Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Hadis

PRINSIP-PRINSIP DASAR NEGARA ISLAM

Dosen Pengampu :

Dr. H. Hamim Ilyas, M.Ag

Disusun Oleh :
AULIA HAMDI DWI SYAHRONI (23203011140)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Alhamdulillahirobbil‟alamiin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya. Sholawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa perubahan dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan lampu penerangan ilmu pengetahuan.

Tentunya, penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studi
Al-Quran dan Hadis, penyusun menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan
makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas jasa dari
berbagai pihak tersebut, penyusun berdoa semoga Allah SWT menerimanya sebagai amal
ibadah dan memberikan balasan sebagaimana mestinya.

Serta penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Selanjutnya, dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan semua kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan penyusunan makalah ini. Harapan
penyusun semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan pembaca lainnya.

Wassalamu‟alikum warohmatullahi wabarokaatuh

Yogyakarta, Oktober 2023


Penyusun

Aulia Hamdi Dwi Syahroni


23203011140

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Negara Islam ............................................................................................... 2

B. Prinsip Persaudaraan ............................................................................................... 3

C. Prinsip Persamaan ................................................................................................... 10

D. Prinsip Kebebasan ................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diuraikan bahwa kehidupan bernegara bagi umat Islam baru dimulai Ketika
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. hijrah dan menetap di Madinah. Di kota
itulah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam . berdasarkan wahyu ilahi mulai
Meletakkan ketentuan-ketentuan dasar bagi kehidupan keluarga, hukum-hukum waris,
serta Dasar-dasar aturan Transaksi dan jual beli. Sementara itu, ayat-ayat yang
diwahyukan dalam periode Mekkah terfokus pada ajakan untuk mengesakan Tuhan dan
iman kepada para malaikat, para rasul, hari akhirat, dan ajaran yang mengandung nilai-
nilai kemanusiaan yang tinggi. hanya saja, perlu dipahami bahwa ketentuan-ketentuan
dasar mengenai kehidupan kemasyarakatan kehidupan ekonomi dan ajaran budi pekerti
yang terdapat di dalam Alquran belum secara rinci menjelaskan dasar-dasar kehidupan
bernegara. 1

Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Muhammad Izzah darwazah


yang menyimpulkan bahwa ayat-ayat yang membawa ajaran-ajaran dasar tentang masalah
kenegaraan jumlahnya sedikit sekali di dalam ayat-ayat yang jumlahnya terbatas itulah
diterangkan secara umum mengenai pelaksanaan musyawarah, prinsip keadilan peri
kemanusiaan, persamaan, kebebasan beragama, dan persatuan. bahkan, menurut darwaja,
tidak ditemukan suatu ayat pun dalam Alquran yang secara khusus menerangkan bentuk
negara karena itu, tidak heran jika bentuk negara dalam Islam berkembang sesuai dengan
kondisi zaman dan tempat, sejak zaman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam
sampai zaman kita sekarang. 2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Negara Islam
2. Apa saja jenis- jenis Prinsip-Prinsip Negara Islam

1
Abd al- Hakim, Hidup yang islami, Menyebarkan pemikiran transcendental ( akidah dan
ubudiyah), (Rajawali Press, Jakarta, 1986), h 29
2
Abd Al Wahab, Masyarakat Tak Bernegara ( LKiS, Yogyakarta, 1991). 15

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Negara Islam

Secara lebih tegas, menjelaskan bahwa dua ayat dalam Alquran yang
kandungannya memerintahkan agar umat Islam berkonsultasi satu sama lain dalam soal-
soal kehidupan bersama ternyata tidak diturunkan dalam kaitannya dengan masalah
kenegaraan, padahal kedua ayat dimaksud sering sekali dijadikan sandaran bagi perlunya
prinsip musyawarah dalam pengelolaan kehidupan bernegara.

Penjelasan Haikal di atas menyiratkan kesimpulan bahwa tidak ada ayat di dalam
Alquran yang secara rinci menjelaskan persoalan kenegaraan . tetapi, hal itu bukan berarti
bahwa Alquran sama sekali tidak mengandung petunjuk bagi kehidupan bernegara . dalam
rangka mengatur kehidupan manusia di muka bumi, termasuk di dalamnya kehidupan
bernegara, Alquran cukup menggariskan prinsip-prinsip dasar berupa seperangkat tata
nilai etika yang memadai untuk dijadikan landasan bagi kehidupan bernegara . prinsip-
prinsip dasar yang dimaksud adalah prinsip persaudaraan sesama manusia prinsip
persamaan antara manusia, dan prinsip kebebasan manusia. ketiga prinsip dasar inilah
yang dijadikan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bagi pengelola kehidupan
bernegara.3

Sebagai perbandingan dengan pendapat Haikal itu Said kutub mengemukakan


bahwa ada tiga prinsip dasar yang dijadikan acuan dalam pengelolaan negara Islam yaitu
keadilan penguasa, ketaatan rakyat, dan adanya musyawarah antara Penguasa dan rakyat.
sementara itu, Al maududi menyebutkan ada 6 prinsip dasar negara Islam yaitu kekuasaan
perundang-undangan berada di tangan Allah dan negara Islam pada hakikatnya adalah
khilafah atau perwakilan keadilan antar manusia, persamaan antar manusia, negara
dipegang oleh orang-orang yang bertakwa, adil, dan beriman, musyawarah, dan kewajiban
mematuhi pemimpin selama ia patuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. pendapat lain
dikemukakan oleh sa’di Abu Habib. menurutnya, ada 6 prinsip dasar negara Islam yaitu
kekuasaan perundang-undangan hanya ada di tangan Allah persatuan, persamaan
musyawarah, kebebasan, dan keadilan.

Memperhatikan ketiga pendapat di atas dan kemudian membandingkannya dengan


pendapat Haikal dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga prinsip dasar yang disebut Haikal
3
Ibid, h 31

2
itu tercakup dalam pandangan ketiganya sebagai contoh, kutub menyebutkan prinsip
keadilan dan musyawarah kedua prinsip ini menurut Haikal sebagai akan terlihat dalam
uraian selanjutnya merupakan Merupakan implikasi dari prinsip persamaan. Adapun soal
ketaatan rakyat, Haikal Memang secara eksplisit tidak menyebutkannya, tetapi jika
pemimpin negara melaksanakan ketiga prinsip yang dikemukakannya itu dengan konsisten
tentu dengan sendirinya rakyat akan taat kepada pemimpin mereka .-. hanya perlu
ditegaskan di sini bahwa dalam konteks pembicaraan mengenai prinsip-prinsip dasar
negara Islam kutub melebihi menekankan pada pentingnya prinsip keadilan.4

Sementara itu, Al maududi dalam pembicaraan ini menjadikan prinsip kekuasaan


perundang-undangan berada di tangan Allah subhanahu wa ta'ala. sebagai prinsip yang
utama. hal itu dapat dimaklumi mengingat negara Islam dalam pandangan Al maududi
adalah negara teokrasi atau Theo demokrasi istilah yang dibuatnya sendiri untuk
membedakan negara Islam dari negara demokrasi yang dikenal di barat prinsip-prinsip
lainnya dari Al maududi tampaknya merupakan penjabaran dari 3 prinsip hacker demikian
pula dengan pendapat Abu Habibie tiga prinsip dasar yang dikemukakan Haikal diulang
kembali oleh Abu Habib . bedanya, Abu Habib menyebutkan prinsip kekuasaan
perundang-undangan berada di tangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti pendapat Al
maududi, sedangkan Haikal tidak menyebutkan itu sebab, menurutnya kedaulatan tertinggi
dalam negara Islam sudah masa nabi bukan berada di tangan Tuhan melainkan di tangan
rakyat pada masa nabi pun nabi tidak selamanya bergantung kepada Wahyu dalam
beberapa uraian kenegaraan yang tidak ada penjelasan Wahyu di atas nabi mengambil
keputusan melalui musyawarah dengan para sahabatnya.

B. Prinsip persaudaraan

Di dalam bukunya Al hukuma Al Islamiyah yang khusus menguraikan seluk-beluk


Negara Islam, Haikal menempatkan prinsip persaudaraan sebagai prinsip dasar pertama
dalam pengelolaan negara Islam. di dalam uraiannya mengenai prinsip persaudaraan ini,
Haikal terlebih dahulu menjelaskan bahwa ajaran-ajaran yang diwahyukan Allah
Subhanahu Wa Ta'Ala kepada umat manusia melalui rasulnya mencakup berbagai aspek.
aspek terpenting dari ajaran-ajaran itu adalah tauhid atau paham ke Maha esaan Tuhan.
tauhid merupakan inti dari semua ajaran dalam Islam paham tauhid mengajarkan tiada
Tuhan selain Allah dan Hanya Allah lah pencipta alam semesta. seluruh manusia bahkan
seluruh makhluk yang ada berasal dari sumber yang satu yaitu Allah Subhanahu Wa
4
Ahmad Mumtaz, Masalah- Masalah Teori Politik Islam, ( Mizan, Bandung :1994), h 48

3
Ta'ala paham bahwa manusia berasal dari sumber yang satu membawa kepada keyakinan
bahwa manusia seluruhnya bersaudara, meskipun berlainan warna, bangsa, dan bahasanya,
bahkan berlainan agamanya. penjelasan tersebut menekankan bahwa prinsip Persaudaraan
yang dikemukakan itu mengacu kepada ajaran tauhid yang merupakan inti ajaran Islam.

Islam amat menekankan pentingnya persaudaraan bahkan Tidak ada ajaran agama
yang begitu menekankan prinsip persaudaraan ini sebagai halnya dalam Islam. Islam
menghapuskan semua Dinding Pemisah yang membedakan antara manusia yang satu dan
manusia lainnya persaudaraan dalam Islam bukanlah ajaran di mulut semata atau sekedar
basa-basi melainkan suatu prinsip yang amat esensial dan mencerminkan tingkat
keimanan seseorang.

Dalam kaitan ini perlu ditegaskan bahwa Islam merupakan rahmat bagi semua
manusia pernyataan ini menuntut adanya peningkatan derajat dan martabat manusia di
samping itu, agar setiap muslim memiliki wawasan yang luas pemikiran yang dalam, kerja
yang benar sehingga membawa kebajikan universal bagi semua manusia tanpa adanya
pengaruh etnik fanatisme Golongan atau aliran.

Menurut Alquran tidak ada kontroversi hubungan antara persaudaraan sesama


muslim dan persaudaraan sesama manusia secara umum. masing-masing memiliki
kompetensi dan batasan persaudaraan sesama muslim menuntut adanya ikatan, tolong
menolong, jaminan, pengorbanan dan prioritas untuk membangun masyarakat muslim di
samping melakukan prevensi terhadap orang-orang yang menentang masyarakat Islam dan
Citra nilai luhurnya. persaudaraan sesama manusia menuntut adanya kerja yang sungguh-
sungguh untuk memperbaiki sesama manusia. persaudaraan sesama manusia itu
mewujudkan rasa saling mengasihi dan saling mencintai diantara manusia.5

Pentingnya persaudaraan banyak Disinggung dalam Alquran . dalam Alquran


makna persaudaraan diungkapkan dalam kata akh ( bentuk tunggal) Yang disebut 52 kali,
sebagian dalam arti saudara kandung, seperti pada ayat-ayat yang membicarakan
mengenai kewarisan, sebagian lagi diartikan dengan saudara sebangsa, seperti dalam
Quran Surah al-a'raf Ayat 65 Yang menceritakan tentang Nabi Hud .

َ ْ ِ ََّ َ َ َ ِ ْ َ ٰ ْ ْ ِ َ َ َ ‫ه‬ ِ ْ َ َ َ ً ِ ِ َ َ َ ٰ
٦٥ ‫۞ َواّ لى ع ٍاد اخاو ْم و ْيداۗ قال ٰيق ْي ّم اغ ِبدوا اّٰلل ما لكم ّمن ّال ٍه غيدهۗ افلا تتقين‬

Artinya : (Kami telah mengutus) kepada (kaum) „Ad saudara mereka, Hud. Dia berkata,
5
Muhammad Asad, Sistem Pemerintahan Islam, ( Pusaka : Bandung 1985), h 22

4
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Tidakkah kamu
bertakwa?”

Selain menggunakan bentuk tunggalnya, Alquran juga menggunakan dua bentuk


jamak dari kata akh Yaitu ikhwan dan Ikhwah. kata Ikhwan biasanya menunjukkan kepada
bentuk persaudaraan dalam arti tidak sekandung. kata ini dalam Alquran disebut 22 kali,
sebagian dikaitkan dengan kata Al-din dan sebagian lagi tanpa kata al-din. Adapun kata
ikhwan yang di dalam Alquran disebutkan 7 Kali seluruhnya digunakan untuk makna
persaudaraan se keturunan kecuali satu ayat yaitu dalam surah al-hujarat ayat 10.

َ ْ ِ َ ْ ِ ْ ِ َّ َ َ َ ‫ه‬ ِ َّ ِ َ َ َ ِ ْ َ َ ٌ ْ َ ِ ْ ْ َ َّ
١٠ ࣖ ‫ّانما ال ِمؤ ّمن ْين ّاخ َية فاص ّلح ْيا َب ْين اخ َي ْيك ْم َواتقيا اّٰلل لػلكم ترحمين‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu mendapat rahmat.

Yang menarik dari pengungkapan kata-kata akh, ikhwan, dan ikhwah dalam
Alquran adalah bahwa untuk makna “ persaudaraan diantara sesama muslim” dan “sesama
manusia”. Al-quran menggunakan kata ikhwah padahal menurut Quraish Shihab, yang
lebih tepat dari segi kebahasaan adalah menggunakan kata Ikhwan. alasannya, kaum
muslim itu tidak semuanya berasal dari satu keturunan mereka terdiri dari berbagai bangsa
suku yang tentunya tidak seketurunan.

Lebih lanjut, Quraish Shihab menerangkan bahwa Penggunaan kata ikhwah di sini
dimaksudkan untuk mempertegas dan mempererat jalinan hubungan antara sesama
muslim sehingga hubungan mereka tidak hanya sebatas persaudaraan seiman atau
seagama, melainkan lebih daripada itu, yakni persaudaraan se keturunan. sehingga dengan
demikian tidak ada alasan untuk memutuskan hubungan persaudaraan di antara mereka. 6

Untuk membuktikan betapa pentingnya ajaran persaudaraan dalam Islam Haikal


mengemukakan dalil-dalil berupa sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
sebagai berikut.

ِْ ‫ي‬
ٌ‫ٌاْل س ًَْل ِم ٌ َخٌيْر‬ ُّ َ ‫ٌو سَ ل ه َن ٌأ‬
َ ‫ص ل هىٌَّللاه ٌُعَ لَيْ ِه‬ َ ‫ٌر ُج اًل ٌسَ أ َ َل‬
َ ٌِ ‫ٌر سُ و َل ٌَّللاه‬ َ ‫عَ ْي ٌعَ بْ ِد ٌَّللاه ٌِبْ ِي ٌعَ ْو ٍر وٌأ َ هى‬

ٌ‫ف‬ َ ٌ ‫ٌو ت َقْ َر أ ٌُالسه ًَل َم‬


َ َ‫ع لَىٌ َه ْي ٌعَ َر فْ ت‬
ْ ‫ٌو َه ْي ٌلَ ْن ٌت َ ْع ِر‬ َ ‫ام‬ ْ ُ ‫قَا َل ٌت‬
َ َ‫ط ِع ُن ٌالطه ع‬
Artinya : “Dari Abdullah bin „Amru bahwa ada seseorang bertanya kepada
6
Ibid, h 45

5
Rasulullah SAW: Islam manakah yang paling baik? Nabi SAW menjawab: Kamu memberi
makan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”.

Dalam pandangan Haikal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah


contoh dari manusia yang memiliki kekuatan jiwa yang ideal sehingga ia rela dan ikhlas
memberikan segala yang dimilikinya kepada orang lain. ia selalu berusaha agar dirinya
tidak dikuasai oleh hal-hal yang bersifat material, tetapi dialah yang harus menguasainya.
itu sebabnya, Mengapa Nabi begitu ketat menghindari kesenangan duniawi . kuatnya
keinginan nabi menghindari kehidupan materi sama besarnya dengan usahanya untuk
mengetahui segala rahasia di balik kehidupan materi tersebut nabi telah memberikan
teladan yang begitu tinggi kepada manusia tentang arti kekuatan jiwa dalam menghadapi
hidup ini suatu kekuatan yang tidak dapat dipengaruhi oleh perasaan lemak tak dapat
diperbudak oleh materi, bahkan oleh kekuasaan apapun selain Allah . Persaudaraan yang
berlandaskan kekuatan jiwa itulah Persaudaraan yang sejati karena diliputi oleh rasa
keadilan dan rasa kasih sayang serta didorong oleh kemauan yang bebas.

Di samping itu fakta historis menunjukkan bahwa bukan hanya kata-kata nabi itu
saja yang menjadikan sendi ajaran persaudaraan dalam Islam melainkan juga
perbuatannya. Perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
merupakan teladan dari ajaran persaudaraan dalam bentuknya yang amat sempurna
diantara contoh tersebut adalah meskipun nabi telah menduduki posisi sebagai kepala
negara, beliau tidak pernah menempatkan diri dalam gaya orang yang berkuasa. beliau
tidak ingin dihormati dan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang raja atau seorang
Sultan, tetapi beliau tetap ingin diperlakukan sebagai manusia biasa. hal itu terlihat dari
ucapan beliau sebagai berikut, “jangan aku dipuja Seperti orang-orang Nasrani memuja
anak Maryam. aku hanyalah hamba Allah . karena itu, panggilah aku dengan sebutan
hamba Allah dan rasulnya”. ( H.R Ahmad).7

Hadis tersebut menggambarkan secara jelas bahwa nabi memperlakukan para


pengikutnya sebagai layaknya perlakuan seseorang terhadap saudaranya, bukan perlakuan
seorang pemimpin terhadap bawahannya. itulah Persaudaraan yang Hakiki, yang
didasarkan kepada kekuatan jiwa. Persaudaraan yang bersih dari segala macam pamrih
karena semata-mata didasarkan pada rasa keadilan yang terjalin dalam kasih sayang dan
kemauan sendiri tanpa ada paksaan. jalinan persaudaraan seagama itulah yang dikenal

7
Salim Azzam, Beberapa Pandangan Tentang Pemerintahan Islam, ( Mizan: Bandung, 1983), h
33-35

6
dengan istilah ukhuwah islamiyah.

Alquran dan hadis-hadis nabi memang tidak merumuskan definisi mengenai


ukhuwah islamiyah, tetapi yang diberikan adalah contoh-contoh konkrit mengenai
ukhuwah tersebut. umumnya, contoh-contoh yang diberikan itupun berkaitan dengan sikap
kejiwaan, misalnya pada surah al-hujurat ayat 11-12.

َ ِ ْ َ َ َ ْ َ ِ ِ ْ َ َ َ َ َ َ َ ِ ٰ َ ْ َّ َ َ
‫يٰٓايُّىا ال ّذين ا َمن ْيا لا ي ْسخ ْر ق ْي ٌم ّم ْن ق ْي ٍم غ ٰٓسى ان َّيك ْين ْيا خ ْي ًدا ّمن ِى ْم َولا ّن َسا ٌۤء ّم ْن ّن َسا ٍۤء غ ٰٓسى ان َّيكَّن خ ْي ًدا‬

ِ َ ‫َ ِ ٕى‬ ِ َّ َ ْ ْ َ َْ ِ ْ ِ ِْ ِ ْ ْ ِ َ
َ ‫م ْن ِىَّنَّۚ َو َلا َت ْلم ِز ْوا ا ْن ِف َسك ْم َو َلا تَ َن َاب ِز ْوا ب ْال َال َقاب ب ْئ‬
‫انَّۚ َو َم ْن ل ْم َيب ْ فاوۤ َكِ و ِم‬
ّ ‫م‬ ‫ي‬‫ا‬ّ ‫ال‬ ‫د‬ ‫ػ‬ ‫ب‬ ‫ق‬ ‫ي‬‫س‬‫ف‬ ‫ال‬ ‫م‬‫اس‬ ‫ال‬
ّ ‫س‬ ّّۗ ّ ْٓ ّ ّ

ِ ِ ْ َ ْ َ ََ َ ْ َّ َ ْ َّ َّ َ َ ْ ِ ٰ َ ْ َّ َ َ َ ‫ه‬
‫ يٰٓايُّىا ال ّذين ا َمنيا اجب ّن ِب ْيا ك ّث ْي ًدا ّم َن الظ ّنِّۖ ّان َبػض الظ ّن ّاث ٌم َّولا تجَّس ِس ْيا َولا َيغب ْ َّبػضك ْم‬١١ ‫الظ ّل ِم ْين‬

ٌ ْ َّ ٌ ََّ َ ‫ه َ َّ ه‬ ِ َّ َ ِ ْ ِ ِ ْ َ َ ً ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ِ ْ َّ ْ َ ْ ِ ِ َ َ ُّ ِ َ ً ْ َ
١٢ ‫ۗان اّٰلل تياب َّ ِّيم‬
ّ ‫يح احدكم ان يأكل لحم ا ّخي ّه ميتا فك ّروتميهۗ واتقيا اّٰلل‬ ّ ‫بػضاۗ ا‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-


olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-
olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama
lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang
beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa,
dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Persaudaraan yang dibina nabi itu melahirkan persatuan di kalangan kaum muslim
yang pada gilirannya menciptakan persatuan umat yang diikat oleh persamaan aqidah .
dengan cara ini persatuan diantara kaum muslim semakin Kukuh, persaudaraan di
kalangan Mereka pun semakin erat, dan upaya ini ternyata dapat mengikis benih-benih
permusuhan lama diantara mereka . tidak salah kalau Haikal menyimpulkan bahwa batu
pertama dalam pembinaan Negara Islam adalah persaudaraan sesama manusia. suatu
ikatan Persaudaraan yang membuat seseorang merasa tidak sempurna imannya sebelum ia

7
dapat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri . dalam perkembangannya
persaudaraan itu bukan hanya terbatas di kalangan internal umat Islam, melainkan juga di
kalangan non muslim khususnya dengan orang-orang Yahudi yang bermukim di Madinah
dan sekitarnya. tindakan nabi Ini dipandang sebagai upaya awal bagi pembinaan dasar
kesatuan politik dan organisasi yang sebelumnya tidak dikenal di kawasan hijaz.8

Langkah-langkah politik yang diambil nabi tersebut jelas merupakan langkah


strategis dan amat bijaksana sekaligus menunjukkan adanya suatu perhitungan yang tepat
serta pandangan yang jauh ke depan, demikianlah suatu operasi politik yang begitu tinggi
dan yang menunjukkan adanya kemampuan luar biasa telah dicapai oleh Nabi Muhammad
Sallallahu Alaihi Wasallam. beliau telah mewujudkan persatuan di yasrib dan Meletakkan
dasar organisasi politiknya dengan mengadakan persetujuan dengan pihak Yahudi atas
landasan kebebasan dan persekutuan yang kuat sekali dengan pertimbangan bahwa
mereka juga ahli kitab dan kaum monoteis. Bahkan, dalam rangka memupuk persaudaraan
dengan golongan Yahudi itu, jika mereka berpuasa nabi pun ikut berpuasa. kiblat kaum
muslim ketika itu pun masih menghadap ke Bait Al- Maqdis yang disucikan oleh
keturunan Bani Israil.

Tidak sulit bagi nabi merebut Simpati kaum Yahudi karena dalam pribadi nabi
terkumpul semua sifat yang terpuji, seperti sifat rendah hati, sifat kasih sayang selalu
memenuhi janji, pemurah selalu menolong orang-orang miskin dan menderita. sifat-
sifatnya itu memberi kewibawaan kepadanya dari penduduk Yatsrib, termasuk kalangan
yahudinya. nabi berhasil mewujudkan suatu ikatan perjanjian persahabatan dengan
kalangan Yahudi dan menerapkan prinsip kebebasan beragama di kalangan penduduk
Yatsrib perjanjian tersebut dengan dikenal nama piagam Madinah dan merupakan suatu
dokumen politik yang patut dikagumi sepanjang sejarah.

Ajaran persaudaraan sesama manusia ini dinyatakan secara implisit dalam pasal-
pasal Piagam Madinah . pasal-pasal dimaksud, antara lain pasal 14, yang menyatakan
bahwa seorang muslim tidak boleh membunuh muslim yang lain untuk kepentingan orang
kafir, dan tidak boleh pula menolong orang kafir dengan merugikan orang muslim.
selanjutnya dalam pasal 15 ditegaskan bahwa orang-orang muslim adalah pembela atau
penolong bagi orang-orang Muslim lainnya. berikutnya pasal 17 menyatakan bahwa
wujud perdamaian bagi kaum muslimin hanya satu seorang muslim tidak dibenarkan
mengadakan perjanjian damai dengan pihak non muslim dalam perjuangannya
8
Ibid, h 37-38

8
menegakkan agama Allah kecuali atas dasar persamaan dan keadilan.

Pasal-pasal yang dikutip dari Piagam Madinah tersebut mengajarkan pentingnya


seorang muslim membina persaudaraan dengan sesama muslim, bahkan juga dengan
golongan non muslim yang telah terikat perjanjian damai dengan mereka sebagai
konsekuensinya kaum muslim tidak dibenarkan melakukan tindakan yang dapat
merugikan pihak lain seperti membuat perjanjian damai dengan pihak lain tanpa
sepengetahuan kelompoknya atau tindakan lainnya yang dapat menimbulkan perselisihan,
pertengkaran, permusuhan yang pada gilirannya dapat merusak sendi-sendi persatuan dan
persaudaraan.

Dengan adanya piagam tersebut nabi memperoleh peluang yang besar untuk
menyiarkan ajaran Islam dan memberikan contoh teladan kepada para pengikutnya. ajaran
dan teladan nabi itulah yang kemudian membentuk landasan peradaban Islam . landasan
itu adalah prinsip persaudaraan sesama manusia. Persaudaraan yang berimplikasi kepada
timbulnya kebaikan dan rasa kasih sayang terhadap sesama manusia, tanpa disertai sikap
pesimistik dan mudah menyerah, serta bersih dari segala sifat riya dan egois. Dapat
disimpulkan bahwa ajaran persaudaraan sesama manusia dalam Islam berimplikasi kepada
timbulnya persatuan diantara sesama manusia tanpa membedakan agama, bahasa, dan
warna kulit.

Di samping persatuan, ajaran persaudaraan ini juga menimbulkan rasa


kesetiakawanan sosial atau solidaritas sosial diantara sesama manusia tanpa membedakan
status sosial mereka . tentang hal ini Haikal menulis sebagai berikut “saya yakin bahwa
solidaritas sosial yang kita upayakan dengan segala kemampuan kita mustahil akan
terwujud sebelum adanya rasa persaudaraan diantara manusia”.

Dalam hubungan yang solidaritas sosial ini, Haikal mengemukakan gagasan


mengenai perlunya umat Islam saling membantu, tanpa melihat batas-batas geografis dan
perbedaan kebangsaan . umat Islam tegas Haikal, perlu memprihatinkan kondisi kaum
minoritas muslim di wilayah-wilayah yang mayoritas penduduknya beragama non muslim
seperti Kristen. kaum minoritas muslim di daerah tersebut sangat menderita karena
keadaan mereka yang terpencil dan dikucilkan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk
berkembang.9

9
Ahmad Zainal Abidin, Piagam Nabi Muhammad SAW, Konstitusi Negara Tertulis yang Pertama
Didunia, (Bulan Bintang, Jakarta :1873), h 20-23

9
Dalam melihat minoritas muslim yang tertindas, umat Islam sebaiknya jangan
hanya mampu menuduh dan menyalahkan kaum mayoritasnya yang non muslim. mestinya
umat Islam memperkuat persatuan dan segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk
membantu sesama muslim yang tertindas sebagaimana halnya umat Kristen yang
senantiasa berupaya membentuk kaum minoritas mereka di berbagai negara . Haikal juga
menghimbau agar bantuan yang diberikan itu disebutkan sebagai bantuan kemanusiaan
bukan bantuan keagamaan sebagai yang dilakukan oleh misionaris Kristen. dengan kata
lain Haikal melihat perlu ajaran persaudaraan itu direalisasikan dalam bentuk tindakan
nyata, bukan sekedar basa-basi.

Dalam uraian panjang di atas dapat disimpulkan bahwa ajaran persaudaraan


menjadi sebab timbulnya persatuan, solidaritas sosial, dan perdamaian dalam masyarakat.
ketiga hal itu merupakan pilar bagi tegaknya sebuah negara . perlunya ajaran persaudaraan
sama manusia ini diimplementasikan dalam kehidupan bernegara adalah agar seorang
pemimpin atau penguasa memperlakukan orang-orang yang dipimpinnya sebagai saudara,
ia tidak boleh berbuat sewenang-wenang atau aniaya kepada mereka. Islam mengajarkan
bahwa Semua manusia adalah bersaudara, mereka memiliki persamaan dalam hak-hak
dengan persempurnaan . karena itu, penguasa hendaknya memperlakukan orang-orang
yang dipimpinnya dengan cara yang sama dan adil, tanpa memandang agama, warna kulit,
suku, bahasa dan golongan. penguasa atau pemimpin juga tidak layak seminggu meminta
hak-hak istimewa yang membedakan dia dari rakyatnya. Selain itu Islam juga
mengajarkan bahwa penguasa yang Hakiki dan mutlak hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
kekuatan Allah sangat kuat dan tidak terbatas, mencakup segala sesuatu yang ada di dalam
semesta Adapun kekuasaan yang disandarkan kepada manusia, khususnya dalam konteks
kekuasaan negara, hendaknya dipandang sebagai amanah, yaitu amanah yang di
delegasikan Allah kepada manusia atau sebagai mandat yang berasal dari Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. karena itu, kekuasaan yang diamanahkan kepada seseorang harus
dijalankan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dasar yang digariskan Islam. 10

C. Prinsip Persamaan

Prinsip persamaan antar manusia selain merupakan salah satu dari tiga prinsip
dasar Islam bagi tata kelola pemerintahan serta pengelolaan hidup bermasyarakat
sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu, juga merupakan salah satu dari prinsip-prinsip
10
Marcel A Baisard, Humanisme Dalam Islam, (Bulan Bintang, Jakarta, 1980), h 49-51

10
dasar negara Islam . bedanya, jika dalam uraian terdahulu dikemukakan Apa hakikat
prinsip persamaan dalam pandangan Haikal dan bagaimana perbedaan antara paham
persamaan di barat dan di dalam ajaran islam, dalam uraian ini menjelaskan prinsip
persamaan antara manusia tersebut lebih ditekankan dalam kaitannya dengan hidup
bernegara dan implementasinya pada praktek politik Islam di masa-masa awal.

Prinsip persamaan yang diajarkan Islam pada hakikatnya bersumber dari tauhid,
yakni keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. dialah yang
menciptakan semua manusia dan dihadapannya semua manusia itu sama derajatnya. yang
membedakan manusia hanyalah taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ajaran
persamaan ini, menurut Haikal, mengandung nilai-nilai yang luhur dan hendaknya Semua
sistem sosial mengacu kepada nilai-nilai Luhur tersebut. pendapat-pendapat surupa
dinyatakan kepada nilai-nilai Luhur tersebut. pendapat serupa dinyatakan juga oleh Marcel
A boisard ia menyatakan prinsip persamaan merupakan soko guru dari struktur sosial
Islam. 11

Di dalam menjelaskan betapa pentingnya ajaran persamaan ini bagi pengelola


hidup bernegara, Haikal terlebih dahulu menguraikan kondisi bangsa Arab pra Islam.
bangsa Arab itu amat bangga terhadap sukunya. kebanggaan itu melahirkan sikap Arogan
dan Congkak serta fanatisme etnis yang berlebihan. setiap suku memandang suku
merekalah yang paling mulia, dan sebaliknya suku lain Mereka pandang hina. sikap
seperti itu pada gilirannya menimbulkan permusuhan antar suku yang tidak habis-
habisnya di kalangan mereka . dalam masyarakat seperti itu kata Haikal sulit diwujudkan
ikatan persatuan sebagai dasar bagi kehidupan bernegara . Dengan demikian ajaran
pertama ini terutama dimaksud untuk mengurangi kecongkokan dan mengikis fanatisme
kesukuan di kalangan orang-orang Arab.

Selain itu, situasi dunia pada waktu Islam lahir yakni abad ke-7 sangat jauh dari
sifat egalitarian. situasi dunia di sekitar Jazirah Arab pada masa itu digambarkan sebagai
berikut di sebelah timur Jazirah Arab tepatnya Iran, terdapat sistem kelas yang sudah
sangat kuat, terstruktur dan kaku, yang berasal dari tradisi Arya . di baliknya lagi terdapat
sistem kasta yang Bahkan jauh lebih diskriminatif dan lebih kaku yang berasal dari agama
Hindu di India . Sementara itu, di bagian baratnya terdapat sistem-sistem yang didasarkan
kepada faktor keturunan dan aristokrasi yang diwarisi dunia Kristen dari dunia Yunani
Bizantium dan suku-suku Jerman dan yang walaupun telah diperhalus oleh nilai-nilai dan
11
Ibid, h 54-55

11
ajaran Kristen tidak pernah hilang dan dalam banyak hal bahkan dibenarkan dan diperluas
cakupannya.

Mengingat kondisi dan struktur masyarakat Arab yang terdiri dari berbagai suku
dan kabilah, yang karenanya amat rentan terhadap segala macam perpecahan, dapat
dipahami jika nabi begitu gigih memperjuangkan perlunya diterapkan ajaran persamaan
antar manusia untuk menghilangkan benih-benih permusuhan lama di kalangan
masyarakat Arab.

Prinsip persamaan antar manusia memang tepat dijadikan sebagai salah satu sendi
utama dalam membina Negara Islam khususnya pada masa-masa permulaan Islam
mengingat struktur masyarakat yang dihadapi nabi pada masa itu adalah masyarakat
kabilah yang memegang kuat tradisi jahiliyah yang melihat manusia dalam tingkatan yang
berbeda-beda . sebaliknya Islam menghendaki tatanan masyarakat yang di dalamnya tidak
ada kelas dan kasta. dengan menampilkan ajaran persamaan itu berarti Islam pada
dasarnya menghendaki masyarakat egalitarian. Itulah sebabnya Islam lebih tepat disebut
sebagai agama egalitarian.

Selanjutnya, ditegaskan bahwa ajaran persamaan dalam Islam tidak hanya


mencakup persamaan di muka hukum, melainkan lebih luas daripada itu, yakni persamaan
dihadapan Tuhan . persamaan manusia di muka hukum berimplikasi pada soal
pelaksanaan hukum yaitu bahwa semua manusia berhak mendapatkan perlakuan yang
sama di muka hukum . adapun persamaan dihadapan Allah berimplikasi kepada timbulnya
persatuan dan perdamaian. Haikal memandang persamaan antar manusia di hadapan Allah
subhanahu wa ta'ala. sebagai landasan Persatuan Islam, sedangkan persamaan antara
manusia di muka hukum sebagai landasan sistem kemasyarakatan Islam.12

Jika persamaan antar manusia dihadapan hukum, seperti yang dianut di barat telah
mampu melahirkan sistem negara yang demokratis, yang pada masa sekarang dipandang
sebagai sistem yang paling baik Bagaimana pula jika landasan adalah persamaan antar
manusia di hadapan Allah? tentu akan melahirkan sistem negara yang lebih baik lagi .
Pernyataan Haikal itu menunjukkan betapa Agungnya nilai-nilai Islam, yang apabila umat
Islam mampu mengimplementasikannya di dalam kehidupan bernegara akan tercipta
tatanan negara yang lebih baik daripada apa yang sekarang dipandang ideal di dunia barat.

Lebih lanjut dalam sistem negara Islam semua warga negara memiliki hak yang

12
Ibid, h 32-33

12
sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara . tidak ada perbedaan antara
bangsawan dan budak cahaya, Penguasa dan rakyat jelata, Arab dan non Arab baik
dihadapan hukum maupun dalam hal pelaksanaan perintah dan larangan Allah.

Ungkapan di atas menggambarkan bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat


yang terbuka yaitu masyarakat yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
setiap individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial politik. adanya tingkat
partisipasi dalam kegiatan sosial politik. adanya tingkat partisipasi sosial politik yang
tinggi dalam Islam itu berkat dari adanya hak-hak pribadi dan masyarakat yang tidak
boleh diingkari. hak pribadi dalam masyarakat tulis Nurcholis Majid, memunculkan
tanggung jawab bersama terhadap kesejahteraan para warga sebaliknya hak masyarakat itu
atas pribadi warganya menghasilkan kewajiban setiap pribadi warga itu kepada
masyarakat. jadi, hak dan kewajiban sesungguhnya merupakan dua sisi dari hakikat
manusia, yaitu harkat dan martabatnya. 13

Implikasi lain dari ajaran persamaan ini adalah pelaksanaan musyawarah .


implementasi musyawarah dalam Islam diperlihatkan Secara jelas oleh Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam. selaku kepala negara di Madinah. bahkan, nabi telah
menjadikan prinsip musyawarah ini sebagai dasar dalam sistem pemerintahannya.

Fakta historis membuktikan betapa seringnya beliau bermusyawarah dengan para


sahabatnya sebelum mengambil keputusan penting menyangkut urusan kemasyarakatan
dan kenegaraan . beberapa kejadian berikut dipaparkan sebagai bukti seringnya nabi
melakukan musyawarah. penentuan taktik perang dalam Perang Badar dilakukan nabi
setelah bermusyawarah dengan para sahabatnya. dalam kasus ini nabi mendengarkan saran
dari hubab Ibn Munzir mengenai tempat yang strategis untuk dijadikan markas pasukan.

Lalu, pada waktu kaum muslim memperoleh kemenangan dalam Perang Badar
timbul dua pendapat yang kontroversial mengenai sikap yang harus diambil sehubungan
dengan tawanan perang yang berasal dari kalangan Quraisy yang Sebagai sebagian besar
adalah keluarga kaum muslim. pendapat pertama diwakili oleh Abu Bakar yang
mengatakan bahwa tawanan perang itu tidak perlu dibunuh karena mereka adalah kerabat
kaum muslim juga, tetapi cukup dimintai tebusan yang besarnya disesuaikan dengan
kondisi kemampuan mereka. Adapun pendapat kedua yang diwakili oleh Umar Ibn
Khatab menegaskan agar para tawanan itu dibunuh saja. dalam hal ini nabi setelah

13
Mariam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, ( Gramedia: Jakarta 1991), h 87

13
bermusyawarah dengan para sahabatnya, mengambil Jalan Tengah yaitu memberi hak
kebebasan kepada para sahabat untuk memilih apakah akan membunuh atau melepaskan
tawanan dengan tebusan. ternyata keputusan nabi itu mendapat teguran dari Allah dengan
turunnya Quran surah al-anfal ayat 67 yang mengecam pengambilan tembusan dari para
tawanan perang tersebut.

‫ُّ ْ َ َ ه ِ ِ ْ ِ ْ ٰ َ َ َ ه‬ َ َ َ َ ْ ِْ ِ َْ ْ ِ ‫َ ه‬ ْ َ َ َ ْ ِ َّ ْ َ َ َ َ
ِ‫اّٰلل‬ ‫َماكان ّلنبي ان يكين لهْٓ اسرى ِتى يث ّخن ّفى الاَّ ّضۗ ت ّريدون غرض الدنياِّۖ واّٰلل ي ّريد الا ّخرةۗ و‬
ْ َ ٰ
ٍّ

َ َ
٦٧ ‫زْ ٌزح ّك ْي ٌم‬
‫غ ّي‬

Artinya: Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia
dapat melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi
sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Mahaperkasa,
Mahabijaksana.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bukan hanya bermusyawarah


dengan para sahabatnya atau dengan kaum muslim saja, melainkan juga dengan kaum
Yahudi . Sebagai contoh, pada suatu hari para Rohim Yahudi Bani quraizat berkumpul di
bait midras untuk menetapkan hukuman bagi dua orang Yahudi yang berbuat zina. Mereka
ternyata sulit mengambil satu keputusan . mereka itu, mereka datang kepada nabi untuk
meminta pendapat . nabi lalu bermusyawarah dengan mereka kemudian menetapkan
hukum rajam bagi pelaku zina itu sesuai dengan ajaran Taurat yang mereka yakini. kasus
yang sama terjadi ketika Yahudi Bani qoinuko berkhianat terhadap perjanjian yang dibuat
bersama nabi dan kaum muslimin. kaum muslim lalu mengepung mereka dan Dalam
keadaan terdesak mereka meminta untuk bermusyawarah dengan nabi. nabi pun menerima
permintaan mereka dan dalam musyawarah itu diputuskan bahwa mereka harus
meninggalkan kota Madinah.

Karena seringnya musyawarah dilaksanakan, baik pada masa nabi maupun pada
masa-masa sesudahnya, khususnya pada masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab,
ditegaskan menyimpulkan bahwa Musyawarah adalah dasar bagi pelaksanaan
pemerintahan negara Islam. selain itu, di dalam Alquran terdapat dua ayat yang
menyinggung soal musyawarah yaitu Quran surah al-surah ayat 38 dan Ali Imran ayat 159
hal itu menunjukkan bahwa musyawarah memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. 14

14
Muhammad Al- Gozali, Menjawab 40 Soal Islam Abad 20, ( Mizan: Bandung, 1989), h 65-67

14
Tidak ada penjelasan yang rinci tentang teknik Musyawarah tersebut sesuai dengan
pendapat Haikal terdahulu bahwa nabi tidak memberikan penjelasan yang rinci dalam hal-
hal yang berkaitan dengan urusan kenegaraan sebaliknya, nabi hanya meletakkan prinsip-
prinsip dasarnya. perinciannya lebih lanjut diserahkan kepada umat muslim agar mereka
dapat melaksanakan prinsip-prinsip dasar itu sesuai dengan kondisi masyarakat yang
mereka hadapi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implikasi terpenting dari ajaran
persamaan dalam kehidupan kenegaraan adalah pelaksanaan musyawarah. Musyawarah
sepanjang sejarah Islam mengambil bentuk yang berbeda-beda . dalam sistem negara
monarki Islam masa silam, misalnya Musyawarah dilakukan melalui Raja dengan
meminta pendapat dari pembantu-pembantu dekatnya, dan setelah mempertimbangkan
pendapat-pendapat itu ia kemudian mengambil keputusan . adapun di zaman demokrasi
negara republik yang sekarang umum terdapat dalam negara Islam, Musyawarah
dilakukan melalui suatu badan perwakilan rakyat. dalam pada itu, cara pengambilan
keputusan pun berbeda-beda pula dari satu negara ke negara Islam lainnya. oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa ajaran tentang Musyawarah ini bersifat universal tetapi
penafsiran dan cara pelaksanaannya bercorak lokal dan sayangnya prinsip musyawarah di
banyak negara muslim kurang diwujudkan.

Selain berimplikasi pada musyawarah ajaran persamaan juga berimplikasi pada


penegakan keadilan . paham keadilan dalam Islam dibangun atas dasar bahwa semua hak
milik atas harta kekayaan bukanlah hak milik Absolut dari manusia pemiliknya. harta
tersebut pada hakikatnya adalah titipan Tuhan untuk diputarkan dan dibelanjakan demi
kepentingan bersama. karenanya, tidak diperbolehkan harta itu ditumpuk atau di monopoli
oleh seseorang atau suatu golongan. 15

Selanjutnya, dalam berbicara soal keadilan khususnya yang berkaitan dengan


masalah-masalah sosial, perlu dipertimbangkan kenyataan adanya perbedaan alamiah
dalam pekat, kesanggupan, dan kemampuan diantara sesama manusia. berdasarkan
kenyataan itu tidak bisa dipungkiri adanya perbedaan diantara manusia. manusia tidak bisa
sama semuanya baik dari segi derajat, ilmu, kekayaan, pangkat, maupun status sosialnya.
yang penting diperhatikan dalam hal demikian ialah adalah peluang untuk kesempatan
yang sama bagi semua manusia untuk mengembangkan kemampuan dan Kesanggupan
alamiah diri mereka masing-masing. perbedaan yang timbul kemudian hendaknya
15
Ibid , h 80-82

15
diimbangi dengan ajaran persaudaraan sesama manusia.

Lebih lanjut dalam konsep keadilan Islam melahirkan paham sosialisme Islam,
seperti terlihat pada abad ke-20 . paham sosialisme Islam itu didasarkan atas hal-hal
berikut . pertama Islam di samping mengakui hak milik pribadi juga mengakui hak milik
negara untuk menasionalisasikan sumber-sumber alam yang penting. kedua, Islam
melarang riba karena hanya menguntungkan segelintir kaum kapitalis dan merugikan
masyarakat . ketiga, ajaran Islam mementingkan Ma‟lahah „ammah. Keempat, Islam
mengajarkan kewajiban zakat, sedekah, wakaf, dan semacamnya.

Walaupun begitu, paham sosialisme Islam tidak sama dengan sosialisme materialis
yang dijumpai di barat . sosialisme Islam memiliki ciri-ciri tersendiri dan berada pada
posisi menengah antara paham kapitalisme dan sosialisme barat. sebab, sosialisme Islam,
tidak mengingkari adanya hak milik individu, hak keluarga, dan pewarisan, tetapi
Menolak adanya perbedaan status diantara individu, juga menolak setiap usaha yang
mengarah kepada monopoli kekayaan di tangan seseorang. dalam rangka mencegah
timbulnya monopoli kekayaan di tangan seseorang atau golongan itulah Islam mewajibkan
zakat, sedekah, dan sebagainya. untuk menguatkan pendapat itu mengajukan dalil-dalil
berupa ayat-ayat Quran surah al-baqarah ayat 274, At- Taubah ayat 60, dan al haqqah ayat
34. lebih lanjut sosialisme Islam berlandaskan tauhid sebagai dasar dari sistemnya yang
akan menjamin keadilan bagi manusia dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sosialisme Islam tetap mengakui hak milik individu sedangkan dalam sosialisme
materialis hak milik individu tidak diakui. Selain itu sosialisme Islam masih terikat pada
ajaran agama sedangkan sosialisme materialist tidak ada lagi kaitannya dengan ajaran
agama. 16

Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa prinsip persamaan antara manusia


yang dikemukakan Haikal dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada masanya, dan
mempunyai landasan yang kuat pada ajaran Islam, sebagai terlihat dari penjelasan-
penjelasan yang dipaparkannya. implementasi prinsip persamaan antar manusia di dalam
kehidupan bernegara pada intinya dimaksudkan agar setiap individu dalam masyarakat
menyadari jati diri mereka masing-masing sebagai hamba Allah dan memahami harkat
dan martabat kemanusiaannya sehingga mereka dapat mengembangkan potensi secara
maksimal.

16
Gustave E .Von Grunebaum, Islam, Kesatuan dalam keberagaman ( Yayasan Penghidmatan:
Jakarta, 1983) h 42-44

16
Berdasarkan prinsip persamaan yang dikemukakan Haikal di atas, pembentukan
masyarakat dalam Islam tidak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan primordial
seperti kemuliaan keluarga atau banyaknya harta, tidak juga atas ke fanatikan kesukuan
atau golongan atau bahkan kekuasaan. tetapi pembentukan masyarakat didasarkan pada
nilai-nilai Alquran dan pada sunnah rasulnya yang antara lain menekankan perlunya
persamaan antar manusia. karena itu, dalam masyarakat Islam tidak dikenal adanya kelas
tidak dikenal bentuk mayoritas, tidak ada kelompok elit atau borjuice, tidak ada kelompok
aristokrat, yang ada hanyalah kelompok orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasulnya

Konsekuensinya bagi kehidupan bernegara adalah bahwa pemilihan kepala negara


atau wakil-wakil masyarakat tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
material, seperti kemuliaan keturunan, kekayaan kefanatikan kekuasaan, dan kekuasaan,
melainkan dilakukan berdasarkan pertimbangan pemahaman mereka terhadap hukum-
hukum agama serta pengamalan mereka terhadap ajaran agama tersebut. 17

D. Prinsip kebebasan

Prinsip dasar negara Islam yang ketiga adalah prinsip kebebasan manusia . ajaran
kebebasan manusia ini merupakan efek dari ajaran tauhid. pernyataan tidak ada Tuan
selain Allah pada hakekatnya merupakan kunci pembebasan jiwa manusia dari setiap jerat
dan Belenggu sekaligus menjadi pendorong kekuatan intelektual dan material yang bebas
dari ikatan-ikatan perbudakan . Mengapa ajaran kebebasan manusia ini sebagai salah satu
dari tiga prinsip dasar negara Islam? sebab, menurut Haikal hanya dengan kebebasan lah
manusia di muka bumi ini dapat mencapai kebenaran dan kemajuan menuju terciptanya
suatu kesatuan yang integral dan terhormat. lebih lanjut ia menegaskan bahwa setiap
tindakan yang menentang kebebasan terdapat bermakna memperkuat kebatilan atau berarti
menyebarkan kegelapan yang akhirnya akan mengikis habis percikan cahaya yang
berkedip dalam hati nurani manusia, padahal percikan cahaya inilah yang akan
menghubungkan hati nurani manusia dengan alam semesta yakni suatu hubungan yang
penuh diliputi rasa kasih sayang dan persatuan bukan rasa kebencian dan kehancuran.

Prinsip kebebasan dalam Islam dibuktikan oleh ajarannya yang tidak membeda-
bedakan manusia itu sebabnya dalam Islam tidak dikenal hirarki gereja, seperti dalam
Kristen. karena itu, ketika Kristen membelenggu kebebasan manusia lewat gereja, Islam

17
Ibid, h 77-78

17
justru mengajarkan hal yang sebaliknya bahwa yang patut disembah itu hanyalah Allah
Semata. selanjutnya kebebasan itu adalah hal yang esensial dalam kehidupan manusia .
perbedaan yang hakiki antara manusia dan makhluk lainnya terletak pada unsur kebebasan
ini dengan kebebasan, manusia dapat mencapai kebenaran kemajuan dan kesatuan .
bahkan kebebasan itu merupakan salah satu ajaran yang terpenting dalam Islam.18

Paham kebebasan yang dianut di barat sebagaimana dinyatakan Haikal dalam


ungkapannya Ternyata bukan kebebasan dalam pengertian mutlak, melainkan kebebasan
yang terbatas . artinya seseorang tidak bebas berbuat semuanya, tetapi perlu
mempertimbangkan apakah perbuatan itu akan mengganggu orang lain atau tidak. ajaran
ini, tidak bertentangan dengan makna hadis nabi yang berbunyi.

“ yang disebut muslim adalah orang yang tidak mengganggu ketentraman orang lain baik
dengan perkataan maupun dengan perbuatannya” ( H.R. Al Buqhari, Muslim, Abu
Dawud, al Tarmiji, al nasai, malik, al darimi, dan Ahmad ibn hambal).

Prinsip kebebasan dalam Islam kata Haikal, mencakup 4 kebebasan yang


merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebebasan beragama kebebasan berpikir dan
menyatakan pendapat, kebebasan dari lapar, dan kebebasan dari rasa takut. Adapun di
barat kebebasan yang didengungkan sebagai hasil Revolusi Perancis hanyalah kebebasan
berpikir dan menyatakan pendapat . itu berarti cakupan kebebasan yang diajarkan Islam
lebih jauh luas daripada kebebasan yang dikenal di barat pendapat Haikal ini tidak
seluruhnya benar karena jika kita menyimak pandangan Franklin Delano roosevelt
presiden Amerika ke-33 dalam suatu pidato kenegaraannya pada tahun 1933, Iya
menyebutkan perlunya diperjuangkan 4 kebebasan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan bangsa Amerika, yaitu kebebasan berpikir dalam menyatakan pendapat,
kebebasan beragama kebebasan dari rasa lapar, dan kebebasan dari rasa takut. artinya
bukan hanya Islam melainkan dunia barat pun mengakui perlunya 4 kebebasan tersebut
dalam kehidupan manusia . berikut ini akan dijelaskan satu persatu ke-4 bentuk kebebasan
manusia yang dipandang Haikal sangat penting dipakai sebagai landasan bagi pengelola
negara dalam Islam.

1. Kebebasan beragama

Telah diutarakan pada uraian terdahulu bahwa ajaran Islam mulai diajarkan Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam, di Mekah, kemudian dikembangkan setelah

18
Samsul Anwar, Islam, Negara, dan Hukum, ( INIS ; Jakarta, 1993), h 17-18

18
pindah ke Madinah. di Madinah inilah komunitas keagamaan yang dibentuk nabi itu
berkembang sedemikian rupa sehingga membentuk suatu negara mulanya negara tersebut
hanya merupakan negara kota, yaitu negara Madinah kemudian berkembang menjadi
negara besar yang penduduknya terdiri dari pemeluk berbagai agama.19

Tujuan politik nabi di Madinah adalah untuk meyakinkan Penduduk Madinah


bahwa siapapun yang menerima kepemimpinannya dan masuk ke dalam agama Allah
akan terlindung dari segala gangguan bagi yang sudah beriman akan bertambah kuat
imannya, sedang bagi yang masih ragu-ragu itu masih takut-takut akan segala ulah
menerima iman itu . nabi tidak pernah memikirkan soal kedudukan, harta, dan kemewahan
lainnya. nabi hanya memikirkan Bagaimana menegakkan kebebasan beragama dan
kebebasan menyatakan pendapat di kalangan Penduduk Madinah sehingga tidak ada lagi
orang yang diintimidasi lantaran agama dan pendapatnya. semua penduduk tanpa
memandang agama mereka, memperoleh kebebasan yang sama dalam hal melaksanakan
ajaran agama, menyatakan pendapat, dan mempropagandakan agama masing-masing.
untuk menguatkan pendapat bahwa ajaran kebebasan beragama itu merupakan salah satu
ajaran inti dalam Alquran dalam merujuk Quran surah alkafirun ayat 6.
ِ ِ ِ َ
٦ ࣖ ‫لك ْم ّد ْينك ْم َ ّول َي ّد ْي ّن‬

Artinya : “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Surah al-baqarah ayat 256.


َ ْٰ ْ ِْ َ َ َ َ ‫َِْ ْ ه‬ ِ َّ ِْ َ َْ ِ ْ ُّ َ ََّ َّ ْ َ ْ ْ َ
‫اّٰلل فق ّد ْاست ْم َس ّبالػ ْر َو ّة ال ِيثقى لا‬ ْۢ ‫الرشد ّم َن الغيَّۚ ف َم ْن َّيكف ْر ّبالطاغ ْي ّت ويؤ ّم‬
ّ ‫ن ّب‬
َ
ّ ‫ل ْٓا ّاك َراه ّفى‬
‫الدي ّنۗ قد تبين‬
ّ
َ َ ُ ْ
َ ِ ‫ۗو ه‬
٢٥٦ ‫اّٰلل َس ّم ْي ٌع ع ّل ْي ٌم‬ َ ‫ام ل َىا‬ ‫ان ّفص‬

Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya


telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa
ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang
(teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.

19
S Waqar Ahmed Husaini, Sistem Pembinaan Masyarakat Islam,, ( Pustaka : Bandung, 1983), h
87-89

19
Dari uraian Haikal di atas dapat disimpulkan bahwa kebebasan beragama
menimbulkan rasa saling menghormati diantara manusia yang berbeda agama, yang pada
giliran yang melahirkan sikap toleransi, dan cinta kasih diantara mereka . toleransi
beragama dan perasaan cinta kasih merupakan faktor dominan bagi terciptanya
Perdamaian dunia. karena itu, jika setiap warga negara mempraktekkan ajaran kebebasan
beragama dengan baik, tidak mustahil akan tercipta kerukunan dan perdamaian dalam
kehidupan masyarakat yang pada akhirnya akan membuat negara menjadi aman dan
tentram. 20

2. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat

Untuk kebebasan kedua yang diajarkan Islam, menurut Haikal adalah kebiasaan
berpikir dan kebebasan menyatakan pendapat . penting ajaran kebebasan berpikir dan
menyatakan pendapat ini dalam Islam diakui juga oleh Al bahi. Haikal menerangkan
bahwa dasar ideal peradaban modern adalah kebebasan berpikir Tanpa Batas, hanya cara
menyatakan yang dibatasi oleh undang-undang . kebebasan inilah yang dijadikan ideologi
oleh masyarakat di barat mereka mempertahankan kebebasan tersebut dengan sungguh-
sungguh, dengan mereka bersedia mengorbankan jiwa untuk menegakkan kebebasan ini .
dengan landasan Ideologi itu para orientalis lantas menurut Islam sebagai agama yang
mewajibkan para penganutnya bersikap fanatik. mereka memandang Islam sebagai agama
yang menentang kebebasan berpikir. penilaian keliru itulah yang akan diluruskan oleh
Haikal.

Menurut Haikal wujud kebebasan yang paling menonjol sebagai hasil Revolusi
Perancis adalah kebebasan berpikir dan kebebasan menyatakan pendapat . tetapi oleh
ironisnya kata Haikal kedua bentuk kebebasan ini secara historis Justru lebih banyak
dipraktikkan dalam dunia islam pada zaman klasik dan pertengahan. alasannya berisi
kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat telah melahirkan sejumlah mujtahid dan
fuqaha terkemuka di dunia Islam pada masa-masa tersebut. zaman ini pada hakikat yang
merupakan jembatan bagi munculnya zaman modern. pada masa-masa itu tidak dikenal
adanya batasan bagi kebebasan berpikir, selama pembebasan berpikir tetap berada dalam
jalur yang benar. Islam memberikan kebebasan berpikir karena itu dalam Islam tidak
dikenal bentuk kekuasaan gereja yang membatasi kebebasan seseorang seperti yang terjadi
di Eropa pada abad pertengahan karena itu orang-orang Persia dan Bizantium yang masuk
Islam segera merasakan betapa Islam memberikan kepada mereka kebebasan berpikir
20
Ibid , 92-93

20
yang tidak pernah mereka temukan sebelumnya. dengan penjelasan tersebut Haikal
bermaksud meyakinkan pembaca bahwa ajaran kebebasan berpikir dan menyatakan
pendapat yang sangat dipelukan di barat itu ternyata merupakan ajaran utama dalam Islam
. pendapat Haikal bahwa kebebasan Berpikir itu merupakan unsur penting dalam ajaran
Islam ada benarnya karena dalam Quran dijumpai sejumlah ayat yang menerangkan
betapa Islam mendorong kebebasan berpikir dan kebebasan menyatakan pendapat . air
yang dimaksud diantaranya adalah Quran surah al-baqarah ayat 164, Al Thoriq ayat 5- 7
ayat, Qaf ayat 6 - 7, Sad ayat 29, al- nahl ayat 68-69, al- Jasiyah ayat 12-13, al-zumar ayat
9 dan 27, al- nur ayat 4 dan Ali Imron ayat 190. ayat-ayat tersebut pada intinya
mengandung anjuran dorongan bahkan Perintah agar manusia banyak berpikir dan
mempergunakan akalnya. berpikir dan mempergunakan akal adalah ajaran yang jelas dan
tegas dalam Alquran sebagai sumber utama dari ajaran-ajaran Islam. diantara ayat-ayat itu
terdapat ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Cosmos ini penuh dengan tanda-tanda yang
harus diperhatikan, diteliti, dan dipikirkan manusia untuk mengetahui rahasia di balik
tanda-tanda tersebut . pemikiran mendalam mengenai tanda-tanda tersebut membawa
kepada pemahaman tentang fenomena alam dan akhirnya membawa kepada keyakinan
kuat tentang adanya Tuhan pencipta alam dan hukum yang mengatur perjalanan alam.
perintah untuk berpikir dan mempergunakan akal dalam ayat-ayat tersebut berimplikasi
kepada kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat . kedua faktor inilah yang
mengantarkan umat Islam pada zaman klasik menuju puncak kemajuan ilmu dan
peradaban. 21

Sesuai dengan syariat Islam kebebasan berpikir merupakan piranti untuk


membebaskan akal dari tahayul, tradisi yang tidak sehat, atau kebiasaan-kebiasaan yang
tidak masuk akal. kebebasan berpikir merasa kepribadi-pribadi untuk memikirkan segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, menganalisisnya, menimbang
menimbangnya membandingkannya dengan pilihan yang ada, dan kemudian memilih
yang paling sesuai dengan akal . oleh karena itu pemahaman seseorang dalam Islam tidak
dibenarkan meyakini sesuatu sebelum ia menganalisis dari segala segi dan kemudian
menerimanya kecuali dengan hal-hal yang tidak tersentuh oleh panca indra atau Hoi,
pelaksanaan ibadah, dan perintah Syariah.

Selanjutnya Haikal juga berpendapat bahwa ajaran kebebasan berpikir dan


menyatakan pendapat inilah yang mendorong kemunculan sejumlah mujtahid dan fuqoha

21
F Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, ( Bina Cipta, Bandung : 1980), h 71-72

21
terkemuka di berbagai belahan dunia Islam pada zaman keemasannya yaitu Sepanjang
Abad ke-7 sampai ke-12. kebebasan Berpikir itu, antara lain diwujudkan dalam bentuk
kegiatan penerjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab, dan
pengembangan berupa cabang ilmu yang belum diketahui di masa sebelumnya. dari muka
pun ungkapan di atas dapat diketahui bahwa tujuan prinsip pembebasan berpikir dan
menyatakan pendapat itu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat untuk mendorong
manusia mengembangkan ilmu, termasuk di dalam ilmu agama yang paling gilirannya
menghasilkan kemajuan ilmu dan peradaban. jika kebebasan berpikir tidak dikembangkan
dalam kehidupan suatu bangsa, sulit bagi bangsa tersebut untuk maju dan berkembang .
karena itu, menanggapi soal keterbelakakan umat Islam Haikal memandang hal tersebut
sebagai akibat dari hilangnya kebebasan berpikir di dunia islam . dalam suasana yang
bagaimanapun kebebasan Berpikir itu merupakan tanda pengujian umat manusia dan
sebaliknya kebekuan berpikir adalah pertanda kemundurannya.

Dari pandangan-pandangan Haikal di atas dapat disimpulkan bahwa Haikal adalah


salah seorang tokoh jurnalistik yang banyak menyerukan tentang pentingnya kebebasan
pers pandangan Haikal tentang pentingnya kebebasan pers ini juga dipengaruhi oleh
pikiran-pikiran Abduh dan Jamaluddin al-afghani melalui tulisan keduanya yang dimuat di
majalah al-urwah al-wusqah akibat dari tulisan-tulisannya, sebagaimana Abduh dan,
Haikal pun sedang terlibat konflik dengan pihak penguasa lebih lanjut dalam kaitannya
dengan kehidupan bernegara menjelaskan sebagai berikut sesungguhnya pengabdian
terhadap negara meliputi berbagai aspek yang luas pengabdian itu dapat diwujudkan
dalam bentuk pemikiran atau dalam bentuk aktivitas. Jika setiap kita telah memberikan
apa yang kita pandang terbaik kepada negara, itu berarti kita telah mengabdi kepada
negara, termasuk dalam bentuk pemikiran politik. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa
pengabdian seseorang kepada negara Bukan Hanya berupa tindakan, melainkan juga dapat
berupa pemikiran. karena itu, hendaknya setiap warga negara giat berpikir mengemukakan
ide-ide dan gagasan-gagasan yang konstruktif bagi pembangunan negara dan bangsa.
munculnya ide-ide dan gagasan yang konstruktif tersebut hanya dimungkinkan jika
penyelenggaraan negara memberikan kebebasan berpikir dan kebebasan menyatakan
pendapat yang seluas-luasnya kepada masyarakat. 22

22
Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, ( Gramedia, Jakarta : 1994) h 35-36

22
3. Kebebasan dari kelaparan

Bentuk kebebasan disebutkan terdahulu ya ini kebebasan beragama dan kebebasan


berpikir, mengakibatkan timbulnya dua kebebasan yang lain yaitu kebebasan dari
kelaparan atau kekurangan pangan dan kebebasan dari ketakutan. uraian ini secara khusus
akan membahas masalah kebebasan dari kelaparan atau kekurangan pangan. tradisium
pada uraian terdahulu bahwa ada empat kebutuhan dasar manusia diantaranya adalah
kebebasan dari kelaparan atau kekurangan pangan artinya manusia amat membutuhkan
Suatu kondisi dimana ia terhindar dari kelaparan atau kekurangan pangan. pembunuhan
terhadap kebutuhan manusia ini memungkinkan terciptanya ketentraman dan
kesejahteraan dalam diri manusia. dengan kata lain inti dari ajaran kebebasan dari
kelaparan ini adalah kesejahteraan manusia.

Masalah kelaparan dan kekurangan pangan yang melanda banyak negara


diakibatkan oleh perkembangan ekonomi yang begitu pesat dan perubahan tatanan dunia
yang begitu cepat dari negara pertanian kepada negara industri . perkembangan dan
perubahan itu menyebabkan timbul berbagai dampak negatif yang sulit dipahami manusia
kemajuan industri, misalnya menghasilkan efek negatif sekaligus positif. dampak
positifnya antara lain melimpahkan hasil produksi. sedangkan dampak negatifnya adalah
berkurangnya lahan pertanian. karena semakin hari semakin berkurang lahan pertanian,
manusia akhirnya tidak dapat mengelak dari kekurangan pangan. 23

Di dalam Alquran terdapat jumlah ayat yang mendorong manusia untuk


membebaskan sesama manusia dari kelaparan dan kekurangan pangan. ayat-ayat
dimaksud antara lain adalah sebagai berikut Quran surah al-anfal ayat 72.
َ ِ ْ َ ‫ِ ٕى‬ ُ َ ٰ َ ْ َّ ‫ه‬ َِْ َ َْ ِ َ َ َ َ ْ ِ َ ٰ َ ْ َّ َّ
‫اّٰلل َوال ّذين ا َو ْوا َّونص ِر ْ ْٓوا اوۤ َكِ َبػض ِى ْم ا ْوّۤ َيا ِۤء‬
ّ ‫ّان ال ّذين امنيا َوواج ِر ْوا َوجاود ْوا ّباميا ّل ّى ْم َوانف ّس ّى ْم ّف ْي َس ّب ْي ّل‬

ِ ِ َ َ ٰ َّ
ْ
‫الدي ّن‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫م‬
ُ َْ ْ
ْ ‫ص ِر ْوك‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫اس‬ ‫ن‬ ّ‫ا‬ َ َّۚ‫َب ْػض َوالذيْ َن ا َم ِن ْيا َول ْم ِي َىاج ِر ْوا َما لك ْم م ْن َّو َل َايتى ْم م ْن َش ْيء َِ هتى ِي َىاج ِر ْوا‬
‫و‬
ّ ّ ّ ّ ٍ ّ ّّ ّ ّ ّ ۗ ٍ

َ ِ ْ َ َ ِ ‫َ َ َ ْ ِ ِ َّ ْ ِ َّ َ ٰ َ ْ َ ْ َ ِ ْ َ َ ْ َ ِ ْ ْ َ ٌ َ ه‬
٧٢ ‫اّٰلل ّبما تػ َمل ْين َب ّص ْي ٌد‬ ‫فػليكم النصر ّالا على قي ٍ ْۢم بينكم وبينىم ّميثاقۗ و‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad


dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat

23
Nurcholish Madjid, islam : Doktrin dan Peradaban, ( Yayasan Wakaf Paramadina: Jakarta,1992)
h 51-53

23
kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling
melindungi.

Quran surah at-taubah ayat 71.

َ ْ ِ ْ ِ َ َ ٰ َّ َ ْ ِ ْ ِ َ َ ْ ِ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ
ْ َْ َ ْ ِ ِ َ ْ َ ِ ْ ِ ٰ ْ ْ َ ِ ْ ْ
‫َوال ِمؤ ّمن ْين َوال ِمؤ ّمنت َبػض ِى ْم ا ْوّۤ َيا ِۤء َبػ ٍضٍۘ يأمرون ّبالمػرو ّف وينىين غ ّن المنك ّر وي ّقيمين الصلية ويؤتين‬
ْ ِ

َ َ َ ‫َّ ٰ َ َ ِ ْ ِ ْ َ ه َ َ َ ِ ْ َ ِ ٕى َ َ َ ْ َ ِ ِ ِ ه ِ َّ ه‬
٧١ ‫زْ ٌز ح ّك ْي ٌم‬
‫اّٰلل غ ّ ي‬ ّ ‫الزكية وي ّطيػين اّٰلل وَّسيلهۗاوۤ َكِ سيدحمىم اّٰلل‬
‫ۗان‬

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian


mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan
taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah
Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Ayat di atas pada intinya menjelaskan bahwa prinsip kesejahteraan dalam Islam
bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial dan keadilan ekonomi bagi seluruh anggota
masyarakat. Alquran telah menetapkan sejumlah sumber dana untuk jaminan sosial bagi
anggota masyarakat yang memerlukannya dengan berpedoman kepada prinsip keadilan
sosial dan keadilan ekonomi. sumber-sumber dana yang dimaksud adalah zakat,
infaqomah sedekah, hibah, dan wakaf. sumber-sumber darah tersebut jika dikelola secara
optimal dengan menggunakan manajemen modern akan merupakan solusi yang tepat bagi
problem kemiskinan dan kelaparan yang dialami umat manusia. 24

Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa beberapa pernyataan di atas mengandung


himbauan kepada para pemimpin negara agar senantiasa memperhatikan kesejahteraan
rakyat dan dipimpinnya dan menjaga agar mereka terhindar dari bahaya kelaparan
kekurangan pangan. caranya antara lain dengan mengoptimalkan pengelolaan sumber-
sumber dana yang telah digariskan dalam Alquran, seperti zakat, sedekah, infaq dan hibah.
negara berkewajiban mengatur dan mengalokasikan dana dalam jumlah yang cukup untuk
jaminan sosial bagi rakyat yang memerlukannya. tetapi Haikal tidak merintis lebih jauh
jumlah dana yang harus dialokasikan untuk jaminan sosial . jaminan sosial itu dapat
mencakup tunjangan orang lanjut usia, orang cacat, dan Beasiswa bagi mereka yang
sedang menuntut ilmu. negara berkewajiban pula menindihkan sarana-sarana peribadatan,
pendidikan, Panti Asuhan rumah sakit, dan keperluan sosial lainnya pendapat Haikal

24
Nurcholis Madjid, Khazanah Intelektual Islam ( Bulan Bintang , Jakarta: 1984) h 69-72

24
mengenai penting yang membebaskan manusia dari kelaparan dan kekurangan pangan ini
berkaitan erat dengan kondisi negara Mesir pada masanya dijelaskan sebelumnya bahwa
disertasi Haikal membahas persoalan ekonomi Mesir khususnya berkaitan dengan hutang
luar negeri Mesir yang membuat negara itu jatuh ke dalam kekuasaan Inggris. banyaknya
hutang negara Mesir itu akibat tidak terkontrolnya penggunaan uang negara oleh para
penguasa. mereka hidup boros dan bergelimah kemewahan sementaranya dijerat kelaparan
dan kesengsaraan.

4. Kebebasan dari rasa takut

Bentuk kebebasan lainnya yang diajarkan Islam adalah kebebasan dari rasa takut.
kebebasan dari rasa takut juga merupakan prinsip dasar dalam negara Islam. kebebasan
dari rasa takut, terutama diperlukan dalam rangka menciptakan masyarakat yang aman
tertib, dan teratur. kebebasan dari rasa takut di kalangan warga masyarakat merupakan hal
yang mutlak dipenuhi . sebab, jika masyarakat senantiasa diliputi ketakutan, sulit
diharapkan mereka akan dapat berpartisipasi dalam pengelolaan negara . penjelasan
tersebut mengingatkan bentara perlunya diciptakan kebebasan dan dari rasa takut dalam
kehidupan suatu negara. kebebasan dari rasa takut itu pada gilirannya dapat menciptakan
rasa aman, damai, dan adil di dalam kehidupan masyarakat yang pada akhirnya akan
mewujudkan ketentraman. sebab, ketentraman masyarakat merupakan syarat mutlak bagi
suksesnya pengelolaan suatu negara. usaha yang dilakukan nabi pada masa-masa
kehadiran di Madinah menurut Haikal adalah melakukan penataan masyarakat . penataan
itu dilakukan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat . nabi menyadari betapa
majemuk nya masyarakat Madinah yang ia hadapi . masyarakat itu rentan terhadap
berbagai permusuhan dan pertentangan . untuk menghilangkan rasa takut dari masyarakat,
nabi mengambil langkah-langkah sebagai berikut. pertama mengajukan masyarakat
membangun masjid: membina persatuan di kalangan internal umat Islam dengan jalan
mempersaudarakan setiap dua orang muslim. suatu Persaudaraan yang efektif dan semata-
mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala..., mengingat perjanjian damai dengan seluruh
penduduk non muslim, khususnya Yahudi yang berada di Madinah. 25

Haikal kemudian menggambarkan bagaimana nabi mewujudkan masyarakat yang


tertib dan tentram di Madinah ia menulis bahwa setelah 8 bulan berada di Madinah, yaitu
setelah keadaan di dalam negeri relatif stabil barulah nabi memikirkan langkah
pengamanan untuk mempertahankan wilayahnya. dalam rangka memelihara keamanan
25
Ibid, h76

25
dan pertahanan di wilayah kekuasaan itu, nabi membentuk dan mengirim satuan-satuan
ekspedisi keluar kota Madinah . diantara ekspedisi yang dikirim nabi adalah ekspedisi
yang dipimpin oleh Hamzah bin Abdul Al Muthalib paman nabi . ekspedisi itu berjumlah
30 orang yang berangkat menuju Istiqomah di tepi laut merah di tempat itu mereka
bertemu dengan 300 Orang pasukan Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahal tetapi antara
kedua pasukan tersebut tidak terjadi kontrak senjata . ekspedisi berikutnya dipimpin oleh
Ubaidah bin al-harits dengan pasukan sebanyak 60 orang menuju ke Wadi Robi di sana
mereka bertemu dengan pasukan Quiz yang jumlahnya 200 orang dengan Abu Sofyan
sebagai pemimpinnya antara kedua pasukan itu pun tidak terjadi pertempuran. 26

Pandangan Haikal mengenai perlunya diwujudkan kebebasan dari rasa takut dalam
diri masyarakat, dapat dikaitkan dengan kondisi masyarakat Mesir yang ketika itu penuh
diliputi kebodohan dan kemiskinan . menurut analisis Haikal kebodohan dan kemiskinan
rakyat itu bermuara pada rasa takut rakyat terhadap penguasa mereka yang zalim lagi di
sportis dan terhadap kaum penjajahan. karena itu agar rakyat dapat berpartisipasi secara
maksimal dan upaya pembangunan bangsa dan negara, perlu diwujudkan Suatu kondisi
dimana rakyat dapat merasa aman dan hitam, terbebas dari segala macam perasaan takut,
baik takut terhadap penguasa sendiri maupun takut terhadap ancaman musuh dari luar
uraian di atas, khususnya menyangkut kepedulian Islam terhadap perlunya kebebasan
manusia, termasuk di dalam kemerdekaan politik membantah pandangan Barat seperti
roussea, stuart mill dan renan yang mengatakan bahwa kemerdekaan politik tidak
memiliki akar hukum di dunia Islam. 27

26
Manshur, khilafah dan kerajaan, ( Mizan, Bandung : 1984) h 88
27
Harun Nasution, pembaharuan dalam islam, ( Mizan, Bnadung : 1995) h 90

26
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kesimpulan ini bahwa ketiga prinsip dasar tersebut pada hakekatnya
merupakan kunci sukses dari dakwah islam . buktinya, pada waktu Negara Islam berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya, para pemimpin muslim pun segera bertebaran ke
daerah-daerah baru itu . di sana mereka mendakwahkan islam, mereka menanamkan nilai-
nilai persaudaraan, persamaan, dan kebebasan kepada penduduknya. di mana saja berada,
pada penguasa muslim itu senantiasa menerapkan ketiga prinsip tadi . penduduk dari
negara-negara yang dikalahkan itu segera merasakan betapa luhurnya perlakuan penguasa
Muslim terhadap mereka . mereka tidak dipaksa menukar agamanya, mereka diberi
kebebasan beragama kebebasan berpikir dan kebebasan lainnya yang belum pernah
mereka temukan pada masa-masa sebelumnya . dengan pengalaman baru itu mereka
tertarik pada terpikat untuk memeluk Islam. pendek kata mereka amat terkesan dengan
agama Islam yang ajarannya syarat dengan muatan nilai-nilai persaudaraan, persamaan
dan kebebasan tersebut.

Kejayaan Negara Islam amat didukung oleh aplikasi dari ketiga prinsip dasar
tersebut. dunia islam maju dan berkembang selama ketiga prinsip itu dijunjung tinggi dan
diimplementasikan dalam kehidupan sosial dan politik umat Islam. sebaliknya, manakala
ketiga prinsip tadi diabaikan dan tidak lagi dijadikan landasan berpijak dalam pengelolaan
negara, dunia islam pun menjadi goyah dan rapuh dengan kata lain maju mundurnya
Negara Islam amat dipengaruhi oleh kesungguhan para penguasanya untuk menerapkan
ketiga prinsip dasar tadi.

Sebagai orang yang pernah mendalami ilmu hukum tidak mengherankan jika
pemikiran Haikal banyak dipengaruhi oleh teori-teori di seputar ilmu itu, seperti teori
mengenai tiga nilai dasar hukum yang disebutkan tadi . kalaupun pemikiran Haikal
mengenai prinsip-prinsip dasar negara Islam tersebut dikatakan diilhami oleh ide-ide
revolusi Prancis atau teori-teori ilmu hukum barat pemikiran dan analisis Ikal masih dapat
dipandang orisinil . sebab pemikiran dan analisisnya itu bukan didasarkan kepada
pemikiran rasional semata, melainkan didasarkan juga kepada teks-teks ajaran Islam,
sebagaimana tercantum di dalam Alquran dan hadis nabi Hal itu merupakan hasil
pemikiran yang patut dihargai.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abd al- Hakim, Hidup yang islami, Menyebarkan pemikiran transcendental (


akidah dan ubudiyah), (Rajawali Press, Jakarta, 1986)

Abd Al Wahab, Masyarakat Tak Bernegara ( LKiS, Yogyakarta, 1991)

Ahmad Mumtaz, Masalah- Masalah Teori Politik Islam, ( Mizan, Bandung :1994)

Muhammad Asad, Sistem Pemerintahan Islam, ( Pusaka : Bandung 1985)

Salim Azzam, Beberapa Pandangan Tentang Pemerintahan Islam, ( Mizan:


Bandung, 1983)

Ahmad Zainal Abidin, Piagam Nabi Muhammad SAW, Konstitusi Negara Tertulis
yang Pertama Didunia, (Bulan Bintang, Jakarta :1873)

Marcel A Baisard, Humanisme Dalam Islam, (Bulan Bintang, Jakarta, 1980)

Mariam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, ( Gramedia: Jakarta 1991)

Muhammad Al- Gozali, Menjawab 40 Soal Islam Abad 20, ( Mizan: Bandung,
1989)

Gustave E .Von Grunebaum, Islam, Kesatuan dalam keberagaman ( Yayasan


Penghidmatan: Jakarta, 1983)

Samsul Anwar, Islam, Negara, dan Hukum, ( INIS ; Jakarta, 1993)

S Waqar Ahmed Husaini, Sistem Pembinaan Masyarakat Islam,, ( Pustaka :


Bandung, 1983)

F Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, ( Bina Cipta, Bandung : 1980)

Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, ( Gramedia, Jakarta : 1994)

Nurcholish Madjid, islam : Doktrin dan Peradaban, ( Yayasan Wakaf Paramadina:


Jakarta,1992)

Nurcholis Madjid, Khazanah Intelektual Islam ( Bulan Bintang , Jakarta: 1984)

Manshur, khilafah dan kerajaan, ( Mizan, Bandung : 1984)

Harun Nasution, pembaharuan dalam islam, ( Mizan, Bnadung : 1995)

28

Anda mungkin juga menyukai