Ada beberapa karakteristik dari lahan kering antara lain curah hujan yang rendah, lahan kering cenderung memiliki curah hujan yang rendah dan tidak teratur. Ini mempengaruhi kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kandungan nutrisi tanah yang rendah, karena alasan yang sama dengan curah hujan yang rendah, tanah di lahan kering cenderung memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan tidak teratur. Ini memerlukan penggunaan pupuk dan teknik irigasi yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik (Abdurachman A., Dariah A. dan Mulyani A, 2008). Peningkatan resiko kekeringan, lahan kering memiliki risiko kekeringan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan pertanian lainnya. Kekeringan dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman dan dapat merusak tanaman sepenuhnya jika tidak ditangani dengan tepat. Tanah yang miskin, lahan kering sering memiliki tanah yang miskin dan kurang subur. Hal ini memerlukan penggunaan pupuk dan teknik pengolahan tanah yang tepat untuk meningkatkan kualitas tanah dan ketersediaan nutrisinya (Abdurachman A., Dariah A. dan Mulyani A, 2008). Tingkat erosi tanah yang tinggi, lahan kering sering memiliki tingkat erosi tanah yang tinggi. Tanah dapat tergerus dan terkikis oleh air dan angin, yang dapat merusak struktur tanah dan mempengaruhi kemampuan tanaman untuk tumbuh. Keterbatasan air, ketersediaan air yang terbatas merupakan tantangan utama bagi pertanian di lahan kering. Oleh karena itu, teknik irigasi yang tepat seperti irigasi tetes atau irigasi berbasis mata air sangat diperlukan untuk mendukung pertanian di lahan kering (Abdurachman A., Dariah A. dan Mulyani A, 2008).