yang baik menunjukkan kepada eksekutif
terhadap iklim tersebut ketika bahwa perubahan manajemen
mereka memiliki kesempatan merupakan sebuah kebutuhan
mendapatkan hubungan yang untuk memastikan strategi
menguntungkan dengan seorang manajemen selaras dengan
supervisor pada saat organisasi strategi bisnis.
mengalami perubahan iklim yang
kondusif . Jadi meskipun persepsi 3) Mengidentifikasi orang
yang mungkin menjadi
tim terhadap iklim dapat
hambatan potensial atau
mempengaruhi iklim psikologis
sebagai motor penggerak
karyawan. Secara independen, Dari identifikasi ini, pihak
kualitas hubungan karyawan-tim manajemen puncak dengan
membaik, hanya ketika kualitas menggunakan penilaian
hubungan atasan-karyawan tertentu dapat membantu
diperhatikan. individu untuk memahami
Lebih lanjut daripada tersebut di kekuatan dan kelemahan
atas, sebuah kesuksesan perubahan mereka. Mereka mungkin juga
manajemen dapat melalui beberapa meminta karyawan untuk
langkah-langkah lain, sebagaimana berbagi temuan dengan
Deborah (2009) mengatakan manajer mereka, yang dapat
sebagai berikut: membantu membangun
kesadaran tentang bagaimana
1) Memahami inisiatif
mereka bereaksi saat terjadi
perubahan
Untuk membuat rencana yang perubahan.
efektif, manajemen puncak Manajer juga dapat
perlu mengtahui apa yang menggunakan hasil temuan
terjadi selama perubahan untuk membuat profil tim dan
sebelumnya sebelum inisiatif membahas bagaimana perilaku
perubahan dijalankan. Ini individu yang dapat
berarti bekerja dengan para mempengaruhi dinamika
pemimpin dan karyawan untuk kelompok. Dalam proses ini,
mempelajari bagaiman untuk mereka juga dapat merujuk
berhasil, apa yang tidak kepada penilaian tersebut
berhasil dan apa kesenjangan untuk menciptakan
perlu diisi. kebersamaan, menemukan
hambatan potensial dan jalan
2) Melibatkan kepemimpinan keluarnya atau bahkan
puncak menemukan bawahan yang
Untuk mencapai keberhasilan dapat dijadikan motor
terbaik, sangat penting, perlu penggerak perubahan di tingkat
keterlibatan para pemimpin bawah.
senior, termasuk CEO, yang

99
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

4) Memetakan proses 7) Memberikan pelatihan


perubahan bagi para manajer yang
Yang paling penting adalah masih membutuhkan
penentuan bidang utama yang bantuan
menyebabkan karyawan Hal ini diperlukan agar
cenderung terpengaruh-apa manajer dapat mendorong
pun- dari suatu sistem perubahan melalui organisasi.
manajemen kinerja yang baru Jika mereka tidak dapat secara
karena reorganisasi tim. efektif mengkomunikasikan
Kemudian, menempatkan visi dan strategi dan terlibat
sistem di tempat yang tepat dalam tim melalui proses,
untuk membantu mereka inisiatif perubahan akan tidak
beradaptasi dengan perubahan. berhasil. Manajer perlu
Juga dapat mempertimbangkan memberikan kejelasan peran
restrukturisasi sistem dan memastikan karyawan
penghargaan untuk selaras dengan strategi baru
memperkuat perilaku tertentu. untuk memenuhi standar
kinerja dan mencapai tujuan.
5) Membangun sistem
komunikasi yang efektif 8) Mengukur keberhasilan
Mengkomunikasikan visi dan Mendefinisikan kesuksesan di
merencanakan dan awal dan metrik yang akan
meyakinkan visi bagi seluruh digunakan untuk menilai
anggota organisasi. Ini berarti apakah organisasi sudah
membangun kinerja sistem mencapai tujuan dan sasaran.
manajemen meskipun melalui Sebagai contoh, dalam
intranet biasa. beberapa kasus, perlu
mengukur kemampuan seorang
6) Memberikan dukungan manajer yang memiliki
yang memadai dan komunikasi yang efektif
pengembangan
dengan karyawan tentang
Manajer lini memimpin
perubahan.
karyawan melalui perubahan.
Dalam situasi seperti ini,
Ini mungkin berinteraksi
mungkin tepat untuk meminta
melalui kelompok atau satu-
laporan dan langsung
satu karyawan, tergantung
melakukan evaluasi mengenai
pada keadaan. Dalam beberapa
interaksi mereka. Di sisi lain,
kasus, sangat membantu
jika Keberhasilan didefinisikan
manajer jika bersama-sama
sebagai bagaimana organisasi
karyawan terlibat proses
secara keseluruhan mengelola
perubahan sehingga menjadi
perubahan, maka meminta
pengalaman yang berharga.
karyawan untuk mengisi survei
Pada saat yang sama, manajer
pendapat sebelum dan sesudah
harus mengadakan pertemuan
inisiatif perubahan.
khusus dengan setiap anggota
tim.

100
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

3.4. Pemimpin Bersikap pemimpin harus divalidasi oleh


Terhadap Perubahan pengakuan pengikutnya,
Manajemen diilustrasikan oleh, "Apakah
memiliki pemimpin yang berbeda
1) Arti Penting Sikap Pemimpin selama proses. Tidak ada
Nadler, Thies dan Nadler (2001) konsultasi, gaya manajemen
menunjukkan bahwa, perubahan reaktif daripada proaktif. Tidak
yang efektif terjadi, dan ada loyalitas yang ditunjukkan
perubahan budaya tertentu, kepada staf oleh manajemen.
menuntut keterlibatan aktif dari Untuk mendapatkan dedikasi dan
CEO dan tim eksekutif. Para loyalitas staf, pemimpin harus
pemimpin puncak harus berperan mengekspresikan dedikasi dan
sebagai kepala arsitek dari proses loyalitas kepada staf.
perubahan. Cartwright dan Cooper Kenyataannya tidak ada pemimpin
(1993) menunjukkan bahwa telah melakukan ini”. Dengan
karyawan di semua tingkatan demikian, mereka menyarankan
terlibat dalam perubahan. Salah bahwa mengubah sebuah
satu kesulitan yang paling umum organisasi perlu mengarahkan
berasal dari apa yang disebut energi dan upaya menuju empat
'perbedaan budaya. Cartwright aspek identifikasi kehidupan
dan Cooper lebih lanjut organisasi:
menunjukkan bahwa upaya (1) perilaku pimpinan lembaga,
berkonsentrasi pada tingkat (2) pemilihan dan pelaksanaan
manajemen senior hanya dapat strategi pengelolaan yang
menyebabkan munculnya tepat (terutama mengubah
beberapa budaya di seluruh strategi manajemen);
organisasi, tabrakan budaya dan (3) pemahaman tentang
adaptasi budaya dalam organisasi struktur organisasi dasar,
menjadi lambat. sistem, dan proses formal
Kavanagh, Marie H, dan (budaya), dan
Ashkanasy, Neal M. (2006) (4) tindakan yang diambil oleh
menemukan Pemimpin perubahan para pemimpin yang
organisasi harus kompeten dan mempengaruhi penerimaan
terlatih dalam proses transformasi perubahan oleh individu
organisasi jika merger ingin yang memainkan peran
berhasil, misalnya. Pemimpin kunci dalam sistem formal
mengendalikan rasionalisasi. dan informal.
Pemimpin harus memastikan
bahwa peserta merasa sebagai 2) Peranan Senior Leadership
bagian dari pengambilan dalam Perubahan Manajemen
Kepemimpinan dan
keputusan, dan terlibat dalam
kemampuannya untuk
proses, tetapi sebaliknya jika
meramalkan dan memprediksi
tidak terlibat, anggota organisasi
bagaimana organisasi harus
menjadi sinis dan tidak responsif,
mempersiapkan diri untuk
mereka berpikir hanya” lips
mengasimilasi perubahan yang
service” untuk konsultasi tetapi
akan mendapatkan keuntungan
tidak terjadi dalam kenyataan.
ekonomi, baik sekarang dan di
Selain itu, karisma seorang

101
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

masa depan. Pengetahuan, diri mereka sebagai yang


keterampilan, kemampuan, menciptakan perubahan organisasi
kompetensi, nilai, sikap, investasi, sebagai proses yang disengaja
pelatihan, dan pengembangan (yaitu, manajemen puncak secara
yang harus dijalin ke dalam resmi memimpin perubahan) akan
budaya dan skema pengalaman memiliki perspektif yang berbeda
kolektif para anggota organisasi dengan mereka yang berada di
dan visi bersama. Kepemimpinan akhir menerima perubahan"
harus memiliki wawasan dan (Woodward & Hendry 2004, 159).
komitmen untuk melihat cukup Manajer senior harus mengakui
jauh ke masa depan untuk unsur manusia dan dampak
memprediksi jalur perubahan perubahan tersebut terhadap
sehingga memungkinkan individu. Kemampuan untuk
pergeseran teknologi menjadi mengatasi dan menyerap
kompetensi yang lebih baik perubahan harus menjadi
daripada kompetensi yang prasyarat atau perencanaan dan
menghancurkan (Mackenzie, investasi untuk perubahan menjadi
2005). sia-sia. "Terlalu sering, perhatian
Jika pemimpin melawan budaya diberikan secara eksklusif sebagai
yang sedang berlaku, berarti keterampilan dalam mengelola
meningkatkan intensitas perubahan, tanpa memperhatikan
pertempuran. Budaya harus kemampuan kepemimpinan yang
berubah hanya jika tidak dapat dibutuhkan untuk menyerap
masuk ke masa depan. Kennedy perubahan," terutama ketika
dan Deal memperingatkan perubahan itu radikal daripada
pemimpin senior agar dibuang sekedar perubahan (Woodward &
"yang telah mencoba untuk Hendry 2004, 156).
memaksakan budaya baru pada Kebutuhan untuk mengatasi stres
perusahaan yang ada, hanya untuk yang muncul dari perubahan
mempertahankan budaya lama dan merupakan kultur resilensi
sebagai pemenang dan karyawan (resilience). Kebutuhan karyawan
sebagai korbannya". Sementara untuk mengatasi stres dapat
itu, ancaman eksternal terhadap muncul dari persepsinya sebagai
organisasi harus diakui sebagai berikut: akuntabilitas yang sedang
kebutuhan organisasi secara meningkat tetapi sumber daya
internal untuk mengubah - bukan malah berkurang, manajemen
hanya kehendak dari pemimpin yang berfokus terlalu banyak pada
baru. (Kennedy dan Deal 2000, tugas justru mengabaikan
175). Ketidakpercayaan senior karyawan, perasaan tidak aman,
manajer dapat menyebabkan dan karyawan keluar. Hal ini
karyawan untuk lebih fokus pada membuat manajer tidak memiliki
kepentingan individu daripada kemampuan untuk mengatasi
holistik pada kepentingan (Woodward & Hendry 2004, 162).
organisasi. Garis pandang Karyawan mengatasi dan
mengenai perubahan dapat secara menyerap perubahan dalam
drastis berbeda antara manajer dan tingkat yang jauh lebih besar jika
karyawan. "Mereka yang melihat mereka merasa bahwa mereka

102
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

memiliki keterampilan dan kelenturan identitas, individu


kemampuan untuk menghadapi enggan untuk mengubah identitas,
tantangan perubahan. Komunikasi dan ancaman identitas dapat
yang buruk, miskin hubungan di didefinisikan sebagai pengalaman
lingkungan kerja, keterlibatan yang merugikan nilai atau makna
rendah, miskin keterampilan dan identitas.
pengalaman dan motivasi yang
rendah untuk berubah, merupakan 4) Kepemimpinan
Transformasional Dalam
faktor-faktor yang diidentifikasi
Konteks Perubahan
menjadikan karyawan sebagai Pemimpin Transformasional,
hambatan untuk menyerap dan karismatik, dan visioner dapat
mengatasi perubahan (Woodward berhasil mengubah status quo
& Hendry 2004, 164). dalam organisasi mereka dengan
3) Resistensi terhadap menampilkan perilaku yang tepat
Perubahan pada tahap yang tepat dalam
Sifat resistensi terhadap proses transformasi. Ketika ada
perubahan dalam organisasi dan kesadaran bahwa cara-cara lama
mengeksplorasi peranannya dalam tidak lagi bekerja, para pemimpin
manajemen perubahan yang tersebut dapat melakukan
efektif. Resistance dianggap pengembangan visi yang menarik
sebagai elemen penting dari untuk masa depan. Sebuah visi
perubahan bukan sesuatu yang yang baik memberikan baik
berlawanan (Alexis Downs, strategis maupun fokus pada
2012). Resistensi terhadap motivasi. Ini merupakan
perubahan sebagai campuran pernyataan yang jelas tentang
kompleks dari konteks, sikap, dan tujuan organisasi dan, pada saat
proses, seperti dijelaskan oleh yang sama, sumber inspirasi dan
Macri et al. (2002). Apa yang komitmen (Eisenbach, Regina
tampak adalah gambaran dkk. 1999). Pemimpin menjadi
resistensi terhadap perubahan aktor perubahan yang dapat
organisasi sebagai akibat dari merakit dan memotivasi kelompok
ancaman terhadap identitas. dengan kekuatan yang cukup
Identitas individu terdiri dari untuk memimpin upaya perubahan
karakteristik pribadi dan (Kotter, 1995).
keanggotaan kelompok. Pemimpin Transformasional yang
Sebagaimana Petriglieri (2011) ingin melaksanakan perubahan
menunjukkan, orang menghargai manajemen harus berhati-hati
identitas mereka, dari mana untuk mencocokkan nilai-nilai
identitas mereka, berasal diri yang dianut dan dilaksanaknakan.
individunya sendiri. Identitas, Mereka harus melakukan ini
meskipun, mudah ditempa, meskipun perubahan lingkungan
identitas dapat diubah, keluar, organisasi terus menerus membuat
atau masuk. Misalnya, Petriglieri kesesuaian tersebut sangat sulit
(2011) menjelaskan, keluar dari (Eisenbach, Regina dkk. 1999).
identitas profesional mereda jika Kurangnya perubahan terus-
individu memiliki identitas menerus dapat membuat karisma
alternatif. Meskipun terdapat atau dimensi pengaruh yang ideal

103
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

dari kepemimpinan kinerja dari sebelumnya, sambil


transformasional perlu beradaptasi dengan persyaratan
diperbaharui. Hal ini pekerjaan baru mereka (Carter,
menunjukkan pentingnya et.al 2012)
pengaturan dalam kepemimpinan Selanjutnya, hasil yang diperoleh
transformasional dan variabel dari penelitian mengenai perilaku
kontekstual (seperti perubahan organisasi positif (percaya diri,
lingkungan) yang mempunyai harapan, optismisme, dan
peran dalam menentukan ketahanan) menunjukkan
efektivitas kepemimpinan kepercayaan diri memiliki
karismatik dalam suatu organisasi. hubungan positif dengan kinerja
organisasi. Dikaitkan dengan
variabel kerjasama menunjukkan
5) Perilaku Organisasi Positif bahwa kepercayaan diri semakin
Pemimpin Transformasional yang lebih tinggi, kinerja organisasi
ingin melaksanakan perubahan semakin lebih baik. Temuan lain
manajemen perlu pula mengenai perilaku organisasi
memberikan perhatian secara positif (harapan) tidak memiliki
proposional terhadap perilaku hubungan yang positif dengan
organisasi positif. Pemimpin harus kinerja organisasi. Hubungan
bersikap positif terhadap variabel Kerjasama dalam konteks
perubahan manajemen yang perilaku organisasi positif berupa
dicanangkannya, sehingga harapan adalah bersifat
memberikan dorongan positif independen terhadap performa
karyawan atau bawahan pada arah organisasi. Kemudian, temuan
yang sama. Perilaku organisasi mengenai perilaku organisasi
positif karyawan atau bawahan positif (optimisme) tidak memiliki
merupakan aset yang tidak ternilai hubungan positif dengan perilaku
harganya. organisasi. Sedangkan, bila
Para ahli berpendapat bahwa dikorelasikan dengan variabel
perubahan terus-menerus kerjasama menunjukkan bahwa
membutuhkan karyawan untuk perilaku organisasi positif dari
mengubah tidak hanya rutinitas optimisme juga bersifat
kerja, tetapi juga perilaku sosial independen terhadap performa
(misalnya, hubungan dengan organisasi. Akhirnya penelitian ini
manajer dan rekan-rekan mereka). menemukan bahwa perilaku
Untuk mengatasi tantangan dalam organisasi positif (ketahanan)
kehidupan sehari-hari di tempat memiliki hubungan yang positif
kerja, karyawan secara selektif dengan kinerja organisasi.
mempertahankan unsur efektifitas Dikorelasikan dengan variabel
rutinitas kinerja mereka dan Kerjasama menunjukkan bahwa
mengintegrasikannya dengan perilaku organisasi positif dari
kinerja organisasi yang baru yang, ketahanan yang semakin tinggi,
agar lebih efisien (Feldman & maka performa organisasi juga
Pentland, 2003). Akibatnya, semakin lebih baik. Hasil analisis
karyawan tersebut sering menunjukkan urutan pentingnya
mengalami kesulitan dan perilaku organisasi positif dari
ketegangan dalam menjaga tingkat

104
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

pekerja adalah pertama, memfasilitasi dan meningkatkan


kepercayaan diri, kedua perubahan organisasi pada arah
optimisme, ketiga berharap, dan positif. Dengan kata lain, modal
terakhir ketahanan (Memari, et.al, psikologis dan emosi positif
2013) karyawan dapat sebagai
Selain daripada itu, Avey et al kontributor penting dalam
(2008) menemukan dari penelitian perubahan organisasi secara
mereka bahwa survei terhadap positif (Avey et al, 2008).
132 karyawan dari berbagai
organisasi dan pekerjaan,
menemukan: 4. Kesimpulan
a) modal psikologis mereka Perubahan manajemen akan terus
(PsyCap) (faktor inti yang terjadi, bahkan dapat dipastikan
terdiri dari harapan, setiap organisasi akan
keberhasilan, optimisme, dan melaksanakan hal ini. Dorongan
ketahanan) terkait dengan atau stimuli perubahan manajemen
emosi positif mereka yang adalah kebutuhan internal
pada gilirannya berhubungan organisasi dalam rangka
dengan sikap mereka menanggapi perubahan ekternal.
(keterlibatan dan sinisme) Untuk menuju perubahan
dan perilaku (organizational manajemen, diperlukan persiapan
citizenship dan yang matang, seperti: Keadaan
penyimpangan) yang relevan Psikologis Untuk Perubahan,
dengan perubahan organisasi, Memahami inisiatif perubahan,
b) kesadaran hasil interaksi Melibatkan kepemimpinan puncak,
dengan modal psikologis Mengidentifikasi orang yang
dapat untuk memprediksi mungkin menjadi hambatan
emosi positif, dan potensial atau sebagai motor
c) emosi positif umumnya penggerak, Memetakan proses
dimediasi oleh hubungan perubahan, Membangun sistem
antara modal psikologis dan komunikasi yang efektif,
sikap dan perilaku. Memberikan dukungan yang
Sumber daya positif karyawan memadai dan pengembangan,
(yaitu PsyCap dan emosi) dapat Memberikan pelatihan bagi para
memerangi reaksi negatif (yaitu, manajer yang masih membutuhkan
sinisme dan penyimpangan) yang bantuan, dan Mengukur
sering dikaitkan dengan keberhasilan.
perubahan organisasi. Mengambil Pada akhirnya, pemimpin harus
pendekatan positif, studi ini juga bersikap secara positif terhadap
menemukan bahwa sumber daya baik dalam perencanaan perubahan
karyawan positif berhubungan manajemen, maupun pada saat
dengan sikap yang diinginkan implementasi perubahan
(keterlibatan emosional) dan manajemen dimaksud. Pemimpin
perilaku (organizational yang tidak mempunyai sikap yang
citizenship), seperti penelitian baik terhadap keadaan
sebelumnya, menunjukkan secara organisasinya, hanya akan menjadi
langsung dan tidak langsung bahan perolokan atau akan

105
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

menimbulkan sikap sinis Journal of Organizational Behavior,


bawahannya, dapat juga lebih parah DOI: 10.1002/job.
lagi yaitu penyimpangan perilaku
Deborah Schroeder -Saulnier, D.Mgt .
yang akan menyebabkan organisasi (2009) Organizational
menjauh dari tujuan perubahan Effectiveness: Preparing Your
manajemen. Kepemimpinan Workforce for Change, Right
transformasional sekiranya Management, www.right.com
merupakan salah satu langkah yang
Dunphy, D., Griffiths, A. and Benn, S.
dibutuhkan dalam pelaksanaan (2007) Organizational Change for
perubahan manajemen. Selain itu, Corporate Sustainability, 2nd edn
perilaku organisasi positif dari (London: Routledge).
bawahan tetap harus dijaga atau
dibina dengan seksama sehingga Eisenbach,Regina et al. (1999)
Transformational leadership in the
menjadi kontributor yang penting
context of organizational change
bagi perubahan manajemen Journal of Organizational Change
sebagaimana yang direncanakan Management, Vol. 12 No. 2, pp. 80-
semua pihak dalam organisasi. 88.

Feldman, M. S., & Pentland, B. T.


(2003). Reconceptualizing
DAFTAR PUSTAKA organizational routines as a source
Alexis Downs, (2012) "Resistance to of flexibility and change.
change as a positive influencer: an Administrative Science Quarterly,
introduction", Journal of 48, 94–118.
Organizational Change
Management, Vol. 25 Iss: 6. Filicetti, John (August 20, 2007).
"Project Management Dictionary".
Avey, James B. et al (2008) Can Positive PM Hut. Retrieved 09/11/16.
Employees Help Positive
Organizational Change? Impact of James, L.R. and Jones, A.P. (1974),
Psychological Capital and Emotions ``Organizational climate: a review
on Relevant Attitudes and of theory and research'',
Behaviors, The Journal of Applied Psychological Bulletin, Vol. 81, pp.
Behavioral Science 44:1 (March 1096-112.
2008), pp. 48–70.
Kanter, R.M. (2008) Transforming
Bass, B.M. (1995) Transformational giants, Harvard Business Review,
leadership redux, Leadership 86(January), pp. 43–52.
Quarterly, 6, pp. 463–478.
Kavanagh, Marie H, and Ashkanasy,
Burke, W.W. and Litwin, G.H. (1992), Neal M. (2006) The Impact of
``A causal model of organizational Leadership and Change
performance and change'', Journal Management Strategy on
of Management, Vol. 18, pp. 523- Organizational Culture and
45. Individual Acceptance of Change
during a Merger, British Journal of
Burns, J.M. (1978) Leadership (New Management (2006) 17,
York, USA: Harper & Row).
Kennedy, Allan A. & Deal, Terrence E.,
Carter, Min Z.et al (2012) (2000) Corporate Cultures. The
Transformational leadership, Rites and Rituals of Corporate Life.
relationship quality, and employee Cambridge: Perseus Publishing.
performance during continuous
incremental organizational change,

106
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Kotter, J. (2011). "Change Management Nickols F (2010) Change Management,


vs. Change Leadership -- What's the A Prime, http://www.change-
Difference?". Forbes online. management-coach.com/definition-
Retrieved 12/21/11. of-change-management.html

Kotter, J.P. (1995). ``Leading change: Petriglieri, J.L. (2011), “Under threat:
why transformational efforts fail'', responses to and the consequences
Harvard Business Review, of threats to individuals’ identities”,
March/April, pp. 59-67. Academy of Management Review,
Vol. 36, pp. 641–62.
Litwin, G.H. and Stringer, R.A. Jr
(1968), Motivation and Porras, J.I. and Robertson, P.J. (1992),
Organizational Climate, Harvard ``Organizational development:
University Division of Research, theory, practice, and research'', in
Graduate School of Business Dunnette, M. and Hough, L. (Eds),
Administration. Handbook of Industrial and
Organizational Psychology, 2nd ed.,
Mackenzie ,Maureen L., Ph.D., Vol. 3, Consulting Psychologists
PHR.(2005) Senior Leadership’s Press, Inc., Palo Alto, CA, pp. 720-
Role In The Change Process, 822.
working paper, Townsend School
of Business, Dowling College, Idle Pryor, Mildred Golden, et.al (2008)
Hour Blvd., Oakdale, NY 11769- Challenges Facing Change
1999. Management Theories And
Research, Delhi Business Review X
Macri, D.M., Tagliaventi, M.R. and Vol. 9, No. 1 (January - June 2008)
Bertolotti, F. (2002), “A Grounded
Theory For Resistance To Change Sackmann et al., (2009) Sustainable
In A Small Organization”, Journal change: long-term efforts toward
of Organizational Change developing a learning organization,
Management, Vol. 15, pp. 292–310 The Journal of Applied Behavioral
Science, 45(4), pp. 521–549.
McKinsey & Company (2008) Creating
organizational transformations, The Tierney, Pamela (1999) Work relations
McKinsey Quarterly, (July), pp. 1– as a precursor to a psychological
7. Available at climate for change: The role of
http://www.mckinseyquarterly.co work group supervisors and peers,
m. Journal of Organizational Change
Management, Vol. 12 No. 2, pp.
Memari, Hamid et.al,(2013) , The Effect 120-133.
of Positive Organizational Behavior
of the Staff on Organizational Woodward, Sally & Hendry, Chris
Performance, Based on the Luthans (2004) Leading and coping with
Model in Public Organizations of change, Journal of Change
Behbahan, Interdisciplinary Journal Management, Vol. 4, No. 2, 155–
Of Contemporary Research In 183, June.
Business, January 2013 Vol 4, No
9. Yukl, G. (2010) Leadership in
Organizations, 7th edn (Upper
Saddler River, NJ: Pearson).

107
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Lampiran

Action Research Lewin’s Model Kotter’s Jick’s Model Mento/Jones/ Shield’s


Model/Theory (1945) & Schein’s Model (2003) Dirmdofer’s Model
Collier, 1945 Model (1980) (1996,) Model (1999)
Lewin, 1946 (Adaptation of (2002)
French, 1969 Lewin’s Model)
Schein, 1980 *1958 Lippitt,
Expanded Lewin
Identify Lewin-Step 1 Establish a Analyze the The idea and it’s Define the
Problem(s) Unfreezing sense of organizational concept desired results
urgency need for and change
change plans
Consult with Schein-Stage 1 Form a Create a Define the change Create
Behavioral Need for Change; powerful shared vision initiative capability and
Science (OD) People must be guiding and common capability to
Expert dissatisfied with the coalition direction change
present.
Gather Data & Lewin-Step 2 Create a vision Separate from Evaluate the Design
Begin Moving/ the past climate for innovation
Preliminary Changing change solutions
Diagnosis
Provide Feedback Schein-Step 2 Communicate Create a sense Develop a change Select and
to Client Cognitive the vision of urgency plan deploy
Restructuring solutions
OD expert & Lewin-Step 3 Empower Support a Find and cultivate Reinforce &
client members Refreezing change to others to act strong leader a sponsor sustain
diagnose make permanent. on the vision role business
problems benefits
OD expert & Schein-Step 3 Plan for and Line up Prepare target
client jointly plan Refreezing involves create short political audience, the
actions self and others. term wins sponsorship recipient of
change
Take action Schein - To be Consolidate Craft an Create the
permanent, change improvements implementatio cultural fit-
becomes a part of producing n plan making the
self, relations with more change change last
others, & system in
which people exist.
Gather data after *Lippitt, Watson, Institutionalize Develop Develop and
action Westley expand new enabling choose a change
Lewin’s Model approaches structures leader team
Measure & *After Step 1, add Communicate, Create small wins
Evaluate results Establish a change involve people for motivation
relationship and be honest
Feed back results *After Refreezing, Reinforce and Constantly and
add Achieve a institutionalize strategically
terminal relationship the change communicate the
change
Re-diagnose *Lippitt, et al Five Measure progress
Phase Change of the change
Model (1958) effort
New action if Integrate Lessons
necessary learned
Sumber: Pryor, Mildred Golden, et.al (2008) Challenges Facing Change Management Theories And
Research, Delhi Business Review X Vol. 9, No. 1 (January - June 2008)

108

Anda mungkin juga menyukai