PROPOSAL TESIS
Oleh:
dr. Trubus Sengsempurno
22040418320012
Pembimbing :
dr. Hary Tjahjanto, Sp.OG, Subsp. FER
Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................5
1.5 Keaslian Penelitian..........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................9
2.1 Endometriosis..................................................................................................9
2.2 Matriks Metalloproteinase-2..........................................................................33
2.3 Hubungan Endometriosis dan Matriks Metalloproteinase-2.........................47
2.4 Kerangka Patofisiologi..................................................................................51
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS.. .52
3.1 Kerangka Teori..............................................................................................52
3.2 Kerangka Konsep...........................................................................................53
3.3 Hipotesis........................................................................................................53
BAB IV METODE PENELITIAN......................................................................54
4.1 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................54
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................54
4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian.....................................................................54
4.4 Populasi dan Sampel......................................................................................54
4.5 Variabel Penelitian.........................................................................................56
4.6 Definisi Operasional......................................................................................56
4.7 Cara Pengumpulan Data................................................................................58
4.8 Alur Penelitian...............................................................................................59
iii
4.9 Analisis Data..................................................................................................60
4.10 Etika Penelitian............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................62
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Orisinalitas penelitian..............................................................................5
Tabel 2. Nilai prediktif tanda, gejala, dan temuan klinis untuk mendiagnosis
endometriosis.......................................................................................................18
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Klasifikasi endometriosis berdasarkan American Society for
Reproductive Medicine........................................................................................17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
seperti stroma yang berada di luar uterus. Lesi dapat terletak di peritoneum,
implantasi superfisial atau kista pada ovarium, atau infiltrasi yang lebih dalam.
menstruasi retrograde, yaitu aliran darah menstruasi yang keluar dari lapisan
retrograde ini, bersama dengan potensi sirkulasi hematogen atau limfatik, dapat
1
menyebabkan pembentukan jaringan endometrium di tempat ektopik.
70% perempuan dengan nyeri panggul kronis. Namun, banyak dari perempuan
mengakibatkan rasa sakit terus menerus dan penurunan kualitas hidup. Pada
2
pasien berusia 18-45 tahun, keterlambatan rata-rata terjadi selama 6,7 tahun,
timbulnya gejala selama masa remaja, maka rujukan dini, diagnosis, identifikasi
risiko pengembangan endometriosis. Misalnya, usia dini saat menarche dan siklus
1
menstruasi yang pendek dikaitkan dengan peningkatan risiko, 6 sedangkan paritas 7
8
dan penggunaan kontrasepsi oral saat ini dikaitkan dengan penurunan risiko.
Kadar estradiol dan estron, yang menstimulasi jaringan endometrium ektopik dan
eutopik, lebih tinggi pada perempuan dengan usia menarche yang lebih dini dan
terdapat korelasi terbalik antara indeks massa tubuh (BMI) dan kejadian
9,10
endometriosis.
(dismenore), nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia), nyeri buang air besar
11
(dyschezia) dan nyeri buang air kecil (dysuria). Nyeri panggul dapat muncul
endometriosis menurut pedoman ASRM terdiri dari stadium I, II, III, dan IV
2
Pedoman saat ini merekomendasikan bahwa pemeriksaan histologis
spesimen yang didapatkan dari daerah yang dicuriga selama pemeriksaan visual
13
pelvis selama laparoskopi menjadi gold standard untuk diagnosis endometriosis.
untuk mengevaluasi biomarker dari darah, urin, atau cairan menstruasi, maka
(ECM). Enzim yang bergantung pada micronutrient zinc ini, terdiri atas
ekspresi faktor pertumbuhan. Pasokan darah yang adekuat dan kemampuan neo-
3
metalloproteinases (TIMPs), memainkan peran penting dalam remodeling
mungkin menjadi salah satu alasan sifat invasif endometrium. Jadi dapat
MMP-2.
Penelitian yang dilakukan oleh Barbe AM, dkk mendapatkan hasil bahwa
ekspresi kadar MMP-2 dan MMP-9 secara statistik lebih tinggi pada subjek
terjadi.
derajat endometriosis?
derajat endometriosis.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
endometriosis
5
1.5 Keaslian Penelitian
6
Ketika endometriosis
kolorektal dibandingkan
dengan karsinoma
endometrium derajat
rendah, proliferasi yang
terdeteksi oleh PCNA
secara signifikan lebih
tinggi pada endometriosis
(p = 0,0008). MMP-2 dan
MMP-9 menunjukkan
ekspresi yang lebih tinggi
pada karsinoma
endometrium
dibandingkan pada
endometriosis.
3. Tarki SE, dkk. Desain: case Tidak ada perbedaan yang 1. Desain
Investigating the control signifikan dalam 2. Variabel
association of matrix Sampel: 100 pasien frekuensi genotipe varian terikat
metalloproteinase-2 endometriosis dan rs2285035 (-735C/T)
gene variants with 200 pasien normal antara kelompok kasus
endometriosis in an Variabel bebas: dan kontrol (CC + CT vs.
Iranian population. endometriosis vs TT p = 0,40; OR = 0,50,
2021 23 normal 95% CI 0,100–2,551).
Variabel terikat: Juga tidak ada perbedaan
kadar MMP-2-735 yang signifikan untuk
C/T dan MMP-2- frekuensi alel C pada
1575 G/A kelompok kasus dan
kontrol (p = 0,9). Untuk
varian rs243866 (−1575
G/A), perbedaan
frekuensi genotipe antara
kelompok kasus dan
kontrol ditentukan
signifikan (GG + GA vs.
AA p = 0,041; OR = 6,46,
95% CI 0,82–50,43).
Frekuensi alel G berbeda
nyata pada kelompok
kasus dan kontrol (p =
0,037). Sehinga dapat
disimpulkan bahwa
keberadaan varian
rs243866 pada regio
promotor gen matrix
metalloproteinase-2 dapat
meningkatkan risiko
endometriosis pada
perempuan Iran.
7
matrix endometriosis MMP-9, TIMP-1, dan
metalloproteinases Variabel bebas: TGF-β2 atau kadar
(TIMP-1) and endometriosis progesteron serum antara
transforming growth Variabel terikat: perempuan dengan
factor-β2 (TGF-β2) kadar MMP-2, endometriosis dan tanpa
expression in eutopic MMP-9, TIMP-1 tanda-tanda yang terlihat
endometrium of women dan TGF-B2 dari penyakit ini.
with peritoneal
endometriosis. 2016 24
metalloproteinases-2
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Endometriosis
2.1.1 Definisi
di luar rongga uterus dan umumnya terkait dengan nyeri panggul kronis dan
sistemik yang bergantung pada siklus menstruasi, kronis, inflamasi, yang biasanya
risiko penyakit kronis, dan dampak biaya perawatan kesehatan. Selain itu, data
atau endometriosis dalam. Selanjutnya, terdapat korelasi yang buruk antara gejala
dan tingkat keparahan atau luasnya penyakit, sebagaimana diukur oleh sistem
26
stadium yang digunakan saat ini.
9
Ada beberapa jenis endometriosis: 1) Endometriosis ovarium, terjadi
dalam bentuk lesi superfisial dan kista endometrium, 2) Peritoneal, dapat terjadi
dalam berbagai bentuk: bercak putih pada peritoneum, defek peritoneum, merah,
coklat, hitam-biru dan fokus hitam, vesikel terang tidak berwarna dan pembuluh
peritoneal, kista ovarium (kista cokelat), dan nodul endometriosis infiltrasi dalam
27
di usus, vagina, atau septum rectum. Endometriosis peritoneal dapat terjadi
pada 2-10% perempuan usia reproduksi dan 50% pasien yang dirawat karena
13
infertilitas. Endometriosis ovarium merupakan salah satu fokus endometriosis
yang paling umum. Endometriosis infiltrasi dalam ditandai oleh adanya perubahan
organ panggul seperti kandung kemih, ureter, kolon, ligamen sakro-uterina atau
vagina.
2.1.2 Epidemiologi
10
pada perempuan antara menarche dan menopause. Kejadian endometriosis
ligasi tuba dan 17% perempuan setelah menjalani operasi pengangkatan ovarium.
tertinggi pada perempuan Asia. Perempuan Kaukasia memiliki risiko lebih tinggi
32
untuk sakit daripada perempuan kulit hitam.
Nyeri dan disfungsi yang terjadi dapat memperburuk kualitas hidup dan
hubungan pasangan.
dengan siklus menstruasi pendek, yaitu berlangsung kurang dari 27 hari, tetapi
11
tidak berhubungan dengan jumlah hari perdarahan dan volume menstruasi, 3)
BMI rendah, 4) jumlah paritas rendah, 5) ras Kaukasia, 6) usia 25–29 tahun, 7)
konsumsi alkohol setiap hari >10 g per hari, 8) endometriosis lebih sering
didiagnosis pada perempuan infertil yang merupakan perokok aktif dan indeks
massa tubuh (IMT) normal atau rendah. Data terbaru menunjukkan bahwa secara
umum tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian endometriosis, namun
tubuh dan melawan radikal bebas. Daging merah memberikan efek antagonis pada
ini ditandai dengan kandungan dioksin, hormon, dan lemak yang tinggi, sehingga
32
meningkatkan konsentrasi estrogen.
menilai 81.908 perempuan dari tahun 1991 hingga 2013 mendapatkan hasil bahwa
responden yang makan > 2 porsi/hari daging merah memiliki risiko endometriosis
12
penting dalam pencegahan endometriosis primer adalah menjaga gaya hidup yang
36
sehat.
2.1.4 Patofisiologi
penelitian menunjukkan bahwa pada 80% perempuan dengan tuba falopi yang
terbuka terjadi aliran darah haid retrograde, namun kejadian endometriosis hanya
terjadi pada beberapa orang saja. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang
produksi sitokin oleh makrofag, meliputi tumor necrosis factor α (TNF-α) dan
36
interleukin.
Mayer, yang mengatakan bahwa sel peritoneal akan diubah menjadi sel tipe
Muller di bawah pengaruh hormone. Teori ini didasarkan pada asumsi adanya sel-
sel yang mampu berdiferensiasi dalam endometrium dan sel tersebut menjadi
prekursor epitel temasodermal ovarium dan peritoneum pelvis. Teori ini sangat
13
Teori terakhir, berdasarkan dua teori sebelumnya, yaitu faktor biokimia
kronis yang terkait dengan proses kekebalan. Gangguan sistem imun menyertai
α, IL-1β, dan IL-8, dalam kadar yang tinggi. Makrofag peritoneum pada
produksi faktor anti-inflamasi dari stroma, epitel, atau sel imun berkontribusi pada
39
inisiasi, pertumbuhan dan perkembangan endometriosis.
(Th2). Sel T teraktivasi akan berdiferensiasi menjadi limfosit Th1 dan limfosit
Th2. Fungsi utama Th1 adalah produksi sitokin dan meningkatkan respons sel,
menekan respons sel, serta menurunkan respons tipe humoral. Pada perempuan
dengan endometriosis, ditemukan aktivitas sel Natural Killer (NK) yang menurun.
14
retrograde darah menstruasi. Pembentukan pembuluh darah baru merupakan
stadium penyakit.
2.1.5 Klasifikasi
ukuran lesi endometriosis di ovarium, peritoneum, dan tuba falopi, dan tingkat
poin, ringan), II (6 sampai 15 poin, sedang), III (16 sampai 30 poin, berat), dan IV
(31 sampai 54 poin, ekstensif). Namun, menurut Hasson HM dkk, skoring AFS
gejala klinis nyeri dan infertilitas. Oleh karena itu, sistem ini direvisi pada tahun
stadium sebagai minimal (skor 1 hingga 5), ringan (skor 6 hingga 15), sedang
41
(skor 16 hingga 40), dan berat (skor lebih dari 40).
15
Salah satu keunggulan klasifikasi ASRM adalah telah diterima secara
global dan telah digunakan secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu,
49,7%, 80,3%, 78,1%, dan 78,9% pasien, menunjukkan bahwa perempuan dengan
pada 52% dan 38% pasien. Ketiga, keparahan nyeri dan infertilitas tidak
berkorelasi dengan stadium ASRM. Dalam sebuah penelitian terhadap 244 pasien,
terkait dengan gejala nyeri, dan adanya lesi pada vagina sering dikaitkan dengan
dispareunia dalam yang parah. Selain itu, menurut Guzick dkk, ada sedikit
penurunan angka kehamilan pada endometriosis stadium IV, tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam angka kehamilan antara berbagai stadium yang
16
endometriosis infiltrasi dalam di berbagai tempat yang berbeda seperti ligamen
41
uterosakral, kandung kemih, vagina, dan usus.
17
2.1.6 Diagnosis
bentuk, meliputi gejala yang persisten dan dampak merugikan pada kualitas
43,48
hidup, penurunan hubungan pasien-dokter, dan perkembangan sensitisasi
dikaitkan dengan beberapa kondisi ginekologi dan obstetri. Namun, nyeri panggul
yang digambarkan sebagai nyeri kronis, siklik, dan persisten atau progresif
7,52
meningkatkan kemungkinan menuju diagnosa endometriosis. Nyeri biasanya
18
terpengaruh. 54–57 Meskipun sensitivitas dispareunia umumnya rendah,
58–60
menunjukkan bahwa keberadaannya tidak spesifik untuk endometriosis.
Tabel 2. Nilai prediktif tanda, gejala, dan temuan klinis untuk mendiagnosis
endometriosis 26
Penelitian Metode Diagnosis Parameter Penilaian Hasil
Saha 2017 Diagnosis Dismenorea berat Sensitivitas 58%,
Survery cross endometriosis Nyeri panggul kronik spesifisitas 70%
sectional pada berdasarkan data Dispareunia Sensitivitas 25%,
orang Swedia rekam medik Infertilitas spesifisitas 89%
(N=26.898) 58 Pil kontrasepsi oral Sensitivitas 16%,
spesifisitas 96%
Sensitivitas 28%,
spesifisitas 93%
Sensitivitas 16%,
spesifisitas 80%
Fuldeore 2017 Laporan diri Nyeri panggul saat OR, 1.6 (95% CI, 1.4-1.8)
Responden (menjawab dengan menstruasi OR, 4.1 (95% CI, 3.6-4.6)
online, survey tegas bahwa Nyeri panggul tidak OR, 3.1 (95% CI, 2.8-3.5)
cross dokter sebelumnya menstruasi OR, 1.5 (95% CI, 1.3-1.7)
sectional telah memberi tahu Dispareunia OR, 2.1 (95% CI, 1.8-2.4)
(N=48.020) 61 subjek bahwa dia Perdarahan menstruasi OR, 1.8 (95% CI, 1.6-2.0)
menderita atau berat OR, 1.5 (95% CI, 1.3-1.7)
diduga menderita Menstruasi irregular OR, 1.9 (95% CI, 1.7-2.2)
endometriosis) Gumpalan pada jalan lahir OR, 2.2 (95% CI, 2.0-2.5)
lahir OR, 3.6 (95% CI, 3.0-4.4)
Periode menstruasi
irregular
Diare / kembung /
konstipasi
Lemas / anemia
Infertilitas
Ashrafi 2016 Endometriosis Riwayat keluarga OR, 2.7 (95% CI, 1.06-7.1)
Studi kasus- yang endometriosis OR, 1.8 (95% CI, 1.1-3.05)
kontrol divisualisasikan Riwayat galaktorhea OR, 14.5 (95% CI, 6.1-34.2)
retrospektif secara laparoskopi Riwayat operasi panggul OR, 1.8 (95% CI, 1.1-2.8)
yang Dismenorea OR, 4.1 (95% CI, 2.4-6.8)
melibatkan Nyeri panggul OR, 1.6 (95% CI, 1.09-2.4)
perempuan Dispareunia OR, 2.2 (95% CI, 1.3-3.6)
yang Bercak pramenstruasi OR, 2.6 (95% CI, 1.3-5.1)
menjalani Lemas
laparoskopi
untuk evaluasi
infertilitas
(341 dengan
endometriosis;
332 dengan
panggul
normal) 62
19
Dalam penelitian cross-sectional terhadap sekitar 50.000 perempuan,
endometriosis pada perempuan infertil. Meskipun gangguan ini sering terjadi pada
B. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
serupa pada ultrasound (nodular, terkadang datar, lesi hypoechoic dengan tidak
adanya warna pada USG Doppler), namun lesi menunjukkan gambaran spesifik
sesuai dengan organ atau jaringan yang terlibat. Endometriosis infiltrasi dalam
ireguler diikuti pada permukaan luar dan dalam (yaitu, vesika urinaria, usus,
dan vagina), sedangkan endometriosis infiltrasi dalam pada organ padat (yaitu,
20
Gambar 2. Endometriosis bifocal vesica urinaria (anak panah) 67
tersebut harus dibedakan dari korpus luteum hemoragik terutama ketika benang
halus fibrin terlihat pada cairan kista. Selain itu, karakteristik USG
21
endometrioma pre dan postmenopause berbeda. Endometrioma
b. Marker Biokimia
CA-125
22
remaja dengan endometriosis. 75 Dalam penelitian terbaru, penanda
Stress Oksidatif
23
Kadar sICAM-I mengalami peningkatan selama tahap awal
69
endometriosis (I-II) dan menurun pada tahap III-IV. Sejalan dengan itu,
Autoantibodi
24
yang menjanjikan sebagai biomarker endometriosis yang potensial. 69
87 88
Selain itu, autoantibodi anti-PDIK1L serum dan anti-sintaksin 5
miRNA
20a, dan miR-22 [86] dan peningkatan kadar plasma miR-16, miR-191,
Metabolomik
25
Kadar asam stearat berkurang secara signifikan (p = 0,030) pada
93
pasien endometriosis (𝑛=64) dibandingkan dengan kontrol (𝑛=74).
c. Laparoskopi
umum dalam pemeriksaan pasien dengan nyeri panggul, umumnya pada pasien
26
berpotensi endometriosis. Selain itu, biopsi dapat dilakukan sebagai uji
96
diagnostik histologis tambahan.
laparoskopi yang mencakup 57 studi dan 9865 peserta mencatat bahwa tidak
ada kematian yang dicatat dalam studi yang disertakan. Sekitar setengah dari
keluaran klinis yang buruk terjadi saat masuk, dimana kondisi ini meliputi
97
cedera vaskular dan cedera visceral, keduanya sekitar 3 per 1000. Hernia area
studi kohort terbesar hingga saat ini dari 29.966 operasi laparoskopi, tingkat
komplikasi keseluruhan adalah 4,64 per 1000, dan kematian adalah 3,3 per
Nilai prediksi positif dan negatif masing-masing adalah 81,0% (95% CI 71,0–
88,1) dan 58,8% (95% CI 36,0–78,4) dan akurasinya adalah 77,1% (95% CI
101
67,7–84,4).
27
Gambar 4. Nodul endometriosis pada vesica urinaria 102
d. Biopsi
sebagai lesi superfisial pada ovarium, permukaan serosa dan peritoneum. Lesi
dapat berwarna hitam, coklat tua, atau kebiruan, nodul atau kista kecil yang
Endometriosis biasanya berisi cairan kental yang seringkali melekat erat pada
lebih melibatkan tuba dan usus. Infiltrasi nodul endometriotik yang dalam
28
vagina, usus, vesika urinaria, atau ureter. Kedalaman infiltrasi berhubungan
103
dengan jenis dan tingkat keparahan gejala.
2.1.7 Tatalaksana
ini sulit diobati dan bersifat kronis. Tatalaksana farmakologis, bedah dan
105
kombinasi digunakan untuk mengobati endometriosis. Saat ini, pengobatan
29
A. Farmakologis
rasa sakit, menghambat perkembangan lebih lanjut penyakit dan menekan fokus
empiris).
kelenjar hipofisis. Terapi bersifat jangka panjang (6-9 bulan) dan dimulai pada
hari kedua siklus. Obat tersebut memiliki banyak efek samping, antara lain
ini mengakibatkan penurunan kadar LH dan FSH serta penurunan kadar estrogen
disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah, antara lain hilangnya kalsium dari
30
tulang yang menyebabkan osteoporosis, vagina menjadi kering, penurunan libido,
estrogen. Terapi harus digunakan setidaknya selama 6 bulan. Efek samping yang
paling umum dirasakan antara lain retensi cairan, penambahan berat badan, nyeri
penurunan nyeri.
signifikan. Efek samping disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah, antara lain
dengan nyeri sedang atau berat terkait endometriosis. Dosis penggunaan 150 mg
sekali sehari atau 200 mg dua kali sehari secara signifikan mengurangi nyeri
31
endometrium yang paling umum, yaitu nyeri panggul dan nyeri terkait seks.
Untuk dosis 150 mg, lama penggunaan obat adalah 24 bulan sedangkan untuk
dosis 200 mg durasi dibatasi hingga 6 bulan, karena obat tersebut menyebabkan
108
penurunan kepadatan mineral tulang. Elagolix adalah antagonis GnRH
penurunan kadar estrogen yang bergantung pada dosis dan efektif dalam
meredakan nyeri endometriosis derajat sedang hingga berat dengan efek jangka
B. Bedah
Terdapat 2 tipe tindakan bedah yang dapat dilakukan, yaitu bedah parsial
atau bedah radikal. Bedah parsial ditujukkan untuk pasien remaja dan perempuan
usia subur yang berencana untuk hamil. Bedah radikal ditujukkan untuk pasien
yang tidak merencanakan kehamilan atau mereka yang terus merasakan nyeri
32
akibat pembedahan umumnya muncul dalam kasus lesi endometriosis infiltrasi
dalam, dimana keluhan dapat terjadi pada fungsi saluran pencernaan, saluran
meliputi fistula rektum (0,3-2%), stenosis usus (2%), dan atonia vesika urinaria
112–114
(4-6%).
2.1.8 Komplikasi
oleh adanya adhesi yang terbentuk pada atau dekat ovarium atau tuba falopi.
Kista dapat berdarah atau pecah, menyebabkan rasa sakit yang hebat.
2.2.1 Definisi
yang bergantung pada keberadaan kalsium dan mengandung zink yang memiliki
sel ganas dengan membentuk kembali stroma jaringan ikat seperti pembuluh
33
darah. Selain itu, MMP pertama diisolasi dan diidentifikasi untuk bertindak
116
sebagai kolagenase.
Komposisi sebagian besar MMP serupa, yaitu terdiri datas domain pro-
dan MMP9 dapat berinteraksi dengan kolagen melalui tiga domain fibronektin
tipe-II. Selain itu, MMP7, MMP23, dan MMP26 tidak memiliki C-terminal
117
seperti domain hemopexin, yang biasanya terdiri dari 190 asam amino.
2.2.2 Produksi
1, 2, 3, dan 4. TIMP dapat berikatan dengan domain katalitik MMP dengan rasio
118
stoikiometri 1:1 dan kemudian memblokir aktivitas enzimatiknya. Keluarga
TIMP mencakup protein dengan substrat spesifik; misalnya, TIMP-1 hanya dapat
mengatur MMP tipe membran, tetapi tiga anggota lainnya memiliki rentang
119
aktivitas biologis yang lebih luas. Selain MMP, TIMP dapat menekan enzim
120–122
lain, seperti enzim dari keluarga disintegrin dan metalloproteinase (ADAM).
34
2.2.3 Mekanisme Aksi
proses patofisiologi.
lesi dapat bertahan. Angiogenesis merupakan proses invasif yang dipicu oleh
MMP yang berkontribusi pada pelepasan sel endotel dan migrasi ke area baru.
Secara khusus, MMP1, 8, dan 13, yang termasuk dalam kolagenase, terkait
35
dengan proses angiogenesis. MMP1 meningkatkan ekspresi reseptor faktor
MMP tidak hanya terkait dengan angiogenesis tetapi juga dapat diaktifkan oleh
117
faktor angiogenik, seperti VEGF dan faktor pertumbuhan fibroblast (FGFs).
dengan meningkatkan sintesis kolagen I dan III serta menurunkan ekspresi MMP2
dan MMP14. Selain itu, penelitian lain melaporkan bahwa defisiensi MT1-MMP
117
menyebabkan fibrosis jaringan karena penurunan degradasi kolagen.
natural killer (NK) menurun pada perempuan dengan endometriosis. MMP dapat
anggota NK grup 2D (NKG2D) dari permukaan sel. Selain itu, MMP dapat
dalam proses pengenalan sel NK terhadap sel target mereka. Penurunan ekspresi
36
karena MMP dapat membantu makrofag untuk mendegradasi matriks
ekstraseluler target yang akan difagosit. IL-10 dan IFN memiliki kemampuan
MMP-2 dan MMP-9 adalah MMP yang paling umum terkait dengan
posterior dan infark miokard akut, serta remodeling otot jantung. Pada penyakit
37
neurodegeneratif, MMP-2 dan MMP-9 menyebabkan gangguan pada sawar darah-
dan MMP-9 mengubah re-epitelisasi pada luka, dan memiliki peran dalam
MMP-2 dan MMP-9 mengintervensi dalam konteks normal dan patologis, seperti
persalinan dan ruptur spontan membran janin serta dalam fase invasi trofoblas
selama implantasi embrio, dan perubahan aktivitas MMP-2 dan MMP-9 telah
38
MMP-14 Adrenal, kolon, uterus, esofagus, vesika Ginjal dan otak
urinaria, jantung, otak, hati, ginjal, lien,
paru-paru, kelenjar getah bening,
prostat, kulit, usus halus, gaster,
payudara, ovarium, dan testis
A. Diabetes Mellitus
pasien dengan diabetes mellitus (DM) tipe 2 dan tipe 2, terutama pasien rawat
124
inap dengan albuminuria dan abnormalitas ginjal yang berat. MMP-2 sangat
dipengaruhi oleh jaringan adiposa pasien obesitas dan menjadi dasar patogenesis
125
kardiomiopati diabetik dengan meningkatkan kandungan kolagen ekstraseluler.
tingkat TIMP-1 yang sangat tinggi serta peningkatan sekresi tumor necrosis factor
126
alpha (TNF-α), interleukin-16 (IL-6), dan IL-17. Terdapat berbagai bukti
mengenai peran MMP-2, MMP-9, MMP-11, MMP-13, dan TIMP-4 pada DM dan
gangguan metabolisme. Dalam kasus luka diabetik, MMP-1, MMP-2, dan MMP-9
127
berperan dalam re-epitelisasi luka melalui migrasi keratinosit, dan kondisi
39
B. Penyembuhan Luka
dan didasarkan pada dua fungsi utama yaitu proliferasi dan migrasi sel. MMP-2
dan MMP-9 memainkan peran penting dalam migrasi sel yang terlibat dalam
selama fase remodeling yang lama, yang memodulasi migrasi keratinosit ke tahap
akhir penyembuhan luka. MMP-1, MMP-2, dan MMP-9 juga berkontribusi pada
re-epitelisasi luka. Pemecahan laminin-5 oleh MMP-2 mendorong migrasi sel sel
129
epidermis.
TIMP-2 dalam serum pasien dengan penyakit ginjal kronik (CKD). MMP-2 dan
diinduksi sitokin pada MMP dan TIMP merupakan mekanisme penting dalam
proses penyakit ginjal. Pada penyakit ginjal, sel imun akan melakukan infiltrasi
130
dan sel ginjal akan mensekresi sitokin pro-inflamasi, meliputi IL-1β dan TNF-α.
D. Neurodegeneratif
berbagai area sistem saraf sehingga terjadi kemunduran fungsi saraf. MMP-2 dan
MMP-9 diekspresikan oleh neuron, astrosit, dan mikroglia di SSP, dan keduanya
40
aktivasi mikroglia dan perkembangan sel inflamasi. Modulasi abnormal MMP
berpartisipasi dalam jalur umum yang terkait dengan perubahan patologis dalam
homeostasis SSP, yaitu akumulasi molekul pro-inflamasi atau agregat protein dan
efek yang menyebabkan kerusakan sawar darah-otak dan infiltrasi leukosit darah
perifer, yang diikuti oleh degradasi mielin dan, selanjutnya terjadi gangguan
aksonal dan hilangnya sel neuron. Berbagai sel otak dan sistem imun dapat
ditemukan di sekitar lesi aktif dan lesi nekrotik. Peningkatan kadar MMP-9 dalam
serum pasien MS, bersamaan dengan peningkatan TIMP-1 dan TIMP-2, telah
diamati dalam beberapa penelitian. TIMP-2 juga meningkat pada monosit pasien
MS. Rasio MMP-2:TIMP-2 serum dapat mewakili indikator yang berguna untuk
132
memantau pasien MS selama fase pemulihan.
dengan usia. Secara patologis, ciri khas PD adalah berkurangnya dopamin striatal,
menimbulkan kerusakan pada tingkat saraf. Ekspresi yang tidak terkendali ini
hanya berkurang oleh keberadaan TIMPs, seperti yang terlihat pada PD, dengan
41
peningkatan ekspresi TIMP-1 dan penurunan ekspresi MMP-2 pada
semua orang yang berusia >70 tahun mengalami kehilangan ingatan yang
signifikan. Astrosit adalah sel SSP yang berhubungan dengan aktivitas neuron dan
MMP-2 dan MMP-9 diekspresikan dalam astrosit, dan ekspresi Aβ mengatur level
Peningkatan ekspresi MMP-2 telah diamati pada astrosit di sekitar plak Alzheimer
E. Penyakit Kardiovaskuler
dan perkembangan aterosklerosis dan CVD lainnya, oleh karena itu, perubahan
42
terkait kontraktilitas, menyebabkan penurunan sensitivitas Ca2+ miofilamen
menunjukkan sifat pro dan anti-inflamasi. Peningkatan kadar MMP-9 dan TIMP-1
dan MMP-9 pada subjek hipertensi tanpa gagal jantung dan peningkatan kadar
MMP-2 pada pasien hipertensi dengan gagal jantung. TIMP-1 dan MMP-1
kerusakan organ target pada pasien dengan hipertensi. Aktivitas MMP-9 dapat
infark miokard (MI) ditandai oleh keberadaan sel inflamasi (terutama neutrofil),
jaringan.
43
F. Masalah Obstetri Ginekologi
janin viabel hidup, umumnya kurang dari 20 minggu atau ketika janin mencapai
146
berat 500 g (kebanyakan antara 6 dan 10 minggu kehamilan). Peningkatan
MMP-2, dan TIMP-2 berperan dalam terminasi dini kehamilan, biasanya sebelum
148
usia kehamilan 12 minggu.
ditandai dengan hipertensi onset baru pada paruh kedua kehamilan disertai dengan
paru, dan gejala serebral atau visual. Selama minggu-minggu pertama kehamilan,
44
9) dan pemeliharaan plasenta (MMP-2). Penurunan ekspresi/aktivitas MMP-2 dan
G. Kanker
H. Penyakit Inflamasi
Peradangan adalah ciri khas dari banyak penyakit kronis dan autoimun,
antara lain kanker, rheumatoid arthritis (RA), osteoarthritis (OA), psoriasis, dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). MMP dan TIMP memainkan peran kunci
151,152
dalam self-regulation peradangan. OA adalah penyakit radang yang paling
yang ditandai dengan nyeri sendi kronis, peradangan, dan kerusakan tulang rawan
153
sendi.
45
TIMP memiliki peran penting dalam degradasi ECM terkait dengan kerusakan
jaringan pada inflamasi dan RA. Studi in vivo menunjukkan peningkatan ekspresi
MMP-2, MMP-3, dan MMP-9 pada RA. Enzim ini memecah komponen matriks
non-kolagen sendi.
Gambar 8. Peran MMP dan TIMP dalam patogenesis penyakit inflamasi 123
dilakukan didapatkan bahwa leptin meningkatkan migrasi dan invasi sel dan aksis
46
LAX4 dapat menekan EMT yang dimediasi estrogen melalui pengikatan pada
159
reseptornya dan dapat menghambat aktivitas MMP2 dan MMP9. Telah
ekstraseluler, seperti estrogen, sitokin, kelebihan zat besi, dan faktor lingkungan,
117
berkontribusi pada regulasi ekspresi MMP.
47
Gambar 9. Berbagai faktor mempengaruhi aktivitas MMP 117
HCB), ekspresi MMP (MMP 2, 3, 9 dan 10) meningkat secara nyata. IL-37
meningkatkan ekspresi MMP melalui beberapa jalur pensinyalan. IL-2 dan IL-27
meningkatkan ekspresi MMP2 dan MMP9 dan kemudian menginduksi invasi dan
48
pensinyalan Wnt. Aksis COX2/PGE2/pAKT, serta aksis leptin/JAK2/STAT3,
Selain itu, MMP2 menjadi target FGA dan LXA4. MMP7 adalah komponen akhir
dalam jalur pensinyalan yang dimediasi EGFR. Zat besi secara nyata
117
meningkatkan aktivitas EMT dan MMP2/9 pada endometriosis.
misalnya, dalam transisi epitel-mesenkimal (EMT), migrasi sel, dan invasi, dan
dan imunologi.
Barbe AM, dkk dalam penelitiannya terkait ekspresi MMP2 pada kasus
49
tinggi (1,7783±0,22 dibandingkan dengan kelompok kontrol 1,41±0,34; p=
0,0017) pada sampel endometrium ektopik dan eutopik dari pasien dengan
endometriosis. Terdapat korelasi yang kuat antara ekspresi MMP-2 (r=0,74) pada
endometrium ektopik dan eutopik sehingga diduga memiliki nilai diagnostik yang
20
menjanjikan.
50
2.4 Kerangka Patofisiologi
Pembentukan jaringan
luka signifikan Nodul
MMP-2
Resiko jaringan fibrosis
menutup tuba fallopi Infertilitas
Faktor mempengaruhi:
1) Usia
2) Hipertensi Akumulasi cairan
3) Diabetes mellitus peradangan didalam Kista
4) Indeks massa tubuh jaringan luka
5) Osteoarthritis
6) Rheumatoid arthritis
7) Riwayat abortus spontan
8) Riwayat
51 preeklampsia
BAB III
Peradangan, angiogenesis
Endometriosis
Faktor mempengaruhi:
1) Usia
2) Hipertensi
Derajat endometriosis 3) Diabetes mellitus
4) Indeks massa tubuh
5) Osteoarthritis
6) Rheumatoid arthritis
7) Riwayat abortus spontan
8) Riwayat preeklampsia
52
3.2 Kerangka Konsep
Derajat
Kadar MMP2 Endometriosis
1, 2, 3, 4
Faktor mempengaruhi:
1) Usia
2) Hipertensi
3) Diabetes mellitus
4) Indeks massa tubuh
5) Osteoarthritis
6) Rheumatoid arthritis
7) Riwayat abortus spontan
8) Riwayat preeklampsia
3.3 Hipotesis
derajat endometriosis.
53
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.4.3 Sampel
Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria
54
2) Diagnosis endometriosis oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi
subspesialis fertilitas
besar sampel penelitian menetapkan pada penelitian ini power of test adalah 95%
dan kemaknaan 5% dan untuk penelitian cross sectional dengan tipe data kontinu,
Keterangan:
55
P1 = Rerata kadar MMP-2 kasus endometriosis stadium IV = 246.05 163
2 2
2( 18.28) (2.92) 2( 334.16)(8.53)
n 1=n2= = =37 sampel
(13.7 )2 187.69
(MMP-2) serum
56
No Variabel Cara Satuan Skala
Pengukuran
dan infertilitas dan
dibuktikan dengan hasil
Patologi anatomi jaringan
yang diperoleh melalui
laparoskopi 26
2. Stadium endometriosis Laparoskopi 1) Stadium 1 Ordinal
Derajat keparahan (minimal): skor 1-5
endometriosis berdasarkan 2) Stadium II (ringan):
American Society for skor 6-15
Reproductive Medicine 41 3) Stadium III
(sedang): skor 16-40
4) Stadium IV (berat):
skor >40
3. Kadar matriks Pemeriksaan darah ng/mL Rasio
metalloproteinase 2 vena
Enzim yang memiliki
kemampuan untuk memecah
protein nonmatriks, serta
beberapa komponen matriks
ekstraseluler (seperti
kolagen, proteoglikan, dan
glikoprotein) 116
57
No Variabel Cara Satuan Skala
Pengukuran
laparoskopi 166 3) Overweight: 23-24.9
kg/m2
4) Obesitas: > 25 kg/m2
8. Riwayat Osteoarthritis Wawancara, 1) Ya Nominal
Penyakit sendi degeneratif pemeriksaan fisik 2) Tidak
yang paling umum ditandai
dengan kehilangan progresif
dan kerusakan kartilago
articular. keluhan 1.Nyeri
sendi lutut
2.Kaku sendi lutut
3.Bentuk sendi lutut
berubah
4.Gangguan fungsi pada
sendi lutut.
5.Keterbatasan gerak
pada lutut
6.Nyeri tekan pada sendi
lutut
7.Tonjolan tulang pada
sendi lutut.
yang didiagnosa oleh dokter
penyakit dalam sub
rheumatologi 167
9. Riwayat Rheumatoid Wawancara, 1) Ya Nominal
arthritis pemeriksaan fisik 2) Tidak
Gangguan autoimun pada
persendian yang ditandai
dengan radang sendi serta
keterlibatan ekstra-artikular
yang didiagnosa oleh dokter
penyakit dalam sub
rheumatologi 168
10. Riwayat Abortus spontan Wawancara 1) Ya Nominal
Keguguran secara alami 2) Tidak
sebelum usia kehamilan dua
puluh minggu 170
11. Riwayat Preeklampsia Wawancara 1) Ya Nominal
Hipertensi onset baru setelah 2) Tidak
usia kehamilan 20 minggu
dengan bukti disfungsi organ
ibu atau uteroplasenta atau
proteinuria 171
4.7 Cara Pengumpulan Data
58
2) Kit pengambilan darah vena: alkohol swab, torniquet, spuit 3cc, tabung serum
separator tube.
4) Alat USG
hasil pemeriksaan kadar MMP-2 dari darah vena pasien endometriosis dan hasil
Pengambilan data subjek penelitian meliputi usia, riwayat hipertensi, riwayat diabetes
mellitus, indeks massa tubuh, riwayat osteoarthritis, riwayat rheumatoid arthritis, ,
riwayat riwayat abortus spontan, dan riwayat preeklampsia
Pemeriksaan histopatologi
Non-endometriosis
Endometriosis
59
4.8 Analisis Data
masing variabel, meliputi rerata, standar deviasi, nilai median, nilai minimal, nilai
derajat 3-4. Apabila sebaran data normal, uji beda menggunakan uji T
Independent. Apabila sebaran data tidak normal, uji beda menggunakan uji Mann
(KEPK) RSUP dr. Kariadi Semarang. Subjek penelitian telah diberi penjelasan
mengenai tujuan, manfaat, protokol penelitian dan efek samping yang dapat
terjadi. Subjek berhak menolak keikutsertaan tanpa ada konsekuensi dan tetap
yang diderita. Subjek berhak untuk keluar dari penelitian atas dasar keinginannya.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
1. Parasar P, Ozcan P, Terry KL. Endometriosis: Epidemiology, Diagnosis and Clinical Management.
Curr Obstet Gynecol Rep. 2017 Mar 27;6(1):34–41.
2. Nnoaham KE, Hummelshoj L, Webster P, d’Hooghe T, de Cicco Nardone F, de
Cicco Nardone C, et al. Impact of endometriosis on quality of life and work
productivity: a multicenter study across ten countries. Fertil Steril. 2011
Aug;96(2):366-373.e8.
3. Greene R, Stratton P, Cleary SD, Ballweg M lou, Sinaii N. Diagnostic experience
among 4,334 women reporting surgically diagnosed endometriosis. Fertil Steril.
2009 Jan;91(1):32–9.
4. Dun EC, Kho KA, Morozov V v., Kearney S, Zurawin JL, Nezhat CH.
Endometriosis in Adolescents. JSLS. 2015;19(2):e2015.00019.
5. Laufer MR. Current Approaches to Optimizing the Treatment of Endometriosis in
Adolescents. Gynecol Obstet Invest. 2008;66(Suppl. 1):19–27.
6. Matalliotakis IM, Cakmak H, Fragouli YG, Goumenou AG, Mahutte NG, Arici
A. Epidemiological characteristics in women with and without endometriosis in
the Yale series. Arch Gynecol Obstet. 2008 May 9;277(5):389–93.
7. Peterson CM, Johnstone EB, Hammoud AO, Stanford JB, Varner MW, Kennedy
A, et al. Risk factors associated with endometriosis: importance of study
population for characterizing disease in the ENDO Study. Am J Obstet Gynecol.
2013 Jun;208(6):451.e1-451.e11.
8. Vercellini P, Eskenazi B, Consonni D, Somigliana E, Parazzini F, Abbiati A, et al.
Oral contraceptives and risk of endometriosis: a systematic review and meta-
analysis. Hum Reprod Update. 2011 Mar 1;17(2):159–70.
9. Vitonis AF, Baer HJ, Hankinson SE, Laufer MR, Missmer SA. A prospective
study of body size during childhood and early adulthood and the incidence of
endometriosis. Human Reproduction. 2010 May 1;25(5):1325–34.
10. Shah DK, Correia KF, Vitonis AF, Missmer SA. Body size and endometriosis:
results from 20 years of follow-up within the Nurses’ Health Study II prospective
cohort. Human Reproduction. 2013 Jul 1;28(7):1783–92.
11. Sinaii N, Plumb K, Cotton L, Lambert A, Kennedy S, Zondervan K, et al.
Differences in characteristics among 1,000 women with endometriosis based on
extent of disease. Fertil Steril. 2008 Mar;89(3):538–45.
12. Borisova A v., Konnon SRD, Tosto V, Gerli S, Radzinsky VE. Obstetrical
complications and outcome in patients with endometriosis. The Journal of
Maternal-Fetal & Neonatal Medicine. 2022 Jul 18;35(14):2663–77.
13. Dunselman GAJ, Vermeulen N, Becker C, Calhaz-Jorge C, D’Hooghe T, de Bie
B, et al. ESHRE guideline: management of women with endometriosis. Human
Reproduction. 2014 Mar 1;29(3):400–12.
62
14. Vodolazkaia A, El-Aalamat Y, Popovic D, Mihalyi A, Bossuyt X, Kyama CM, et
al. Evaluation of a panel of 28 biomarkers for the non-invasive diagnosis of
endometriosis. Human Reproduction. 2012 Sep 1;27(9):2698–711.
15. May KE, Villar J, Kirtley S, Kennedy SH, Becker CM. Endometrial alterations in
endometriosis: a systematic review of putative biomarkers. Hum Reprod Update.
2011 Sep 1;17(5):637–53.
16. Liu H, Wang J, Wang H, Tang N, Li Y, Zhang Y, et al. Correlation between
matrix metalloproteinase-9 and endometriosis. Int J Clin Exp Pathol.
2015;8(10):13399–404.
17. Yang H, Liu J, Fan Y, Guo Q, Ge L, Yu N, et al. Associations between various
possible promoter polymorphisms of MMPs genes and endometriosis risk: a meta-
analysis. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive
Biology. 2016 Oct;205:174–88.
18. Lu Z, Zhang W, Jiang S, Zou J, Li Y. Effect of oxygen tensions on the
proliferation and angiogenesis of endometriosis heterograft in severe combined
immunodeficiency mice. Fertil Steril. 2014 Feb;101(2):568–76.
19. Signorile PG, Baldi A. Endometriosis: New concepts in the pathogenesis. Int J
Biochem Cell Biol. 2010 Jun;42(6):778–80.
20. Barbe AM, Berbets AM, Davydenko IS, Koval HD, Yuzko VO, Yuzko OM.
Expression and Significance of Matrix Metalloproteinase-2 and Matrix
Metalloproteinas-9 in Endometriosis. J Med Life. 2020 Jul;13(3):314–20.
21. Vercellini P, Viganò P, Somigliana E, Fedele L. Endometriosis: pathogenesis and
treatment. Nat Rev Endocrinol. 2014 May 24;10(5):261–75.
22. Weigel MT, Krämer J, Schem C, Wenners A, Alkatout I, Jonat W, et al.
Differential expression of MMP-2, MMP-9 and PCNA in endometriosis and
endometrial carcinoma. European Journal of Obstetrics & Gynecology and
Reproductive Biology. 2012 Jan;160(1):74–8.
23. Tarki SE, Far IS, Aminimoghaddam S, Fooladi B, Sarhangi N, Farahani MS, et al.
Investigating the association of matrix metalloproteinase-2 gene variants with
endometriosis in an Iranian population. European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology. 2021 Mar;258:353–7.
24. Szymanowski K, Mikołajczyk M, Wirstlein P, Dera-Szymanowska A. Matrix
metalloproteinase-2 (MMP-2), MMP-9, tissue inhibitor of matrix
metalloproteinases (TIMP-1) and transforming growth factor-β2 (TGF-β2)
expression in eutopic endometrium of women with peritoneal endometriosis.
Annals of Agricultural and Environmental Medicine. 2016 Sep 27;23(4):649–53.
25. Jana S, Chatterjee K, Ray AK, DasMahapatra P, Swarnakar S. Regulation of
Matrix Metalloproteinase-2 Activity by COX-2-PGE2-pAKT Axis Promotes
Angiogenesis in Endometriosis. PLoS One. 2016 Oct 3;11(10):e0163540.
63
26. Agarwal SK, Chapron C, Giudice LC, Laufer MR, Leyland N, Missmer SA, et al.
Clinical diagnosis of endometriosis: a call to action. Am J Obstet Gynecol. 2019
Apr;220(4):354.e1-354.e12.
27. Florova MS, Yarmolinskaya MI, Potin V v. Prospects of metformin in the
treatment of endometriosis. Journal of obstetrics and women’s diseases. 2017 Mar
15;66(2):67–76.
28. Hudelist G, Ballard K, English J, Wright J, Banerjee S, Mastoroudes H, et al.
Transvaginal sonography vs. clinical examination in the preoperative diagnosis of
deep infiltrating endometriosis. Ultrasound in Obstetrics & Gynecology. 2011 Apr
23;37(4):480–7.
29. Crispi CP, de Souza CAP, Oliveira MAP, Dibi RP, Cardeman L, Sato H, et al.
Endometriosis of the Round Ligament of the Uterus. J Minim Invasive Gynecol.
2012 Jan;19(1):46–51.
30. Leone Roberti Maggiore U, Ferrero S, Mangili G, Bergamini A, Inversetti A,
Giorgione V, et al. A systematic review on endometriosis during pregnancy:
diagnosis, misdiagnosis, complications and outcomes. Hum Reprod Update. 2016
Jan;22(1):70–103.
31. Defrere S, Lousse JC, Gonzalez-Ramos R, Colette S, Donnez J, van
Langendonckt A. Potential involvement of iron in the pathogenesis of peritoneal
endometriosis. Mol Hum Reprod. 2008 Jul 1;14(7):377–85.
32. Smolarz B, Szyłło K, Romanowicz H. Endometriosis: Epidemiology,
Classification, Pathogenesis, Treatment and Genetics (Review of Literature). Int J
Mol Sci. 2021 Sep 29;22(19):10554.
33. Simoens S, Dunselman G, Dirksen C, Hummelshoj L, Bokor A, Brandes I, et al.
The burden of endometriosis: costs and quality of life of women with
endometriosis and treated in referral centres. Human Reproduction. 2012 May
1;27(5):1292–9.
34. de Graaff AA, D’Hooghe TM, Dunselman GAJ, Dirksen CD, Hummelshoj L,
Simoens S, et al. The significant effect of endometriosis on physical, mental and
social wellbeing: results from an international cross-sectional survey. Human
Reproduction. 2013 Oct 1;28(10):2677–85.
35. Tang Y, Zhao M, Lin L, Gao Y, Chen GQ, Chen S, et al. Is body mass index
associated with the incidence of endometriosis and the severity of dysmenorrhoea:
a case–control study in China? BMJ Open. 2020 Sep;10(9):e037095.
36. Yamamoto A, Harris HR, Vitonis AF, Chavarro JE, Missmer SA. A prospective
cohort study of meat and fish consumption and endometriosis risk. Am J Obstet
Gynecol. 2018 Aug;219(2):178.e1-178.e10.
37. Laganà AS, Garzon S, Götte M, Viganò P, Franchi M, Ghezzi F, et al. The
Pathogenesis of Endometriosis: Molecular and Cell Biology Insights. Int J Mol
Sci. 2019 Nov 10;20(22):5615.
64
38. Burney RO. Biomarker development in endometriosis. Scand J Clin Lab Invest.
2014 Aug;74(sup244):75–81.
39. Asghari S, Valizadeh A, Aghebati-Maleki L, Nouri M, Yousefi M. Endometriosis:
Perspective, lights, and shadows of etiology. Biomedicine & Pharmacotherapy.
2018 Oct;106:163–74.
40. Laschke MW, Giebels C, Menger MD. Vasculogenesis: a new piece of the
endometriosis puzzle. Hum Reprod Update. 2011 Sep 1;17(5):628–36.
41. Lee SY, Koo YJ, Lee DH. Classification of endometriosis. Yeungnam Univ J
Med. 2021 Jan 31;38(1):10–8.
42. Fernando S, Soh PQ, Cooper M, Evans S, Reid G, Tsaltas J, et al. Reliability of
Visual Diagnosis of Endometriosis. J Minim Invasive Gynecol. 2013
Nov;20(6):783–9.
43. Moradi M, Parker M, Sneddon A, Lopez V, Ellwood D. Impact of endometriosis
on women’s lives: a qualitative study. BMC Womens Health. 2014 Dec
4;14(1):123.
44. Hudelist G, Fritzer N, Thomas A, Niehues C, Oppelt P, Haas D, et al. Diagnostic
delay for endometriosis in Austria and Germany: causes and possible
consequences. Human Reproduction. 2012 Dec 1;27(12):3412–6.
45. Fourquet J, Sinaii N, Stratton P, Khayel F, Alvarez-Garriga C, Bayona M, et al.
Characteristics of Women with Endometriosis from the USA and Puerto Rico. J
Endometr Pelvic Pain Disord. 2015 Oct 10;7(4):129–35.
46. Staal AHJ, van der Zanden M, Nap AW. Diagnostic Delay of Endometriosis in
the Netherlands. Gynecol Obstet Invest. 2016;81(4):321–4.
47. Soliman AM, Fuldeore M, Snabes MC. Factors Associated with Time to
Endometriosis Diagnosis in the United States. J Womens Health. 2017
Jul;26(7):788–97.
48. Culley L, Law C, Hudson N, Denny E, Mitchell H, Baumgarten M, et al. The
social and psychological impact of endometriosis on women’s lives: a critical
narrative review. Hum Reprod Update. 2013 Nov 1;19(6):625–39.
49. Issa B, Onon TS, Agrawal A, Shekhar C, Morris J, Hamdy S, et al. Visceral
hypersensitivity in endometriosis: a new target for treatment? Gut. 2012
Mar;61(3):367–72.
50. As-Sanie S, Harris RE, Harte SE, Tu FF, Neshewat G, Clauw DJ. Increased
Pressure Pain Sensitivity in Women With Chronic Pelvic Pain. Obstetrics &
Gynecology. 2013 Nov;122(5):1047–55.
51. Li T, Mamillapalli R, Ding S, Chang H, Liu ZW, Gao XB, et al. Endometriosis
alters brain electrophysiology, gene expression and increases pain sensitization,
anxiety, and depression in female mice†. Biol Reprod. 2018 Aug 1;99(2):349–59.
65
52. Schliep KC, Mumford SL, Peterson CM, Chen Z, Johnstone EB, Sharp HT, et al.
Pain typology and incident endometriosis. Human Reproduction. 2015
Oct;30(10):2427–38.
53. DiVasta AD, Vitonis AF, Laufer MR, Missmer SA. Spectrum of symptoms in
women diagnosed with endometriosis during adolescence vs adulthood. Am J
Obstet Gynecol. 2018 Mar;218(3):324.e1-324.e11.
54. Nnoaham KE, Hummelshoj L, Kennedy SH, Jenkinson C, Zondervan KT.
Developing symptom-based predictive models of endometriosis as a clinical
screening tool: results from a multicenter study. Fertil Steril. 2012 Sep;98(3):692-
701.e5.
55. Flores I, Abreu S, Abac S, Fourquet J, Laboy J, Ríos-Bedoya C. Self-reported
prevalence of endometriosis and its symptoms among Puerto Rican women.
International Journal of Gynecology & Obstetrics. 2008 Mar;100(3):257–61.
56. Ballard K, Seaman H, de Vries C, Wright J. Can symptomatology help in the
diagnosis of endometriosis? Findings from a national case-control study-Part 1.
BJOG. 2008 Oct;115(11):1382–91.
57. Lafay Pillet MC, Huchon C, Santulli P, Borghese B, Chapron C, Fauconnier A. A
clinical score can predict associated deep infiltrating endometriosis before surgery
for an endometrioma. Human Reproduction. 2014 Aug;29(8):1666–76.
58. Saha R, Marions L, Tornvall P. Validity of self-reported endometriosis and
endometriosis-related questions in a Swedish female twin cohort. Fertil Steril.
2017 Jan;107(1):174-178.e2.
59. Heitmann RJ, Langan KL, Huang RR, Chow GE, Burney RO. Premenstrual
spotting of ≥2 days is strongly associated with histologically confirmed
endometriosis in women with infertility. Am J Obstet Gynecol. 2014
Oct;211(4):358.e1-358.e6.
60. Marasinghe JP, Senanayake H, Saravanabhava N, Arambepola C, Condous G,
Greenwood P. History, pelvic examination findings and mobility of ovaries as a
sonographic marker to detect pelvic adhesions with fixed ovaries. Journal of
Obstetrics and Gynaecology Research. 2014 Mar;40(3):785–90.
61. Fuldeore MJ, Soliman AM. Prevalence and Symptomatic Burden of Diagnosed
Endometriosis in the United States: National Estimates from a Cross-Sectional
Survey of 59,411 Women. Gynecol Obstet Invest. 2017;82(5):453–61.
62. Ashrafi M, Sadatmahalleh SJ, Akhoond MR, Talebi M. Evaluation of Risk
Factors Associated with Endometriosis in Infertile Women. Int J Fertil Steril.
2016;10(1):11–21.
63. Zondervan KT, Becker CM, Missmer SA. Endometriosis. New England Journal
of Medicine. 2020 Mar 26;382(13):1244–56.
64. Guerriero S, Saba L, Pascual MA, Ajossa S, Rodriguez I, Mais V, et al.
Transvaginal ultrasound vs magnetic resonance imaging for diagnosing deep
66
infiltrating endometriosis: systematic review and meta-analysis. Ultrasound in
Obstetrics & Gynecology. 2018 May;51(5):586–95.
65. Chamié LP, Ribeiro DMFR, Tiferes DA, Macedo Neto AC de, Serafini PC.
Atypical Sites of Deeply Infiltrative Endometriosis: Clinical Characteristics and
Imaging Findings. RadioGraphics. 2018 Jan;38(1):309–28.
66. Guerriero S, Condous G, van den Bosch T, Valentin L, Leone FPG, van
Schoubroeck D, et al. Systematic approach to sonographic evaluation of the pelvis
in women with suspected endometriosis, including terms, definitions and
measurements: a consensus opinion from the International Deep Endometriosis
Analysis (IDEA) group. Ultrasound in Obstetrics & Gynecology. 2016
Sep;48(3):318–32.
67. Scioscia M, Virgilio BA, Laganà AS, Bernardini T, Fattizzi N, Neri M, et al.
Differential Diagnosis of Endometriosis by Ultrasound: A Rising Challenge.
Diagnostics. 2020 Oct 20;10(10):848.
68. van Holsbeke C, van Calster B, Guerriero S, Savelli L, Paladini D, Lissoni AA, et
al. Endometriomas: their ultrasound characteristics. Ultrasound in Obstetrics and
Gynecology. 2010 Apr 20;n/a-n/a.
69. May KE, Conduit-Hulbert SA, Villar J, Kirtley S, Kennedy SH, Becker CM.
Peripheral biomarkers of endometriosis: a systematic review. Hum Reprod
Update. 2010 Nov 1;16(6):651–74.
70. Socolov R, Butureanu S, Angioni S, Sindilar A, Boiculese L, Cozma L, et al. The
value of serological markers in the diagnosis and prognosis of endometriosis: a
prospective case–control study. European Journal of Obstetrics & Gynecology
and Reproductive Biology. 2011 Feb;154(2):215–7.
71. Mabrouk M, Elmakky A, Caramelli E, Farina A, Mignemi G, Venturoli S, et al.
Performance of peripheral (serum and molecular) blood markers for diagnosis of
endometriosis. Arch Gynecol Obstet. 2012 May 8;285(5):1307–12.
72. He RH, Yao WM, Wu LY, Mao YY. Highly elevated serum CA-125 levels in
patients with non-malignant gynecological diseases. Arch Gynecol Obstet. 2011
Mar 11;283(S1):107–10.
73. Fassbender A, Burney RO, F. O D, D’Hooghe T, Giudice L. Update on
Biomarkers for the Detection of Endometriosis. Biomed Res Int. 2015;2015:1–14.
74. Vodolazkaia A, Bossuyt X, Fassbender A, Kyama CM, Meuleman C, Peeraer K,
et al. A high sensitivity assay is more accurate than a classical assay for the
measurement of plasma CRP levels in endometriosis. Reproductive Biology and
Endocrinology. 2011 Dec 9;9(1):113.
75. Drosdzol-Cop A, Skrzypulec-Plinta V, Stojko R. Serum and Peritoneal Fluid
Immunological Markers in Adolescent Girls With Chronic Pelvic Pain. Obstet
Gynecol Surv. 2012 Jun;67(6):374–81.
67
76. Tuten A, Kucur M, Imamoglu M, Kaya B, Acikgoz AS, Yilmaz N, et al. Copeptin
is associated with the severity of endometriosis. Arch Gynecol Obstet. 2014 Jul
1;290(1):75–82.
77. Tuten A, Kucur M, Imamoglu M, Oncul M, Acikgoz AS, Sofiyeva N, et al. Serum
YKL-40 levels are altered in endometriosis. Gynecological Endocrinology. 2014
May 17;30(5):381–4.
78. Wölfler MM, Meinhold-Heerlein IM, Henkel C, Rath W, Neulen J, Maass N, et
al. Reduced hemopexin levels in peritoneal fluid of patients with endometriosis.
Fertil Steril. 2013 Sep;100(3):777-781.e2.
79. Prieto L, Quesada JF, Cambero O, Pacheco A, Pellicer A, Codoceo R, et al.
Analysis of follicular fluid and serum markers of oxidative stress in women with
infertility related to endometriosis. Fertil Steril. 2012 Jul;98(1):126–30.
80. Verit FF, Erel O, Celik N. Serum paraoxonase-1 activity in women with
endometriosis and its relationship with the stage of the disease. Human
Reproduction. 2007 Nov 16;23(1):100–4.
81. Sharma I, Dhaliwal LK, Saha SC, Sangwan S, Dhawan V. Role of 8-iso-
prostaglandin F2α and 25-hydroxycholesterol in the pathophysiology
of endometriosis. Fertil Steril. 2010 Jun;94(1):63–70.
82. Lambrinoudaki I v., Augoulea A, Christodoulakos GE, Economou E v., Kaparos
G, Kontoravdis A, et al. Measurable serum markers of oxidative stress response in
women with endometriosis. Fertil Steril. 2009 Jan;91(1):46–50.
83. Cho S, Ahn YS, Choi YS, Seo SK, Nam A, Kim HY, et al. Endometrial
Osteopontin mRNA Expression and Plasma Osteopontin Levels are Increased in
Patients with Endometriosis. American Journal of Reproductive Immunology.
2009 Mar 2;61(4):286–93.
84. Singh AK, Chattopadhyay R, Chakravarty B, Chaudhury K. Altered circulating
levels of matrix metalloproteinases 2 and 9 and their inhibitors and effect of
progesterone supplementation in women with endometriosis undergoing in vitro
fertilization. Fertil Steril. 2013 Jul;100(1):127-134.e1.
85. Malvezzi H, Aguiar VG, Paz CCP de, Tanus-Santos JE, Penna IA de A, Navarro
PA. Increased Circulating MMP-2 Levels in Infertile Patients With Moderate and
Severe Pelvic Endometriosis. Reproductive Sciences. 2013 May 30;20(5):557–62.
86. de Sanctis P, Elmakky A, Farina A, Caramelli E, Seracchioli R, Mabrouk M, et al.
Matrix Metalloproteinase-3 mRNA: A Promising Peripheral Blood Marker for
Diagnosis of Endometriosis. Gynecol Obstet Invest. 2011;71(2):118–23.
87. Nabeta M, Abe Y, Haraguchi R, Kito K, Kusanagi Y, Ito M. Serum anti-PDIK1L
autoantibody as a novel marker for endometriosis. Fertil Steril. 2010
Dec;94(7):2552-2557.e1.
68
88. Nabeta M, Abe Y, Takaoka Y, Kusanagi Y, Ito M. Identification of anti-syntaxin
5 autoantibody as a novel serum marker of endometriosis. J Reprod Immunol.
2011 Sep;91(1–2):48–55.
89. Yi YC, Wang SC, Chao CC, Su CL, Lee YL, Chen LY. Evaluation of serum
autoantibody levels in the diagnosis of ovarian endometrioma. J Clin Lab Anal.
2010 Sep 20;24(5):357–62.
90. Gajbhiye R, Sonawani A, Khan S, Suryawanshi A, Kadam S, Warty N, et al.
Identification and validation of novel serum markers for early diagnosis of
endometriosis. Human Reproduction. 2012 Feb 1;27(2):408–17.
91. Suryawanshi S, Vlad AM, Lin HM, Mantia-Smaldone G, Laskey R, Lee M, et al.
Plasma MicroRNAs as Novel Biomarkers for Endometriosis and Endometriosis-
Associated Ovarian Cancer. Clinical Cancer Research. 2013 Mar 1;19(5):1213–
24.
92. Wang WT, Zhao YN, Han BW, Hong SJ, Chen YQ. Circulating MicroRNAs
Identified in a Genome-Wide Serum MicroRNA Expression Analysis as
Noninvasive Biomarkers for Endometriosis. J Clin Endocrinol Metab. 2013
Jan;98(1):281–9.
93. Khanaki K, Nouri M, Ardekani AM, Ghassemzadeh A, Shahnazi V, Sadeghi MR,
et al. Evaluation of the relationship between endometriosis and omega-3 and
omega-6 polyunsaturated fatty acids. Iran Biomed J. 2012;16(1):38–43.
94. Vouk K, Hevir N, Ribič-Pucelj M, Haarpaintner G, Scherb H, Osredkar J, et al.
Discovery of phosphatidylcholines and sphingomyelins as biomarkers for ovarian
endometriosis. Human Reproduction. 2012 Oct;27(10):2955–65.
95. Dutta M, Joshi M, Srivastava S, Lodh I, Chakravarty B, Chaudhury K. A
metabonomics approach as a means for identification of potential biomarkers for
early diagnosis of endometriosis. Mol Biosyst. 2012;8(12):3281.
96. Pascoal E, Wessels JM, Aas‐Eng MK, Abrao MS, Condous G, Jurkovic D, et al.
Strengths and limitations of diagnostic tools for endometriosis and relevance in
diagnostic test accuracy research. Ultrasound in Obstetrics & Gynecology. 2022
Sep;60(3):309–27.
97. Ahmad G, Baker J, Finnerty J, Phillips K, Watson A. Laparoscopic entry
techniques. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2019 Jan 18;2019(1).
98. Warren DK, Nickel KB, Wallace AE, Mines D, Tian F, Symons WJ, et al. Risk
Factors for Surgical Site Infection After Cholecystectomy. Open Forum Infect
Dis. 2017 Apr 1;4(2).
99. Mancini M, Righetto M, Dal Moro F, Zattoni F. Incidence and Treatment of
Incarcerated Trocar-Site Hernias After Robotic Surgery: Presentation of Three
Cases. J Endourol Case Rep. 2020 Dec 1;6(4):271–4.
69
100. Mak J, Leonardi M, Condous G. ‘Seeing is believing’: arguing for diagnostic
laparoscopy as a diagnostic test for endometriosis. Reproduction and Fertility.
2022 Jul 1;3(3):C23–8.
101. Gratton SM, Choudhry AJ, Vilos GA, Vilos A, Baier K, Holubeshen S, et al.
Diagnosis of Endometriosis at Laparoscopy: A Validation Study Comparing
Surgeon Visualization with Histologic Findings. Journal of Obstetrics and
Gynaecology Canada. 2022 Feb;44(2):135–41.
102. Simedrea V, Margan MM, Dobrescu RP, Cioroianu I, Radu G, Nicolescu R.
Laparoscopic surgery for deep infiltrating endometriosis (DIE) - clinical
management and outcome in a multidisciplinary center. Semantic Scholar. 2016
Sep 20;12(3):118–25.
103. Xue RH, Li J, Huang Z, Li ZZ, Chen L, Lin Q, et al. Is tubal endometriosis an
asymmetric disease? A 17-year retrospective study. Arch Gynecol Obstet. 2020
Mar 29;301(3):721–7.
104. Hill CJ, Fakhreldin M, Maclean A, Dobson L, Nancarrow L, Bradfield A, et al.
Endometriosis and the Fallopian Tubes: Theories of Origin and Clinical
Implications. J Clin Med. 2020 Jun 18;9(6):1905.
105. Basta A, Brucka A, Górski J, Kotarski J, Kulig B, Oszukowski P, et al. [The
statement of Polish Society’s Experts Group concerning diagnostics and methods
of endometriosis treatment]. Ginekol Pol. 2012 Nov;83(11):871–6.
106. Horne A, Daniels J, Hummelshoj L, Cox E, Cooper K. Surgical removal of
superficial peritoneal endometriosis for managing women with chronic pelvic
pain: time for a rethink? BJOG. 2019 Nov 16;126(12):1414–6.
107. Donnez J, Dolmans MM. Endometriosis and Medical Therapy: From
Progestogens to Progesterone Resistance to GnRH Antagonists: A Review. J Clin
Med. 2021 Mar 5;10(5):1085.
108. Taylor HS, Giudice LC, Lessey BA, Abrao MS, Kotarski J, Archer DF, et al.
Treatment of Endometriosis-Associated Pain with Elagolix, an Oral GnRH
Antagonist. New England Journal of Medicine. 2017 Jul 6;377(1):28–40.
109. Shebley M, Polepally AR, Nader A, Ng JW, Winzenborg I, Klein CE, et al.
Clinical Pharmacology of Elagolix: An Oral Gonadotropin-Releasing Hormone
Receptor Antagonist for Endometriosis. Clin Pharmacokinet. 2020 Mar
21;59(3):297–309.
110. Abbas Suleiman A, Nader A, Winzenborg I, Beck D, Polepally AR, Ng J, et al.
Exposure‐Safety Analyses Identify Predictors of Change in Bone Mineral Density
and Support Elagolix Labeling for Endometriosis‐Associated Pain. CPT
Pharmacometrics Syst Pharmacol. 2020 Nov 8;9(11):639–48.
111. Nezhat C, Schipper. Video-assisted laparoscopy for the detection and diagnosis of
endometriosis: safety, reliability, and invasiveness. Int J Womens Health. 2012
Jul;383.
70
112. Roman H, Vassilieff M, Tuech JJ, Huet E, Savoye G, Marpeau L, et al.
Postoperative digestive function after radical versus conservative surgical
philosophy for deep endometriosis infiltrating the rectum. Fertil Steril. 2013
May;99(6):1695-1704.e6.
113. Spagnolo E, Zannoni L, Raimondo D, Ferrini G, Mabrouk M, Benfenati A, et al.
Urodynamic Evaluation and Anorectal Manometry Pre- and Post-operative Bowel
Shaving Surgical Procedure for Posterior Deep Infiltrating Endometriosis: A Pilot
Study. J Minim Invasive Gynecol. 2014 Nov;21(6):1080–5.
114. Mabrouk M, Raimondo D, Altieri M, Arena A, del Forno S, Moro E, et al.
Surgical, Clinical, and Functional Outcomes in Patients with Rectosigmoid
Endometriosis in the Gray Zone: 13-Year Long-Term Follow-up. J Minim
Invasive Gynecol. 2019 Sep;26(6):1110–6.
115. Agarwal N, Subramanian A. Endometriosis - Morphology, clinical presentations
and molecular pathology. J Lab Physicians. 2010 Jan 29;2(01):001–9.
116. Kapoor C, Vaidya S, Wadhwan V, Hitesh, Kaur G, Pathak A. Seesaw of matrix
metalloproteinases (MMPs). J Cancer Res Ther. 2016;12(1):28.
117. Ke J, Ye J, Li M, Zhu Z. The Role of Matrix Metalloproteinases in Endometriosis:
A Potential Target. Biomolecules. 2021 Nov 22;11(11):1739.
118. Zakiyanov O, Kalousová M, Zima T, Tesař V. Matrix Metalloproteinases in Renal
Diseases: A Critical Appraisal. Kidney Blood Press Res. 2019;44(3):298–330.
119. Bałkowiec M, Maksym R, Włodarski P. The bimodal role of matrix
metalloproteinases and their inhibitors in etiology and pathogenesis of
endometriosis (Review). Mol Med Rep. 2018 Jul 23;
120. Rai GP, Baird SK. Tissue inhibitor of matrix metalloproteinase-3 has both anti-
metastatic and anti-tumourigenic properties. Clin Exp Metastasis. 2020 Feb
1;37(1):69–76.
121. Fujii T, Duarte S, Lee E, Ke B, Busuttil RW, Coito AJ. Tissue Inhibitor of
Metalloproteinase 3 Deficiency Disrupts the Hepatocyte E‐Cadherin/β ‐Catenin
Complex and Induces Cell Death in Liver Ischemia/Reperfusion Injury. Liver
Transplantation. 2020 Jan 25;26(1):113–26.
122. Opdenakker G, Abu El-Asrar A. Metalloproteinases mediate diabetes-induced
retinal neuropathy and vasculopathy. Cellular and Molecular Life Sciences. 2019
Aug 10;76(16):3157–66.
123. Cabral-Pacheco GA, Garza-Veloz I, Castruita-De la Rosa C, Ramirez-Acuña JM,
Perez-Romero BA, Guerrero-Rodriguez JF, et al. The Roles of Matrix
Metalloproteinases and Their Inhibitors in Human Diseases. Int J Mol Sci. 2020
Dec 20;21(24):9739.
124. Garcia-Fernandez, Jacobs-Cachá, Mora-Gutiérrez, Vergara, Orbe, Soler. Matrix
Metalloproteinases in Diabetic Kidney Disease. J Clin Med. 2020 Feb 8;9(2):472.
71
125. Lee HW, Lee SJ, Lee MY, Park MW, Kim SS, Shin N, et al. Enhanced cardiac
expression of two isoforms of matrix metalloproteinase-2 in experimental diabetes
mellitus. PLoS One. 2019 Aug 28;14(8):e0221798.
126. Kologrivova I v., Suslova TE, Koshel’skaya OA, Vinnitskaya I v., Trubacheva
OA. System of Matrix Metalloproteinases and Cytokine Secretion in Type 2
Diabetes Mellitus and Impaired Carbohydrate Tolerance Associated with Arterial
Hypertension. Bull Exp Biol Med. 2014 Mar 25;156(5):635–8.
127. Rohani MG, Parks WC. Matrix remodeling by MMPs during wound repair.
Matrix Biology. 2015 May;44–46:113–21.
128. Chang M. Restructuring of the extracellular matrix in diabetic wounds and
healing: A perspective. Pharmacol Res. 2016 May;107:243–8.
129. Pastar I, Stojadinovic O, Yin NC, Ramirez H, Nusbaum AG, Sawaya A, et al.
Epithelialization in Wound Healing: A Comprehensive Review. Adv Wound Care
(New Rochelle). 2014 Jul;3(7):445–64.
130. Kobusiak-Prokopowicz M, Krzysztofik J, Kaaz K, Jolda-Mydlowska B, Mysiak
A. MMP-2 and TIMP-2 in patients with heart failure and chronic kidney disease.
Open Medicine. 2018 Jun 14;13(1):237–46.
131. Tokito A, Jougasaki M. Matrix Metalloproteinases in Non-Neoplastic Disorders.
Int J Mol Sci. 2016 Jul 21;17(7):1178.
132. Brkic M, Balusu S, Libert C, Vandenbroucke RE. Friends or Foes: Matrix
Metalloproteinases and Their Multifaceted Roles in Neurodegenerative Diseases.
Mediators Inflamm. 2015;2015:1–27.
133. Poewe W, Seppi K, Tanner CM, Halliday GM, Brundin P, Volkmann J, et al.
Parkinson disease. Nat Rev Dis Primers. 2017 Mar 23;3(1):17013.
134. Chung YC, Kim YS, Bok E, Yune TY, Maeng S, Jin BK. MMP-3 Contributes to
Nigrostriatal Dopaminergic Neuronal Loss, BBB Damage, and
Neuroinflammation in an MPTP Mouse Model of Parkinson’s Disease. Mediators
Inflamm. 2013;2013:1–11.
135. Kalani A, Kamat PK, Familtseva A, Chaturvedi P, Muradashvili N, Narayanan N,
et al. Role of MicroRNA29b in Blood–Brain Barrier Dysfunction during
Hyperhomocysteinemia: An Epigenetic Mechanism. Journal of Cerebral Blood
Flow & Metabolism. 2014 Jul 7;34(7):1212–22.
136. Roth GA, Johnson C, Abajobir A, Abd-Allah F, Abera SF, Abyu G, et al. Global,
Regional, and National Burden of Cardiovascular Diseases for 10 Causes, 1990 to
2015. J Am Coll Cardiol. 2017 Jul;70(1):1–25.
137. Hopps E, Caimi G. Matrix metalloproteases as a pharmacological target in
cardiovascular diseases. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 2015;19(14):2583–9.
138. Gao L, Zheng YJ, Gu SS, Tan JL, Paul C, Wang YG, et al. Degradation of cardiac
myosin light chain kinase by matrix metalloproteinase-2 contributes to myocardial
72
contractile dysfunction during ischemia/reperfusion. J Mol Cell Cardiol. 2014
Dec;77:102–12.
139. Onal IK, Altun B, Onal ED, Kırkpantur A, Gul Oz S, Turgan C. Serum levels of
MMP-9 and TIMP-1 in primary hypertension and effect of antihypertensive
treatment. Eur J Intern Med. 2009 Jul;20(4):369–72.
140. Samadian F, Dalili N, Jamalian A. Lifestyle Modifications to Prevent and Control
Hypertension. Iran J Kidney Dis. 2016 Sep;10(5):237–63.
141. Halade G v., Jin YF, Lindsey ML. Matrix metalloproteinase (MMP)-9: A
proximal biomarker for cardiac remodeling and a distal biomarker for
inflammation. Pharmacol Ther. 2013 Jul;139(1):32–40.
142. Godbole G, Suman P, Gupta SK, Modi D. Decidualized endometrial stromal cell
derived factors promote trophoblast invasion. Fertil Steril. 2011 Mar;95(4):1278–
83.
143. Fauser BCJM, Tarlatzis BC, Rebar RW, Legro RS, Balen AH, Lobo R, et al.
Consensus on women’s health aspects of polycystic ovary syndrome (PCOS): the
Amsterdam ESHRE/ASRM-Sponsored 3rd PCOS Consensus Workshop Group.
Fertil Steril. 2012 Jan;97(1):28-38.e25.
144. Dambala K, Vavilis D, Bili E, Goulis DG, Tarlatzis BC. Serum visfatin, vascular
endothelial growth factor and matrix metalloproteinase-9 in women with
polycystic ovary syndrome. Gynecological Endocrinology. 2017 Jul 3;33(7):529–
33.
145. Gomes VA, Vieira CS, Jacob-Ferreira AL, Belo VA, Soares GM, Fernandes JBF,
et al. Imbalanced circulating matrix metalloproteinases in polycystic ovary
syndrome. Mol Cell Biochem. 2011 Jul 25;353(1–2):251–7.
146. Barišić A, Dević Pavlić S, Ostojić S, Pereza N. Matrix metalloproteinase and
tissue inhibitors of metalloproteinases gene polymorphisms in disorders that
influence fertility and pregnancy complications: A systematic review and meta-
analysis. Gene. 2018 Mar;647:48–60.
147. Schatz F, Guzeloglu-Kayisli O, Arlier S, Kayisli UA, Lockwood CJ. The role of
decidual cells in uterine hemostasis, menstruation, inflammation, adverse
pregnancy outcomes and abnormal uterine bleeding. Hum Reprod Update. 2016
Jun;22(4):497–515.
148. Nissi R, Talvensaari-Mattila A, Kotila V, Niinimäki M, Järvelä I, Turpeenniemi-
Hujanen T. Circulating matrix metalloproteinase MMP-9 and MMP-2/TIMP-2
complex are associated with spontaneous early pregnancy failure. Reproductive
Biology and Endocrinology. 2013;11(1):2.
149. Chen J, Khalil RA. Matrix Metalloproteinases in Normal Pregnancy and
Preeclampsia. Prog Mol Biol Transl Sci. 2017;148(1):87–165.
150. Yi YC, Chen MK, Chen LY, Ho ESC, Ying TH, Wang PH, et al. Genetic
polymorphism of the tissue inhibitor of metalloproteinase-1 is associated with an
73
increased risk of endometrial cancer. Clinica Chimica Acta. 2009 Nov;409(1–
2):127–31.
151. He J, Qin M, Chen Y, Hu Z, Xie F, Ye L, et al. Epigenetic regulation of matrix
metalloproteinases in inflammatory diseases: a narrative review. Cell Biosci. 2020
Dec 18;10(1):86.
152. Menou A, Duitman J, Crestani B. The impaired proteases and anti-proteases
balance in Idiopathic Pulmonary Fibrosis. Matrix Biology. 2018 Aug;68–69:382–
403.
153. Chow YY, Chin KY. The Role of Inflammation in the Pathogenesis of
Osteoarthritis. Mediators Inflamm. 2020 Mar 3;2020:1–19.
154. Alamgeer A, Hasan UH, Uttra AM, Qasim S, Ikram J, Saleem M, et al.
Phytochemicals targeting matrix metalloproteinases regulating tissue degradation
in inflammation and rheumatoid arthritis. Phytomedicine. 2020 Jan;66:153134.
155. Ahn JH, Choi YS, Choi JH. Leptin promotes human endometriotic cell migration
and invasion by up-regulating MMP-2 through the JAK2/STAT3 signaling
pathway. Mol Hum Reprod. 2015 Oct;21(10):792–802.
156. Shu C, Shu Y, Gao Y, Chi H, Han J. Inhibitory effect of AQP1 silencing on
adhesion and angiogenesis in ectopic endometrial cells of mice with
endometriosis through activating the Wnt signaling pathway. Cell Cycle. 2019
Sep 2;18(17):2026–39.
157. Chen S, Wu RF, Su L, Zhou WD, Zhu MB, Chen QH. Lipoxin A4 regulates
expression of the estrogen receptor and inhibits 17β-estradiol induced p38
mitogen-activated protein kinase phosphorylation in human endometriotic stromal
cells. Fertil Steril. 2014 Jul;102(1):264–71.
158. Wu R, Zhou W, Chen S, Shi Y, Su L, Zhu M, et al. Lipoxin A suppresses the
development of endometriosis in an ALX receptor-dependent manner via the p38
MAPK pathway. Br J Pharmacol. 2014 Nov;171(21):4927–40.
159. Wu RF, Huang ZX, Ran J, Dai SJ, Lin DC, Ng TW, et al. Lipoxin A4 Suppresses
Estrogen-Induced Epithelial-Mesenchymal Transition via ALXR-Dependent
Manner in Endometriosis. Reproductive Sciences. 2018 Apr 1;25(4):566–78.
160. Qiu XM, Lai ZZ, Ha SY, Yang HL, Liu LB, Wang Y, et al. IL-2 and IL-27
synergistically promote growth and invasion of endometriotic stromal cells by
maintaining the balance of IFN-γ and IL-10 in endometriosis. Reproduction. 2020
Mar;159(3):251–60.
161. Lin K, Ma J, Peng Y, Sun M, Xu K, Wu R, et al. Autocrine Production of
Interleukin-34 Promotes the Development of Endometriosis through
CSF1R/JAK3/STAT6 signaling. Sci Rep. 2019 Nov 14;9(1):16781.
162. Pitsos M, Kanakas N. The Role of Matrix Metalloproteinases in the Pathogenesis
of Endometriosis. Reproductive Sciences. 2009 Aug 30;16(8):717–26.
74
163. Salata IM, Stojanovic N, Cajdler-Łuba A, Lewandowski KC, Lewiński A.
Gelatinase A (MM-2), gelatinase B (MMP-9) and their inhibitors (TIMP 1, TIMP-
2) in serum of women with endometriosis: Significant correlation between MMP-
2, MMP-9 and their inhibitors without difference in levels of matrix
metalloproteinases and tissue inhibitors of metalloproteinases in relation to the
severity of endometriosis. Gynecological Endocrinology. 2008 Jan 7;24(6):326–
30.
164. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C, Handler
J, et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood
Pressure in Adults. JAMA. 2014 Feb 5;311(5):507.
165. Kharroubi AT. Diabetes mellitus: The epidemic of the century. World J Diabetes.
2015;6(6):850.
166. Lim JU, Lee JH, Kim JS, Hwang Y il, Kim TH, Lim SY, et al. Comparison of
World Health Organization and Asia-Pacific body mass index classifications in
COPD patients. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2017 Aug;Volume 12:2465–75.
167. Chen D, Shen J, Zhao W, Wang T, Han L, Hamilton JL, et al. Osteoarthritis:
toward a comprehensive understanding of pathological mechanism. Bone Res.
2017 Jan 17;5(1):16044.
168. Chauhan K, Jandu JS, Brent LH, Al-Dhahir MA. Rheumatoid Arthritis. 2022.
169. Ndefo UA, Eaton A, Green MR. Polycystic ovary syndrome: a review of
treatment options with a focus on pharmacological approaches. P T. 2013
Jun;38(6):336–55.
170. Alves C, Rapp A. Spontaneous Abortion. 2022.
171. Fox R, Kitt J, Leeson P, Aye CYL, Lewandowski AJ. Preeclampsia: Risk Factors,
Diagnosis, Management, and the Cardiovascular Impact on the Offspring. J Clin
Med. 2019 Oct 4;8(10):1625.
75