Anda di halaman 1dari 187

ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP


KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI
(Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke
Sukabumi)

Disusun Oleh
DZULFIKAR ABDULRAHMAN
1113081000083

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H /2018 M
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH
TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI
(Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah
berkunjung ke Sukabumi)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dzulfikar Abdulrahman
NIM: 1113081000083

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I

Ade Suherlan SE, MM


NIP. 19800525 2009 12 1 001

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 14 September 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:

1. Nama : Dzulfikar Abdulrahman


2. NIM : 1113081000083
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh City Branding dan Word of Mouth
Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Terhadap
Keputusan Berkunjung ke Sukabumi.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 September 2017

1. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM (_______________________)


NIP. 19780307 2011 01 20 003 Penguji I

2. Faizul Mubarok, SE., MM (_______________________)


NIDN. 2014058801 Penguji II

ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dzulfikar Abdulrahman

NIM : 1113081000083

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 September 2018


Yang Menyatakan

Dzulfikar Abdulrahman

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dzulfikar Abdulrahman
2. Nama Panggilan : Jul
3. Tempat & Tanggal Lahir : Sukabumi, 07 Januari 1995
4. Jenis Kelamin : Laki - Laki
5. Agama : Islam
6. Alamat : Gg. Martil RT 01 RW 01 Desa Cibatu Kec
Cisaat Kabupaten Sukabumi
7. Status : Belum Menikah
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Telepon : 087787198390
10. Email : dzulfikarabdulrahman99@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. 2001-2007 : SD PUI Lebaksirna Sukabumi
2. 2007-2010 : MTS Yasti 1 Cisaat
3. 2010-2013 : SMAN 4 Kota Sukabumi
4. 2013-2017 : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Anggota Divisi Seni dan Budaya DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2015-2016)
2. Anggota Bidang KPP HMI KAFEIS Ciputat (2013-2014)
3. Anggota Divisi Eksternal DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2013-2014)

v
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of City Branding, and
Word OF Mouth, to Visiting Interest and its impact on Visiting Decision to
Sukabumi area. This type of research is quantitative. Sources of data from this
study is the primary data derived from the sample of students who have visited
Sukabumi. Data collection was done by using non probability sampling
technique to 100 respondents. This research uses path analysis method. The
result of this research shows that 1) City branding variable has significant
effect on the interest of visiting, 2) Word of mouth variable has significant
effect on the interest of visiting, 3) City branding and word of mouth are
simultaneously influence the interest of visiting, 4) Variable city branding has
a significant influence on decision variable of visiting, 5) Word of mouth
variable has significant effect on decision variable of visiting, 6) Variable of
visiting interest have significant influence toward decision variable to visit, 7)
City branding, word of mouth, and interest influences simultaneously to the
decision of visiting, 8) Variable city branding effect on the decision of visiting
through interest in visiting, 9) Variable word of mouth influence on decision
variables visit through the variable interest of visiting.

Keywords: city branding, word of mouth, visiting interest, visiting decision,


tourism, sukabumi

vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh City Branding,
Word of Mouth, terhadap Minat Berkunjung serta dampaknya terhadap
Keputusan Berkunjung ke daerah Sukabumi. Jenis Penelitian ini adalah
kuantitatif. Sumber data dari penelitian ini merupakan data primer yang
berasal dari sampel yaitu para mahasiswa yang pernah berkunjung ke
Sukabumi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik non
probability sampling terhadap 100 responden. Penelitian ini menggunakan
metode analisis Jalur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) Variabel
city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel minat berkunjung, 2)
Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
berkunjung, 3) Variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara
simultan terhadap minat berkunjung, 4) Variabel city branding berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan berkunjung, 5) Variabel word of mouth
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan berkunjung, 6) Variabel
minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
berkunjung, 7) Variabel city branding, word of mouth, dan minat berkunjung
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan berkunjung, 8) Variabel city
branding berpengaruh terhadap keputusan berkunjung melalui minat
berkunjung, 9) Variabel word of mouth berpengaruh terhadap variabel
keputusan berkunjung melalui variabel minat berkunjung.

Kata Kunci : city branding, word of mouth, minat berkunjung, keputusan


berkunjung, wisata, sukabumi

vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Analisis Pengaruh City Branding dan Word of Mouth Terhadap Minat
Berkunjung Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Berkunjung ke Sukabumi”.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang terulur
memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian
mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan
semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Untuk kedua orang tua penulis Bapak Ujang Rohman, S.Pd., M.M dan Ibu
Dede Maryati S.PD yang senantiasa berdo’a dan memberikan dukungan lahir
dan bathin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ade Suherlan SE., M.M selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan agar skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Ibu Amalia, SE., MSM selaku dosen pembimbing akademik.

viii
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., Msi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang
tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Ibu Maya Kristiansyah M.PD selaku wali kelas 12 SMA yang selalu
mendukung dan memberikan doanya agar skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Kak Tyo yang senantia membantu dalam pengerjaan skripsi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-Teman Tersayang: Muhammad Ralenta CP, Shafar Kresna, Irvan
Syahbetra, Kemal Fahmi, Rizny Anindya, Destri Nuraini, Agnes Dwi, Shintya
Cahya Adhani, Elvan Radjab, Aldy Yazni, yang selalu menemani,
mendengarkan, dan rela direpotkan oleh penulis selama masa perkuliahan
hingga sekarang penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-Teman, Abang-Abang, dan Adik-adik Bersama Wujudkan Mimpi
(BWM): Bang Adam, Bang Dimas, Bang Sonny, Bang eja, Bang Ibnoe, Bang
didit, Bang Irlan, Bang Radhi, Bang Judho, Jana, Fajar, Nabila, Adinda, Ajeng,
Syarifah, Yazid, Cakra, Irsan, Hilmi, Idham, Naufal, Temon yang selalu
mendukung apapun yang dilakukan penulis dan dan penyelesaian skripsi
penulis.
13. Teman-Teman Masa Kecil dan Martil FC: Ciwek, Uwa, Harry, Giry, Teguh,
Rifky, Nandar, Tingtong, Damen, Kamal, Imran, Ipang, Eggy yang selalu
menemani ketika penulis merasa bosan dengan penelitiannya dan menemani
dalam salah satu hobi penulis yaitu futsal.
14. Teman-Teman Seperjuangan: Ahmad, Resti Adit, Tomi, Keanu, Yoga, Willy,
Udeng, Iput, Ridwan, Ucok, Romi, Eca, Tukul, Dilla yang selalu bersama
memperjuangkan masa depan.
ix
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu dengan segenap hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukabumi, 13 September 2018

Dzulfikar Abdulrahman

x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xviii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 13
BAB II ......................................................................................................................... 16
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 16
A. LANDASAN TEORI ................................................................................... 16
1. Pemasaran Jasa ...................................................................................... 16
2. City Branding ......................................................................................... 24
3. Word of Mouth ...................................................................................... 33
4. Minat Berkunjung Wisatawan ............................................................... 40
5. Keputusan Berkunjung Wisatwan ......................................................... 42
B. Hubungan Antar Variabel ............................................................................ 51
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 52
D. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 62
E. Hipotesis ...................................................................................................... 64
xi
BAB III ....................................................................................................................... 66
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 66
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................ 66
1. Populasi Penelitian ................................................................................. 67
2. Sampel Penelitian .................................................................................. 67
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 68
1. Sumber Data .......................................................................................... 68
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 71
1. Uji kualitas data ..................................................................................... 71
E. Analisis Jalur (Path Analysis) ...................................................................... 72
1. Koefisien Korelasi ................................................................................. 74
2. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) .............................................. 75
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)........................................................... 76
4. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t) ............................... 76
F. Uji Sobel ...................................................................................................... 77
G. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 77
BAB IV ....................................................................................................................... 82
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 82
A. Sekilas Gambaran Umum Sukabumi ........................................................... 82
B. Analisis Dan Pembahasan ............................................................................ 83
1. Deskripsi Data Responden ..................................................................... 83
2. Uji Kualitas Data ................................................................................... 86
3. Analisis Deskriptif ................................................................................. 91
4. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 122
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)......................................................... 127
6. Uji Signifikansi Individu (Uji t)........................................................... 129
7. Diagram Analisis Jalur......................................................................... 135
8. Uji Sobel .............................................................................................. 136
9. Perhitungan Pengaruh .......................................................................... 139
BAB V....................................................................................................................... 144
xii
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 144
A. Kesimpulan ................................................................................................ 144
B. Saran .......................................................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 147
LAMPIRAN .............................................................................................................. 151

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Tiga Puluh Negara Dengan Jumlah Wistawan Terbanyak Di Dunia........... 1


Tabel 1. 2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia tahun 2011-2014 .............. 5
Tabel 1. 3 Sepuluh Destinasi Wisata di Indonesia dengan Angka Kunjungan
Wisatawan Terbanyak ................................................................................................... 5
Tabel 1. 4 Daftar Objek Wisata Di Kabupaten Sukabumi ............................................ 7
Tabel 1. 5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara Ke
Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 – 2013 .................................................................. 10
Tabel 1. 6 Jumlah Partisipan yang Berpetualang ke Beberapa Objek Wisata
Petualangan di Kabupaten Sukabumi 2011 – 2013 .................................................... 11
Tabel 2. 1 Perbedaan Brand Korporat dan Brand Tempat .......................................... 27
Tabel 2. 2 Hasil Survey Kriteria Kota ......................................................................... 28
Tabel 2. 3 Indikator Minat Beli ................................................................................... 42
Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 53
Tabel 3. 1 Skala Likert ................................................................................................ 70
Tabel 3. 2 Kriteria Koefisien Korelasi ........................................................................ 75
Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian................................................................. 79
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden .......................................................................... 84
Tabel 4. 2 Usia responden ........................................................................................... 85
Tabel 4. 3 Penghasilan responden ............................................................................... 85
Tabel 4. 4 Domisili Responden ................................................................................... 86
Tabel 4. 5 Uji Validitas: City Branding (X1) ............................................................... 87
Tabel 4. 6 Uji Validitas: Word of mouth (X2) ............................................................. 88
Tabel 4. 7 Uji Validitas: Minat Berkunjung (Y1) ....................................................... 88
Tabel 4. 8 Uji Validitas: Keputusan Berkunjung (Y2) ............................................... 89
Tabel 4. 9 Uji Reliabilitas: City Branding .................................................................. 90
Tabel 4. 10 Uji Reliabilitas: Word of mouth .............................................................. 90
Tabel 4. 11 Uji Reliabilitas: Minat Berkunjung .......................................................... 90
Tabel 4. 12 Uji Reliabilitas: Keputusan Berkunjung .................................................. 91
Tabel 4. 13 “Sukabumi merupakan kota yang sudah diakui sebagai kota wisata oleh
wisatawan mancanegara”................................................................................... 92
Tabel 4. 14 “Geopark Ciletuh Sukabumi sudah diakui sebagai warisan dunia oleh
UNESCO”.......................................................................................................... 92
Tabel 4. 15 “Sebagian besar sarana dan pra sarana kota sudah terpenuhi dengan
lengkap” ............................................................................................................. 93
Tabel 4. 16 “Tersedianya jaringan transportasi yang memadai di Sukabumi dengan
jalan yang terawat dengan baik” ........................................................................ 93

xiv
Tabel 4. 17 “Sukabumi memiliki tata kota yang baik dan indah di dukung dengan
banyak taman dan hutan kota di sekitar Sukabumi” .......................................... 94
Tabel 4. 18 “Sukabumi memiliki cuaca yang relatif baik dan nyaman sepanjang
tahun”................................................................................................................. 95
Tabel 4. 19 “Sukabumi menyediakan banyak peluang bagi investor untuk
menciptakan lapangan kerja” ............................................................................. 96
Tabel 4. 20 “Sukabumi merupakan tempat yang layak untuk menempuh pendidikan
dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi” ...................................................... 97
Tabel 4. 21 “Sukabumi merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali dan akses
yang baik” .......................................................................................................... 98
Tabel 4. 22 “Sukabumi merupakan tempat yang mendukung gaya hidup modern” ... 99
Tabel 4. 23 “Banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat di Sukabumi”
......................................................................................................................... 100
Tabel 4. 24 “Penduduk disukabumi terkenal dengan keramahan masyarakatnya” .. 101
Tabel 4. 25 “Sukabumi memiliki beragam budaya” ................................................. 102
Tabel 4. 26 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk
dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”......................................... 103
Tabel 4. 27 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk
dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”......................................... 104
Tabel 4. 28 “Sukabumi menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan lokal
maupun mancanegara”..................................................................................... 105
Tabel 4. 29 “Mudah mencari rumah sakit, pasar, sekolahan dan tempat ibadah di
Sukabumi” ....................................................................................................... 106
Tabel 4. 30 “Sukabumi merupakan sebagai tempat dengan tujuan banyak tujuan
wisata dan kuliner yang sudah terkenal” ......................................................... 107
Tabel 4. 31 “Sukabumi banyak di rekomendasikan sebagai tempat wisata di
Indonesia” ........................................................................................................ 108
Tabel 4. 32 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara”..................................................................................... 109
Tabel 4. 33 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara”..................................................................................... 110
Tabel 4. 34 “Pencarian kata kunci “Sukabumi” di google merupakan salah satu
pencarian yang tinggi sebagai tujuan wisata” .................................................. 111
Tabel 4. 35 “Sukabumi mengalami lonjakan pemesanan hotel setiap hari libur dan di
akhir minggu” .................................................................................................. 112
Tabel 4. 36 “Sukabumi menjadi daerah yang dijadikan pilihan ketika ingin berlibur
menikmati suasana pedesaan” ......................................................................... 113
Tabel 4. 37 “Berbagai kebutuhan para wisatawan sudah terpenuhi sesuai dengan
tujuan melakukan wisata” ................................................................................ 114
xv
Tabel 4. 38 “Informasi mengenai lokasi wisata di Sukabumi mudah diperoleh” ..... 114
Tabel 4. 39 “Sarana dan pra sarana transportasi sudah baik untuk mencapai tempat
wisata” ............................................................................................................. 115
Tabel 4. 40 “Tersedianya beragam transportasi untuk menuju tempat wisata” ........ 116
Tabel 4. 41 “Transpotasi tersedia memberikan kenyamanan bagi wisatawan” ........ 117
Tabel 4. 42 “Informasi mengenai waktu operasional tempat wisata sudah sesuai”.. 118
Tabel 4. 43 “Biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk menuju tempat wisata
sesuai dengan lokasi” ....................................................................................... 119
Tabel 4. 44 “Waktu tempuh menuju lokasi tergantung dari jauh dekat lokasi tempat
wisata” ............................................................................................................. 120
Tabel 4. 45 “Travel agent menyediakan semua kebutuhan wisatawan untuk
melakukan perjalanan” .................................................................................... 121
Tabel 4. 46 “Tersedia berbagai macam pelayanan bagi wisatawan, seperti pemandu
wisata, pusat souvenir, photografer, dan lain-lain” ......................................... 122
Tabel 4. 47 Kriteria Koefisien Korelasi .................................................................... 123
Tabel 4. 48 Koefisien Korelasi ................................................................................. 124
Tabel 4. 49 Pengujian Hubungan Antar Variabel ..................................................... 125
Tabel 4. 50 Koefisien Determinasi Struktur I ........................................................... 125
Tabel 4. 51 Koefisien Determinasi Struktur II .......................................................... 126
Tabel 4. 52 Analisis Varian Struktur I ...................................................................... 127
Tabel 4. 53 Analisis Varian Struktur II ..................................................................... 128
Tabel 4. 54 Hasil Uji t Struktur I .............................................................................. 129
Tabel 4. 55 Uji t Persamaan Struktur I...................................................................... 131
Tabel 4. 56 Hasil Uji t Struktur II ............................................................................. 132
Tabel 4. 57 Uji t Persamaan Struktur II .................................................................... 135
Tabel 4. 58 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung City branding (X1) dan Word of
mouth (X2) terhadap Minat berkunjung (Y1) ................................................... 140
Tabel 4. 59 Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung City Branding (X1), Word Of
Mouth (X2) Terhadap Minat Berkunjung (Y1) Dan Dampaknya Terhadap
Keputusan Berkunjung (Y2) ............................................................................ 141
Tabel 4. 60 Persentase Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ............................ 143

xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Model City Branding .............................................................................. 30
Gambar 2. 2 Model Pembentukan City Branding ...................................................... 31
Gambar 2. 3 Five-Model of the Consumer Buying Process Stage ............................. 43
Gambar 2. 4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision ..... 46
Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 63
Gambar 3. 1 Diagram Jalur ......................................................................................... 73
Gambar 4. 1 Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 135

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuesioner ............................................................................... 151


Lampiran 2 : Data Kuesioner .................................................................................... 157
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas ............................................................................... 163
Lampiran 4: Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 165
Lampiran 5 : Uji Analisis Path .................................................................................. 167

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi semakin menguat seiring perkembangan transportasi dan
komunikasi yang semakin cepat, mudah, dan murah (Avraham, 2008 dalam
Fadallah dan Pontoh, 2014) sehingga menjadikan batasan wilayah bukan lagi
sebagai hambatan dalam pergerakan. Di era globalisasi saat ini, banyak sektor
bisnis berkembang pesat, hal ini tidak lepas dari peran pemasaran. Pemasaran
saat ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan swasta untuk membesarkan
produk atau mereknya namun, kini pemasaran mulai diadopsi oleh badan-
badan usaha milik Negara termasuk daerah-daerah setingkat kabupaten dan
kota. Pemasaran jasa menurut Lovelock dan Wirtz (2011:37) adalah suatu
aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain.
Sektor jasa merupakan sektor yang paling diperhitungkan dalam persaingan
antar daerah.
Berikut ini sepuluh negara dengan jumlah wisatawan terbanyak di
dunia pada tahun 2012 (Nirwandar, 2014:17) :

Tabel 1. 1 Tiga Puluh Negara Dengan Jumlah Wistawan Terbanyak Di Dunia


Tahun 2012
No Negara Jumlah Wisatawan
1 Prancis 83,7 Juta
2 Amerika Serikat 69,9 Juta
3 Spanyol 64,9 Juta
4 China 55,6 Juta
5 Italia 48,5 Juta
6 Turki 37,7 Juta
7 Jerman 33 Juta
8 Inggris 32,6 Juta
9 Rusia 29,8 Juta
10 Malaysia 27,4 Juta
11 Austria 25,2 Juta
12 Thailand 24,7 Juta

1
2

No Negara Jumlah Wisatawan


13 Meksiko 24,1 Juta
14 Yunani 22 Juta
15 Kanada 16 Juta
16 Polandia 16 Juta
17 Korea Selatan 14,2 Juta
18 Belanda 13,9 Juta
19 Jepang 13,4 Juta
20 Ukraina 12,7 Juta
21 Hungaria 12,1 Juta
22 Singapura 11,8 Juta
23 Kroasia 11,6 Juta
24 Swedia 10,7 Juta
25 Republik Ceko 10,6 Juta
26 Maroko 10,2 Juta
27 Afrika Selatan 9,54 Juta
28 Indonesia 9,4 Juta
29 Swiss 9,1 Juta
30 Belgia 7,9 Juta
Sumber : https://www.brilio.net/global

Menurut Karim (2012) dalam Fadallah dan Pontoh (2014)


Perencanaan kota yang selama ini dibuat ternyata belum cukup untuk dapat
memenangkan persaingan antar kota. Oleh karena itu, konsep City Branding
muncul dalam merespon kondisi tersebut sehingga perencanaan yang ada saat
ini tidak hanya dapat diimplementasikan tetapi juga mengangkat dan
mengembangkan kekhasan kota sebagai brand yang bernilai jual tinggi.
Tujuannya ialah untuk meningkatkan daya tarik kota itu sendiri dalam
menarik sumber daya potensial yang mampu menggerakkan perkembangan
kota.
Persaingan antar daerah setingkat kabupaten dan kota melalui teknik
pemasaran dikenal dengan City Branding. Menururt Anholt dalam Moilanel
dan Rainisto (2009 : 7) City Branding adalah manajemen suatu citra destinasi
melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, kultural,
dan peraturan pemerintah. City Branding merupakan suatu strategi yang
dilakukan negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam
3

target pasar mereka seperti layaknya positioning produk atau jasa, sehingga
negara atau daerah tersebut dapat dikenal secara luas di seluruh dunia,
(Siswoprasetijo dalam, 2012). Untuk konteks Indonesia, jauh sebelum konsep
City Branding muncul, sudah banyak kota yang telah memiliki positioning jati
diri kuat yang dapat dianggap sebagai cikal bakal sebuah citra suatu daerah.
Fenomena City Branding sekarang ini menjadi hot issue di kalangan
praktisi pemasaran. Efektivitas City Branding disadari penuh oleh beberapa
negara di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Hongkong, Singapura,
dan Thailand. Mereka berlomba-lomba untuk menjadikan negaranya sebagai
kawasan destinasi terbaik di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia dengan
“Malaysia, Trully Asia”, kemudian Singapura dengan “Uniquely Singapore”,
Hongkong dengan “Asia‟s World City!” (Hutajalu, 2013).
Saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkontribusi cukup
besar pada setiap perkembangan dan pertumbuhan suatu Negara termasuk
Indonesia. Untuk memperkuat image pariwisata Indonesia dibenak
parawisatawan, Indonesia memposisikan brand terbaru yaitu dengan tagline
“Pesona Indonesia” agar mampu bersaing dengan brand pariwisata Negara
lainnya (Maharani dkk, 2013). Di Indonesia sendiri sudah banyak kota-kota
atau daerah-daerah yang mengaplikasikan City Branding, mereka juga
berlomba-lomba untuk menjadikan daerahnya tersebut sebagai destinasi
wisata nasional seperti kota Jakarta dengan slogan “Enjoy Jakarta”, Malang
dengan “Shining Batu”, Pekalongan dengan “World‟s City Of Batik”, Solo
dengan “Spirit Of Java”, Surabaya dengan “Sparkling Surabaya”, kemudian
Sumenep dengan “The Heart Of Purity, dan Yogyakarta dengan “Jogja
Istimewa”.
Kegiatan City Branding bukan sebatas membuat slogan atau logo,
tetapi merupakan ruh dari kota tersebut. Ruh yang menjiwai segala aktivitas
kota , baik itu jiwa warganya, watak birokrasinya, maupun ketersediaan
infrastruktur penunjangnya. Sementara slogan, logo, desain interior, arsitektur
bangunan, ruang publik, serta unsur penataan visual kota lainnya merupakan
4

penyempurnaan dari keseluruhan ruh kota. City Branding juga menuntut


sinergi dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik dari aspek sumber daya
manusia, fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem transportasi. Tanpa
sinergi yang baik, upaya City Branding akan sia-sia. Fungsinya tidak hanya
mencakup komunikasi pemasaran kota secara umum tetapi dapat juga
mendukung strategi pengembangan senibudaya dan pariwisata, sentra industri
dan perdagangan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya.
Dampak akumulasi dari semuanya akan turut memutar roda perekonomian
dari masyarakat di kota tersebut (Karim dkk, 2012).
Mengacu pada pelaksanaan Undang-Undang No. 21 tahun 1999 yang
telah direvisi dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah atau lebih dikenal dengan Otonomi Daerah (otda), telah menunjukan
sisi yang berbeda dalam pengelolaan sebuah daerah. Disatu sisi pengelolaan
sebuah daerah sebelumnya dilakukan dengan sistem pemerintahan yang lebih
sentralistik, dengan adanya undang-undang tersebut menunjukan sisi lain dari
pengelolaan yang lebih desentralistik dimana daerah yaitu kabupaten dan kota
serta perovinsi diberikan wewenang secara otonomi untuk mengelola
daerahnya dalam beberapa bidang pemerintahan. Salah satu wujud dari
diterapkannya undang-undang ini adalah, pemerintah daerah mulai
menawarkan potensi daerahnya masing-masing sebagai upaya untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan secara luas diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakatnya (Magandi dan Farida 2011).
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia
pada Januari hingga September 2015 sebanyak 7.191.771 wisman atau
tumbuh 3,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak
6.946.849 wisman. (Sihombing, 2015). Berikut ini data mengenai jumlah
wisatawan mancanegara ke Indonesia menurut Negara wilayah regional tahun
2011-2014 :
5

Tabel 1. 2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia tahun 2011-2014


Tahun
No Negara Asal
2011 2012 2013 2014
1 Amerika 297.061 312.209 333.150 358.707
2 Eropa 1.045.865 1.108.521 1.243.005 1.332.593
3 Afrika 31.640 41.583 51.298 56.503
4 Timur Tengah 175.885 148.788 188.676 195.518
5 Asean 3.284.664 3.375.291 3.581.420 3.751.074
6 Asia Pasifik 2.814.616 3.058.070 3.404.580 3.741.016
Total 7.649.731 8.044.462 8.802.129 9.435.411
Sumber :www.bps.go.id

Tabel tersebut menunjukan adanya peningkatan jumlah wisatawan


mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dari tahun ke tahun.

Tabel 1. 3 Sepuluh Destinasi Wisata di Indonesia dengan Angka Kunjungan


Wisatawan Terbanyak

No Daerah Pariwisata Jumlah


Pengunjung
1. Jakarta Taman Impian Jaya Ancol 16.748.879
2. Jakarta Taman Mini Indonesia 4.697.316
Indah,
3. Jakarta Taman Margasatwa 4.352.241
Ragunan,
4. Jawa Tengah Candi Borobudur, 3.157.166
5. Yogyakarta Kebun Binatang 1.796.935
Gembiraloka
6. Bali Tanah Lot 1.786.712
7. Yogyakarta Candi Prambanan 1.305.798
8. Bali Pantai Pandawa 1.260.996
9. Jakarta Monumen Nasional 1.132.774
10. JawaTimur Kebun Binatang Surabaya 1.103.739
Sumber : www.tribunnews.com (2016)

Taman Impian Jaya Ancol merupakan daya tarik wisata yang paling
banyak dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2014. Hal ini
berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata hasil olahan dari data Litbang
Kementerian Pariwisata, Badan Pusat Statistik, dan Pengelola Daya Tarik
Wisata, yang diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran
6

Pariwisata Nusantara Esty Reko Astuti, saat Rapat Koordinasi Nasional


Kementerian Pariwisata 2016, di Jakarta (Pertiwi, 2016).

Pariwisata dan olahraga merupakan elemen kunci dari budaya saat ini
dan memberikan pengaruh yang sangat spesifik pada perilaku masyarakat.
Dimensi yang diperoleh dari kedua kegiatan ini telah menghasilkan kontribusi
yang menentukan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di suatu negara
atau daerah. Berkembangnya wisata olahraga terjadi karena adanya realitas
permintaan wisatawan untuk memperoleh pengalaman olahraga (sport
experience) yang kemudian direspon oleh industri. Wisata olahraga telah
mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri
olahraga, industri pariwisata, akademisi dan juga masyarakat luas (Hinch &
Higham,2004:3).
Pemerintah Indonesia pun merespon positif terhadap hal ini. Setelah
fokus mengembangkan tujuh jenis wisata minat khusus yang salah satunya
adalah wisata olahraga rekreasi di tahun 2013, kini pada tahun 2014
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi
penyelenggaraan Wonderful Adventure Indonesia: Asia Pacific 2014 yang
diselenggarakan di Bali dan Nusa Tenggara pada bulan Mei 2014. Peluncuran
event ini terdorong atas suksesnya Indonesia saat menjadi tuan rumah di
kegiatan Borobudur Interhash 2012 di Magelang (sumber: Travel Club
Magazine Online Version XI/28/2013). Selain itu, banyak juga event wisata
olahraga internasional yang telah diselenggarakan oleh Kemenparekraf untuk
meningkatkan promosi dan memperkenalkan destinasi wisata olahraga
potensial di Indonesia seperti Tour de Bintan, Tour de Ijen, Tour de
Singkarak, Festival Teluk Jailolo, Jakarta Marathon Festival, dan lain-lain.

Tema yang diusung oleh Kemenparekraf dalam event Wonderful


Adventure Indonesia 2014 adalah tema petualangan (adventure). Adventure
tourism (wisata petualangan) memang bagian dari wisata olahraga karena
7

memadukan aktivitas fisik yang dilakukan di alam terbuka (Hinch & Higham,
2004:23).

Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata


petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang
dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking
(pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung
jeram), dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang dapat
dikembangkan untuk wisata petualangan. Wisata petualangan merupakan
salah satu segmen wisata yang saat ini sedang berkembang pesat.

Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah tujuan
wisata petualangan yaitu Kabupaten Sukabumi. Sukabumi termasuk kedalam
kawasan wisata minat khusus Jabar Selatan, kawasan tersebut merupakan
salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat
yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Jawa Barat. Kondisi geografis Sukabumi yang bergunung,
berbukit, dan bergelombang menyuguhkan panorama alam yang mendukung
untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata petualangan. Kabupaten
Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa Barat, serta memiliki objek
wisata terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Tabel 1.4 berikut merupakan daftar
objek wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Tabel 1. 4 Daftar Objek Wisata Di Kabupaten Sukabumi

No Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata

1 Taman Rekreasi Cimalati, Renang, outbound Wisata Olahraga


Taman Rekreasi Taman
Angsa, Taman Rekreasi
Selabintana
2 Hutan Wisata Gunung Arca Tempat budi daya Wisata
lebah madu, trekking Petualangan
8

No Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata

3 Taman Nasional Gunung Trekking, hiking, Wisata


Halimun-Salak, Taman camping Petualangan
Nasional Gunung Gede
Pangrango

4 Palagan Bojong Kokosan Monumen dan Wisata Sejarah


Museum

5 Manangel, Cijangkar Offroad Wisata


Petualangan
6 Situ Sukarame Camping, boating Wisata
Petualangan
7 Pantai Ujung Genteng, Pantai Pantai Wisata Bahari
Minajaya, Pantai Palabuhan
Ratu
8 Pantai Pangumbahan Tempat penangkaran Wisata Bahari
penyu

9 Muara Cikarang, Muara Sungai Wisata Alam


Cimandiri, Sungai dan Muara
Cikaso
10 Bumi Perkemahan Pondok Camping, trekking Wisata
Halimun Petualangan
11 Curug Cibeureum, Curug Air terjun Wisata Alam
Cigangsa, Curug Cikaso,
Curug Caweni, Curug
Panjang
12 Hutan Wisata Situ Gunung Trekking, fishing Wisata
Petualangan
13 Curug Sawer Camping Wisata
Petualangan
14 Bumi Perkemahan Trekking, camping, Wisata
Cinumpang Tubing Petualangan
15 Goa Buni Ayu/Goa Siluman, Caving Wisata
Goa Lalay, Goa Kutamaneuh Petualangan
16 Situ Batu Laut Danau Wisata Alam

17 Sungai Citarik, Sungai Rafting Wisata


Cicatih Petualangan
18 Karang Antu Diving Wisata
Petualangan
9

No Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata

19 Pantai Citepus, Pantai Fishing Wisata


Cibangban Petualangan
20 Pantai Cimaja Surfing Wisata
Petualangan
21 Pantai Karang Hawu Surfing, fishing, Wisata
berenang Petualangan
22 Air Panas Cisolok Berendam, berenang Wisata Olahraga

23 Situs Tugu Gede Cengkuk, Situs megalitikum Wisata Budaya


Situs Megalitik Ciarca, Situs dan
Megalitik Batu Lumpang, Sejarah
Situs Megalitik Salak Datar,
Situs Megalitik Kampung
Kuta
24 Kampung Adat Ciptarasa, Kampung adat dan Wisata Adat dan
Kampung Adat Cicemat, penampilan kesenian Budaya
Kampung Adat Giri Jaya daerah
Sumber: Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
(Disparbudpora) Kabupaten Sukabumi 2013.

Berdasarkan Tabel 1.4, Sukabumi memiliki potensi yang menjanjikan


bagi kemajuan pariwisata terutama wisata petualangan jika dikembangkan dan
dikelola dengan baik. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa prioritas
pembangunan kepariwisataan diarahkan pada penciptaan destinasi wisata
Sukabumi sebagai salah satu unggulan pariwisata Jawa Barat, dimana
persaingan dalam kepariwisataan yang semakin tajam, menuntut setiap
wilayah untuk terus menggali potensi sumber daya agar berdaya jual, diminati
dan dikunjungi wisatawan. Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk
meningkatkan daya saing kepariwisataan Sukabumi dengan memperbaiki
sarana dan infrastruktur daerah, meningkatkan kualitas pelayanan serta
memaksimalkan promosi dan pemasaran melalui berbagai media seperti
brosur, website resmi, buku panduan wisata, dan event pariwisata.

Promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan


dibantu oleh pengelola objek wisata dari perusahaan-perusahaan swasta
10

(private sector) membuat penyebarluasan informasi mengenai keindahan alam


Sukabumi semakin efektif. Banyak objek wisata bahari berupa pantai dan
wisata petualangan berupa rafting (arung jeram), surfing (berselancar), caving
(penjelajahan goa), dan lain-lain oleh karena itu mereka tertarik untuk
berkunjung ke Sukabumi. Wisatawan yang datang umumnya dari kota besar
seperti Kota Jakarta, Bandung, dan sekitarnya dengan persentase per tahun
untuk wisatawan domestik sebesar 92% dan 8% wisatawan asing. Tabel 1.5
berikut merupakan tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Kabupaten Sukabumi tahun 2011-2013.

Tabel 1. 5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan


Nusantara Ke Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 – 2013

2011 2012 2013


WISMAN 55.795 46.975 47.985
WISNUS 2.342.735 2.551.807 2.660.492
JUMLAH 2.398.530 2.598.782 2.708.477
Sumber: Disparbudpora Kab. Sukabumi 2014

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan baik wisman maupun


wisnus ke Sukabumi selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun
jumlah tersebut selalu tidak mencapai jumlah yang ditargetkan pada setiap
tahunnya. Tahun 2013 Disparbudpora Kab. Sukabumi menargetkan jumlah
kunjungan wisatawan sebanyak 3 juta orang tapi jumlah kunjungan yang
diperoleh masih jauh dari yang ditargetkan. Sama halnya pada tahun 2011 dan
2012, jumlah kunjungan yang ditargetkan sebesar 2,7 juta dan 2,8 juta orang
tidak dapat tercapai. Hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah Sukabumi
belum terlalu serius dalam menggarap dan memasarkan pariwisata di
Sukabumi untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga belum mencapai
target yang diharapkan. Walaupun seperti itu, wisata petualangan di Sukabumi
saat ini semakin diminati wisatawan yang memiliki motivasi untuk berwisata
petualang. Hal Tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.6 yang menunjukkan
peningkatan kunjungan partisipan setiap tahunnya.
11

Tabel 1. 6 Jumlah Partisipan yang Berpetualang ke Beberapa Objek Wisata


Petualangan di Kabupaten Sukabumi 2011 – 2013

Jumlah Partisipan
Objek Wisata 2011 2012 2013
Petualangan
Taman Nasional Gunung 11.627 23.762 14.980
Gede Pangrango Jalur
Selabintana
Hutan Wisata Situ 21.351 48.499 53.408
Gunung
Pantai Cimaja 10.247 11.456 15.517
Sungai Citarik 23.343 24.243 25.143
Goa Buni Ayu 2.531 3.252 4.315
Total 69.099 111.212 113.363
Sumber: Masing-masing pengelola wisata 2014

Berdasarkan Tabel 1.6, jumlah partisipan yang berpetualang ke objek


wisata petualangan unggulan di Sukabumi terus meningkat dari tahun ke
tahun. Terdapat lima objek wisata petualangan yang menjadi unggulan yaitu
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Jalur Selabintana yang merupakan
objek wisata untuk pendakian gunung. Kemudian Hutan Wisata Situ Gunung
untuk trekking dan berkemah serta Pantai Cimaja yang terkenal sebagai spot
berselancar terbaik di Jawa Barat. Sukabumi juga dikenal sebagai destinasi
untuk melakukan wisata arung jeram, tepatnya di Sungai Citarik. Selain itu
salah satu keindahan Sukabumi yang kini mulai diminati banyak partisipan
atau pecinta alam adalah menjelajah perut bumi di Goa Buni Ayu yang
memiliki predikat sebagai goa yang memiliki sistem goa terbaik (best-cave
system) se-Asia Tenggara.

Kota yang sudah memiliki branding atau merek akan memiliki citra
tersendiri bagi wisatawan karena memiliki ciri khas yang membedakan
dengan kota-kota lain sehingga memberikan kenangan yang berbeda.

Salah satu promosi yang digunakan dalam pembentukan City Branding


adalah WOM (Word of Mouth) atau pemasaran dari mulut ke mulut. WOM
12

(Word of Mouth) merupakan salah satu sarana promosi yang dapat secara
halus mempengaruhi audiens dalam menetapkan keputusan.

Menurut Aprilia Dkk (2015) salah satu hal yang dapat menumbuhkan
minat berkunjung yang akan berdampak pada keputusan berkunjung ke
tempat wisata adalah pengaruh orang disekitarnya yang mengkomunikasikan
kualitas tempat wisata tertentu. WOM (Word of Mouth) merupakan salah satu
alat promosi jasa yang diyakini untuk mempengaruhi orang lain dalam
menentukan minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan berkunjung.

Berdasarkan fenomena objek yang terjadi, penulis menilai bahwa


pentingnya melakukan kajian tentang City Branding Sukabumi dari latar
belakang dan penjelasan-penjelasan objek data maka penelitian ini berjudul :
“ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH
TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, diketahui adanya persaingan antar daerah-


daerah atau kota-kota di seluruh belahan dunia khususnya di Indonesia.
Setiap kota berupaya untuk mengangkat potensinya sehingga dapat
membedakan antara satu kota dengan kota lainnya. Kota Sukabumi memiliki
beragam potensi yang perlu diangkat dan dipromosikan, sehingga
membutuhkan strategi pemasaran dalam hal ini adalah City Branding dan
strategi Word of Mouth atau pemasaran dari mulut ke mulut. Dalam
merumuskan City Branding dari kota Sukabumi, perlu diketahui seberapa
besar pengaruh City Branding dan Word of Mouth terhadap minat berkunjung
wisatawan serta dampaknya terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke
Sukabumi.
13

Dari perumusan masalah tersebut, maka timbul pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah City Branding berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung ?


2. Apakah Word of Mouth berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung ?
3. Apakah City Branding berpengaruh langsung terhadap keputusan
berkunjung ?
4. Apakah Word of Mouth berpengaruh langsung terhadap keputusan
berkunjung ?
5. Apakah minat berkunjung berpengaruh langsung terhadap keputusan
berkunjung?
6. Apakah City Branding berpengaruh tidak langsung terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung ?
7. Apakah Word of Mouth berpengaruh tidak langsung terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan


dengan tujuan:

1. Untuk menganalisis hubungan City Branding secara langsung


terhadap minat berkunjung.
2. Untuk menganalisis hubungan Word of Mouth secara langsung
terhadap minat berkunjung.
3. Untuk menganalisis hubungan City Branding secara langsung
terhadap keputusan berkunjung.
4. Untuk menganalisis hubungan Word of Mouth secara langsung
terhadap keputusan berkunjung.
5. Untuk menganalisis hubungan minat berkunjung secara langsung
terhadap keputusan berkunjung.
14

6. Untuk menganalisis hubungan City Branding terhadap keputusan


berkunjung melalui minat berkunjung sebagai variabel intervening.
7. Untuk menganalisis hubungan Word of Mouth terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung sebagai variabel intervening.
b. Manfaat Penelitian
Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat
terhadap:
1. Dinas Pariwisata Kota dan Kabupaten Sukabumi
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak dinas
pariwisata Kota dan Kabupaten Sukabumi sebagai informasi dan
bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan penentu strategi-
strategi selanjutnya yang lebih efektif untuk memengembangkan
pariwisata daerah.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak
perusahaan sebagai informasi dan bahan masukan untuk pengambilan
keputusan dan penentu strategi-strategi selanjutnya yang lebih efektif
untuk memenangkan persaingan di pasar.
3. Bagi Penulis
Sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dan
penerapan teoritis yang diperoleh dalam perkuliahan. Penyelesaian
tugas akhir.
4. Bagi Akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan
untuk menambah pengetahuan dan bahan penyusunan penelitian
serupa dan lebih mendalam.
5. Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen pemasaran untuk
digunakan dalam penelitian selanjutnya.
15

6. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan


masyarakat mengenai perkembangan City Branding suatu kota.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pemasaran Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:37) jasa adalah suatu aktivitas


ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain.
Seringkali kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (time-
based), dalam bentuk suatu kegiatan (performances) yang akan membawa
hasil yang dinginkan kepada penerima, obyek, maupun aset-aset lainnya
yang menjadi tanggung jawab dari pembeli. Sebagai pertukaran dari
uang, waktu, dan upaya, pelanggan jasa berharap akan mendapatkan nilai
(value) dari suatu akses ke barang-barang. Tenaga kerja, tenaga ahli,
fasilitas, jejaring dan sistem tertentu; tetapi para pelanggan biasanya tidak
akan mendapatkan hak milik dari unsur-unsur fisik yang terlibat dalam
penyediaan jasa tersebut.

Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan


berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) dan selalu ada aspek
interaksi antara konsumen dan pihak produsen, meskipun pihak-pihak
yang terlibat tidak selalu menyadari (Lupiyoadi dan Hamdani, 2011:6)

Menurut Saladin (2006:134) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat


yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak
berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikian sesuatu. Proses
produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Sedangkan Kotler dan Keller (2012:378) mengemukakan


pengertian jasa (service) adalah setiap tindakan atau kinerja yang
16
17

ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak
berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam jasa terdapat


aspek transaksi antara pihak konsumen dengan pihak yang menyediakan
jasa, dimana transaksi atas suatu jasa tidak menyebabkan kepemilikan
apapun.

b. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk


barang (fisik). Grifiin (1996) dalam Lupiyoadi (2011:6) menyebutkan
karakteristik jasa sebagai berikut:

a) Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,


didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal
ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk
kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.

b) Unstrorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal


persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.
Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan),
mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara
bersamaan.

c) Customization (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus untuk


memenuhi kebutuhan pelanggan.

c. Unsur Bauran Pemasaran Jasa


Berikut ini unsur-unsur bauran pemasaran jasa menurut Lupiyoadi
(2011: 70), yaitu:

1. Produk

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang


memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan
18

dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu
saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut
“the offer” terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan
beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Yang
dimaksud dalam pembahasan produk jasa disini adalah total produk. Total
produk terdiri atas:

a) Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk


tersebut.

b) Produk yang diharapkan (expected product).

c) Produk tambahan (augmented product).

d) Produk potensial (potential product).

Tiga unsur selain core product merupakan unsur yang potensial


untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut
berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan
nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat
dibedakan dan bersaing dengan produk lain.

Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari


produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan
bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra tersendiri.

2. Merek dan diferensiasi

Berhubungan dengan merek (brand) maka persoalan yang


sekarang ini muncul adalah kecenderungan konsumen untuk melihat
merek terkenal dibanding fungsi utama dari produk tersebut. Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa merek yang terkenal pasti mutunya
terjamin. Melihat situasi seperti ini maka pemasar harus mampu
mempopulerkan merek mereka supaya dapat bersaing di pasar.
19

Sedangkan untuk dapat menjadi jasa yang unik dan berbeda dari
pesaing (differensiasi), pemasar harus dapat mengembangkan product
surround (produk pelengkap) mereka, yaitu expected product, augmented
product, dan potential product. Dengan pengembangan ini berarti bisa
dilihat perbedaan antara produk yang satu dengan yang lain.

3. Bukti fisik

Bukti fisik (physical evidence) merupakan lingkungan fisik


tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada
dua jenis bukti fisik, yaitu:

1) Bukti penting (essential evidence): merupakan keputusan-


keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan
tata letak (layout) dari gedung, ruang dan lain-lain.
2) Bukti pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai tambah
yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi, hanya
berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian
peranannya sangat penting dalam proses produksi jasa. Contoh:
tiket pesawat. Bukti fisik membantu pemasar memposisikan
perusahannya di pasar dan memberikan dukungan nyata apalagi
yang berhubungan dengan lokasi.
d. Penentuan harga

Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam


pemberian nilai kepada konsumen dan memengaruhi citra produk, serta
keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan
dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran
pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan
harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.
Dalam memutuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan
dari penentuan harga itu sendiri, antara lain:
20

a) Bertahan
b) Memaksimalkan harga\memaksimalkan penjualan
c) Gengsi atau prestos
d) Pengembalian atas investasi (return on investment-ROI)

Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi penentuan harga adalah:

a) Positioning (pemosisian jasa)


b) Sasaran perusahaan
c) Tingkat persaingan
d) Siklus hidup jasa
e) Elastisitas permintaan
f) Struktur biaya
g) Sumber daya yang digunakan
h) Kondisi ekonomi secara umum
i) Kapasitas jasa

Metode penentuan harga antara lain:

a) Penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing)


b) Penentuan harga tingkat pengembalian (rate of return pricing)
c) Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)
d) Penentuan harga rugi (loss leading pricing)
e) Penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)
e. Tempat (sistem penyampaian jasa)

Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan


keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi
yang strategis.
21

a) Lokasi

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus


bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada
tiga jenis interkasi yang memengaruhi lokasi, yaitu:

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila


keadannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen
sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak
terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian
jasa harus tetap berkualitas.
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti
penyedia jasa dan konsumen berinterkasi melalui sarana tertentu
seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak
terlaksana dengan baik.
b) Saluran distribusi

Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun orang


lain. dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat, yaitu:

1) Penyedia jasa
2) Perantara
3) Konsumen

Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat


memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan
sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang
dapat dipilih, antara lain:

1) Penjual langsung (direct sales)


2) Agen (agent) atau broker
22

3) Agen/broker penjual atau pembeli


4) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak (contracted
service delivery)
c) Promosi

Hal yang perlu dperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran


promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas:

1) Iklan (advertising)

2) Penjualan perorangan (personel selling)

3) Promosi penjualan (sales promotion)

4) Hubungan masyarakat (public relation)

5) Informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth)

6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail)

Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk


mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam promosi, yaitu:

1) Identifikasi terlebih dahulu audiens targetnya: hal ini berhubungan


dengan segmentasi pasar.
2) Tentukan tujuan promosi: apakah untuk menginformasikan,
memengaruhi, atau mengingatkan.
3) Kembangkan pesan yang disampaikan: hal ini berhubungan dengan
isi pesan (apa yang harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana
menyampaikan pesan secara logis), gaya pesan (ciptakan bahasa
yang kuat), sumber pesan (siapa yang harus menyampaikannya).
4) Pilih bauran komunikasi: apakah itu komunikasi personal (personal
communication) atau komunikasi nonpersonal (nonpersonal
communication).
23

d) Orang (people)

Dalam hubunganya dengan pemasaran jasa, maka “orang” yang


berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Keputusan dalam “orang” ini berarti berhubungan dengan
seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Untuk
mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari
pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan
dan memenuhi kebutuhannya. Pentingnya “orang” dalam pemasarn jasa
berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran perusahaan yang
dalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok
internal. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong
“orang” dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen, yaitu:

1) Contactors “orang” disini berinterkasi langsung dengan konsumen


dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli.
2) Modifiers “orang” disini tidak secara langsung memengaruhi
konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen,
contoh: resepsionis.
3) Influencers “orang” disini memengaruhi konsumen dalam
keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak
dengan konsumen.
4) Isolated “orang” disini tidak secara langsung ikut serta dalam
bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan
konsumen. Contoh: karyawan bagian administrasi penjualan, sdm,
dan pemerosesan data.
e) Proses (process)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas


prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin,
24

dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dapat


dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1) Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah


dan tahapan proses.

2) Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan


dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

f) Layanan konsumen

Layanan konsumen (customer service) pada pemasaran jasa lebih


dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistic, dimana
pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan.
Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan
waktu dan tempat termasuk pelayanan pratransaksi, saat transaksi, dan
pasca transaksi.

Kegiatan sebelum transaksi (pratransaksi) akan turut memengaruhi


kegiatan transaksi dan setelah transaksi, karena itu kegiatan
pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan
respons yang positif dan menunjukan loyalitas yang tinggi. Strategi
layanan konsumen menurut Christopher Lovelock mencakup hal-hal
sebagai berikut:

1) Identifikasi misi jasa


2) Penentuan sasaran dari layanan konsumen
3) Perumusan strategi layanan konsumen
4) Implementasi

2. City Branding

a. Definisi City Branding


Menurut Dinnie (2010) dalam Karim dkk (2012) City Branding adalah
mengidentifikasi suatu set brand attributes sebagai yang dimiliki sebagai
25

sebuah kota sesuai urutan untuk membentuk sebuah dasar yang digunakan
untuk menghasilkan persepsi positif dari banyak audiens.
Menurut Simon Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7)
mendefinisikan City Branding sebagai manajemen suatu citra destinasi
melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, cultural,
dan peraturan pemerintah.
City Branding dapat dipandang sebagai pendekatan yang tepat untuk
mempromosikan suatu tempat atau wilayah, jika kita melihat dunia sebagai
pasar global dan suatu tempat wilayah merupakan sebuah produk atau
perusahaan yang sedang bersaing dengan tempat atau wilayah lainnya dalam
upaya untuk menjaga atau mempertahankan posisi mereka ditengah
persaingan. Adapun pengertian lain dari City Branding menurut Chaniago
dalam Yuli (2011: 60) adalah proses atau usaha membentuk merek dari suatu
kota untuk mempermudah pemilik kota tersebut untuk memperkenalkan
kotanya kepada target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut
dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, dan berbagai media
lainnya.
Pengertian City Branding tersebut diperkuat oleh Van Gelder (2008)
City Branding is about deliberately creating, developing and
demonstrating that value through appropriate „on brand‟ actions, which
consist of investments, physical and economic plans, attraction programmes,
events, communications, and the like.
Artinya City Branding adalah mengenai kesengajaan menciptakan,
mengembangkan dan menunjukkan nilai yang tepat melalui 'on-brand'
actions, yang terdiri dari investasi, rencana fisik dan ekonomi, program
atraksi, kegiatan, komunikasi, dan sejenisnya.
Selain beberapa pengertian diatas City Branding adalah perangkat
pembangunan ekonomi perkotaan. City Branding merupakan perangkat yang
dipinjam dari praktik-praktik pemasaran oleh para perencana dan perancang
kota beserta semua pemangku kepentingan. Sebagimana produk, jasa dan
26

organisasi, kota membutuhkan citra dan reputasi yang kuat dan berbeda demi
mengatasi persaingan kota memperebutkan sumber daya ekonomi di tingkat
lokal, regional, nasional dan global (Rahmat dan Salamah, 2014:1)
Beberapa pemaparan tersebut, tentang pengertian City Branding dapat
diambil kesimpulan bahwa City Branding merupakan upaya untuk
membangun sebuah kota dengan menggunakan teknik pemasaran untuk
menemukan identitas dan positioning yang kuat agar dapat bersaing yang
bertujuan untuk menarik investor, penduduk, sumber daya yang baik,
wisatawan yang dikomunikasikan melalui berbagai cara kepada pihak internal
dan eksternal. untuk memberikan merek kepada kota agar mudah dikenali dan
dapat membentuk city image untuk memasarkan daerah baik secara lokal
maupun internasional.
b. Perbedaan Brand Korporat Dan Brand Tempat
Brand korporat dan brand tempat merupakan dua hal yang berbeda,
berikut ini perbedaan antara brand korporat dan brand tempat menurut Allen,
2007 dalam Rahmat dan Salamah (2014: 20) :
27

Tabel 2. 1 Perbedaan Brand Korporat dan Brand Tempat


Perbedaan Brand Korporat Dan Brand Tempat
Brand korporat adalah brand diaplikasikan kepada produk dan jasa dalam
kerangka kerja organisasi korporat. Brand tempat didefinisikan sebagi brand yang
diaplikasikan pada produk dan jasa dalam kerangka politik/geografi. Ketika
prinsip-prinsip branding korporat diaplikasikan di arena branding tempat
implementasinya akan jadi berbeda.
Brand korporat Brand tempat
Memiliki komponen tuinggal Memiliki banyak komponen produk/jasa
Produk/jasa Hubungan terfragmentasi dengan pemangku
Hubungan kohesif dengan kepentingan
pemangku kepentingan Kompleksitas organisasi tinggi
Bersifat fungsional Berbasis pada pengalaman/hedonis
Orientasi perorangan Orientasi kolektif
Koherensi subbrand Rivalitas/ketidaksejajaran subbrand
Perusahaan privat Kemitraan privat dan publik
Atribuk produk konsisten Peran pemerintah tinggi
Fleksibel dalam penawaran Tidak fleksibel dalam penawaran produk
produk
Sumber: (Allen, 2007 dalam Rahmat dan Salamah, 2014:20)

c. Kriteria City Branding


Terdapat beberapa kriteria dalam membuat City Branding yang harus
dipenuhi menurut Yuli (2011:60) diantaranya:

a. Attributes, City Branding mampu menggambarkan sebuah karakter,


daya tarik, gaya dan personalitas kota.
b. Message, menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan
dan mudah atau selalu diingat.
c. Differentiation, memberikan kesan unik dan berbeda dari kota-kota
yang lain.
d. Ambassadorship, menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal
di kota tersebut.

Tabel dibawah ini menunjukan sejumlah fakta yang terkait dengan apa
yang dibutuhkan oleh sejumlah elemen masyarakat:
28

Tabel 2. 2 Hasil Survey Kriteria Kota


Kriteria Kriteria kota Kriteria
kota untuk untuk kota untuk
tempat investasi (%) wisata
tinggal (%) (%)
Perkembangan ekonomi 31 34 3
Budaya dan hubungan masyarakat 22 16 47
Area hijau dan pelestarian lingkungan 17 10 32
Kondisi lalu lintas dan transportasi 11 13 9
Sarana pendidikan 11 6 4
Regulasi pemerintah kota 5 16 4
Infrastruktur kesehatan dan sanitasi 2 6 2
Penanganan dan kendali bencana 0 1 1
Sumber: kataanda.com dalam Marketeers, 2015 :143

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ekonomi dan budaya menjadi hal
yang penting bagi penduduk suatu kota. Sedangkan bagi calon investor, selain
kedua hal tersebut, regulasi pemerintah menjadi kriteria yang penting dari
suatu kota. Berbeda dengan kriteria yang dinilai oleh wisatawan, menurut
mereka yang penting dari suatu kota adalah budaya masyarakat dan
lingkungan. Sebuah kota perlu terlebih dahulu menentukan positioning yang
ingin dibentuk. Positioning yang tepat sasaran yang tepat sasaran dan
didukung dengan diferensisasi yang solid akan brand kota tersebut kuat,
layaknya suatu produk untuk membentuk brand yang kuat.
d. Tujuan City Branding
Beberapa kota melakukan strategi dengan menerapkan City Branding,
hal ini dianggap menguntungkan bagi para pemangku kepentingan. Berikut
alasan mengapa City Branding perlu dilakukan menurut Handito, (dalam
Sugiarsono, 2009:3) :
a) Memperkenalkan kota atau daerah lebih dalam Penerapan City
Branding, suatu kota akan memperkenalkan dirinya lebih dalam,
karena pihak eksternal harus mengetahui keberadaan suatu kota. Yang
kemudian peningkatan kunjungan terhadap suatu kota semakin tinggi.
29

b) Memperbaiki citra suatu kota yang sudah dinilai buruk oleh


pengunjung maupun penduduk kota sendiri, cukup sulit suatu kota
memiliki daya tarik bagi pihak yang berkepentingan, namun salah satu
strategi mengembalikan citra positif kota yaitu dengan City Branding
yang di imbangi dengan implementasi komprehensif, maka akan
meningkatkan daya tarik kota sebagai tujuan para pemangku
kepentingan.
c) Menarik wisatawan asing dan domestik. Penerapan city brand yang
tepat dapat menarik pemangku kepentingan eksternal kota termasuk
wisatawan domestik maupun asing, hal ini dikarenakan wisatawan
memandang merek merupakan pembeda satu dengan yang lainnya
sehingga akan memilih suatu tempat dengan keunikan atau ciri khas
yang tidak dimiliki kota lain.
d) Menarik minat investor untuk berinvestasi. Tujuan lain dari City
Branding untuk mendapatkan investasi guna meningkatkan
pengembangan kota baik itu dari sektor ekonomi, sosial atau yang
lainnya.
e) Meningkatkan perdagangan melalui penerapan city brand suatu kota
akan dikenal luas oleh masyarakat baik itu di dalam negeri ataupun
luar negeri. Maka akan tercipta suatu transaksi yang dilakukan oleh
pihak eksternal kota maupun pihak internal kota yang menyebabkan
terjadinya peningkatan perdagangan.

e. City Branding Hexagon

City Branding hexagon diciptakan oleh Simon Anholt untuk mengukur


efektivitas City Branding. Terdapat enam aspek dalam pengukuran efektvitas
City Branding yang terdiri atas presence, potential, place, pulse, people, dan
prerequisite. Model City Branding hexagon dapat dilihat pada gambar
berikut:
30

Gambar 2. 1 Model City Branding

Sumber: Simon Anholt, competitive identity: (2007:60)


Simon Anholt (2007:59), memaparkan secara terperinci penjelasan
setiap poin dalam City Branding hexagon yang terdiri atas presence, place,
potential, people, pulse, dan prerequisite.
1) Presence
Menerangkan tentang status atau kedudukan kota tersebut dimata
internasional. Dalam risetnya yang bekerjasama dengan GFK Roper
Public Affairs & corporate Communications pada tahun 2005, Anholt
melakukan survei terhadap 30 kota dan mengidentifikasi karakteristik
khusus dari kota tersebut serta menggali pendapat apakah kota tersebut
memiliki kontribusi penting di tingkat dunia dalam hal budaya, sains,
atau jalannya pemerintahan selama kurun waktu 30 tahun terakhir.
2) Place
Mengukur bagaimana persepsi mengenai aspek fisik dari setiap
kota. Apakah publik merasa nyaman apabila melakukan perjalanan
mengelilingi kota, seberapa indah penataan kota, serta bagaimana
keadaan cuaca di kota tersebut.
3) Potential
Mengevaluasi kesempatan ekonomi dan pendidikan yang
ditawarkan kepada publik dan apakah kota tersebut memiliki
kemudahan akses sebagai pilihan tempat tinggal.
31

4) Pulse
Menganalisa apakah kota tersebut memperlihatkan nuansa gaya
hidup urban sebagai bagian terpenting dari citra kota, serta apakah
publik dapat dengan mudah menemukan hal-hal menarik sebagai
pengunjung maupun sebagai penduduk dari kota tersebut.
5) People
Menilai apakah penduduk kota bersahabat dan memberikan
kemudahan dalam bertukar budaya serta bahasa juga apakah kota
tersebut menimbulkan rasa aman saat berada di dalamnya.

6) Prerequisite

Memaparkan persepsi pubik terhadap kualitas dasar suatu kota,


apakah kota tersebut memberikan kepuasan dengan akomodasi yang
disediakan, serta kemudahan akses pemenuhan kebutuhan.

Gambar 2. 2 Model Pembentukan City Branding


City‟s image

Image communication

Secondary communication Primary communication

lanscape
structure

infrastructure behavior

Tertiary communication

Sumber: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V1N1 | 154, 2012
32

Menurut Porpescu dan Cabos (2010) dalam Wibisono (2015),


memaparkan City Branding hexagon memberikan instrument pengukuran
inovatif sehingga dapat mempermudah pemerintah untuk mengetahui persepsi
mengenai citra kota.
Model pembentukan City Branding menurut Graham (2002 dalam
Karim Dkk 2012) terdiri dari interaksi antara aspek internal dan aspek
eksternal.
1. Komunikasi Primer berkaitan dengan efek komunikatif yang ditimbulkan
oleh aksi yang dilakukan oleh kota, ketika komunikasi bukan merupakan
tujuan utama dari aksi tersebut. Komunikasi ini dibagi menjadi 4 wilayah
intervensi, yaitu:
a. Strategi Lanskap (Landscape Strategies), merujuk pada tindakan dan
keputusan yang berhubungan dengan rancang kota, arsitektur, ruang
hijau, dan ruang publik di kota.
b. Proyek Infrastruktur (Infrastructure Projects), merujuk pada proyek
yang dibangun untuk membuat, meningkatkan atau memberikan
karakter khas untuk berbagai tipeinfrastruktur yang dibutuhkan di kota.
Di satu sisi, elemen ini harus meningkatkan aksesibilitas kota kepada
berbagai audience, apakah itu aksesibilitas pada jalan raya untuk
penduduk atau aksesibilitas terhadap monumen besar bagi pengunjung,
atau keberadaan bandar udara yang besar. Di satu sisi, hal ini merujuk
pada keberadaan dan ketercukupan berbagai fasilitas seperti pusat
budaya, fasilitas konferensi, dan lain-lain.
c. Struktur Organisasional dan Administratif (Organisational and
Administrative Structrure), merujuk pada efektivitas dan peningkatan
struktur pemerintahan kota.
d. Perilaku Kota (City‟s Behaviour) merujuk pada visi pemerintah kota,
strategi yang diadopsi atau insentif finansial yang disediakan
pemerintah kota bagi berbagai stakeholder. Dua elemen yang
signifikan adalah tipe pelayanan yang disediakan oleh kota bersamaan
33

dengan efektivitas penyediaan tersebut dan jumlah danjenis events


(seperti festival, dan kultural lainnya, budaya atau event yang lain).
2. Komunikasi Sekunder adalah komunikasi yang formal dan disengaja yang
biasanya mengambil tempat pada praktek pemasaran pada umumnya
seperti pemasangan iklan pada indoor dan outdoor, hubungan masyarakat,
desain grafis, dan penggunaan logo. Hal ini memiliki kesamaan dengan apa
yang dimaksud dengan komponen promosi dari pemasaran tradisional dan
sejauh ini menjadi variabel pemasaran yang diadopsi kota dengan senang
hati.
3. Akhirnya, komunikasi tersier merujuk pada Word of Mouth (pemasaran
dari mulut kemulut) yang diperkuat oleh media dan komunikasi
kompetitor. Hal ini tidak dapat dikontrol oleh kota tersebut. Keseluruhan
proses branding dan dua jenis komunikasi image yang dapat dikontrol
sebelumnya merupakan tujuan untuk membangkitkan dan memperkuat
komunikasi tersier yang positif khususnya terhadap penduduk asli yang
tinggal kota tersebut, yang pada saat bersamaan merupakan target audiens
yang terpenting dari City Branding dan City Marketers.

3. Word of Mouth

Dalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi tidak hanya dapat dilakukan


oleh pihak perusahaan atau pemasar, akan tetapi juga dapat dilakukan oleh
pihak konsumen atau pelanggan. Adanya komunikasi yang digunakan oleh
calon konsumen atau pelanggan untuk bertukar informasi mengenai produk
barang dan jasa dapat dilakukan dengan cara komunikasi mulut ke mulut
(Word of Mouth). Pertukaran informasi ini dilakukan oleh satu orang yang
telah menggunakan suatu produk dan membantu pihak lain atau calon pembeli
untuk mengetahui informasi tentang produk tersebut. Dalam pemasaran,
komunikasi Word of Mouth terjadi ketika konsumen memberikan saran atau
pendapat dan berbagi pengalaman kepada konsumen lain tentang sebuah
produk, jasa atau merek (Schiffman dan Wisenblit, 2015:248).
34

Menurut Kotler dan Armstrong (2010:436) WOM (Word of Mouth)


adalah sebuah komunikasi personal seseorang terhadap produk diantara target
pembeli, tetangga, teman, keluarga dan rekan sejawat. WOM (Word of Mouth)
bukanlah sesuatu hal yang baru, tetapi popularitasnya sebagai piranti
pemasaran terus membumbung. Perkembangan WOM (Word of Mouth)
menjadi sangat luar biasa, dipacu dan dipicu oleh pertumbuhan media sosial
yang sangat fenomenal. Dari sekedar percakapan dari mulut ke mulut yang
dilakukan ketika bertatap muka, WOM (Word of Mouth) yang menunggangi
media sosial berubah menjadi komunikasi viral yang menyimpan pesannya
beranak-pinak seperti rentenir yang menerapkan bunga berbunga.
Sedangkan menurut Silverman (2011:51) WOM (Word of Mouth)
adalah pertukaran informasi yang dilakukan antara orang-orang mengenai
produk dan jasa secara independen (bebas) tanpa ikatan perusahaan atau
produsen.
Gartika (2007:7) menyatakan bahwa ibarat virus, WOM (Word of
Mouth) bisa menular kemana-mana dengan cepat, asalkan dilakukan dengan
cara yang tepat. Hal ini dapat berarti positif, tapi juga bisa berarti negatif.
Informasi Word of Mouth masuk dalam kategori komunikasi informal
dengan ciri khas disampaikan oleh sumber informasi atau tidak
menyampaikan pesan atas nama organisasi atau perusahaan. Bentuk
komunikasi Word of Mouth sendiri dapat berupa pemberian informasi atau
saran tentang produk oleh orang tua atau teman. Pengirim pesan dinilai tidak
mendapat keuntungan apapun berkaitan dengan keputusan si penerima pesan
di kemudian hari. Pemasar menyadari bahwa kekuatan komunikasi informal
Word of Mouth yang beredar di antara konsumen hampir selalu lebih efektif
daripada promosi pesan berbayar yang dilakukan oleh pengiklan (Schiffman
dan Wisenblit, 2015:249).

Word of Mouth merupakan salah satu proses komunikasi yang


melibatkan pengirim pesan, penerima pesan, pesan yang disampaikan, pesan
atau media tempat pesan tersebut digunakan, tempat pesan tersebut
35

disampaikan serta apa yang dilakukan oleh penerima pesan setelah menerima
pesan tersebut. Freddy Rangkuti (2009:77) mendefinisikan Word of Mouth
sebagai usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk, jasa atau merek
kepada pelanggan lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa


Word of Mouth merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh
individu non-organisasi atau perusahaan dalam memberikan saran,
membicarakan, mempromosikan dan menjual suatu merek kepada orang lain.

Menurut penelitian Nielsen pada tahun 2013 tentang The Influence


Consumer Trust in Advertising yang dilakukan secara online lebih dari 29.000
responden tersebar di 58 negara yang berbeda. Menyatakan bahwa 84%
konsumen lebih percaya informasi pemasaran dengan media WOM (Word of
Mouth) yang direkomendasikan dari keluarga, saudara dan teman yang
dikenalinya dengan tingkat kepercayaan tertinggi dibanding sarana informasi
pemasaran lainnya. Tingkat kepercayaan tersebut naik 6% dari tahun 2007
sebesar 78% serta mengkonversi informasi WOM (Word of Mouth) tersebut
menjadi keputusan pembelian yaitu sebesar 92% naik 18% dan tahun 2007
sebesar 74%. Adapun tingkat kepercayaan WOM (Word of Mouth) di
Indonesia menurut Nielsen pada tahun 2013 sebsar 85% turun 4% dari tahun
2007.
Menurut Kotler (2012:206), konsumen menerima dan menanggapi WOM
(Word of Mouth) pada kondisi dan situasi dalam:

a. Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu


dalam melakukan pilihan.
b. Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan
penilaian kriteria.
c. Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting
bagaimana informasi yang disebarkan dan ditujukan.
36

d. Sumber lain memiliki kredibilitas rendah.


e. Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau dari pada sumber lain dan
karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.
f. Kuatnya sebuah ikatan sosial yang ada antara penyebar dan peneriman
informasi.
g. Individu mempunyai sebuah kebutuhan yang tinggi pada persetujuan
lingkungan sosial.
Melalui komunikasi WOM (Word of Mouth) seseorang dapat
mengurangi sebuah ketidakpastian dikarenakan ketidaktahuannya tentang
sesuatu yang dimiliki, dengan bertanya kepada orang lain yang pernah
memakai produk bersangkutan, akan menghasilkan informasi yang lebih dapat
dipercaya, sehingga juga akan lebih menghemat waktu dan proses evaluasi
merek. Kondisi tersebut didukung oleh budaya Indonesia dimana informasi
WOM (Word of Mouth) cepat tersebar dan orang sangat percaya pada
informasi yang diterima dari orang terdekat dan yang dikenalnya.
Informasi sebuah WOM (Word of Mouth) berdasarkan sumber dan
penerimannya menurut Silverman (2011:128) terdapat tiga jenis yaitu:
a. Expert to expert, ketika seorang ahli berbicara dengan ahli mengenai
sesuatu hal (produk atau jasa) yang sesuai dengan keahlian dibidangnya,
maka pembicaraan mereka akan sangat penting, bernilai dan dapat
menjadi sebuah pengungkit di dalam WOM (Word of Mouth)
b. Expert to peer, ketika seseorang yang awam akan sesuatu hal (produk
atau jasa) mencari sebuah informasi dan saran kepada seorang yang ahli
di dalam bidangnya yang mana informasi tersebut digunakan sebagai
referensi untuk mengambil sebuah keputusan.
c. Peer to peer, ketika sorang yang awam terhadap hal (produk atau jasa),
membuat sebuah keputusan akan mencari sebuah informasi dari
seseorang yang sudah berpengalaman dengan hal (produk atau jasa)
tersebut.
37

Menurut Freddy Rangkuti (2009:96) pesan yang disampaikan melalui


Word of Mouth dapat diukur dengan menggunakan dimensi dan indikator
berikut ini:

1. Lawan bicara
a. Keahlian lawan bicara

Suatu sikap yang dilakukan pada seseorang yang dapat


mempengaruhi lawan bicaranya dalam mengambil keputusan.

b. Kepercayaan terhadap lawan bicara

Kepercayaan seseorang terhadap lawan bicara dalam menerima


informasi yang diungkapkan seseorang.

c. Daya tarik lawan bicara

Penampilan seseorang yang dapat meyakinkan seseorang


memutuskan sesuatu.

d. Kejujuran lawan bicara


Cara bicara seseorang yang jujur dalam mengatakan sesuatu
berdasarkan kenyataan.
e. Objektivitas lawan bicara
Lawan bicara mengatakan keadaan yang sebenarnya tanpa
dipengaruhi pendapat atau pribadi sendiri.
f. Niat lawan bicara

Maksud atau tujuan lawan bicara dalam mengatakan sesuatu yang


dapat mempengaruhi seseorang dalam penyampaian informasi.

2. Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan


a. Konsumsi pesan
Hasil komunikasi mengenai sesuatu yang dibutuhkan.
38

b. Pencarian informasi
Hasil komunikasi yang menjadi informasi sesorang dalam memenuhi
kebutuhan akan informasi.
c. Konversi
Hasil penyampaian informasi lawan bicara dari hal yang tidak diketahui
menjadi mengetahui.
d. Penyampaian kembali
Penyampaian kembali seseorang terhadap orang lain mengenai suatu
produk atau jasa.
e. Penciptaan ulang pesan
Melakukan pembicaraan terus menerus terhadap orang lain mengenai
suatu produk atau jasa yang dirasakan.

Pengukuran WOM (Word of Mouth) mengacu pada konsep yang telah


diterapkan Godez dan Mayzlin (2004) yang mengemukakan dua elemen
yang dapat digunakan untuk mengukur WOM (Word of Mouth) yaitu
volume dan dispersion. Dalam penelitian Godez dan Mayzlin
mengemukakan bahwa orang dipengaruhi oleh pendapat orang lain.
Penelitian mengacu pada tiga aliran dalam literature WOM (Word of
Mouth), yaitu:

1. WOM (Word of Mouth) sebagai penggerak perilaku pembelian


2. Pentingnya struktur sosial dalam aliran WOM (Word of Mouth)
3. WOM (Word of Mouth) sebagi hasil dari perilaku konsumen dimasa
lalu. Dampak WOM (Word of Mouth) tergantung pada siapa yang
berbicara dengan siapa.
Berikut ini dua elemen yang dapat digunakan untuk mengukur WOM
(Word of Mouth) menurut Godez dan Mayzlin (2004), yaitu:

a. Volume
Berdasarkan banyak WOM (Word of Mouth) yang ada pada elemen
ini akan diukur seberapa banyak WOM (Word of Mouth) yang ada. Hal ini
39

merupakan sesuatu yang sangat penting dan pernah dilakukan pengukuran


oleh beberapa peneliti termasuk Yahoo! Buzz index. Pendekatan ini hampir
sama dengan layanan kliping berita yang memonitor beberapa kali produk
suatu perusahaan disebut. Selain itu dapat pula dianalogikan sebagai
frekuensi, yakni seberapa sering orang membicarakan atau
merekomendasikan. Semakin banyak percakapan yang terjadi, tentunya
akan semakin banyak orang yang mengetahui tentang hal tersebut.
b. Dispersion
Elemen ini mendefinisikan sebagai tingkat dimana percakapan
mengenai produk mengambil tempat didalam komunikasi yang luas.
Apakah penyebarannya pada komunikasi yang sejenis saja sudah
mencapai diluar komunikasi sejenis. Hal ini dapat dianalogikan sebagai
jangkauan, yakni berapa banyak orang berbeda yang membicarakan. WOM
(Word of Mouth) yang kurang menyebar (diskusi hanya terbatas pada
populasi yang terbatas dan hegemoni) akan lebih sedikit dampaknya jika
dibandingkan dengan WOM (Word of Mouth) yang tersebar luas. Dalam
penelitian ini Godez dan Mayzlin berharap WOM (Word of Mouth)
menyebar cepat dalam masyarakat dan perlahan-lahan di antara mereka.
Anggota komunitas yang sama sering berinteraksi satu sama lainnya dan
dengan demikian lebih mungkin untuk belajar satu sama lain dari pada dari
anggota komunitas lain. Jadi, tergantung pada volume tertentu dari WOM
(Word of Mouth), lebih banyak orang akan menjadi informasi tentang
produk atau jasa tertentu menunjukan lebih tersebarnya informasi.

Dalam penelitiannya Godez dan Mayzlim menyatakan bahwa


seseorang dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Penelitian mengacu pada
tiga aliran dalam literatur Word of Mouth, yaitu: (1) Word of Mouth sebagai
penggerak perilaku pembelian, (2) pentingnya struktur sosial dalam aliran
Word of Mouth dan (3) Word of Mouth sebagai hasil dari perilaku
konsumen di masa lalu. Dampak Word of Mouth tergantung pada siapa
yang berbicara dengan siapa.
40

Berdasarkan uraian di atas maka dimensi Word of Mouth yang


digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Godes dan Mayzlin
(2004) yang meliputi: volume dan dispersion, karena sesuai dengan objek
penelitian.

4. Minat Berkunjung Wisatawan

Teori minat berkunjung dianalogikan sama dengan minat beli, seperti


penelitian yang dilakukan oleh Albarq (2014) yang menyampaikan bahwa
minat berkunjung wisatawan sama dengan minat pembelian konsumen. Selain
itu Kotler et al (2006: 198) dalam Ramadhan dkk (2015) mengasumsikan
bahwa minat pembelian pada konsumen dapat disamakan dengan minat
berkunjung pada wisatawan.

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap


mengkonsumsi. Menurut Kinear dan Taylor (1995: 306) dalam Dwityanti
(2008) minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Menurut Simamora (2004:131) minat beli adalah sesuatu yang pribadi


dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat terhadap suatu objek
akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah
laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Sedangkan menurut Howard (1989) dalam Dwityanti (2008) minat


untuk membeli (intention to buy) didefinisikan sebagai pernyataan yang
berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk
membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Dari beberapa pemaparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa


minat beli konsumen adalah suatu kegiatan pemusatan perhatian individu
terhadap suatu barang atau jasa yang disertai dengan perasaan senang
terhadap barang atau jasa tersebut, sehingga minat tersebut menimbulkan
41

ketertarikan konsumen untuk mencoba suatu produk kemudian timbul


perasaan konsumen untuk membeli produk tersebut.

Morris et al (2002) dalam Knihght dan Kim (2007 : 273) menyatakan :

“Importantly, emotional response to a brand is a strong predictor of purchase


intention and accounts for more than twice the variance of cognition.
Consumer are inundated with commercial massage relative to brands, and
advertisements that evoke emotional responses can significantly affect
purchase intention.”

Artinya, tanggapan emosional terhadap suatu merek merupakan alat


ukur yang kuat terhadap minat beli dan terhitung lebih dari dua varian
pengetahuan. Pelanggan dibanjiri oleh pesan iklan yang berhubungan dengan
suatu merek, dan periklanan yang membangkitkan respon emosional yang
secara signifikan dapat menyebabkan minat pembelian.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat beli


merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan sebuah
rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat
diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen
terhadap suatu produk. Biasanya baik para pemasar maupun ahli ekonomi
lainnya, menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen
dimasa yang akan datang.

Menurut Ferdinand (2014: 188) salah satu variabel yang mungkin


lebih sesuai untuk menggambarkan adalah seperti yang disajikan dalam tabel
berikut dibawah ini:
42

Tabel 2. 3 Indikator Minat Beli


INDIKATOR MODEL

Indikator minat membeli adalah:


Intensitas
pencarian
 Intensitas pencarian informasi
informasi

 Keinginan untuk segera membeli/


Keinginan Minat
segera
memiliki suatu produk Membel
membeli
i
 Preferensi bahwa produk tertentu
Keinginan
inilah yang diinginkan, seseorang preferensial

bersedia mengabaikan pilihan lain

Sumber: Ferdinand (2014: 188) “Metode Penelitian Manajemen”

Konsumen atau wisatawan dalam memutuskan untuk berkunjung


memiliki berbagai pertimbangan seperti halnya sebelum melakukan
pembelian. Dalam proses untuk memilih, terdapat satu aspek dimana calon
konsumen atau wisatawan dapat menentukan seperti apa tujuan dari pilihan
yang ada dibenak konsumen atau wisatawan tersebut. Dorongan yang kuat
dan memotivasi untuk memilih sebagai suatu tindakan inilah yang kemudian
disebut dengan minat.

5. Keputusan Berkunjung Wisatwan

Teori keputusan berkunjung wisatawan dianalogikan sama dengan


keputusan pembelian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Jalilvand dan
Samei (2012) dalam Aprilia dkk (2015) yang menyamakan bahwa keputusan
berkunjung wisatawan sama dengan keputusan pembelian konsumen.
1. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012:188) proses keputusan pembelian
meliputi lima tahapan, yaitu :
43

Gambar 2. 3 Five-Model of the Consumer Buying Process Stage

Problem recognition

Information search

Evaluation of alternatives

Purchase decision

Post purchase decision

Sumber: Kotler dan Keller (2012:188), Marketing Management

Gambar 2.1 Menjelaskan proses keputusan pembelian yang terdiri dari


lima tahapan sebagai berikut:

a) Problem recognition (pengenalan masalah)

Proses pembelian dimulai saat pembeli menyadari suatu masalah atau


kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau pun internal. Pemasar
perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian mereka dapat
mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

b) Information search (pencarian informasi)


Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan
mencari informasi lebih lanjut atau tidak. Ketika konsumen mengumpulkan
informasi, hanya beberapa pilihan yang menjadi kuat. Jika kebutuhan itu
sangat penting bagi konsumen maka pencarian informasi akan lebih
44

mendalam, salah satu cara konsumen yaitu mendapatkan informasi dari


berbagai pihak. Informasi-informasi yang didapatkan konsumen dibagi
menjadi empat kelompok sumber informasi diantaranya:
1) Pribadi: keluarga, teman, tetangga
2) Komersial: iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
3) Publik: media masa, organisasi pemeringkat, konsumen.
4) Pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber informasi tergantung


pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum konsumen
menerima informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu
sumber yang didominasi pemasar. Namun sumber informasi yang paling
efektif didominasi dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi menjalankan
fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Yang
menjadi pusat perhatian pemasaran adalah sumber informasi pokok yang
diperhatikan konsumen.

c) Evaluation alternative (Evaluasi alternatif)

Setelah melalui tahapan pencarian informasi, konsumen akan


menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih, pemilihan alternatif ini
melalui beberapa proses tertentu, yaitu:

1) Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk


2) Pemasar harus mempertimbangkan kegunaan ciri-ciri suatu produk
3) Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan merek
sesuai dengan ciri-cirinya
4) Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan setiap ciri
yang menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan
dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk
masing-masing ciri
5) Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa merek melalui
prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian
45

yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak


ciri-ciri objek
d) Purchase decision (Keputusan Pembelian)

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek


dalam kumpulan pilihan. Konsumen membentuk suatu minat terhadap merek
yang paling disukai. Dalam melaksanakan pembelian, konsumen dapat
membentuk lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas waktu, dan
metode pembayaran. Cara sikap orang lain mengurangi altenatif yang disukai
akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas negatif orang lain pada
alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Minat beli berada pada posisi setelah konsumen
melakukan evaluasi alternatf sebelum melakukan keputusan pembelian seperti
gambar 2.2.

Adapun pendapat menurut Peter dan Olson (2010:160) tentang


keputusan pembelian adalah alternatif sebuah pilihan konsumen sebagai
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua tau lebih perilaku alternatif, dan sebuah kegiatan memilih
salah satu dari berbagai merek yang ada diantarnya sebagai perwujudan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi pada setiap individu konsumen.
46

Gambar 2. 4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision

Purchase
decision

Attitude of Unanticipated
other situational factors

Purchase intention

Evaluatuion of
alternatives

Sumber: Kotler dan Keller (2012:192), Marketing Management

Pertimbangan alternatif konsumen untuk menyelesaikan masalah


dalam memilih sebuah merek mana yang menjadi pilihan konsumen untuk
mengatasi masalahnya terdapat beberapa macam alternatif pilihan yang
dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi yaitu: kelas produk, bentuk
produk, merek atau model yang ingin konsumen beli. Adapun klasifikasi
lainnya yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pilihan
membeli yaitu: metode dalam pembayaran (kas, cek, atau kredit) toko yang
dikunjunginya, dan waktu yang dikunjunginya harian atau bulanan.

a) Post purchase behavior (Perilaku Pasca Pembelian)

Setelah pembelian, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan


kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa
kegiatan membeli produk yang akan menarik bagi pemasar. Tugas pemasar
belum selesai setelah konsumen membeli produk, namun akan sampai terus
berlangsung sampai periode pasca pembelian. Ada beberapa hal yang harus
diketahui oleh pemasar setelah produk terjual. Menurut Kotler dan Keller
(2012:172), terdapat tiga langkah yang menyangkut perilaku pasca pembelian,
diantaranya:
47

b) Post purchase satisfaction (kepuasan pasca pembelian)

Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari kedekatan antara harapan


pembeli produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.
Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen kecewa, jika memenuhi
harapan maka konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah
pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang positif
atau negatif tentang produk itu kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan
antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Disini
gaya konsumen memainkan peran. Beberapa konsumen memperbesar
kesenjangan itu ketika produk tidak sempurna dan sangat mengecewakan,
sedangkan konsumen lain meminimalkan kesenjangan dan tidak terlalu
kecewa.

c) Post purchase action (tindakan pasca pembelian)

Jika konsumen puas, kemungkinan akan membeli kembali produk


tersebut dan cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek tersebut pada
orang lain. Tetapi konsumen yang tidak puas mungkin meninggalkan atau
mengembalikan produk, mereka mungkin mencari informasi yang
memastikan nilai produk yang tinggi. Jika kepuasan dan ketidakpuasan
pembeli atas suatu produk akan memengaruhi tindakan selanjutnya.

d) Post purchase an disposal (pemakaian dan pembuangan pasca pembelian)

Tingkat kepuasan konsumen merupakan fungsi dari keadaan produk


yang sebenarnya dengan produk yang diharapkan konsumen. Kepuasan atau
ketidakpuasan akan mempengaruhi aktifitas konsumen berikutnya, rasa puas
akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya.
Tetapi jika konsumen merasa tidak puas, konsumen akan beralih ke merek
lain.

Selain itu menurut Swastha dan Irawan (2006:118), setiap keputusan


pembelian mempunyai strutur sebanyak tujuh komponen, yaitu:
48

1) Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah


produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain.
Perusahaan memusatkan perhatiannya pada konsumen yang memiliki
niat pembelian setelah mengevaluasi berbagai alternatif yang ada.

2) Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen mengambil keputusan untuk membeli bentuk


produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pada ukuran,
kualitas, maupun corak warna dan sebagainya.

3) Keputusan tentang merek

Konsumen mengambil keputusan tentang merek mana yang


akan dibelinya. Penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana
konsumen dalam memilih sebuah merek.

4) Keputusan tentang penjualnya

Konsumen mengambil keputusan dimana produk akan dibeli.


Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5) Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa


banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Perusahaan harus
menyiapkan berbagai macam produk yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen.

6) Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen mengambil keputusan tentang kapan ia harus


melakukan pembelian. Tersedianya dana untuk membeli sangat
mempengaruhi keputusan pembelian.
49

7) Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen mengambil keputusan tentang metode atau cara


pembayaran produk yang dibeli, baik secara tunai atau cicilan.
Keputusan tersebut mempengaruhi keputusan tentang penjual dan
jumlah pembelian.

2. Visiting Decision (Keputusan Berkunjung)

Keputusan berkunjung pada suatu tempat berkaitan pada


pengambilan keputusan sebelum memutuskan untuk mengunjungi
suatu tempat (Kotler dan Keller, 2009:184 dalam Hurriyati, 2015).
Keputusan untuk mengunjungi tujuan wisata dibuat oleh wisatawan
berkaitan pada konsep perilaku konsumen.

Keputusan berkunjung merupakan proses dimana seorang


pengunjung melakukan penilaian dan memilih satu alternatif yang
diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu (Aprilia dkk,2015).

Seperti yang telah dikatakan oleh Kotler dan Keller bahwa


perilaku konsumen dipengaruhi oleh budaya, sosial, dan faktor-faktor
pribadi, khususnya terkait pada keputusan untuk mengunjungi tempat
wisata (Hurriyati, 2015). Cleverdon mengatakan bahwa keputusan
pembelian yang diasumsikan pada keputusan berkunjung konsumen
dipengaruhi oleh tempat tujuan wisata, tipe perjalanan, waktu dan
biaya, agen perjalanan, dan jasa perjalanan (Damanik dan Weber,2006
dalam Hurriyati 2015).

a) Destination Area (Tempat tujuan)

Destination Area merupakan sub variabel yang terdiri dari


beberapa indikator diantaranya :

1. Kaitan atau hubungan antara tujuan para wisatawan dengan


kebutuhan para pengunjung.
2. Ketersediaan informasi terkait tujuan wisata wisatawan.
50

b) Traveling Mode (Tipe perjalanan)

Traveling mode merupakan sub variabel kedua dari visiting


decision, adapun indikator dari Traveling mode diantaranya:

1. Akses transportasi untuk sampai di tempat tujuan wisata


2. Keberagaman alat-alat transportasi yang tersedia
3. Kenyaman dari alat-alat transportasi yang tersedia
c) Time and Cost (Waktu dan Biaya)

Indikator dari Time and Cost diantaranya yaitu:

1. Perjalanan wisata sesuai dengan waktu yang ditetapkan termasuk


jam buka dan tutup dari pariwisata yang dituju.
2. Perjalanan wisata tergantung pada biaya perjalanan.
3. Perjalanan wisata tergantung pada waktu luang untuk melakukan
perjalanan.
d) Travel Agent(Agen Perjalanan)
Indikator dari dimensi Travel Agent yaitu ketergantungan
wisatawan terhadap travel agent ketika melakukan perjalanan
wisata.
e) Service Source (Sumber Jasa)

Indikator dari dimensi Service Source yaitu keberagaman dari


jenis pelayanan seperti pemandu wisata, pusat souvenir,
fotografer, dll.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menggunakan teori yang


dikemukakan oleh Damanik dan Weber untuk mengukur variabel keputusan
berkunjung wistawaan.
51

B. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan City Branding dengan Keputusan Berkunjung

Destination brand sering disebut juga sebagai merek suatu


tempat. Merek daerah didefinisikan sebagai aktivitas pemasaran untuk
mepromosikan citra positif suatu daerah tujuan wisata demi
mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjunginya
(Roostika, 2012).

2. Hubungan City Branding dengan Minat Berkunjung

City Branding memiliki hakikat sebagai strategi dalam


memasarkan daerah dengan memberikan branding terhadap suatu kota
tertentu agar semakin dikenal. City Branding dapat memunculkan
minat wiasatawan karena memiliki perbedaan dibandingkan kota lain,
sehingga memunculkan minat untuk berkunjung (Ramadhan Dkk,
2015).

3. Hubungan Word of Mouth dengan Minat Berkunjung

Komunikasi Word of Mouth merupakan strategi pemasaran


yang menitik berat kapan pada saran pengunjung kepada orang lain
yang nantinya dapat mempengaruhi orang lain untuk tertarik dan akan
mengikuti sarannya. Word of Mouth menjadi sangat penting ketika
tempat wisata yang disarankan memiliki nilai positif atau kesan yang
baik bagi pengunjung. (Aprilia Dkk, 2015). Seperti pendapat yang
dikemukakan oleh agustina (2014) dalam Aprilia dkk., (2015) ketika
seseorang menerima informasi mengenai suatu produk maupun jasa
dari orang lain seperti teman maupun saudara bagaimana pengalaman
dalam menggunakan produk dan jasa tersebut, apabila informasi yang
disampaikan positif maka seseorang cenderung akan tertarik bahkan
mencoba produk dan jasa tersebut begitu juga sebaliknya.
52

4. Hubungan Word of Mouth dengan Keputusan Berkunjung


Sulistyawati, Dkk (2010) dalam Aprilia Dkk (2015)
menyatakan bahwa Word of Mouth merupakan salah satu faktor yang
mendorong wisatawan untuk melakukan keputusan pembelian.
Pengaruh referensi yang diberikan oleh teman merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian
patung kayu. Karena tidak sedikit wisatawan yang yang melakukan
pembelian patung kayu dipengaruhi oleh teman-teman mereka yang
sudah terlebih dahulu berkunjung dan sekaligus membeli produk
patung kayu.
5. Hubungan Minat Berkunjung dengan Keputusan Berkunjung

Variabel minat berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap keputusan berkunjung. Minat dari dalam diri pengunjung
untuk mengunjungi tempat wisata seperti Jatim Park 2 menjadi
pendorong pengunjung untuk menetapkan keputusan berkunjung di
Jatim Park 2 atau tempat wisata tersebut. Saat timbulnya minat, maka
pengunjung akan sadar bahwa pengunjung menyukai suatu tempat
wisata tertentu sesuai dengan minatnya dan ingin mengunjunginya
(Aprilia, Dkk, 2015). Selanjutnya ketika keyakinan akan suatu tempat
wisata menguat, maka akan menimbulkan keputusan untuk melakukan
kunjungan (Shrimp, 2003 dalam Aprilia, Dkk, 2015)

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan


dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan
penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu
yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada
tabel di bawah ini :
53

Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu

N Nama Judul Metodolo Hasil Perbe


Persamaan
o Peneliti Penelitian gi Penelitian daan
1 Abdurrah Pengaruh Kuantitatif Terdapat Variable Perbe
man City , pengaruh yang daany
Hikmah Branding Deskriptif signifikan digunakan a
Ramadhan,
Suharyono, terhadap dengan antara City dalam terleta
Srikandi minat mengguna Branding penelitian k pada
Kumadji berkunjun kan Path dengan minat dan analisis objek
g serta Analysis berkunjung yang yang
dampakny dengan nilai digunakan diteliti
Jurnal a pada koefisien (β) dalamm
Administr keputusan sebesar 0,497, penelitian
asi Bisnis berkunjun City Branding sama-sama
(JAB)|Vol.
g (survey memiliki memakai
28 No. 1
November pada pengaruh analisis
2015| Wisatawa terhadap kuantitatif
administra n Kota keputusan dengan
sibisnis.st Surabaya berkunjung menggunak
udentjourn 2015) akan tetapi an analisis
al.ub.ac.id tidak jalur.
signifikan
karena nilai
koefisien
jalurnya (β)
hanya sebesar
0,091, dan
minat
berkunjung
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
berkunjung
dengan nilai
koefisien (β)
sebesar 0,377
54

2 Fitri Pengaruh Kuantitatif Terdapat Variabel Perbe


Aprilia, Word of deskriptif pengaruh yang daann
Srikandi
Mouth dengan signifikan digunakan ya
Kumadji,
Andriani terhadap mengguna antara Word of dalam terleta
Kusumawa minat kan path Mouth dengan penelitian k pada
ti berkunjun analysis minat dan analisis objek
g serta berkunjung yang yang
dampakny dengan nilai digunakan diteliti
Jurnal a pada koefisien (β) dalamm
Administr keputusan sebesar 0,543, penelitian
asi Bisnis berkunjun Word of Mouth sama-sama
(JAB)|Vol. g (survey memiliki memakai
24 No. 1 pada pengaruh analisis
Juli2015| pengunjun terhadap kuantitatif
administra g tepat keputusan dengan
sibisnis.st wisata secara menggunak
udentjourn “Jawa signifikan an analisis
al.ub.ac.id Timur karena nilai jalur.
Park 2” koefisien
Kota Batu) jalurnya (β)
sebesar 0,365,
dan minat
berkunjung
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
berkunjung
dengan nilai
koefisien (β)
sbesar 0,491
3 Ahmad M. The Desriptif hasil penelitian Menggunak Perbe
Zamil impact of kuantitatif menunjukan an variabel daann
Word of bahwa bahwa Word of ya
Research Mouth Word of Mouth Mouthdan terleta
Journal of (WOM) on dari keluarga, decision k pada
internatio the teman, rekan purchasingy objek
nal studies purchasin kerja, dan ang di yang
55

- issue g decision kerabat asumsikan diteliti


20(Septem of the memiliki sebagai ,varia
ber, 2011) jordanian dampak yang keputusan bel
consumer besar terhadap berkunjung yang
keputusan digun
pembelian, akan,
dampak serta
lainnya adalah metod
dari sumber e
lain seperti peneli
perusahaan tian
dan penjual. dalam
Secara peneli
satatistik tian
terdapat ini
hubungan meng
signifikan gunak
antara Word of an
Mouth dengan analisi
keputusan s
pembelian deskri
ptif
kuanti
tatif
sedan
gkan
penuli
s
menei
li
denga
n
meng
gunak
an
metod
e
analisi
s
56

jalur.
4 Ratih An Verifikasi Pelaksanaan Persamaan Peneli
Huriyati, Analysis deskriptif Merek Tempat penelitian tian
Place dinilai cukup ini yaitu ini
Branding baik, citra kota objek berfok
Jurnal to bandung penelitian us
Pendidika Enchance dinilai sangat variabel pada
n Sains the Image tinggi, bebas tiga
Sosial dan of sedangkan dilakukan variab
Kemanusi Bandung keputusan sama-sama el
aan City and mengunjungi menggunak yaitu
ISSN its destinasi an variabel place
1979-0112 Implicatio pariwista place brandi
Vol.8(1) n Toward secara umum branding ng,
2015 the dinilai tinggi yang city
www.sosio Decision memiliki image
humanika- to Visit indicator , dan
jpssk.com Tourism sama decisi
Destinatio dengan City on to
n Branding visit
serta touris
keputusan m.
berkunjung Sedan
wisatawan gkan
peneli
tian
yang
dilaku
kan
peneli
ti
melih
at City
Brand
ing
dan
penga
ruhny
a
57

terhad
ap
minat
berku
njung
serta
damp
aknya
terhad
ap
keput
usan
berku
njung
5 Dina Pengaruh mengguna Terdapat Sama-sama Perbe
Febiana, Word of kan Path pengaruh menggunak daan
Srikandi Mouth Analysis signifikan na variabel terleta
Kumadji,
terhadap dann antara Word of Word of k pada
Sunarti
Minat beli annalisis Mouth dengan Mouth dan objek
serta deskriptif minat menggunak yang
Jurnal dampakny pembelian an variabel diteliti
Administr a pada dengan nilai minat beli .
asi Bisnis keputusan koefisien (β) serta
(JAB)|Vol. pembelian sebesar 0,603, keputusan
16 No. 1
(survei Word of Mouth pembelian
November
2014| pada memiliki yang
administra pengunjun pengaruh diasumsikan
sibisnis.st g yang terhadap dengan
udentjourn melakukan keputusan minat
al.ub.ac.id pembelian pembelian berkunjung
pada secara serta
biker’s signifikan keputusan
Resto dan karena nilai berkunjung.
Cafe di koefisien Menggunka
kota jalurnya (β) n metode
Malang) sebesar 0,164, analisis
dan minat jalur
pembelian
memiliki
58

pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
dengan nilai
koefisien (β)
sebesar 0,701
6 Dr. Yin- Does Structural Hasil Persamaan Pada
Hsi Lo Word-of- Equating penelitian penelitian peneli
Mouth Modeling menemukan ini yaitu tian
The Effect (SEM) pengaruh objek ini
Journal of Really langsung dan penelitian berfok
Internatio Matter? positif dari variabel us
nal The Case Word of Mouth bebas pada
Managem of Chinese terhadap dilakukan Word
ent Tourist perceived sama-sama of
Studies, Travel value dan menggunak Mouth
Vol.7 Experienc perceived risk, an variabel ,
No.2, e in tetapi ada Word of percei
October,2 Taiwan pengaruh tidak Mouth ved
012 signifikan dari value,
perceived risk percei
terhadap ved
kepuasan risk,
wisatawan dan tourist
minat satisfa
berperilaku. ction,
Hal ini dan
mungkin behav
menjelaskan ioral
bahwa Taiwan intenti
benar-benar on.
tertarik pada Metod
destinasi e
pariwiasata di penliti
Cina. Tidak annya
peduli ada meng
sesuatu gunak
59

kejadian serius an
terjadi yang Struct
dilaporkan ural
oleh media, Equati
namun hal ng
tersebut tidak Model
memberikan ing
dampak (SEM
signifikan pada ).
pertumbuhan Sedan
kunjungan gkan
wisatawan ke peneli
Cina dari tian
Taiwan. yang
dilaku
kan
peneli
ti
melih
at
Word
of
Mouth
yang
beda
mpak
pada
minat
berku
njung
wisata
wan
serta
keput
usan
berku
njung
wisata
wan.
60

Dan
peneli
tian
peneli
ti
meng
gunak
an
analisi
s
kuanti
tatif
meng
gunak
an
analisi
s jalur
7 Abdul Pengaruh Kuantitatif Atribut produk Penelitian Perbe
Yusuf dan atribut wisata di ini daann
Eman produk karawang mengenai ya
Sulaiman, wisata dinilai para place terleta
terhadap winus cukup branding k pada
place baik. kabupaten teori
Jurnal branding Pelaksanaan karawang yang
Ilmiah dan place branding memiliki digun
Solusi implikasin dinas kesamaan akan
Vol.1 ya perhubungan, pada teori dalam
No.1 terhadap pariwisata dan place melih
Januari- keputusan kebudayaan branding at
Maret mengunju serta pihak dan metode proses
2014: 87- ngi terkait lainnya, penelitian keput
94 destinasi dinilai para kuantitatif usan
wisata winus cukup menggunak berku
pantai. baik. Keadaan an analisis njung
keputusan jalur. wisata
mengunjungi wan
destinasi dan
pariwisata variab
secara umum le
61

dinilai tinggi. yang


Diketahui digun
secara akan
simultan
pengaruh
atribut produk
wisata dan
place branding
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
keputusan
mengunjungi
destinasi
pariwisata
terbukti.
8. Bardiatul Pengaruh Explanato Temeuan Penelitian Perbe
Jannah City ry penelitian inni ini daan
Zaiunul Branding research menunjukan menggunak terleta
Arifin dan City dengan bahwa city an variabel k pada
Andriani Image endekatan branding yang sama variab
Kusumaw terhadap kuantitatif memiliki yaitu city el
ati keputusan analisis pengaruh branding interv
berkunjun deskriptif signifikan dan ening
g dan terhadap city keputusan diman
Jurnal wisatawan analisis image, city berkunjung a
administra ke jalur (path branding peneli
si bisnis Banyuwan analysis) memiliki ti
Vol 17 gi pengaruh meng
No.1 2014 signfikan gunak
terhadap an
http://admi keputusan minat
nistrasi berkunjung, berku
bisnis.stud dan city image njung
entjournal. memiliki sedan
ub.ac.id pengaruh gkan
namun tidak dalam
signifikan peneli
62

terhadap tian
keputusan ini
berkunjung. meng
gunak
an
variab
el city
image

D. Kerangka Berpikir

Dukungan teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan

serta fakta empiris dilapangan menjadi bahan penting dalam penyusunan

kerangka pemikiran (Umar,2008:165).Berdasarkan uraian permasalahan dan

landasan teori di atas maka dapat disusun kerangka berpikir penelitian

pengaruh dari variable City Branding dan Word of Mouth terhadap minat

berkunjung dan dampaknya terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke

Sukabumi, yang secara sistematis digambarkan seperti pada gambar 2.1


63

Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran

City Branding (X1) WOM (Word of Mouth) (X2)

Minat Berkunjung (Y1)

Keputusan Berkunjung (Y2)

Analisis Data:
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas

Analisis Korelasi

Analisis Jalur (Path Analysis) :


1. Persamaan Analisis Jalur Strukutur 1
2. Persamaan Analisis Jalur Strukutur 2
3. Pengujian Hipotesis (Uji t dan F)
4. Uji Sobel

Kesimpulan dan Saran


64

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dicari `


kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan
(eexperimentation) atau praktek (implementation) (Umar,2011: 56).
Berdasarkan model penelitian diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis atau
dugaan sementara sebagai berikut:

1. Persamaan Struktur 1
a. Hipotesis 1
Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan
minat berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan minat
berkunjung.
b. Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan
minat berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan
minat berkunjung.
2. Persamaan Struktur 2
a. Hipotesis 3
Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan
keputusan berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan
keputusan berkunjung.
b. Hipotesis 4
Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan
keputusan berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan
keputusan berkunjung.
c. Hipotesis 5
65

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara minat berkunjung


dengan keputusan berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsungantaraminat berkunjung dengan
keputusan berkunjung.
d. Hipotesis 6
Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
e. Hipotesis 7
Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
Ha : Terdapat hubungan langsung antara Word of Mouthdengan
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan judul


penelitian, yaitu untuk menganalisa pengaruh langsung City Branding dan
Word of Mouth terhadap minat berkunjung dan dampaknya terhadap
keputusan berkunjung wisatawan ke Sukabumi. Penelitian ini juga dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Ruang lingkup penelitian dilakukan kepada wisatawan
Sukabumi yang merupakan mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan
dan pernah melakukan perjalanan wisata ke Sukabumi.

Pemilihan ruang lingkup tersebut dilakukan dengan pertimbangan


bahwa di kota Tangerang selatan banyak terdapat perguruan tinggi, kemudian
mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan terdiri dari berbagai daerah.
Selain itu mahasiswa juga bagian dari segmentasi youth dimana mereka
terbuka akan hal-hal baru. Keadaan tersebut didukung dengan adanya
teknologi internet yang banyak mengekspos keindahan alam di Sukabumi.
Dari segi biaya traveling biasanya mahasiswa memiliki kemampuan finansial
yang minim sehingga Sukabumi menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi
bagi mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan dengan biaya traveling
yang relatif terjangkau. Kemudian dari segi cuaca dan iklim Sukabumi dan
kota Tangerang Selatan sangatlah berbeda dimana kota Tangerang Selatan
memiliki cuaca yang cukup panas, lain halnya dengan Sukabumi yang sejuk
dan asri, sehingga Sukabumi menjadi salah satu pilihan tujuan wisata yang
tepat untuk mencari udara segar. Mahasiswa yang ada di Tangerang Selatan
juga merupakan objek yang paling terjangkau bagi peneliti.

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang


akan diteliti serta hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain dan

66
67

untuk melihat hubungan variabel eksogen City Branding (X1) dan Word of
Mouth (X2) terhadap variabel endogen yaitu minat berkunjung (Y1) dan
keputusan berkunjung (Y2) ke Sukabumi.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:


obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 90). Populasi yang dimaksud ialah
mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan pada tahun 2018.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 91) sampel adalah sebagian atau


populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan tektik


non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 85). Teknik non
probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 87) purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih responden adalah
mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan dan merupakan wisatawan
yang pernah mengunjungi Sukabumi dengan tujuan untuk rekreasi atau
68

bersenang-senang, seperti mengunjungi objek wisata, wisata kuliner,


event, mengunjungi tempat spa dan sebagainya.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus


pengambilan sampel menurut Wibisono (2003) dalam Riduwan (2007:50)
apabila populasi tidak diketahui secara pasti adalah sebagai berikut:

n=( )2
Dimana:
n = Besarnya sampel
Zα = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 1,96
dengan tingkat kepercayaan 95%
σ2 = Standar deviasi populasi (dipersamakan oleh tingkat kesalahan)
e = Tingkat kesalahan atau kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi.
Contoh perhitungan:

n =( )2 = ( )2 = 96,04

Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95%


bahwa random berukuran 96,04 = 96 akan memberikan selisih estimasi
rata-rata dengan µ kurang dari 0,05. Jadi sampel yang diambil sebesar
100 orang dari semua mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan
yang pernah berkunjung ke Sukabumi.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dalam memperoleh data, penulis menggunakna data primer dan


data sekunder.
69

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari


sumbernya. Menurut Maholtra (2009: 120) data primer dibuat oleh
peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang
ditangani. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap
dari responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan. Data primer
yang dikumpulkan meliputi data responden, pendapat responden
mengenai City Branding, Word of Mouth, minat berkunjung dan
keputusan berkunjung wisatawan.

Pada penelitian ini penulis akan menyebarkan kuisioner dengan


beberapa pertanyaan kepada konsumen yang pernah mengunjungi
Sukabumi guna memperoleh data untuk dianalisis. Kuesioner ini juga
menggunakan beberapa pertanyaan saringan di awal kuesioner yang
akan menanyakan apakah responden sudah pernah berkunjung ke
Sukabumi minimal sekali dan sudah berumur minimal 18 tahun serta
merupakan mahasiswa di Kota Tangerang Selatan. Jika pertanyaan
saringan itu terpenuhi oleh responden maka responden baru dianggap
sebagai responden penelitian dan boleh melanjutkan pengisian kuesioner
penelitian. Peneliti menyebarkan kuesioner ini secara online melalui
Google Form. Pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner dibuat dengan
skala likert. Skala likert adalah pengukuran dengan lima katagori respon
yang berkisar anatara “sangat setuju” dan “sangat tidak setuju” yang
mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing dari serangkaian
pertanyaan mengenai objek stimulus (Malhotra, 2009: 298). Skala 1-5
untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau
nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju
atau sangat setuju.
70

Tabel 3. 1 Skala Likert


No Jenis Jawaban Bobot
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
(STS)
Sumber : Malhotra, 2009

Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan


yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 (lima) menunjukan
tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).

b. Data Sekunder

Menurut Maholtra (2009: 121) data sekunder adalah data yang telah
dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan suatu masalah
penelitian yang sedang dihadapi, data ini dapat ditemukan dengan
cepat serta tidak mahal. Data sekunder dapat diperoleh dan ditemukan
dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki
relevansi dengan objek yang diteliti. Adapun data sekunder yang
digunakan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan riset
kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi lembaga yang terkait
dengan penelitian, seperti perpustakaan FEB, Perpustakaan Utama
UIN, dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat membantu penyusunan
skripsi. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
71

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ni adalah metode


analisis yang penghitungannya dengan menggunakan SPSS 23. Kuesioner
menggunakan skala likert.

1. Uji kualitas data

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu


kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti, cara mengukurnya dengan mengkorelasikan antar skor
item instrumen dalam suatu faktor (Sugiyono, 2013:202). Korelasi
menggunakan korelasi product moment atau Pearson. Dalam penentuan
layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, Pengujian validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka
butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,
2013:52-53).

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner


yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang
digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini
menggunakna uji statistik Cronbach‟s Alpha. Kriteria penilian uji
reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh Ghazali (2013;48)
adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka instrument penelitian
dianggap reliabel (Ghozali, 2013:48).
72

E. Analisis Jalur (Path Analysis)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis jalur.


Analisis jalur adalah analisis yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh
langsung dan tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel dengan
variabel lainnya mempunyai hubungan. Sebuah diagram jalur, tanda panah
berujung ganda (↔) menunjukkan hubungan korelasi dan tanda panah satu

arah (→) menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh langsung dari


variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) (Riduwan, 2007:7).
Sedangkan analisis jalur menurut Rutherford dalam Pardede dan Manurung,
(2014:16) adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat
yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi
variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak
langsung.

Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi


berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan
(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal
dalam seperangkat variabel. (Weblay dalam Pardede dan Manurung, 2014:17)

Analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk


menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan
sebab akibat yang dibandingkan dengan peneliti. Dari definisi-defini tersebut
dapat disimpulkan bahwa analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis
regresi berganda (Garson dalam Pardede dan Manurung, 2014:17)

Dalam menganalisis penelitian dengan menggunakan analisis jalur, ada


beberapa langkah secara berurutan yang harus dijalankan untuk memenuhi
penelitian yang benar dengan menggunakan analisis jalur (Pardede dan
Manurung, 2014:58-80):
73

a. Menentukan diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan


variabel
b. Menentukan persamaan struktural
c. Menganalisis dengan menggunakan SPSS, analisis terdiri dari dua
langkah yaitu analisis substruktur I dan analisis substruktur II.
d. Interpretasi hasil perhitungan SPSS berdasarkan analisis regresi,
korelasi dan menentukan persamaan struktur berdasarkan diagram jalur
yang ditentukan.
e. Melakukan analisis jalur model trimming jika ada variabel eksogen
yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
f. Melakukan Uji Sobel untuk menghitung pengaruh tidak langsung.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,
maka peneliti harus merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur. Hal
ini disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan oleh teori
yang digunakan untuk penelitian. Dimana diagram jalur ini dijelaskan tentang
hubungan antar variabel eksogen yaitu City branding (X1) dan Word of
Mouth (X2) dengan variabel endogen minat berkunjung (Y1) dan keputusan
berkunjung (Y2) dengan menggunakan diagram jalur sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Diagram Jalur

Є2
City Branding Є1
(X1)
ρy2x1
ρy1x1

rx1x2 Minat Keputusan


Berkunjung (Y1) ρy1y2 berkunjung (Y2)

ρy1x2
Word of
ρy2x2
Mouth (X2)

Sumber: diolah dari data sekunder, 2016


74

Diagram jalur di atas terdiri atas dua persamaan struktural, dimana X1


dan X2 adalah varaiabel eksogen serta Y1 dan Y2 adalah variabel endogen.
Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut:

Struktur I :
Y1= ρx1y1X1 + ρx2y1X2 + Є1
Struktur II:
Y2= ρx1y2X1 + ρx2y2X2 + ρy1y2Y1 + Є2

1. Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat


hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dasar pemikiran
analisis korelasi ini adalah perubahan antar variabel artinya, jika perubahan
suatu variabel diikuti perubahan variabel yang lain maka kedua variabel
tersebut saling berkorelasi.
Koefisien korelasi hanya menggambarkan keeratan hubungan antara
variabel tetapi tidak menggambarkan kekuatan kausalitas atau sebab-akibat,
karena korelasi hanya digunakan untuk mengukur derajat hubungan maka
dalam analisis korelasi tidak terdapat istilah variabel eksogen atau endogen.
(Pardede dan Manurung, 2014:29-31). Menurut Sarwono (2006:59) Koefisien
korelasi ialah pengukuran statistic kovarian atau asosiasi antara variable.
Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1. Koefisien
korelasi menunjukan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan
dua variable acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variable
mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai varabel X tinggi maka nilai
varibel Y juga akan tinggi. Sebaliknya jika koefisien korelasi negative, maka
kedua variable mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai X tinggi,
maka nilai varibel Y akan menjadi rendah. Peneliti menggunakan korelasi
Pearson atau product moment dengan menggunakan SPSS 22 untuk melihat
derajat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk
mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka dibuat kriteria
75

pengukuran berikut:

Tabel 3. 2 Kriteria Koefisien Korelasi

Nilai r Kriteria
0 Tidak ada korelasi
>0 s.d. 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 s.d. 0,5 Korelasi cukup kuat
0,5 s.d. 0,75 Korelasi kuat
0,75 s.d 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Sumber: Sarwono, 2006

Untuk menentukan apakah korelasi dari masing-masing variabel


signifikan atau tidak diukur dari nilai signifikansi dari setiap hubungan
variabel. Nilai signifikansi harus lebih kecil nilainya dibanding nilai tingkat
toleransi yang digunakan. Dalam penelitian ini nilai toleransi yang digunakan
adalah 0,05.

2. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu


ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau
tidaknya suatu model yang terestimasi. Dengan kata lain, angka tersebut
dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data
sesungguhnya (Pardede dan Manurung, 2014:38-39). Rumus koefisien
determinasi adalah:

KD= Adjusted R Square x 100%

Nilai adjusted R square diperoleh dari output SPSS, kita mengambil


contoh jika substruktur I mempunyai adjusted R square 0,70 berarti koefisien
determinasi 70% yang berarti variabilitas endogen yang dapat diterangkan
dengan menggunakan variabel eksogen sebesar 70%, sementara pengaruh
sebesar 30% disebabkan oleh variabel diluar model substruktur ini. Dalam
ouput SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan
tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena
76

disesuaikan dengan jumlah variabel independen (Ghozali, 2013:97).

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien regresi


secara bersamaan, melihat pengaruh variabel eksogen pada variabel endogen
secara simultan. Ada beberapa langkah dalam menghitung uji F (Pardede dan
Manurung, 2014:63):

1) Menentukan hipotesis
2) Menghitung F-hitung yang diperoleh dari output SPSS dari tabel
ANOVA
3) Menghitung F-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi 0,05 dan
derajat kebebasan dengan ketentuan numerator : (jumlah variabel/4-1)
dan denumerator (jumlah sampel/100-4)
4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
5) Mengambil Keputusan.

4. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)

Setelah melakukan uji koefisien secara simultan, maka langkah


selanjutnya adalah menghitung koefisien secara individu dengan
menggunakan suatu uji dikenal dengan sebutan uji-t. Langkah-langkah dalam
menghitung uji-t ialah (Pardede dan Manurung, 2014:65):
1) Menentukan hipotesis
2) Mengetahui besarnya angka t-hitung diperoleh dari output SPSS
3) Mengetahui besanya angka t-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi
0,05 dan derajat kebebasan (jumlah sampel/100-2)
4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:
Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
77

F. Uji Sobel

Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang


dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test)
(Ghozali, 2013:248). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan
pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y
melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X  M (a) dengan jalur M
 Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c adalah pengaruh X
terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X
terhadap Y setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis
dengan sa dan sb dan besarnya standard error pengaruh tidak langsung
(indirect effect) sab dihitung dengan rumus dibawah ini:

Sab = √b2sa2 + a2sb2 + sa2sb2


Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu
menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

t=

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung
lebih besar darinilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi.
Asumsi uji sobel memerlukan jumlah sampel yang besar, jika jumlah sampel
kecil, maka uji sobel menjadi kurang konservatif.

G. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa


saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. (
Sugiyono, 2012 : 59). Dalam penelitian ini menggunakan variabel
independen (bebas), variabel intervening, dan variabel dependen
(terikat).
78

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (variable independent) adalah variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2012 :59), dalam penelitian ini variabel
bebas tersebut adalah :

1) City Branding (X1)


2) Word of Mouth (X2)
b. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi


hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2012
:59). Dalam penelitian ini variabel Minat Berkunjung (Y1) merupakan
variabel yang mengintervensi hubungan kausal antara variabel bebas
(City Branding dan Word of Mouth) dengan variabel terikat yaitu
Keputusan berkunjung (Y2)

c. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012 : 59). Dalam peneilitian ini variabel terikat adalah
Keputusan berkunjung.
2. Instrumen Penelitian
Operasional variabel merupakan penjabaran mengenai dimensi
variabel dan indikator yang digunakan pada penelitian ini. Selanjutnya
operasional variabel menggambarkan juga mengenai pengukuran atas
dimensi variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian ini.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
pengukuran likert.
79

Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator Skala


1 City Presence 1. Status dan Ordinal
Branding kedudukan kota
Anholt,2007 dimata
internasional
2. Kontribusi penting
kota ditingkat
dunia
Place 3. Aspek fisik kota Ordinal
4. Kenyamanan kota
dalam melakukan
perjalanan
5. Keindahan
penataan kota
6. Kota memiliki
cuaca yang baik
Potential 7. Kota memberikan Ordinal
kesempatan
ekonomi yang baik
8. Kota menawarkan
pendidikan kepada
masyarakat
9. Kota memiliki
kemudahan akses
sebagai pilihan
tempat tinggal
Pulse 10. Kota memiliki Ordinal
nuansa gaya hidup
urban
11. Pengunjung mudah
menemukan hal-hal
menarik di kota
tersebut
People 12. Keramahan Ordinal
penduduk kota
13. Penduduk dapat
bertukar budaya
dan bahasa
14. Kota menimbulkan
rasa aman
Prerequi 15. Kualitas dasar Ordinal
site kota
16. Kota memberikan
80

kepuasan dengan
akomodasi yang
disediakan
17. Kota memiliki
kemudahan akses
pemenuhan
kebutuhan
2 Word of 18. Kota sering dibicarakan Ordinal
Mouth 19. Kota sering direkomendasikan
(Godez dan 20. Banyak orang berbeda yang Ordinal
Mayzlin membicarakan kota tersebut
2004) 21. Kecepatan berita tentang kota
tersebut
3 Minat 22. Intensitas pencarian informasi Ordinal
Berkunjung 23. Keinginan untuk segera Ordinal
Wisatawan membeli/ memiliki suatu
(Ferdinand, produk
2006 dalam 24. Preferensi bahwa produk Ordinal
Effendy dan tertentu inilah yang
Kunto, 2013) diinginkan, seseorang
bersedia mengabaikan pilihan
lain
4 Visiting Destinati 25. Kaitan atau hubungan antara Ordinal
decision on Area tujuan para wistawaan dengan
(Keputusan kebutuhan para pengunjung.
berkunjung) 26. Ketersediaan informasi terkait
tujuan wisata wisatawan.
(Damanik,W Travelin 27. Akses transportasi untuk Ordinal
eber dalam g Mode sampai di tempat tujuan wisata
Hurriyati 28. Keberagaman alat-alat
2015) transportasi yang tersedia
29. Kenyaman dari alat-alat
transportasi yang tersedia
Time and 30. Perjalanan wisata sesuai Ordinal
Cost dengan waktu yang ditetapkan
termasuk jam buka dan tutup
dari pariwisata yang dituju.
31. Perjalanan wisata tergantung
pada biaya perjalanan.
32. Perjalanan wisata tergantung
pada waktu luang untuk
melakukan perjalanan.
Travel 33. Ketergantungan wisatawan Ordinal
Agent terhadap travel agent ketika
81

melakukan perjalanan wisata.


Service 34. Keberagaman dari jenis Ordinal
Source pelayanan seperti pemandu
wisata, pusat souvenir,
photografer, dll
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Sukabumi

1. Deskripsi Kota Sukabumi Secara Singkat

Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa barat pada


koordinat 106o 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106o 45’ 10’’ Bujur Timur, 6o 49’
29’’ Lintang Selatan dan 6o 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung
Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m di atas permukaan
laut, dengan suhu maksimum 29oC yang berjarak 120 km dari Ibukota
Negara (Jakarta) dan 96 km dari Ibukota Propinsi (Bandung) dengan luas
wilayah 4.800,231 ha. Memiliki penduduk sampai akhir Tahun 2002 tercatat
269.142 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 50 jiwa/km2 yang
tersebar.

Wilayah Kota Sukabumi seluruhnya berbatasan dengan wilayah


Kabupaten Sukabumi yakni: di Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Cisaat dan Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Sebelah Selatan
dengan Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, Sebelah Barat dengan
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Sebelah Timur dengan Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata


petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang
dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking
(pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung
jeram), dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang
dapat dikembangkan untuk wisata petualangan. Wisata petualangan
merupakan salah satu segmen wisata yang saat ini sedang berkembang pesat.

Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah tujuan
wisata petualangan yaitu Kabupaten Sukabumi. Sukabumi termasuk kedalam
82
83

kawasan wisata minat khusus Jabar Selatan, kawasan tersebut merupakan


salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat
yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Jawa Barat. Kondisi geografis Sukabumi yang bergunung,
berbukit, dan bergelombang menyuguhkan panorama alam yang mendukung
untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata petualangan. Kabupaten
Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa dan Bali, serta memiliki
objek wisata terbanyak di Provinsi Jawa Barat.

2. Visi dan Misi Dinas pariwisata Kota Jawa Barat


a. VISI :
” Terwujudnya Jawa Barat sebagai daerah budaya dan tujuan wisata
andalan”
b. MISI :
1. Pembinaan, pelestarian dan pengembangan asset budaya yang
mendukung upaya pengembangan Pariwisata Jawa Barat
2. Mengefektifkan kebudayaan sebagai aset daerah yang mendukung
kepada pengembangan Usaha Jasa Pariwisata
3. Mempromosikan Kepariwisataan Jawa Barat
4. Meningkatkan sumber daya manusia Kebudayaan dan Kepariwisataan
5. Memuliakan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam aspek jarahnitra
dan tradisi Jawa Barat

B. Analisis Dan Pembahasan

1. Deskripsi Data Responden

Terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran karakteristik responden


yang digunakan untuk melengkapi penelitian meliputi jenis kelamin, rentang
usia, serta kuantitas berkunjung ke Sukabumi dalam satu tahun terakhir.

Responden dalam penelitian ini ialah adalah mahasiswa yang ada di kota
Tangerang Selatan dan merupakan wisatawan yang pernah mengunjungi
84

Sukabumi dengan tujuan untuk rekreasi atau bersenang-senang, seperti


mengunjungi objek wisata, wisata kuliner, event, mengunjungi tempat spa dan
sebagainya.

Adapun uraian gambaran umum responden pada penelitian ini adalah


sebagai berikut:

a. Karakteristik responden menurut jenis kelamin


Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pria 76 76.0 76.0 76.0
Wanita 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa responden terbanyak berjenis


kelamin wanita yaitu berjumlah 76 responden atau sebanyak 76%,
sedangkan responden berjenis kelamin pria berjumlah 24 responden atau
sebanyak 24%.

b. Karakteristik Responden Menurut Usia


Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
85

Tabel 4. 2 Usia responden

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <18 tahun 2 2.0 2.0 2.0
19 - 25 tahun 68 68.0 68.0 70.0
26-30 tahun 15 15.0 15.0 85.0
> 30 tahun 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: diolah dari data primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang memiliki usia
kurang dari 18 tahun berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah
responden yang memiliki usia 19 sampai 25 tahun berjumlah 68 responden
atau sebanyak 68%, dan jumlah responden yang memiliki usia lebih dari
26-30 tahun berjumlah 15 responden atau sebanyak 15%, dan usia diatas 30
tahun berjumlah 15 atau sebanyak 15%

c. Karakteristik Responden Menurut penghasilan

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat


pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 3 Penghasilan responden

Pengahasilan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid < Rp. 1.000.000,- 39 39.0 39.0 39.0
> Rp. 3.000.000,- 34 34.0 34.0 73.0
Rp. 1.000.000,- 18 18.0 18.0 91.0
s/d Rp. 1.999.999
Rp. 2.000.000,- 9 9.0 9.0 100.0
s/d Rp. 2.999.999
Total 100 100.0 100.0
Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang memiliki


penghasilan <1.000.000,- berjumlah 39 responden atau sebanyak 39%,
jumlah responden yang memiliki penghasilan >3.000.000,- berjumlah 34
86

responden atau sebanyak 34%, dan jumlah responden yang memiliki


penghasilan 1.000.000,-1.999.999 berjumlah 18 responden atau sebanyak
18%, dan 2.000.000, - 2.999.999 berjumlah 9 atau sebanyak 9%.

d. Karakteristik Responden Menurut Domisili Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat


pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 4 Domisili Responden

Domisili
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Bogor 6 6.0 6.0 6.0
Depok 12 12.0 12.0 18.0
Jakarta 40 40.0 40.0 58.0
Tangerang 42 42.0 42.0 100.0
dan sekitar
Total 100 100.0 100.0
Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa responden yang berdomisili di


Bogor berjumlah 6 responden atau sebanyak 6%, jumlah responden yang
berdomisili di Depok berjumlah 12 responden atau sebanyak 12%, dan
jumlah responden yang berdomisili Jakarta berjumlah 40 responden atau
sebanyak 40%, dan dan yang berdomisili di tangerang dan sekitar
berjumlah 42 atau sebanyak 42%.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
keusioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan
valid tidaknya pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam
87

penelitian ini ialah tingkat kepercayaan 95% (α = 5%), jumlah responden


sebanyak 30 responden untuk pra uji, dibandingkan dengan nilai r tabel =
0,361 didapat dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam
hal ini n adalah jumlah sampel pra uji yaitu 30 responden. Suatu kuesioner
dikatakan valid apabila r hitung lebih besar daripada r tabel. Kuesioner
dibagi menjadi empat bagian pertanyaan, variabel City Branding (X1)
dengan 17 pertanyaan , variabel Word of mouth (X2) dengan 4 pertanyaan,
variabel Minat Berkunjung (Y1) dengan 3 pertanyaan, variabel Keputusan
Berkunjung (Y2) dengan 10 pertanyaan.

1) Variabel City Branding

Tabel 4. 5 Uji Validitas: City Branding (X1)

Nilai r Nilai r
No Pertanyaan table hitung Keterangan
1 City Branding 1 0,361 0,602 Valid
2 City Branding 2 0,361 0,558 Valid
3 City Branding 3 0,361 0,775 Valid
4 City Branding 4 0,361 0,706 Valid
5 City Branding 5 0,361 0,607 Valid
6 City Branding 6 0,361 0,384 Valid
7 City Branding 7 0,361 0,491 Valid
8 City Branding 8 0,361 0,670 Valid
9 City Branding 9 0,361 0,534 Valid
10 City Branding 10 0,361 0,604 Valid
11 City Branding 11 0,361 0,450 Valid
12 City Branding 12 0,361 0,798 Valid
13 City Branding 13 0,361 0,497 Valid
14 City Branding 14 0,361 0,398 Valid
15 City Branding 15 0,361 0,662 Valid
16 City Branding 16 0,361 0,693 Valid
17 City Branding 17 0,361 0,588 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel City Branding


memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r
hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
88

2) Variabel Word of mouth

Tabel 4. 6 Uji Validitas: Word of mouth (X2)

Nilai r Nilai r
No Pertanyaan table hitung Keterangan
1 Word of mouth 1 0,361 0,512 Valid
2 Word of mouth 2 0,361 0,728 Valid
3 Word of mouth 3 0,361 0,718 Valid
4 Word of mouth 4 0,361 0,618 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel Word of mouth memiliki kriteria


valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel
yaitu 0,361.

3) Variabel Minat Berkunjung

Tabel 4. 7 Uji Validitas: Minat Berkunjung (Y1)

Nilai r Nilai r
No Pertanyaan table hitung Keterangan
1 Minat Berkunjung 1 0,361 0,724 Valid
2 Minat Berkunjung 2 0,361 0,480 Valid
3 Minat Berkunjung 3 0,361 0,438 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel Minat Berkunjung memiliki


kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar
dari r tabel yaitu 0,361.
89

4) Variabel Keputusan Berkunjung

Tabel 4. 8 Uji Validitas: Keputusan Berkunjung (Y2)


Nilai r Nilai r
No Pertanyaan tabel hitung Keterangan
1 Keputusan Berkunjung1 0,361 0,751 Valid
2 Keputusan Berkunjung2 0,361 0,591 Valid
3 Keputusan Berkunjung3 0,361 0,789 Valid
4 Keputusan Berkunjung4 0,361 0,815 Valid
5 Keputusan Berkunjung5 0,361 0,819 Valid
6 Keputusan Berkunjung6 0,361 0,606 Valid
7 Keputusan Berkunjung7 0,361 0,623 Valid
8 Keputusan Berkunjung8 0,361 0,544 Valid
9 Keputusan Berkunjung9 0,361 0,617 Valid
10 Keputusan Berkunjung10 0,361 0,499 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel Keputusan Berkunjung memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar
dari r tabel yaitu 0,361.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehandalan
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika instrumen
yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013:202). Kirteria penilain uji
reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh Ghazali (2013;48)
adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka instrument penelitian
dianggap reliabel. Perhitungan koefisien Cronbach‟s Alpha dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 23.0.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel City Branding (X1)
dengan 17 pertanyaan, variabel Word of mouth (X2) dengan 4 pertanyaan,
variabel Minat Berkunjung (Y1) dengan 3 pertanyaan, variabel Keputusan
Berkunjung (Y2) dengan 10 pertanyaan.
90

1) Variabel City Branding

Tabel 4. 9 Uji Reliabilitas: City Branding


Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
City Branding 0,893 17 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.9 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel City


Branding sebesar 0,993. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s
Alpha lebih besar dari 0,70.
2) Variabel Word of mouth

Tabel 4. 10 Uji Reliabilitas: Word of mouth


Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

Word of Mouth 0,750 4 Reliabel

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.10 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel Word of


mouth sebesar 0,750. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan
dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih
besar dari 0,70.
3) Variabel Minat Berkunjung

Tabel 4. 11 Uji Reliabilitas: Minat Berkunjung

Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Minat Berkunjung 0,725 3 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018
91

Tabel 4.11 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel minat


berkunjung sebesar 0,725. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s
Alpha lebih besar dari 0,70.
4) Variabel Keputusan Berkunjung

Tabel 4. 12 Uji Reliabilitas: Keputusan Berkunjung


Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Keputusan Berkunjung 0,882 10 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.12 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel keputusan


berkunjung sebesar 0,882. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s
Alpha lebih besar dari 0,70.

3. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan atas


hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masing-masing indikator
pengukur variabel. Statistik deskriptif pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. City Branding (X1)
Dalam penelitian variabel City Branding ini digunakan 17 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
92

Tabel 4. 13 “Sukabumi merupakan kota yang sudah diakui sebagai kota wisata
oleh wisatawan mancanegara”
cb1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Tidak setuju 10 10.0 10.0 10.0
Netral 32 32.0 32.0 42.0
Setuju 47 47.0 47.0 89.0
Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang


menyatakan sangat tidak setuju dan 10 tidak setuju, terdapat 32 responden
yang menyatakan netral, 47 responden menyatakan setuju, dan 11 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
“Sukabumi merupakan kota yang sudah diakui sebagai kota wisata oleh
wisatawan mancanegara”

Tabel 4. 14 “Geopark Ciletuh Sukabumi sudah diakui sebagai warisan dunia


oleh UNESCO”
cb2
Frequency Percen Valid Cumulative
t Percent Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Netral 22 22.0 22.0 24.0
Setuju 47 47.0 47.0 71.0
Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang


menyatakan sangat tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 47 responden yang
menyatakan netral, 47 responden menyatakan setuju, dan 29 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
93

“Geopark Ciletuh Sukabumi sudah diakui sebagai warisan dunia oleh


UNESCO”

Tabel 4. 15 “Sebagian besar sarana dan pra sarana kota sudah terpenuhi
dengan lengkap”

cb3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0
setuju
Tidak setuju 10 10.0 10.0 12.0
Netral 35 35.0 35.0 47.0
Setuju 48 48.0 48.0 95.0
Sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 10 tidak setuju, terdapat 35 responden yang menyatakan
netral, 48 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sebagian besar
sarana dan pra sarana kota sudah terpenuhi dengan lengkap”

Tabel 4. 16 “Tersedianya jaringan transportasi yang memadai di Sukabumi


dengan jalan yang terawat dengan baik”

cb4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Tidak setuju 12 12.0 12.0 12.0
Netral 32 32.0 32.0 44.0
Setuju 51 51.0 51.0 95.0
Sangat 5 5.0 5.0 100.0
Setuju
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 10 tidak setuju, terdapat 35 responden yang menyatakan
94

netral, 48 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat


setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Tersedianya jaringan
transportasi yang memadai di Sukabumi dengan jalan yang terawat dengan
baik”.

Tabel 4. 17 “Sukabumi memiliki tata kota yang baik dan indah di dukung
dengan banyak taman dan hutan kota di sekitar Sukabumi”
cb5
Frequency Percent Valid Cumulativ
Percent e Percent
Valid Tidak setuju 5 5.0 5.0 5.0
Netral 11 11.0 11.0 16.0
Setuju 74 74.0 74.0 90.0
Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang


menyatakan sangat tidak setuju dan 5 tidak setuju, terdapat 11 responden yang
menyatakan netral, 74 responden menyatakan setuju, dan 10 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
“Sukabumi memiliki tata kota yang baik dan indah di dukung dengan banyak
taman dan hutan kota di sekitar Sukabumi”.
95

Tabel 4. 18 “Sukabumi memiliki cuaca yang relatif baik dan nyaman sepanjang
tahun”

cb6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0
Netral 10 10.0 10.0 12.0
Setuju 51 51.0 51.0 63.0
Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan


sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 10 responden yang
menyatakan netral, 51 responden menyatakan setuju, dan 37 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
“Sukabumi memiliki cuaca yang relatif baik dan nyaman sepanjang tahun”
96

Tabel 4. 19 “Sukabumi menyediakan banyak peluang bagi investor untuk


menciptakan lapangan kerja”

cb7
Frequency Percen Valid Cumulative
t Percent Percent
Vali Sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
d
Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0
Netral 14 14.0 14.0 16.0
Setuju 50 50.0 50.0 66.0
Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan


sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 14 responden yang
menyatakan netral, 50 responden menyatakan setuju, dan 34 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
“Sukabumi menyediakan banyak peluang bagi investor untuk menciptakan
lapangan kerja”
97

Tabel 4. 20 “Sukabumi merupakan tempat yang layak untuk menempuh


pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi”
Cb8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0
Netral 5 5.0 5.0 9.0
Setuju 50 50.0 50.0 59.0
Sangat setuju 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 5 responden yang menyatakan netral,
50 responden menyatakan setuju, dan 41 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan tempat
yang layak untuk menempuh pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan
tinggi”.
98

Tabel 4. 21 “Sukabumi merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali dan


akses yang baik”
Cb9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0
setuju
Tidak Setuju 1 1.0 1.0 3.0
Netral 6 6.0 6.0 9.0
Setuju 53 53.0 53.0 62.0
Sangat setuju 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 6 responden yang menyatakan netral,
53 responden menyatakan setuju, dan 38 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan tempat
yang nyaman untuk ditinggali dan akses yang baik”.
99

Tabel 4. 22 “Sukabumi merupakan tempat yang mendukung gaya hidup


modern”
Cb10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0

Netral 7 7.0 7.0 10.0


Setuju 56 56.0 56.0 66.0
Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 7 responden yang menyatakan netral,
56 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan tempat
yang mendukung gaya hidup modern”.
100

Tabel 4. 23 “Banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat di


Sukabumi”
Cb11
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0
Netral 13 13.0 13.0 17.0
Setuju 46 46.0 46.0 63.0
Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat
tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 13 responden yang menyatakan
netral, 46 responden menyatakan setuju, dan 37 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya menjalankan
shalat,puasa,dan haji(jika mampu)”.
101

Tabel 4. 24 “Penduduk disukabumi terkenal dengan keramahan


masyarakatnya”
Cb12
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0
Netral 19 19.0 19.0 22.0
Setuju 45 45.0 45.0 67.0
Sangat 33 33.0 33.0 100.0
setuju
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018
Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat
tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 19 responden yang menyatakan
netral, 45 responden menyatakan setuju, dan 33 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Penduduk
disukabumi terkenal dengan keramahan masyarakatnya”.
102

Tabel 4. 25 “Sukabumi memiliki beragam budaya”


Cb13
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak setuju 0 0 0 1.0
Netral 15 15.0 15.0 16.0
Setuju 55 55.0 55.0 71.0
Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 0 tidak setuju, terdapat 15 responden yang menyatakan
netral, 55 responden menyatakan setuju, dan 29 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi memiliki
beragam budaya”.
103

Tabel 4. 26 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan


untuk dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”
Cb14
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju

Tidak Setuju 9 9.0 9.0 10.0

Netral 20 20.0 20.0 30.0

Setuju 43 43.0 43.0 73.0

Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 9 tidak setuju, terdapat 20 responden yang menyatakan
netral, 43 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi
merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi oleh
orang asing, teman atau keluarga”
104

Tabel 4. 27 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan


untuk dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”
Cb15
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 3 3.0 3.0 3.0
setuju
Tidak Setuju 26 26.0 26.0 29.0
Netral 24 24.0 24.0 53.0
Setuju 29 29.0 29.0 82.0
Sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 3 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 26 tidak setuju, terdapat 24 responden yang menyatakan
netral, 29 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi
merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi oleh
orang asing, teman atau keluarga.
105

Tabel 4. 28 “Sukabumi menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan


lokal maupun mancanegara”
Cb16
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 23 23.0 23.0 24.0
Netral 22 22.0 22.0 46.0
Setuju 30 30.0 30.0 76.0
Sangat setuju 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 23 tidak setuju, terdapat 22 responden yang menyatakan
netral, 30 responden menyatakan setuju, dan 24 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi
menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan lokal maupun
mancanegara”.
106

Tabel 4. 29 “Mudah mencari rumah sakit, pasar, sekolahan dan tempat ibadah
di Sukabumi”
Cb17
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju

Tidak Setuju 8 8.0 8.0 9.0

Netral 27 27.0 27.0 36.0

Setuju 46 46.0 46.0 82.0

Sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 8 tidak setuju, terdapat 27 responden yang menyatakan netral,
46 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Mudah mencari rumah sakit,
pasar, sekolahan dan tempat ibadah di Sukabumi”.

b. Word of mouth (X2)


Dalam penelitian variabel Word of mouth ini digunakan 4 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
107

Tabel 4. 30 “Sukabumi merupakan sebagai tempat dengan tujuan banyak


tujuan wisata dan kuliner yang sudah terkenal”
Wom1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak 6 6.0 6.0 7.0
Setuju
Netral 22 22.0 22.0 29.0
Setuju 51 51.0 51.0 80.0
Sangat 20 20.0 20.0 100.0
setuju
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 6 tidak setuju, terdapat 22 responden yang menyatakan netral,
51 responden menyatakan setuju, dan 20 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan sebagai
tempat dengan tujuan banyak tujuan wisata dan kuliner yang sudah terkenal”.
108

Tabel 4. 31 “Sukabumi banyak di rekomendasikan sebagai tempat wisata di


Indonesia”
Wom2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0
setuju
Tidak Setuju 7 7.0 7.0 9.0
Netral 13 13.0 13.0 22.0
Setuju 51 51.0 51.0 73.0
Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 7 tidak setuju, terdapat 13 responden yang menyatakan netral,
51 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi banyak di
rekomendasikan sebagai tempat wisata di Indonesia”.
109

Tabel 4. 32 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan


lokal maupun mancanegara”
Wom3

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Vali Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
d setuju
Tidak Setuju 12 12.0 12.0 13.0
Netral 22 22.0 22.0 35.0
Setuju 50 50.0 50.0 85.0
Sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 12 tidak setuju, terdapat 22 responden yang menyatakan netral,
50 responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi menjadi tempat yang
sering dibicarakan oleh wisatawan lokal maupun mancanegara”.
110

Tabel 4. 33 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan


lokal maupun mancanegara”
Wom4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 13 13.0 13.0 14.0
Netral 32 32.0 32.0 46.0
Setuju 37 37.0 37.0 83.0
Sangat setuju 17 17.0 17.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 13 tidak setuju, terdapat 32 responden yang menyatakan
netral, 37 responden menyatakan setuju, dan 17 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Berita mengenai
perkembangan Sukabumi mudah diperoleh”.

c. Minat Berkunjung (Y)


Dalam penelitian variabel minat berkunjung ini digunakan 3 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
111

Tabel 4. 34 “Pencarian kata kunci “Sukabumi” di google merupakan salah satu


pencarian yang tinggi sebagai tujuan wisata”
M1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0
Netral 37 37.0 37.0 41.0
Setuju 40 40.0 40.0 81.0
Sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 37 responden yang menyatakan netral,
40 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Pencarian kata kunci
“Sukabumi” di google merupakan salah satu pencarian yang tinggi sebagai
tujuan wisata.”.
112

Tabel 4. 35 “Sukabumi mengalami lonjakan pemesanan hotel setiap hari libur


dan di akhir minggu”
M2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 5 5.0 5.0 6.0
Netral 26 26.0 26.0 32.0
Setuju 45 45.0 45.0 77.0
Sangat 23 23.0 23.0 100.0
setuju
Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 5 tidak setuju, terdapat 26 responden yang menyatakan netral,
45 responden menyatakan setuju, dan 23 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi mengalami lonjakan
pemesanan hotel setiap hari libur dan di akhir minggu”.
113

Tabel 4. 36 “Sukabumi menjadi daerah yang dijadikan pilihan ketika ingin


berlibur menikmati suasana pedesaan”
M3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0
Netral 14 14.0 14.0 18.0
Setuju 52 52.0 52.0 70.0
Sangat setuju 30 30.0 30.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 14 responden yang menyatakan netral,
52 responden menyatakan setuju, dan 30 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya mengetahui produk
simpanan bank syariah berdasarkan pengalaman teman/saudara/keluarga”.

d. Keputusan Berkunjung (Z)


Dalam penelitian variabel keputusan berkunjung ini digunakan 10 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
114

Tabel 4. 37 “Berbagai kebutuhan para wisatawan sudah terpenuhi sesuai


dengan tujuan melakukan wisata”
K1
Frequency Percent Valid Cumulativ
Percent e Percent
Valid Tidak setuju 5 5.0 5.0 5.0
Netral 11 11.0 11.0 16.0
Setuju 74 74.0 74.0 90.0
Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang


menyatakan sangat tidak setuju dan 5 tidak setuju, terdapat 11 responden yang
menyatakan netral, 74 responden menyatakan setuju, dan 10 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
“Berbagai kebutuhan para wisatawan sudah terpenuhi sesuai dengan tujuan
melakukan wisata”.

Tabel 4. 38 “Informasi mengenai lokasi wisata di Sukabumi mudah diperoleh”

K2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0
Netral 10 10.0 10.0 12.0
Setuju 51 51.0 51.0 63.0
Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018


115

Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan


sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 10 responden yang
menyatakan netral, 51 responden menyatakan setuju, dan 37 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan
“Informasi mengenai lokasi wisata di Sukabumi mudah diperoleh”

Tabel 4. 39 “Sarana dan pra sarana transportasi sudah baik untuk mencapai
tempat wisata”
K3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Vali Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
d setuju
Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0
Netral 14 14.0 14.0 16.0
Setuju 50 50.0 50.0 66.0
Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan


sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 14 responden yang
menyatakan netral, 50 responden menyatakan setuju, dan 34 responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sarana
dan pra sarana transportasi sudah baik untuk mencapai tempat wisata”
116

Tabel 4. 40 “Tersedianya beragam transportasi untuk menuju tempat wisata”


K4

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0


setuju

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 5 5.0 5.0 9.0

Setuju 50 50.0 50.0 59.0

Sangat setuju 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 5 responden yang menyatakan netral,
50 responden menyatakan setuju, dan 41 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Tersedianya beragam
transportasi untuk menuju tempat wisata”.
117

Tabel 4. 41 “Transpotasi tersedia memberikan kenyamanan bagi wisatawan”


K5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0
setuju
Tidak Setuju 1 1.0 1.0 3.0
Netral 6 6.0 6.0 9.0
Setuju 53 53.0 53.0 62.0
Sangat setuju 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 6 responden yang menyatakan netral,
53 responden menyatakan setuju, dan 38 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Transpotasi tersedia
memberikan kenyamanan bagi wisatawan”.
118

Tabel 4. 42 “Informasi mengenai waktu operasional tempat wisata sudah


sesuai”
K6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0
Netral 7 7.0 7.0 10.0
Setuju 56 56.0 56.0 66.0
Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 7 responden yang menyatakan netral,
56 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Informasi mengenai waktu
operasional tempat wisata sudah sesuai”.
119

Tabel 4. 43 “Biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk menuju tempat


wisata sesuai dengan lokasi”
K7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0
Netral 13 13.0 13.0 17.0
Setuju 46 46.0 46.0 63.0
Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat tidak


setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 13 responden yang menyatakan netral, 46
responden menyatakan setuju, dan 37 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan
untuk menuju tempat wisata sesuai dengan lokasi”.
120

Tabel 4. 44 “Waktu tempuh menuju lokasi tergantung dari jauh dekat lokasi
tempat wisata”
K8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0
Netral 19 19.0 19.0 22.0
Setuju 45 45.0 45.0 67.0
Sangat setuju 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
`Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat tidak


setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 19 responden yang menyatakan netral, 45
responden menyatakan setuju, dan 33 responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Waktu tempuh menuju lokasi tergantung
dari jauh dekat lokasi tempat wisata”.
121

Tabel 4. 45 “Travel agent menyediakan semua kebutuhan wisatawan untuk


melakukan perjalanan”
K9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak setuju 0 0 0 1.0
Netral 15 15.0 15.0 16.0
Setuju 55 55.0 55.0 71.0
Sangat 29 29.0 29.0 100.0
Setuju
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 0 tidak setuju, terdapat 15 responden yang menyatakan
netral, 55 responden menyatakan setuju, dan 29 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Travel agent
menyediakan semua kebutuhan wisatawan untuk melakukan perjalanan”.
122

Tabel 4. 46 “Tersedia berbagai macam pelayanan bagi wisatawan, seperti


pemandu wisata, pusat souvenir, photografer, dan lain-lain”
K10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0
setuju
Tidak Setuju 9 9.0 9.0 10.0
Netral 20 20.0 20.0 30.0
Setuju 43 43.0 43.0 73.0
Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat


tidak setuju dan 9 tidak setuju, terdapat 20 responden yang menyatakan
netral, 43 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat
setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Tersedia berbagai
macam pelayanan bagi wisatawan, seperti pemandu wisata, pusat souvenir,
photografer, dan lain-lain”

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Teknik pengolahan data selanjutnya adalah dengan menggunakan analisis


jalur (path analysis), dimana analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung dari sekumpulan variabel yaitu variabel
eksogen terhadap variabel endogen, pengujian yang harus dilakukan ialah:
a. Koefisien Korelasi
Dalam metode analisis jalur, untuk mengetahui derajat hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi hanya
menggambarkan keeratan hubungan antara variabel tetapi tidak
123

menggambarkan kekuatan kausalitas atau sebab-akibat, karena korelasi


hanya digunakan untuk mengukur derajat hubungan maka dalam analisis
korelasi tidak terdapat istilah variabel eksogen atau endogen.

Tabel 4. 47 Kriteria Koefisien Korelasi


Nilai r Kriteria
0 Tidak ada korelasi
>0 s.d. 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 s.d. 0,5 Korelasi cukup kuat
0,5 s.d. 0,75 Korelasi kuat
0,75 s.d 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Sumber: Sarwono, 2006

Untuk mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka


dibuat kriteria pengukuran seperti pada tabel 4.47. Untuk menentukan apakah
korelasi dari masing-masing variabel signifikan atau tidak diukur dari nilai
signifikansi dari setiap hubungan variabel. Nilai signifikansi harus lebih kecil
nilainya dibanding nilai tingkat toleransi yang digunakan. Dalam penelitian
ini nilai toleransi yang digunakan adalah 0,05. Setelah memproses data
dengan SPSS, hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
124

Tabel 4. 48 Koefisien Korelasi


Correlations
City Word of Minat Keputusan
Branding Mouth Berkunjung Berkunjung
City Pearson Correlation 1 ,716** ,715** ,821**
Branding Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
** **
Word of Pearson Correlation ,716 1 ,627 ,661**
Mouth Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
** **
Minat Pearson Correlation ,715 ,627 1 ,652**
Berkunju Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
ng N 100 100 100 100
** ** **
Keputusa Pearson Correlation ,821 ,661 ,652 1
n Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
Berkunju N
100 100 100 100
ng
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Dari hasil data pada tabel 4.48 dapat dilihat bahwa empat hubungan
dikategorikan memiliki hubungan korelasi cukup kuat dan dua hubungan
lainnya dikategorikan berhubungan kuat. Nilai signifikansi semua hubungan
yaitu 0,000 lebih kecil dari dibanding nilai toleransi yang ditetapkan yaitu
0,05 ini berarti semua korelasi signifikan. Dapat disimpulkan hasil data SPSS
pada tabel 4.sebagai berikut:
125

Tabel 4. 49 Pengujian Hubungan Antar Variabel


Hubungan Koefisien Kategori Probabilitas Kesimpul
Kolerasi an
City Branding (X1) 0,716 Korelasi 0,000 Signifikan
dengan Word of mouth kuat
(X2)
City Branding (X1) 0,715 Korelasi 0,000 Signifikan
dengan Minat kuat
Berkunjung (Y)

City Branding (X1) 0,821 Korelasi 0,000 Signifikan


dengan Keputusan sangat
Berkunjung (Z) kuat

Word of mouth (X2) 0,627 Korelasi 0,000 Signifikan


dengan Minat kuat
Berkunjung (Y)

Word of mouth (X2) 0,661 Korelasi 0,000 Signifikan


dengan Keputusan kuat
Berkunjung (Z)

Minat Berkunjung (Y) 0,652 Korelasi 0,000 Signifikan


dengan Keputusan kuat
Berkunjung (Z)

Sumber: Data primer diolah, 2018

b. Koefisien Determinasi
1) Koefisien Determinasi Struktur I
Tabel 4. 50 Koefisien Determinasi Struktur I
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,733 ,538 ,528 1,230

a. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

Sumber: Data primer diolah, 2018


126

Pada tabel 4.50 didapat model analisis jalur dengan nilai


koefisien kolerasi (R) sebesar 0,733. Nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,538 (53,8%). Nilai R square sebesar 53,8% ini
menunjukkan bahwa pengaruh city branding dan word of mouth
terhadap minat berkunjung secara gabungan adalah 53,8%, sedangkan
sisanya sebesar 0,462 atau 46.2% (100% - 53,8%) adalah
kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh
terhadap variabel minat berkunjung. Probabilitas variabel minat
berkunjung dapat dijelaskan sebesar 53.8% dengan variabel city
branding dan word of mouth.
2) Koefisien Determinasi Struktur II

Tabel 4. 51 Koefisien Determinasi Struktur II


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,815 ,665 ,654 2,862

a. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, City Branding, Word of


Mouth
Sumber: Data primer diolah, 2018

Pada tabel 4.51 didapat model analisis jalur dengan nilai


koefisien kolerasi (R) sebesar 0,831. Nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,665 (66,5%). Nilai R square sebesar 66,5% ini
menunjukkan bahwa pengaruh city branding, word of mouth dan minat
berkunjung terhadap keputusan berkunjung secara gabungan adalah
66,5%, sedangkan sisanya sebesar 33,5% (100% - 66,5%) adalah
kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh
terhadap variabel keputusan berkunjung. Probabilitas variabel
keputusan berkunjung dapat dijelaskan sebesar 66,5% dengan variabel
city branding, word of mouth dan minat berkunjung.
127

5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara silmultan bertujuan untuk mengukur besarnya


pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama terhadap variabel endogen.
Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah:
1) Uji F Persamaan Struktur I

Tabel 4. 52 Analisis Varian Struktur I


a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 170,879 2 85,440 56,444 ,000

Residual 146,831 97 1,514

Total 317,710 99

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung


b. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.52, untuk menguji pengaruh city branding dan


word of mouth terhadap minat berkunjung secara simultan, hipotesisnya
adalah :

Ho : ρx1y1= ρx2y1 = 0 , diduga variabel city branding dan word of mouth


tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung

Ha : ρx1y1= ρx2y1 ≠ 0, diduga variabel city branding dan word of mouth


berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung
Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Melalui langkah tersebut serta hasil ANOVA pada tabel 4.52,
didapatkan hasil F-hitung sebesar 56,44 dengan probabilitas 0,000. F-tabel
dengan level signifikansi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1=2, df2=97
maka F-tabel= 3,09. Hasilnya adalah F-hitung (56,44) > F-tabel (3,09) dan
dengan hasil ini maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel
128

city branding dan word of mouth secara simultan berpengaruh siginifikan


terhadap minat berkunjung
2) Uji F Persamaan Struktur II
Tabel 4. 53 Analisis Varian Struktur II
a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1559,353 3 519,784 63,478 ,000

Residual 786,087 96 8,188

Total 2345,440 99

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung


b. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, City Branding, Word of Mouth
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.53, untuk menguji pengaruh city branding, word


of mouth dan minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung secara
simultan, hipotesisnya adalah :

Ho : ρx1y2= ρx2y2 = ρy1y2 = 0, diduga variabel city branding, word of mouth


dan minat berkunjung tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan
berkunjung.

Ha : ρx1y2= ρx2y2 = ρy1y2 ≠ 0, diduga variabel city branding, word of mouth


dan minat berkunjung berpengaruh secara simultan terhadap keputusan
berkunjung.

Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :


Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Melalui langkah tersebut serta hasil ANOVA pada tabel 4.53,
didapatkan hasil F-hitung sebesar 63,478 dengan probabilitas 0,000. F-tabel
dengan level signifikansi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1=3, df2=96
maka F-tabel= 2,7. Hasilnya adalah F-hitung (63,478) > F-tabel (2,7) dengan
hasil ini maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel city
129

branding, word of mouth dan minat berkunjung secara simultan berpengaruh


siginifikan terhadap keputusan berkunjung.

6. Uji Signifikansi Individu (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial bertujuan untuk mengukur besarnya


pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap variabel endogen. Perlu
diberitahu untuk setiap uji hipotesis kriterianya adalah sebagai berikut:

Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah:

a. Uji t Persamaan Struktur I

Tabel 4. 54 Hasil Uji t Struktur I


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -,582 1,173 -,496 ,621

City Branding ,144 ,026 ,545 5,512 ,000

Word of Mouth ,182 ,076 ,236 2,389 ,019

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung


Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

1) Hubungan Antara City Branding Dengan Minat Berkunjung


Hipotesisnya ialah:
Ho : ρx1y1 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
city branding terhadap minat berkunjung

Ha : ρx1y1 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variable


city branding terhadap minat berkunjung
Menurut tabel 4.54, nilai t-hitung adalah 5,512 dengan probabilitas
0,000. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)
untuk df=n-2 atau 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447. Hasilnya adalah
130

t-hitung (5,512) > t-tabel (1,98447). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak


dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel city branding terhadap minat berkunjung.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ramadhan, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City
Branding terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan
berkunjung (survey pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Hasil penelitian
menjelaskan bahwa city branding berpengaruh secara signifikan terhadap
minat berkunjung dengan koefisien beta sebesar 0,497.
2) Hubungan Antara Word of mouth Dengan Minat Berkunjung
Hipotesis atas parsial ini ialah:

Ho : ρx2y1 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel


word of mouth terhadap minat berkunjung
Ha : ρx2y1 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
word of mouth terhadap minat berkunjung
Menurut tabel 4.54, nilai t-hitung adalah 2,389 dengan probabilitas
0,0019. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)
untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447. Hasilnya adalah t-
hitung (2,389) > t-tabel (1,98447) dan level signifikan (0,019) < (0,05).
Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel word of mouth terhadap
minat berkunjung.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aprilia,dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh Word of
mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan
berkunjung (survey pada pengunjung tepat wisata “Jawa Timur Park 2”
Kota Batu)” . Hasil penelitian menjelaskan bahwa word of mouth
berpengaruh secara signifikan terhadap minat berkunjung dengan nilai
koefisien beta sebesar 0,543. selain penelitian tersebut hal serupa ditemukan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Febiana, dkk (2015) dalam
131

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Word of mouth terhadap Minat beli


serta dampaknya pada keputusan pembelian (survei pada pengunjung yang
melakukan pembelian pada biker’s Resto dan Cafe di Kota Malang)”. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa word of mouth berpengaruh secara signifikan
terhadap minat pembelian dengan nilai koefisien beta sebesar 0,603.
penelitian tersebut menggunakan variabel minat beli yang diasumsikan
sebagai minat berkunjung.

Tabel 4. 55 Uji t Persamaan Struktur I


Pengaruh city branding dan word of mouth terhadap minat berkunjung
No Hipotesis Analisis Jalur t-hitung t-tabel Hasil

1 ρx1y1X1 ≠ 0 ρx1y1X1 = 0,545 5,512 1,98447 Ho ditolak


2 ρx2y1X2 ≠ 0 ρx2y1X2 = 0,236 2,389 1,98447 Ho ditolak
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan hasil pada tabel 4.55, tes parsial city branding dan word
of mouth berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung. Maka dari itu
persamaan dari analisis jalur struktur I ialah:
Y1 = ρx1y1 X1 + ρx2y1 X2 + Є1

Y1 = 0,545 X1 + 0,236X2 + 0,679

Angka residu didapat dari 1 R square yaitu 1-0,538= 0.679


132

b. Uji t Persamaan Struktur II

Tabel 4. 56 Hasil Uji t Struktur II


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1,003 2,890 -,347 ,729

City Branding ,462 ,063 ,643 7,380 ,000

Word of Mouth ,267 ,188 ,159 2,101 ,024

Minat Berkunjung ,495 ,243 ,163 2,235 ,015


a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

1) Hubungan Antara City Branding Dengan Keputusan Berkunjung


Hipotesisnya ialah:
Ho : ρx1y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
city branding terhadap keputusan berkujung
Ha : ρx1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
city branding terhadap keputusan berkunjung
Menurut tabel 4.56, nilai t-hitung adalah 7,380 dengan probabilitas
0,000. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)
untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447. Hasilnya adalah t-
hitung (8,759) > t-tabel (1,984). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
city branding terhadap keputusan berkunjung.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jannah,dkk (2014) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City
Branding dan City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke
Banyuwangi” Hasil penelitian menjelaskan bahwa city branding
berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Berkunjung sebesar 0,269
dengan nilai t hitung sebesar 2,494 dan dengan nilai probabilitas 0,014.
Penelitian lainnya yang memiliki pengaruh yang sama adalah penelitian
133

yang dilakukan wandari,dkk (2014) dalam penelitian berjudul “Pengaruh


City Branding “Shining Batu” terhadap City image dan keputusan
berkunjung wisatawan ke Kota Batu”. Penelitian tersbut juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Hurriyati (2015) dalam penelitiannya yang
berjudul “An Analysis Place Branding to Enchance the Image of Bandung
City and its Implication Toward the Decision to Visit Tourism Destination” ,
hasil penelitian menjelaskan bahwa place barnding atau city branding
berpengaruh terhadap keputusan berkunjung sebesar 0,628 atau sebesar
7,8%.
2) Hubungan Antara Word of mouth Dengan Keputusan Berkunjung
Hipotesis atas parsial ini ialah:
Ho : ρx2y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
word of mouth terhadap Keputusan Berkunjug
Ha : ρx2y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
word of mouth terhadap keputusan berkunjung.
Menurut tabel 4.56, nilai t-hitung adalah 2,101 dengan probabilitas
0,024. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)
untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,984. Hasilnya adalah t-
hitung (2,101) > t-tabel (1,984). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
word of mouth terhadap keputusan berkunjung.
Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya, yang dilakukan oleh
Ahmad M.Zamil dalam penelitian yang berjudul “The impact of Word of
mouth (WOM) on the purchasing decision of the jordanian consumer”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa bahwa Word of mouth dari keluarga, teman,
rekan kerja, dan kerabat memiliki dampak yang besar terhadap keputusan
pembelian, dampak lainnya adalah dari sumber lain seperti perusahaan dan
penjual. Secara satatistik terdapat hubungan signifikan antara Word of mouth
dengan keputusan pembelian. penelitian tersebut juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aprilia, dkk (2015) dengan penelitian
134

berjudul “Pengaruh Word of Mouth terhadap minat berkunjung serta


dampaknya pada keputusan berkunjung (survey pada pengunjung tepat
wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu)”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh terhadap keputusan
secara signifikan karena nilai koefisien jalurnya (β) sebesar 0,365.
3) Hubungan Antara Minat Berkunjung Dengan Keputusan Berkunjung
Hubungan atas parsial ini ialah:
Ho : ρy1y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung
Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
miat berkunjung terhadap keputusan berkunjung
Menurut tabel 4.55, nilai t-hitung adalah 2,235 dengan probabilitas
0,015. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)
untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,984. Hasilnya adalah t-
hitung (2,235) > t-tabel (1,984). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ramadhan, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City
Branding terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan
berkunjung (survey pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Hasil penelitian
menjelaskan bahwa ada pengaruh signifikan minat berkunjung terhadap
keputusan berkunjung dengan nilai koefisien beta sebesar 0,377. Selain itu,
terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya
pengaruh signifikan dari minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung,
diantaranya adalah penelitian dari Aprilia, Dkk (2015).
135

Tabel 4. 57 Uji t Persamaan Struktur II


Pengaruh city branding dan word of mouth terhadap keputusan berkunjung
No Hipotesis Analisis Jalur t-hitung t-tabel Hasil
1 ρx1y2X1 ≠ 0 ρx1y2X1 = 0,643 7,380 1,984 Ho ditolak
2 ρx2y2X2 ≠ 0 ρx2y2X2 = 0,159 2,101 1,984 Ho ditolak
3 ρy1y2Y2 ≠ 0 ρy1y2Y2 = 0,163 2,235 1,984 Ho ditolak
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan hasil pada tabel 4.57, tes parsial city branding, word of
mouth, dan minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap keputusan
berkunjung. Maka dari itu persamaan dari analisis jalur struktur II ialah:
Y2 = ρx1y2 X1 + ρx2y2 X2 + ρy1y2 Y1 + Є2

Y2= 0,643 X1 + 0,159 X2 + 0,163 Y1+ 0,578

Angka residu didapat dari 1-R square yaitu 1-0,665= 0,578

7. Diagram Analisis Jalur

Besarnya koefisien jalur diperlihatkan oleh hasil output diagram jalur


dengan menggunakan software SPSS 23.0. Hasil koefisien jalur dari
keseluruhan variabel dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4. 1 Analisis Jalur (Path Analysis)

0,679 0,578
City Branding
(X1)
0,643

0,545
0,716 Minat Keputusan
Berkunjung (Y1) 0,163 Berkunjung (Y2)
0,236
Word of Mouth
0,159
(X2)
Sumber: Data primer diolah, 2018
136

Y1 = 0,545 X1+0,236 X2+0,679

Y2 = 0,643 X1 + 0,159 X2+ 0,163 Y1+ 0,578

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui terdapat dua buah


persamaan analisis jalur yaitu sebagai berikut:
a. Variabel city branding (X1) dan word of mouth (X2) merupakan dua
variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan
korelatif secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogen minat
berkunjung (Y1).
b. Variabel city branding (X1) dan word of mouth (X2) merupakan dua
variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan
korelatif secara bersama-sama variabel perantara minat berkunjung (Y1)
mempengaruhi variabel endogen keputusan berkunjung (Y2).

8. Uji Sobel

Uji sobel dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh tidak


langsung, dengan menghitung nilai t dari koefisien variabel eksogen dan
variabel mediasi, nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh
mediasi (Ghozali, 2013:248). Pengujian sobel yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Minat
Berkunjung

Ho : ρy1y2 =0 diduga bahwa tidak ada pengaruh antara variabel city


branding terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh antara variabel city
branding terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa city branding


berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung dan juga
berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung. Untuk mengetahui
137

pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung melalui minat


berkunjung dapat diuji dengan uji sobel sebagai berikut:
Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sx1y1)

Dimana: x1 = 0,462
sx1 = 0,063
y1 = 0,495
sy1 = 0,243
= √(0,495)2(0,063)2 + (0,462)2(0,243)2 + (0,063)2(0,243)2
= 0,114
Berdasarkan hasil ini, selanjutnya dapat menghitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Perkalian koefisien (x1y1) = (0,462)( 0,495) sebesar 0,228

Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,995 lebih


besar dari t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi antara city
branding dengan keputusan berkunjung melalui minat berkunjung. Maka
dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat
pengaruh antara variabel city branding terhadap keputusan berkunjung
melalui minat berkunjung .
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh:
Abdurrahman Hikmah Ramadhan, Suharyono, Srikandi Kumadji (2015)
dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City Branding terhadap
minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan berkunjung (survey
pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)”. Pengaruh tidak langsung sebesar
18%. Artinya bahwa pengaruh City Branding terhadap Keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung sebesar 0,180 menunjukkan bahwa
138

variabel minat berkunjung berperan dalam hubungan City branding


terhadap keputusan berkunjung.
b. Word of mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Minat
Berkunjung
Ho : ρy1y2 =0 diduga bahwa tidak ada pengaruh antara variabel word of
mouth terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh antara variabel word of
mouth terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa word of mouth
berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung dan juga
berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung. Untuk mengetahui
pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung melalui minat
berkunjung dapat diuji dengan dengan uji sobel sebagai berikut:
Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sx2y1)

Dimana: x2 = 0,267
sx2 = 0,188
y1 = 0,495
sy1 = 0,243
= √(0,495) (0,188)2 + (0,267)2(0,243)2 + (0,188)2(0,243)2
2

= 0.066
Berdasarkan hasil Sx2y1 ini, selanjutnya dapat menghitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Perkalian koefisien (x2y1) = (0,267)( 0,495) sebesar 0,132

Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,9985366 lebih


besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi antara word of
139

mouth terhadap keputusan berkunjung melalui minat berkunjung. Maka


dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat
pengaruh antara variabel word of mouth terhadap keputusan berkunjung
melalui minat berkunjung.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Aulia et al., (2013) dalam
Aprilia, Dkk (2015) tentang pengaruh word of mouth terhadap keputusan
berkunjung yang memiliki hubungan signifikan. Seseorang yang
melakukan kunjungan ke suatu tempat wisata melalui minat terlebih
dahulu akan memiliki keinginan yang tinggi untuk berkunjung ke tempat
wisata tersebut karena telah memperoleh informasi yang mendalam
mengenai tempat wisata tersebut sebelum melakukan kunjungan dan
telah memilih sesuai dengan minatnya. Keputusan berkunjung ke
Sukabumi semata-mata disebabkan oleh tingginya word of mouth tentang
Sukabumi.
Dari hasil uji sobel dengan memakai hasil uji t sebagai acuannya,
dapat dilihat bahwa ada pengaruh mediasi diantara variabel eksogen (city
branding) melewati variabel mediasi (minat berkunjung) terhadap
variabel endogen (keputusan berkunjung). Begitu pula mediasi antara
variabel eksogen word of mouth melewati variabel mediasi (minat
berkunjung) terhadap variabel endogen (keputusan berkunjung) terdapat
pengaruh dengan perolehan t hitung sebesar 1,9985366 lebih besar dari t
tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.

9. Perhitungan Pengaruh

Analisis pengaruh ditunjukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh


suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara
tidak langsung. Hasil perhitungan pengaruh langsung, pengaruh tidak
langsung, dan pengaruh total oleh software SPSS 23.0 dan perhitungan
menggunakan metode perhitungan menururt Riduwan (2015:126) dengan
cara memangkatkan nilai koefisien jalur adalah sebagai berikut:
140

a. Perhitungan Pengaruh Struktur I

Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel city branding


dan word of mouth terhadap variabel minat berkunjung. Berikut dibawah
ini tabel pengaruh langsung dan tidak langsung city branding dan word of
mouth terhadap variabel minat berkunjung:

Tabel 4. 58 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung City branding (X1) dan
Word of mouth (X2) terhadap Minat berkunjung (Y1)

Variab Pengaruh Pengaruh Pengaruh Total Total Total


el Langsung Tidak Tidak Pengaruh Pengaruh Pengaruh
Langsung Langsung Langsung Tidak Langsung
Melalui Melalui Langsung dan Tidak
X1 X2 Langsung
X1 (0.545)2 = - (0,545) 0.2970 0,0920 0,389
0.2970 (0,716)
(0,236) =
0,0920
X2 (0,236)2 = (0,236) - 0,0556 0,0920 0,1476
0,0556 (0,716)
(0,545) =
0,0920
Total Pengaruh 0,5366

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Dari tabel 4.58 diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh city
branding (X1) terhadap minat berkunjung (Y1) adalah sebesar 0,2970
atau 29,70%, pengaruh tidak langsung melalui word of mouth (X2)
sebesar 0,0920 atau 9,20 % Sehingga total pengaruh yang diberikan
variabel city branding (X1) adalah sebesar 0.389; atau 3,89% terhadap
minat berkunjung (Y1). Pengaruh word of mouth (X2) terhadap minat
berkunjung (Y1) adalah sebesar 0,0556 atau 5.55 %, pengaruh tidak
langsung melalui city branding (X1) sebesar 0,0920 atau 9,20%.
Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel word of mouth (X2)
adalah sebesar 0,1476 atau 14,76% terhadap minat berkunjung (Y1).
141

Berikut adalah pengaruh total kedua variabel terhadap minat


berkunjung, yaitu:
Pengaruh total ρy1x1X1 = 0.2970+0,0920 = 0.3890
Pengaruh total ρy1x2X2 = 0,0556+0,0920 = 0,1476
Maka pengaruh total ρy1x1X1 + ρy1x2X2 = 0.3890+ 0,1476= 0,5366
Hasil ini mendekati koefisien determinan (R2x1x2) yaitu sebesar
0,538
b. Perhitungan Pengaruh Struktur 2

Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel city


branding, word of mouth dan minat berkunjung terhadap variabel
keputusan berkunjung. Berikut dibawah ini tabel pengaruh langsung
dan tidak langsung city brandung, word of mouth dan minat
berkunjung terhadap variabel keputusan berkunjung:

Tabel 4. 59 Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung City Branding (X1), Word
Of Mouth (X2) Terhadap Minat Berkunjung (Y1) Dan Dampaknya Terhadap
Keputusan Berkunjung (Y2)
Variabel Pengaruh Pengaruh Total Total Total
Langsung Tidak Pengaruh Pengaruh Pengaruh
Langsung Langsung Tidak Langsung dan
Melalui Y1 Langsung Tidak
Langsung
X1 (0,643)2 = (0,643) 0,4134 0,1048 0,5191
0,4134 (0,163) =
0,1048
X2 (0,159)2 = (0,159) 0,0252 0,0259 0,0511
0,0252 (0,163) =
0,0259
Y1 (0,163)2 = - 0,0265 - 0,0265
0,0265
Total Pengaruh 0,5967

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2018


142

Dari tabel 4.59 diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh city
branding (X1) terhadap keputusan berkunjung (Y2) adalah sebesar
0,4143 atau 41,43%, pengaruh tidak langsung melalui minat
berkunjung (Y1) sebesar 0,1048 atau 1,048%. Sehingga total pengaruh
yang diberikan variabel city branding (X1) adalah sebesar 0,5191 atau
51,91% terhadap keputusan berkunjung (Y2). Pengaruh word of mouth
(X2) terhadap keputusan berkunjung (Y2) adalah sebesar 0,0252 atau
2,52%, pengaruh tidak langsung melalui minat berkunjung (Y1)
sebesar 0,0259 atau 2,59%. Sehingga total pengaruh yang diberikan
variabel word of mouth (X2) adalah sebesar 0,0511 atau 5,11%
terhadap keputusan berkunjung (Y2). Pengaruh yang dimiliki minat
berkunjung (Y1) terhadap keputusan berkunjung (Y2) hanya
berpengaruh secara langsung sebesar 0,0265 atau 2,65%.
Berikut adalah pengaruh total ketiga variabel terhadap kepuasan,
yaitu:
Pengaruh total ρy2x1X1 = 0,4134+ 0,1048= 0,5191
Pengaruh total ρy2x2X2 = 0,0252+ 0,0259= 0,0511
Pengaruh total ρy1y2Y1 = 0,0265
Maka pengaruh total ρy2x1X1 + ρy2x2X2+ ρy2y1Y1 = 0,5191+ 0,0511+
0,0265= 0,5967
Hasil ini mendekati koefisien determinan (R2x1x2y1) yaitu
sebesar 0,665.

Berdasarkan perhitungan pengaruh tersebut diatas maka dapat


diketahui besarnya pengaruh antar variabel, baik pengaruh langsung maupun
pengaruh tidak langsung. selain itu juga dapat diketahui variabel eksogen
mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel endogen.
Berikut ini tabel Rekapitulasi pengaruh langsung dan tidak langsung variabel
eksogen terhdap variabel endogen :
143

Tabel 4. 60 Persentase Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Besarnya
No Pengaruh
Pengaruh
1. Pengaruh langsung city branding terhadap minat berkunjung 29,70%
2. Pengaruh langsung word of mouth terhadap minat 5.56%
berkunjung
3 Pengaruh langsung city branding dan word of mouth 35.2%
terhadap minat berkunjung
4. Pengaruh langsung city branding terhadap keputusan 41,43%
berkunjung
5. Pengaruh langsung word of mouth terhadap keputusan 2,52%
berkunjung
6. Pengaruh langsung minat berkunjung terhadap keputusan 2.65%
berkunjung
7. Pengaruh langsung city branding, word of mouth dan minat 46,57%
berkunjung terhadap keputusan berkunjung
8. Pengaruh variabel city branding terhadap keputusan 51,91%
berkunjung melalui minat berkunjung
9. Pengaruh variabel word of mouth terhadap keputusan 5,11%
berkunjung melalui minat berkunjung
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.60 dapat diketahui bahwa yang memiliki


pengaruh paling besar adalah pengaruh langsung secara simultan antara city
branding, word of mouth terhadap minat berkunjung terhadap keputusan
berkunjung dengan persentase sebesar 51,91%. Sedangkan pengaruh
langsung secara individu pengaruh langsung minat berkunjung terhadap
keputusan berkunjung adalah yang paling besar dengan pengaruh sebesar
41,43%. Selanjutnya untuk yang memiliki pengaruh paling besar dari
pengaruh tidak langsung adalah pengaruh variabel city branding terhadap
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung dengan pengaruh sebesar
51,91%.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh city


branding dan word of mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada
keputusan berkunjung wisatawan ke Sukabumi studi kasus pada mahasiswa di
Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke Sukabumi, dengan metode
analisis yang digunakan yaitu path analysis, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,545 dan tingkat signifikan
sebesar 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi city branding maka akan
meningkatkan minat berkunjung.
2. Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,236 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,019. Hal ini berarti semakin tinggi word of mouth maka
akan meningkatkan minat berkunjung.
3. Variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara simultan
terhadap minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji f sebesar 56,444 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi nilai city branding
dan word of mouth, maka semakin meningkat pula minat berkunjung.
4. Variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,643 dengan tingkat
signifikan 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi city branding maka akan
meningkatkan keputusan berkunjung.
5. Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,159 dengan tingkat
signifikan 0,024. Hal ini berarti semakin tinggi word of mouth maka akan
meningkatkan keputusan berkunjung.

144
145

6. Variabel minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap variabel


keputusan berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,163 dengan
tingkat signifikan 0,015. Hal ini berarti semakin tinggi minat berkunjung
maka akan meningkatkan keputusan berkunjung.
7. Variabel city branding, word of mouth, dan minat berkunjung berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan berkunjung, didasarkan pada pada hasil
uji f sebesar 63,478 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin
tinggi nilai city branding dan word of mouth, maka semakin meningkat pula
keputusan berkunjung.
8. Variabel city branding berpengaruh terhadap keputusan berkunjung melalui
minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji sobel sebesar 1,94599678,
dimana uji sobel menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t table dengan
tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.
9. Variabel word of mouth berpengaruh terhadap variabel keputusan
berkunjung melalui variabel minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji
sobel sebesar sebesar 1,15985366, dimana uji sobel menunjukkan nilai t
hitung lebih besar dari t table dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
1,984.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka penulis dapat


memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian terhadap variabel city branding dapat diketahui bahwa
variabel city branding terhadap minat berkunjung serta keputusan berkunjung
memiliki pengaruh yang signifikan namun pengaruhnya cukup rendah, hal
tersebut diakibatkan oleh beberapa hal seperti, akses transportasi yang masih
kurang baik, serta transportasi yang tersedia masih kurang nyaman, pilihan
tempat tinggal yang masih rendah, serta rendahnya wisatawan memilih
Sukabumi dibanding daerah lain untuk dijadikan tujuan wisata. Untuk
meningkatkan minat serta keputusan berkunjung wisatawan pemerintah perlu
146

memperbaiki akses transportasi Sukabumi salah satunya dengan cara


merelisasikan Jalan Tol BOCIMI, menyediakan penginapan seperti homestay
dengan harga yang beragam. Pemerintah juga dapat melakukan promosi
melalui berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak guna
mempromosikan pariwisata yang ada di Sukabumi. Selain itu pemerintah juga
perlu melakukan tourism board bekerja sama dengan kedutaan besar luar
negeri untuk mempromosikan berbagai pariwisata di Indonesia khusunya
Sukabumi di Negara masing-masing guna menarik minat wisatawan
mancanegara. Untuk menarik minat pengunjung dan keputusan berkunjung,
pemerintah hendaknya terus memelihara, mengembangkan, serta
meningkatkan aspek seluruh Sukabumi yang dimaksud dalam indikator City
Branding secara kreatif dan konsisten.
2. Dari hasil penelitian terhadap variabel word of mouth dapat diketahui bahwa
variabel word of mouth terhadap minat berkunjung serta keputusan
berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan namun pengaruhnya cukup
rendah. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan hal yang
penting bagi Sukabumi untuk meningkatkan minat serta keputusan
berkunjung wisatawan. Pengunjung yang telah mengunjungi Sukabumi
merupakan komunikator yang berpotensi dapat menyebarkan word of mouth
tentang tempat wisata di Sukabumi kepada orang lain sehingga diharapkan
akan dapat menciptakan minat berkunjung seseorang. Menanggapi hal
tersebut agar word of mouth yang tersebar bersifat positif, hendaknya
pemerintah memberikan pelayanan wisata yang baik, menyediakan fasilitas
wisata yang lengkap, menghimbau warga Sukabumi untuk bersikap ramah
pada wisatawan. Pemerintah juga dapat melakukan e-wom seperti melalui
media sosial yang akan mendorong seseorang untuk berkunjung ke Sukabumi.
Dengan demikian Sukabumi dapat disukai oleh semua orang dan
menimbulkan pengalaman positif. Lebih jauh mereka yang memiliki
pengalaman positif akan merekomendasikan kepada orang lain dan akan dapat
menarik minat sehingga berakhir pada keputusan berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Anholt, Simon. 2007 ” Competitive Identity : The New Management for Nations,
Cities and Region”, USA : Palgrave macmillan.
Abdul Yusuf dan Eman Sulaiman, 2014 “Pengaruh atribut produk wisata terhadap
place branding dan implikasinya terhadap keputusan mengunjungi destinasi
wisata pantai.” Jurnal Ilmiah Solusi Vol.1 No.1 Januari-Maret: 87-94
Ahmad M. Zamil , 2011” The impact of Word of mouth (WOM) on the purchasing
decision of the jordanian consumer” Research Journal of international studies-
issue 20(September.
Aprilia, Fitri, Srikandi Kumadji, dan Andriani Kusumawati, 2015| “Pengaruh Word of
mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan
berkunjung (survey pada pengunjung tempat wisata “Jawa Timur Park 2”
Kota Batu)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dina Febiana, Srikandi Kumadji, Sunarti, 2014 “Pengaruh Word of mouth terhadap
Minat beli serta dampaknya pada keputusan pembelian (survey pada
pengunjung yang melakukan pembelian pada biker’s Restodan Cafe di Kota
Malang) “ Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November |
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dr. Yin-Hsi Lo, 2012 “Does Word-of-Mouth Effect Really Matter? The Case of
Chinese Tourist Travel Experience in Taiwan” The Journal of International
Management Studies, Vol.7 No.2, October
Dityanti, Esthi. , 2008 “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen Terhadap Layanan Internet Banking Mandiri (studi kasus pada
karyawan depeartemen pekerjaan umum Jakarta)”. Program Studi Magister
Manajemen, Universitan Diponegoro Semarang.
Ferdinand, Agusty. “Metode Penenlitian Manajemen”. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2014
Fadallah, Ali Akbar, dan Nia Kurniasih Pontoh, 2012 “PENERAPAN CITY
BRANDING DI INDONESIA : STUDI KASUS KOTA PEKALONGAN,
JAWA TENGAH” volume 1 nomor 2 oktober Jurnal perencanaan wilayah
dan Kota a http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/?p=614
Godes, David dan Dina Mayzlin, 2004 “Using Online Conversation to Study Word
of mouth Communication.” , Markting Science. Vol. 23 No 4.
Gartika, Gagan, 2010 “Silaturahim Marketing” Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Ghozali, Imam, 2013 “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21 Up
Date PLS Regresi”, Edisi 7, cetakan VII, Undip, Semarang.

147
HermawanKartajaya, Yuswohadi, 2005 “Attracting Tourist, Traders, Investors :
Strategi memsarkan daerah di era otonomi”, Jakarta, PT Gramedia pustaka
Utama.
Hurriyati, Ratih, 2015 “An Analysis Of Place Branding To Enchance The Image Of
Bandung City And Its Implication Toward The Decisions To Visit Tourism
Destination” Jurnal Pendiidkan Sains Sosial Kemanusiaan , Vol.8 (1) Mei
ISSN 1979-0112
Ismayanti, 2010 “Pengantar Pariwisata”. Jakarta: PT. Gramedia.
Karim, Muhammad Yunus, Nia K. Pontoh dan Bagas Dwi pantara Putra “POTENSI
KOTA CIREBON YANG MENDUKUNG PEMBENTUKAN CITY
BRANDING” volume 1 nomor 1 juli 2012
http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/?p=252
Knight, D. K., E. Y. Kim. 2007. “Japanese Consumers‟ need for uniqness: effect on
brand perceptions and purchase intention”. Journal of Fashion Marketing
and Management 11(2): 270-280
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2010 “Principles Of Marketing” 13 Edition,
Pearson Education, New Jersey USA.
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller, 2012 “Marketing Management” 13 Edition,
New Jersey: Pearson Prentice Hall.Inc.
Kumala, O Benazir, 2012 “Pengaruh Word of mouth terhadap Minat beli konsumen
pada Tune Hotels Kuta-Bali” Jakarta.
LKIP DinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung, 2014.
Lovelock, Christoperdan Jochen Wirtz, 2011 ”Service Marketing” Pearson
Education, New Jersey USA.
Lupiyoadi, Rambat dan Dedi Hamdani, 2011 “Manajemen Pemasaran Jasa”, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Magandi, Rizal Haridan Farida Indriani, 2011 “Peran Perguruan Tinggi dalam
Membangun City Branding yang berkelanjutan: sebuah upaya untuk
mendorong pertumbuhan perekonomian daerah” ISSN 2089-3590 : Prosiding
SNaPP2011 : Sosial, Ekonomi, danHumaniora
Maharani, Conny ,Rini Andari, dan Tomy Andianto, 2013 ”Pengaruh Brand
Positioning Wonderfull Indonesia terhadap keputusan wisatawan
mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia” Jurnal THE Anthology, Edisi I,
Vol 1 No 17
Majalah SWA “Word of mouth” Edisi /15/9-22, 2015, Penerbit Yayasan Sembada
Swakarya, Jakarta.
Malhotra, Naresh K, 2009 “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan” Jakarta: Indeks.
Marketers, City Branding, Perlukah?,Edisi Mei 2015, Hal. 143
148
Majalah SWA edisi 15 9-22 juli 2015 judulSurvei WOMM 2015: StrategiPemasaran
Word of mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015)
Moilanen, Teemudan Rainisto, 2009 “How To Brand Nation , Cities And
Destination, A Planning Book For Place Branding”. USA : Palgrave
Macmillan.
Nirwandar, Sapta, 2014 “Building Wow Indonesia Tourism And Creative Industry”
Jakarta : PT Gramedia Utama.
Purwianti danYulianty Ratna Dwi Lukito, 2014, Analisis Pengaruh City Branding
Kota Batam Terhadap Brand Attitude (Studi Kasus Pada Stakeholder Di Kota
Batam), Jurnal Manajemen, Vol.14, No.1, November, Lily Fakultas Ekonomi,
Universitas Internasional Batam
majour.maranatha.edu/index.php/jurnal./1461
Peter, J Paul dan Olson Jerry C, 2010 “Consumer Behavior and Marketing Strategy”.
9 edition, McGraw Hill, New York.
Pardede, Ratlan dan Manurung Reinhard, 2014 “Analisis Jalur (Path Analysis) Teori
dan Aplikasi dalam Riset Bisnis, Jakarta: PT.Rineka Cipta
Rahmat, M YanandadanUmmiSalamah, 2014 “Branding Tempat : Membangun Kota,
Kabupaten, Dan Provinsi Berbasis Identitas”, Jakarta: Makna Informasi.
Rangkuti, Freddy, 2009 “Mengukur Efektivitas Program Promosi” Jakarta: PT
Gramedia Utama.
Ramadhan, Abdurrahman Hikmah, Suharyono, dan Srikandi Kumadji, 2015
“Pengaruh City Branding Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Pada
Keputusan Berkunjung (Survey Pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November.
Roostika, Ratna. April 2014. Citra Merek TujuanWistaa Dan Perilaku Wisatawan :
Yogyakarta Sebagai Daerah TujuanWisata. Jurnal manajemen dan Akuntansi,
Vol 1 no 1
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007 “Cara Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, Bandung: Alfa Beta
Saladin, Djaslim, 2006 “Manajemen Pemasaran” Edisi Keempat, Bandung: Penerbit
Linda Karya.
Sarwono, Jonathan. 2007 “Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS”,
Yogyakarta : CV Andi Offset
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk, 2015 “Consumer Behavior” 11 Edition
Pearson Education, New Jersey USA.
Silverman, George, 2011 “The Secret Of Word of mouth Marketing How To Trigger
Exponential Sales Through Runway Word of mouth” New York: Amacom.

149
Simamora, Bilson, 2004 “Panduanriset Perilaku Konsumen”. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiarsono, Joko, 2009 “City Branding, Bukanasalmembuat Logo dan Slogan. SWA,
Vol. 25 No. 17.,Hlm 192.
Sugiyono, 2012 “Metode Penelitian Bisnis”, Bandung, CV Alfabeta.
Suliyanto, 2005 “Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran”, Bogor : Ghalia
Indonesia.
Swastha, Basu dan Irawan, 2006 ”Manajemen Pemasaran Modern “ Yogyakarta:
Liberty.
Tuty , Herawati, Christina L Rudatin dan Djuni Akbar, 2014 “Potensi Kota Bandung
Sebagai Destinasi Incentive Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif” Jurnal
Epigram, Vol.11 No.2 Oktober :95-102
Umar, Husein, 2011 “Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesisi Bisnis”,
Jakarta, Rajawali Pers.
Gelder,Van Sicco (2008) An Introduction to City Branding. Amsterdam: Placebrands
Limited
Yoeti A, Oka, 2008 “Ekonomi Pariwisata :Introduksi, Informasi dan Implementasi”,
Jakarta:Kompas.
Yuli, Aditya. 2011, City Branding Sebagai Strategi Pengembangan Pariwisata
Ditinjau Dari Aspek Hukum Merek( Studi Kasus City Branding Daerah
Istimewa Yogyakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan Di Indonesia)
. Jurnal Ilmiah Hukum QISTI Vol.5 No 1, Januari
Sumber Lain:
http://swa.co.id/advertising-promotion/pentingnya-city-branding diakes 20 maret
2017
https://www/brilio.net/global diakses 15 april 2017
www.bps.go.id diakses 17 april 2017
http://www.tribunnews.com/travel/2016/01/27/10-destinasi-wisata-di-indonesia-
dengan-angka-kunjungan-wisatawan-terbanyak diakses 20 mei 2017
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/disc-det.php?lang&id=15 diakses 23
maret 2017

150
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kuesioner

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI No :


SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA

Kepada Yth

Saya Dzulfikar Abdulrahman, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas


Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk
skripsi saya mengenai PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF
MOUTH TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI. Agar penelitian
ini dapat berlangsung dengan baik, saya mengharapkan kesediaan dan bantuan dari
responden untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan tepat dan benar. Untuk saran dan
kritik yang berkaitan dengan penelitian ini, silakan menghubungi saya melalui email
di dzulfikarabdulrahman99@gmail.com

Atas perhatian dan waktunya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Dzulfikar Abdulrahman

151
Berilah tanda silang [] pada kotak yang tersedia

I. Screening
Apakah anda pernah berkunjung ke Sukabumi ?
 Ya
 Tidak

II. Profile
1. Jenis kelamin anda? (pilih salah satu)
 Pria  Wanita
2. Usia anda saat ini?
 Di bawah 18 tahun  26 – 30 tahun
 19 – 25 tahun  30 tahun ke atas
3. Penghasilan total anda per bulan?
 < Rp. 1.000.000,-
 Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.999.999,-
 Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.999.999,-
 > Rp. 3.000.000,-

4. Daerah tempat tinggal anda saat ini?


 Tangerang dan sekitarnya  Jakarta
 Bogor  Depok
Untuk menjawab pertanyaan berikut, silakan disesuaikan dengan pengalaman anda
saat mengunjungi Sukabumi terutama yang menyangkut city branding, WOM, minat
berkunjung, dan keputusan berkunjung. Skala penilaian adalah sebagai berikut
berikut:

152
Singkatan Keterangan Penilaian
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
R Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1

III. City Branding


Pikirkan mengenai Sukabumi yang berhubungan dengan city branding :

No Pernyataan SS S R TS STS
Presence
Sukabumi merupakan kota yang
1 sudah diakui sebagai kota wisata oleh
wisatawan mancanegara
Geopark Ciletuh Sukabumi sudah
2 diakui sebagai warisan dunia oleh
UNESCO

Place
Sebagian besar sarana dan pra sarana
3
kota sudah terpenuhi dengan lengkap
Tersedianya jaringan transportasi
4 yang memadai di Sukabumi dengan
jalan yang terawat dengan baik
Sukabumi memiliki tata kota yang
baik dan indah di dukung dengan
5
banyak taman dan hutan kota di
sekitar Sukabumi
Sukabumi memiliki cuaca yang
6 relatif baik dan nyaman sepanjang
tahun
Potential
Sukabumi menyediakan banyak
7 peluang bagi investor untuk
menciptakan lapangan kerja
Sukabumi merupakan tempat yang
8 layak untuk menempuh pendidikan
dari tingkat dasar hingga perguruan
153
tinggi
Sukabumi merupakan tempat yang
9 nyaman untuk ditinggali dan akses
yang baik
Pulse
Sukabumi merupakan tempat yang
10
mendukung gaya hidup modern
Banyak tempat yang menarik untuk
11
dikunjungi dan dilihat di Sukabumi
People
Penduduk disukabumi terkenal
12
dengan keramahan masyarakatnya
13 Sukabumi memiliki beragam budaya
Sukabumi merupakan tempat yang
aman dan menyenangkan untuk
14
dikunjungi oleh orang asing, teman
atau keluarga
Prerequisite
Sarana dan prasarana kota Sukabumi
15 sudah memiliki kualitas yang baik
dan terpelihara dengan baik
16 Sukabumi menyediakan akomodasi
yang baik untuk wisatawan lokal
maupun mancanegara
17 Mudah mencari rumah sakit, pasar,
sekolahan dan tempat ibadah di
Sukabumi

IV. WOM
Pikirkan mengenari Sukabumi yang berhubungan dengan WOM :

No Pernyataan SS S R TS STS
Sukabumi merupakan sebagai tempat
18 dengan tujuan banyak tujuan wisata
dan kuliner yang sudah terkenal
Sukabumi banyak di rekomendasikan
19
sebagai tempat wisata di Indonesia
Sukabumi menjadi tempat yang
20 sering dibicarakan oleh wisatawan
lokal maupun mancanegara
Berita mengenai perkembangan
21
Sukabumi mudah diperoleh
154
V. Minat Berkunjung
Pikirkan mengenai Sukabumi yang berhubungan dengan minat berkunjung :

No Pernyataan SS S R TS STS
Pencarian kata kunci “Sukabumi” di
google merupakan salah satu
22
pencarian yang tinggi sebagai tujuan
wisata
Sukabumi mengalami lonjakan
23 pemesanan hotel setiap hari libur dan
di akhir minggu
Sukabumi menjadi daerah yang
dijadikan pilihan ketika ingin
24
berlibur menikmati suasana
pedesaan

VI. Keputusan Berkunjung


Pikirkan mengenai Sukabumi yang berhubungan dengan keputusan berkunjung

No Pernyataan SS S R TS STS
Destinasi Area
Berbagai kebutuhan para wisatawan
25 sudah terpenuhi sesuai dengan tujuan
melakukan wisata
Informasi mengenai lokasi wisata di
26
Sukabumi mudah diperoleh
Traveling Mode
Sarana dan pra sarana transportasi
27 sudah baik untuk mencapai tempat
wisata
Tersedianya beragam transportasi
28
untuk menuju tempat wisata
Transpotasi tersedia memberikan
29
kenyamanan bagi wisatawan
Time and Cost
Informasi mengenai waktu
30 operasional tempat wisata sudah
sesuai
Biaya yang dikeluarkan oleh
31 wisatawan untuk menuju tempat
wisata sesuai dengan lokasi
32 Waktu tempuh menuju lokasi
155
tergantung dari jauh dekat lokasi
tempat wisata
Travel Agent
Travel agent menyediakan semua
33 kebutuhan wisatawan untuk
melakukan perjalanan
Service Source
Tersedia berbagai macam pelayanan
bagi wisatawan, seperti pemandu
34
wisata, pusat souvenir, photografer,
dan lain-lain

156
Lampiran 2 : Data Kuesioner

157
158
159
160
161
162
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

163
164
Lampiran 4: Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized N of
Cronbach's Alpha Items Items
,750 ,754 4

Scale Scale Cronbach's


Mean if Variance Corrected Squared Alpha if
Item if Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
x2.1 10,60 5,697 ,465 ,260 ,746
x2.2 10,77 3,633 ,712 ,796 ,587
x2.3 11,07 3,582 ,712 ,795 ,586
x2.4 10,97 4,861 ,375 ,226 ,787

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
,725 ,730 3

Scale Scale Cronbach's


Mean if Variance Corrected Squared Alpha if
Item if Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
y1.1 8,13 1,154 ,395 ,156 ,478
y1.2 7,80 1,062 ,425 ,184 ,433
y1.3 7,67 1,609 ,393 ,156 ,514

165
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
,887 ,887 10

Scale Scale Cronbach's


Mean if Variance Corrected Squared Alpha if
Item if Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
y2.1 33,30 23,597 ,694 ,750 ,870
y2.2 33,23 25,357 ,545 ,847 ,881
y2.3 33,40 22,455 ,800 ,863 ,861
y2.4 33,60 22,524 ,737 ,934 ,867
y2.5 33,53 22,809 ,764 ,951 ,865
y2.6 33,13 25,292 ,636 ,725 ,875
y2.7 32,93 25,375 ,634 ,743 ,876
y2.8 32,77 28,323 ,449 ,566 ,889
y2.9 33,10 24,852 ,572 ,489 ,880
y2.10 33,10 26,231 ,421 ,617 ,890

166
Lampiran 5 : Uji Analisis Path
Struktur 1

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Word of Mouth,
b
. Enter
City Branding

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung


b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,733 ,538 ,528 1,23033

a. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 170,879 2 85,440 56,444 ,000

Residual 146,831 97 1,514

Total 317,710 99

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung


b. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -,582 1,173 -,496 ,621

City Branding ,144 ,026 ,545 5,512 ,000

Word of Mouth ,182 ,076 ,236 2,389 ,019

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung

167
Struktur 2

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Minat
Berkunjung,
. Enter
Word of Mouth,
b
City Branding

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung


b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,815 ,665 ,654 2,862

a. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, Word of Mouth, City


Branding

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1559,353 3 519,784 63,478 ,000

Residual 786,087 96 8,277

Total 2345,440 99

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung


b. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, Word of Mouth, City Branding

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1,829 2,747 -,666 ,507

City Branding ,494 ,070 ,643 7,380 ,000

Word of Mouth ,273 ,184 ,159 2,101 ,040

Minat Berkunjung ,297 ,237 ,163 2,235 ,014

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

168

Anda mungkin juga menyukai