Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN KORBAN
KEKERASAN SEKSUAL

Ns. Siti Nurlaelah, M.Kep


PENGANIAYAAN DAN
KEKERASAN

Aniaya fisik : suami-istri


ortu-anak
penodongan
Aniaya seksual : perkosaan
Aniaya emosi : kata-kata/sikap menyakitkan
PENYEBAB PERILAKU
KEKERASAN

Biologi : *sistem limbik otak tumor/trauma


Psikologis: *kegagalan/frustasi
* korban kekerasan
Sosial budaya:
*dengan kekerasan ada kepuasan *perilaku
kekerasan yang diterima
Lingkungan:
*kontrol hukum kurang
*media cetak dan elektronik
*pornografi
PERKOSAAN

Hubungan seksual secara


Paksa dan kekerasan
berlawanan dengan
keinginan korban
(Tanpa persetujuan)
♥ Wanita > pria
♥ Satu diantara 10
dilaporkan (as)
♥ Di indonesia ??
II. PERKOSAAN
Pelampiasan kekuatan & kekuasaan melalui
kekerasan seksual (townsend,1996)

Memaksakan perlakuankontak seksual tanpa


persetujuan (stuart & sundeen,1995).

SEKSUAL BEHAVIOUR:THE FORCE CONTINUM


Freely Consenting Seduction Bribery or coercion Fear rape

Economic Psychic Acquaintance Violent


Partnership Rape rape rape
RESPON KORBAN PERKOSAAN

1. Respon emosi : gawat darurat

♣ Respons ekspresif
Ketakutan tegang
kemarahan ansietas
Kegelisahan menangis

♣ Respon terkontrol
Tenang menyembunyikan
Tunduk perasaan
Lembut tidak terbuka
2. RESPONS BEBERAPA MINGGU
SETELAH PEMERKOSAAN

Memar,lecet
Sakit kepala, lelah, gangguan tidur
Nyeri, mual, muntah
Nyeri daerah perineal
Geram, marah, malu, terhina
Dendam, menyalahkan diri sendiri
Takut penyiksaan dan mati
3. RESPON/ DAMPAK JANGKA
PANJANG

Gelisah, mimpi buruk, phobia,


kontrol diri hilang

Depresi, bunuh diri, penyalahguna


obat, psikotik

Tersembunyi, supresi
Penatalaksanaan Korban
Pemeroksaan
Berdasarkan jurnal “play therapy dalam
identifikasi kasus kekerasan seksual terhadap
anak”, terapi sexual abuse adalah :
Diantara tujuan terapi bermain adalah mengurangi
atau menghilangkan gangguan-gangguan
perilaku, fisik, psikis, sosial, sensori dan
komunikasi dan mengembangkan kemampuan
yang masih dimiliki secara optimal. Cholidah
(2005)
Penatalaksanaan Korban
Pemeroksaan

Terapi bermain (play therapy) merupakan


salah satu metode untuk mengidentifikasi
dan menggalikan perasaan anak korban
kekerasan seksual
Penatalaksanaan Korban
Pemeroksaan

Menurut Suda (2006) ada beberapa model


program counseling pada anak yang mengalami
sexual abuse, yaitu :
1. The dynamics of sexual abuse
❑Fokuskan pada pengambangan konsepsi.
❑Pada kasus tersebut kesalahan dan tanggung jawa
berada pada pelaku bukan pada korban.
❑Anak dijamin tidak disalahkan meskipun telah
terjadi kontak seksual
Penatalaksanaan Korban
Pemeroksaan

2. Protective behaviors counseling


❑Latih anak2 menguasai keterampilan mengurangi
kerentannya sesuai dengan usia.
❑Pelatihan anak prasekolah dapat dibatasi; berkata
tidak terhadap sentuhan-sentuhan yang tidak
diinginkan; menjauh secepatnya dari orang yang
kelihatan sebagai abusive person; melaporkan
pada orangtua atau orang dewasa yang dipercaya
dapat membantu menghentikan perlakuan salah
Penatalaksanaan Korban
Pemeroksaan
3. Self-esteem counseling
Yakinkan bahwa mereka bukanlah korban, melainkan orang
yang mampu bertahan (survivor) dalam menghadapi masalah
sexual abuse.
4. Feeling Counseling.
Identifikasi kemampuan anak yang mengalami sexual abuse
untuk mengenali berbagai perasaan.
Dorong untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya yang
tidak menyenangkan, baik pada saat mengalami sexual abuse
maupun sesudahnya.
Beri kesempatan untuk secara tepat memfokuskan perasaan
marahnya terhadap pelaku yang telah menyakitinya, atau
kepada orang tua, polisi, pekerja sosial, atau lembaga
peradilan yang tidak dapat melindungi mereka.
Penatalaksanaan Korban
Pemeroksaan

5. Cognitif terapy
Artinya, konsep dasar dalam teknik ini adalah
perasaan-perasaan seseorang mengenai beragam
jenis dalam kehidupannya dipengaruhi oleh pikiran
pikiran mengenai kejadian tersebut secara berulang-
lingkar.
PROSES KEPERAWATAN

ASPEK FISIK :
Khusus daerah perineal
Memar/lecet seluruh tubuh
Jaga privacy-perawat wanita
ASPEK PERILAKU :

Apakah klien respons secara verbal ??

Apakah dapat mengikuti petunjuk ??

Apakah yang telah dilakukan?


ASPEK KOGNITIF/PSIKOLOGIS

Dapatkah klien menceritakan


kejadiannya ??

Apa koping klien ??

Bagaimana perasaan klien??


ASPEK SOSIAL BUDAYA

Siapa sistem pendukung ??


Apakah klien butuh tempat tinggal ??
Siapa yang sudah dihubungi klien ??
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Doenges et.al (2007)
1. Aktivitas atau istirahat : Masalah tidur (misalnya tidak
padat tidur atau tidur
berlebihan, mimpi buruk, berjalan saat tidur, tidur di
tempat yang asing,keletihan.
2. Integritas ego
Pencapaian diri negatif, menyalahkan diri
sendiri/meminta ampun karena tindakannya terhadap
orang tua.
Harga diri rendah (pelaku/korban penganiayaan seksual
yang selamat.)
Perasaan bersalah, marah, takut dan malu, putus asa dan
atau tidakberdaya
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Doenges et.al (2007)
Minimisasi atau penyangkalan signifikasi
perilaku (mekanisme pertahanan yang paling
dominan/menonjol)
Penghindaran atau takut pada orang, tempat,
objek tertentu, sikap menunduk, takut (terutama
jika ada pelaku)
Melaporkan faktor stres (misalnya keluarga tidak
bekerja, perubahan finansial, pola hidup,
perselisihan dalam pernikahan)
Permusuhan terhadap/objek/tidak percaya pada
orang lain
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Doenges et.al (2007)4
3. Eliminasi
Enuresisi,enkopresis.
Infeksi saluran kemih yang berulang
Perubahan tonus sfingter
4. Makan dan minum:
Muntah sering, perubahan selera makan
(anoreksia),
makan berlebihan, perubahan berat badan,
kegagalan memperoleh berat badan yg seimbang
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Doenges et.al (2007)4
Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan
kondisi cuaca (penganiayaan seksual) atau tidak
adekuat memberi perlindungan.
Mandi berlebihan/ansietas (penganiayaan
seksual), penampilan kotor/tidak terpelihara
5. Neurosensori
Perilaku ekstrem (tingkah laku sangat
agresif/menuntut), sangat amuk atau pasivitas
dan menarik diri, perilaku tidak sesuai dengan
usia
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN (Doenges et.al (2007)4
Status mental : memori tidak sadar, periode
amnesia, laporan adanya pengingatan kembali.
Pikiran tidak terorganisasi, kesulitan konsentrasi/
membuat keputusan. Afek tidak sesuai, mungkin
sangat waspada, cemas dan depresi.
Perubahan alam perasaan, kepribadian ganda,
cinta, kebaikan dan penyesalan yang dalam setelah
penganiayaan seksual terjadi.
Kecemburuan patologis, pengendalian impuls
yang buruk, keterampilan koping terbatas, kurang
empati terhadap orang lain.
PROSES KEPERAWATAN
Membantung. Menghisap jempol atau perilaku
kebiasaan lain: gelisah (korban selamat)
Manifestasi psikiatrik, misal: fenomena disosiatif
meliputi kepribadian ganda (penganiayaan
seksual), gangguan kepribadian ambang (korban
inses dewasa)
Adanya defisit neurologis/kerusakaan SSP tanpa
tanda-tanda cedera eksternal
6. Nyeri atau ketidaknyamanan
Bergantung pada cedera/bentuk penganiayaan
seksual
PROSES KEPERAWATAN
Berbagai keluhan somatik (misalnya nyeri perut,
nyeri panggul kronis,spastik kolon, sakit kepala)
7. Keamanan.
Memar, tanda bekas gigitan, bilur pada kulit,
terbakar (tersiran air panas, rokok) ada bagian
botak di kepala, laserasi, perdarahan yang tidak
wajar, ruam/gatal di area genital, fisura anal,
goresan kulit, hemoroid, jaringan parut, perubahan
tonus sfingter.
Cedera berulang, riwayat bermacam kecelakaan,
fraktur/ cedera internal.
PROSES KEPERAWATAN
Perilaku mencederai diri sendiri (bunuh diri),
keterlibatan dalam aktivitas dengan risiko tinggi
Kurangnya pengawasan sesuai usia, tidak ada
perhatian yang dapat menghindari bahaya di
dalam rumah
8. Seksualitas
Perubahan kewaspadaan/aktivitas seksual,
meliputi masturbasi kompulsif, permainan seks
dewasa sebelum waktunya, kecenderungan
mengulang atau melakukan kembali pengalaman
inses. Kecurigaan yang berlebihan tentang seks,
secara seksual menganiaya anak lain.
PROSES KEPERAWATAN
Perdarahan vagina , laserasi himen linier, bagian
mukosa berlendir.
Adanya PMS, vaginitis, kutil genital atau
kehamilan (terutama pada anak).
9. Interaksi social
Merikan diri dari rumah, pola interaksi dalam
keluarga secara verbal kurang responsif,
peningkatan penggunaan perintah langsung dan
pernyataan kritik, penurunan penghargaan atau
pengakuan verbal, merasa rendah diri.
Pencapaian prestasi dis ekolah rendah atau prestasi
di sekolah menurun.
RESPONS KORBAN PERKOSAAN
AKUT :
Takut, syok, marah, tidak percaya, ingkar,
malu, putus asa, ansietas, balas dendam.

PENYESUAIAN KELUAR :
Supresi, menambah keamanan, tidak
butuh bantuan, menyembunyikan.

REORGANISASI :
Disfungsi seksual, phobia, gangguan tidur.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sindroma trauma perkosaan
Ketidakberdayaan
Harga diri rendah
Keputusasaan
Ketakutan
Ansietas
Risiko : - isolasi sosial
- Bunuh diri
TINDAKAN KEPERAWATAN
KORBAN PERKOSAAN
Fase akut
Fase penyesuaian luar
Fase organisasi : konseling
- Self-explorasi
- Self-understanding
- Action
INTERVENSI KEPERAWATAN

Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan


Doenges et.al (2007), :
Beri dukungan, sikap empati dan penghargaan :
saya prihatin hal ini terjadi padamu, anda aman
disini, saya senang anda hidup, anda tidak
bersalah.
Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang akan
dilakukan dan mengapa dilakukan. Lakukan
secara menyeluruh. Pastikan bahwa
pengumpulan data dilakukan dalam perawatan,
dan cara yang tidak menghakimi
INTERVENSI KEPERAWATAN

Pastikan bahwa anak memiliki privasi yang


adekuat untuk semua intervensi intervensi
segera pasca krisis. Batasi akses yang tdk perlu
Diskusikan dengan anak siapa yang dapat
dihubung untuk memberikan dukungan atau
bantuan.
Dalam berkolaborasi dengan tim medis,
pastikan bahwa semua cedera fisik, fraktur,
luka bakar mendapatkan perhatian segera,
mengambiul foto jika anak mengijinkan
merupakan ide yang baik
INTERVENSI KEPERAWATAN
Pastikan keamanan dan keselamatan anak abuse
Pastikan bahwa usahamenyelamatkan tidak
diputuskan oleh perawat tetapi putuskan oleh
anak/ abuse itu sensiri. Berikan dukungan,
tetapi ingat bahwa keputusan akhir harus dibuat
oleh anak
Adakan wawancara yang dalam dengan orang
tua atau orang dekat yang menyertai anak.
Tentukan apakah cedera yang dialami
dibenarkan untuk dilaporkan kepada yang
berwenang. Lihat Undang-Undang
Perlindungan Anak
HASIL EVALUASI

Ungkapan kejadian akurat


Emosi adaptif
Koping adaptif
PENCEGAHAN PERKOSAAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN
INDIVIDU & KELOMPOK
- Pola asuh anak
- Keluarga sejahtera
- Krisis keluarga
- Pola asuh remaja
- Disiplin anak
- Manajemen stress
- Pendidikan perilaku/moral/budi
- Informasi media
- Hukum
PEMERATAAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL
- Kemiskinan
- Pengangguran
- Keadilan
- Keamanan

Anda mungkin juga menyukai