Anda di halaman 1dari 17

Makalah Field Study:

Perspektif Masyarakat Mengenai Toleransi yang Dihadapi


oleh Islam Di Tengah Modernisasi

Dosen Pengampu:
1. Muhammad Abdul llah, S. Pd.I., M.Pd.I

Dibuat Oleh Kelompok 6:


1. Garnetta Sofia (164231092)
2. Andre Surya Saputra Tambunan (147231028)
3. Nabilla Nina Ramadhani (432231148)
4. Fitra Ramadhani (007231028)
5. Sabila Kurnia Fizrilah (112231093)

Mata Kuliah PDB Agama Islam


Universitas Airlangga
2023
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur tim penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
seluruh nikmat yang melimpah, tim penulis dapat membuat makalah
kegiatan field study yang berjudul “Perspektif Masyarakat Mengenai
Toleransi yang Dihadapi oleh Islam Di Tengah Modernisasi”. Makalah ini
merupakan hasil dari kegiatan kami penelitian sudut pandang masyarakat
mengenai toleransi beragama di tengah era modernisasi.
Melalui proses yang telah kami laksanakan ini, peneliti melakukan
penelitian melalui metode kualitatif. Dalam hal ini, kami wawancara empat
narasumber sebagai sumber data penelitian dan menjadi sampel kami untuk
mengetahui lebih lanjut pandangan mereka mengenai toleransi di Indonesia
dan toleransi beragama, khususnya agama Islam.
Tim penulis berharap bahwa laporan ini dapat menjadi acuan agar
para pembaca mengetahui dan memiliki wawasan mengenai toleransi,
toleransi di Indonesia, dan toleransi beragama.
Dalam kesempatan ini, tim penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Muhammad Abdul llah, S. Pd.I., M.Pd.I atas dukungan dan
bimbingan dalam penyusunan laporan ini, serta kesempatan dan arahan
yang telah diberikan. Semoga kontribusi dari laporan ini dapat menjadi
langkah awal dalam memberikan wawasan masyarakat mengenai toleransi.

Surabaya, 28 Desember 2023

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 3
1.1 Latar Belakang...........................................................................3
1.2 Tujuan Umum............................................................................ 3
1.3 Tujuan Khusus........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................5
2.1 Tinjauan Pustaka........................................................................5
2.1.1 Pengertian Perspektif........................................................ 5
2.1.2 Pengertian Tantangan....................................................... 5
2.1.3 Pengertian Toleransi..........................................................5
2.1.4 Pengertian Modernisasi.....................................................6
2.1.5 Kedudukan Modernisasi dalam Islam.............................7
BAB III STUDI KASUS.........................................................................9
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...............................................9
3.2 Kehadiran Peneliti...................................................................... 9
3.3 Lokasi Penelitian.........................................................................9
3.4 Sumber Data................................................................................9
3.5 Prosedur Pengumpulan Data...................................................10
BAB IV PEMBAHASAN KASUS....................................................... 11
4.1 Pembahasan Kasus................................................................... 11
BAB V PENUTUP................................................................................ 14
5.1 Kesimpulan...............................................................................14
5.2 Saran......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15
LAMPIRAN.......................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Toleransi adalah suatu sikap atau perbuatan kepada masyarakat lain
dengan tujuan untuk saling menghormati sesama demi mencapai suatu
kerukunan sosial agar tidak dapat terjadinya perpecahan antar suku, ras, dan
agama. Seiring berjalannya waktu, toleransi menjadi salah satu hal yang
wajib melekat pada diri manusia. Tanpa adanya toleransi, maka manusia
tidak bisa menghargai satu sama lain. Sebagai umat akhir zaman,
pentingnya masyarakat sekitar dapat mengetahui mengenai toleransi antar
umat beragama dan memberikan pendapat mereka mengenai toleransi di
dunia, khususnya di Indonesia.
UUD 1945 mengeluarkan pasal mengenai toleransi umat beragama
yaitu Pasal 29 Ayat 2 yang berbunyi, “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” (Indonesia, 1945, 6).
Pasal tersebut memiliki arti yaitu setiap warga negara diwajibkan untuk
memeluk agamanya masing-masing sesuai dengan kepercayaan dan cara
beribadah di agama tersebut. Toleransi beragama sangat diperlukan di setiap
negara. Grafik skor rerata IKT sejak 2015 sampai 2022 yang masih berada
di antara angka (4) dan (5) mengindikasikan stagnasi pengelolaan toleransi
di kota-kota Indonesia (SETARA Institute, 2023). Hal ini perlu
ditingkatkannya toleransi antar sesama agar masyarakat di Indonesia tidak
terpecah hanya karena suku, ras, maupun agama.
Dengan demikian, pentingnya toleransi beragama memiliki fungsi
untuk meningkatkan rasa kehormatan antara perbedaan agama khususnya
cara beribadah dalam agama masing-masing. Melalui hal ini, masyarakat
dapat memaksimalkan sikap mereka terhadap agama lain untuk
menciptakan rasa keharmonisan antar umat beragama yang berbeda.
1.2 Tujuan Umum

3
1. Mengetahui bagaimana pandangan masyarakat mengenai toleransi antara
suku, ras, dan agama.
2. Untuk mengetahui apakah masyarakat sudah menerapkan sikap
bertoleransi dengan cukup baik atau tidak.
3. Mengajak masyarakat untuk saling berkolaborasi dan berkaitan satu
sama lain meskipun berbeda agama.
1.3 Tujuan Khusus
1. Untuk memberikan kebebasan berekspresi mengenai toleransi umat
beragama, khususnya toleransi umat Islam.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang
Bagaimana islam menghadapi tantangan modernisasi dengan
subtema toleransi sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Perspektif
Perspektif atau sudut pandang merupakan sebuah
pandangan seseorang mengenai suatu permasalahan yang
akan dihadapinya. Hal ini sangat penting untuk memahami
dan menelaah sesuatu. Menurut KBBI, perspektif memiliki
makna lain dalam bahasa Inggris yaitu point of view atau
sudut pandang.
2.1.2 Pengertian Tantangan
Tantangan merupakan sebuah proses untuk
menghadapi hal rumit atau sulit dengan tujuan untuk
mengasah skill yang mereka punya. Menurut KBBI,
tantangan adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah; rangsangan
(untuk bekerja lebih giat dan sebagainya).
2.1.3 Pengertian Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap seseorang untuk
menghargai atau memberikan rasa hormat kepada orang yang
berbeda dari dirinya agar tidak merasa tercela hanya karena
suatu perbedaan. Perbedaan inilah yang akan menjadi suatu
parameter apakah seseorang memiliki sikap toleransi atau
tidak. Indonesia memiliki keberagaman suku, ras, budaya,
etnis, dan agama, sudah pastinya sikap toleransi ditegakkan
di negara Ibu Pertiwi ini.
Pernyataan Al-Qur’an bahwa manusia diciptakan
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling

5
mengenal (QS 49:13) menunjukkan pengakuan terhadap
hal itu. Al-Qur’an juga menyatakan bahwa perbedaan
bahasa dan warna kulit manusia harus diterima sebagai
sebuah kenyataan yang positif yang merupakan salah
satu dari tanda-tanda kekuasan Allah (QS 30:22). Lebih
lanjut al-Qur’an menyatakan bahwa perbedaan pandangan
atau aturan manusia tidak harus ditakuti, tetapi harus
menjadi titik tolak untuk berkompetisi menuju kebaikan dan
bahwa hanya Allah yang tahu dan dapat menjelaskan, di hari
akhir nanti, alasan manusia berbeda satu dari yang lain dan
jalan manusia berbeda-beda dalam beragama. (QS 5:48).
Dalam Kaitannya yang langsung dengan prinsip inilah,
Allah, di dalam Alquran, menegur keras Nabi Muhammad
SAW ketika ia menunjukkan keinginan dan kesediaan yang
menggebu untuk memaksa manusia menerima dan
mengikuti ajaran yang disampaikannya (QS 10: 99)
(Ma'mun, 2013) .
2.1.4 Pengertian Modernisasi
Modernisasi adalah proses perubahan dari sesuatu
yang belum maju ke arah yang lebih maju. Modernisasi
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mencapai suatu bentuk
masyarakat yang lebih maju, berkembang, berkualitas, dan
sejahtera. Kalau menurut Soerjono Soekanto, modernisasi
adalah perubahan-perubahan di dalam masyarakat mengenai
perubahan norma sosial, nilai sosial, susunan lembaga yang
ada di masyarakat, pola perilaku sosial, dan segi dalam
kehidupan sosial. Selain Soerjono Soekanto, ada lagi nih
yang mendefinisikan modernisasi yang bisa dilihat dari
beberapa bidang. Orang itu adalah Anthony Giddens yang
menuliskan dimensi institusi modernitas dalam bukunya The
Consequences of Modernity dan membagi dimensi
modernisme kedalam empat bagian, yakni Kapitalisme,

6
Industrialisme, Kemampuan Pengawasan, dan Kekuatan
Militer.1
2.1.5 Kedudukan Modernisasi dalam Islam
Dalam pandangan islam, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) sangat urgen bagi kehidupan umat
manusia. Tanpa menguasai IPTEK manusia akan tetap dalam
lumpur kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan.
Penguasaan manusia terhadap IPTEK dapat mengubah
eksistensi manusia dari yang semula manusia sebagai
abdullah menjadi khalifatullah. Oleh karena itu islam
menetapkan bahwa hukum mempelajari ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah wajib. Tanpa menguasai iptek umat
manusia akan mengalami banyak hambatan dan kesulitan
dalam menjalani kehidupan di jagat ini.2
Agama Islam, bagi kita, merupakan keyakinan.
Bagi bangsa Indonesia, secara empiris, Islam
merupakan bagian agama terbesar rakyat. Karena itu,
sikap-sikap yang diterbitkan atau disangka diterbitkan oleh
agama Islam, akan mempunyai pengaruh besar sekali
bagi proses perubahan sosial. Bagi perubahan sosial,
peranan Islam akan diwujudkan dalam dua sikap:
menopang atau merintangi. Hal ini bergantung pada
pengikutnya. Penting bagi kita untuk memahami betapa
lebarnya kesenjangan antara pendidikan dan pendidikan
sekuler di Mesir berikut konsekuensi-konsekuensinya yang
sangat jauh jangkauannya. Hal ini tidak hanya
menempatkan suatu sekolah dalam posisi berlawanan dengan
sekolah lainnya dan suatu universitas-universitas lainnya:

1
Ringgana Wandy Wiguna, Modernisasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, Ciri & Contoh,
Modernisasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, Ciri & Contoh | Sosiologi Kelas 12
(ruangguru.com) diakses pada tanggal 28 Desember 2023.
2
Indah Cahyani dkk, Bagaimana Islam Menghadapi Modernisasi, Makalah Bagaimana
Islam Menghadapi Tantangan Modernisasi | Indah Cahyani - Academia.edu, diakses pada
tanggal 28 Desember 2023.

7
tetapi juga, lebih dari pada faktor mana pun, mendorong
timbulnya perpecahan dikalangan umat muslim, yang
terutama tampak di kota-kota besar, yang menempatkan
kelompok ortodoks dalam posisi berlawanan dengan
kelompok “yang diibaratkan” dalam hampir semua kegiatan
sosial maupun intelektual, dalam cara berpakaian, sikap
hidup, kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, hiburan,
sastra, dan bahkan dalam percakapan mereka (Suaidi,
2014).

8
BAB III
STUDI KASUS

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan penelitian merujuk pada rencana atau strategi yang
digunakan untuk melakukan penelitian, mulai dari merumuskan masalah
hingga menyimpulkan hasil. Secara umum, ada dua jenis pendekatan yang
mendasari penelitian, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data numerik, dan data
tersebut dianalisis dengan teknik statistik untuk mereduksi dan
mengelompokkan data, menentukan hubungan, dan mengidentifikasi
perbedaan antara kelompok data. Di sisi lain, penelitian kualitatif menggali
perspektif partisipan melalui strategi yang lebih interaktif, fleksibel, dan
bersifat deskriptif analitik. Penelitian kualitatif sering dilakukan dalam
situasi di mana peneliti adalah instrumen utamanya dan meneliti kondisi
alami objek penelitian.
Pada penelitian ini, kami menggunakan pendekatan kuantitatif
karena semua data yang ada didapatkan dengan cara interaksi atau
wawancara secara langsung. Untuk jenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian studi kasus karena penelitian ini ingin menelaah masalah-masalah
mengenai Perspektif Masyarakat Mengenai Toleransi Yang Dihadapi Oleh
Islam di Tengah Modernisasi.
3.2 Kehadiran Peneliti
Pada masalah ini, peneliti terjun langsung ke lapangan sebagai
instrumen dalam pengumpulan data. Peneliti mendatangi langsung lokasi
penelitian untuk observasi dan melakukan wawancara kepada para
narasumber.
3.3 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian berada di ASEEC Tower kampus B
yang terletak di Jl. Airlangga No.46 Surabaya.
3.4 Sumber Data

9
Sumber data adalah sebuah subjek yang bisa memberikan data pasti.
Pada wawancara ini narasumber kami yaitu dua security ASEEC Tower,
satu karyawan Alfa Express ASEEC Tower, dan salah satu mahasiswa baru
UNAIR.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal terpenting dalam penelitian,
karena hasil dari pengumpulan data ini akan dianalisis lebih lanjut. Adapun
prosedur pengambilan data kami yaitu:
a. Wawancara
Yaitu berupa kegiatan tanya jawab langsung kepada
narasumber tentang masalah yang sedang diteliti lebih.
b. Dokumentasi
Berupa pengambilan dokumen berupa gambar ataupun
tulisan.

10
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

4.1 Pembahasan Kasus


Hasil evaluasi wawancara dengan judul Perspektif Masyarakat
Mengenai Toleransi yang Dihadapi oleh Islam Di Tengah Modernisasi,
masyarakat memiliki berbagai pendapat mengenai hal ini. Berikut adalah
jabaran dari pendapat mereka:
1. Mengapa masyarakat harus berperilaku toleransi?
a. Narasumber 1:
Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki makna
“Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.”. Dalam hal ini,
narasumber pertama mengatakan perlunya toleransi untuk
menghargai sesama terutama perbedaan kaum satu dengan
lainnya.
b. Narasumber 2 dan 3:
Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial, dalam artian
ini manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia harus hidup
dengan sikap toleransi karena termasuk dari bagian salah satu
sifat manusia.
c. Narasumber 4:
Di Indonesia terdapat keberagaman suku, ras, etnis, budaya,
dan agama. Jika masyarakat Indonesia tidak memiliki sikap
toleransi maka akan sulit untuk menghadapi perbedaan.
2. Apa yang menyebabkan kurangnya sikap toleransi?
a. Narasumber 1:
Salah satunya merupakan perbedaan pendapat. Terutama
mengenai kepercayaan masing-masing.
b. Narasumber 2 dan 3:
Hal ini disangkut pautkan pada individu masing-masing.
c. Narasumber 4:

11
Memiliki banyak faktor, salah satunya adalah faktor
lingkungan. Hal ini memiliki kaitan erat dengan sikap apatis
atau sikap tidak peduli kepada orang lain.
3. Menurut Anda bagaimana pelaksanaan toleransi di
lingkungan masyarakat?
a. Narasumber 1:
Sudah bagus. Sudah mulai menghargai antar perbedaan mulai
dari pendapat sampai kepercayaan.
b. Narasumber 2 dan 3:
Sudah cukup bagus.
c. Narasumber 4:
Perlunya dilakukan proker atau penyuluhan kepada warga
sebagai ajakan untuk meningkatkan toleransi antar satu sama
lain.
4. Apa saja konsekuensi jika seseorang tidak taat beragama?
a. Narasumber 1:
Hal ini akan terjawab di akhirat.
b. Narasumber 2 dan 3:
Negara Indonesia merupakan negara yang beragama dan jika
tidak taat, maka ada konsekuensi di akhirat.
c. Narasumber 4:
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa menghakimi
karena hal tersebut bukan hak orang lain. Namun, boleh
saling mengingatkan tetapi tidak memaksa mereka.
5. Di era millennium, bagaimana cara untuk meningkatkan
Iman?
a. Narasumber 1:
Memandang orang melalui sikap atau perbuatan karena hal
tersebut menjadi sebuah parameter Iman seseorang.
b. Narasumber 2 dan 3:
Dengan cara memiliki pemikiran positif dan berperilaku
toleran.

12
c. Narasumber 4:
Cukup dengan beribadah, khususnya Muslim yaitu Sholat,
membaca Al-Qur’an, takwa kepada Allah SWT.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa sebagai
makhluk sosial, harus menjaga sikap atau perbuatan kepada masyarakat lain
untuk saling menghormati agar tidak terjadinya perpecahan dan negara
menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya. Pentingnya toleransi beragama memiliki fungsi untuk
meningkatkan rasa kehormatan antara perbedaan. Toleransi antar umat
beragama Islam memiliki konsep yang jelas. Selain itu, Islam menolak keras
masuknya budaya barat yang berdahlil bahwa mereka merupakan
masyarakat yang modern.
5.2 Saran
Masyarakat harus berpikir terbuka namun tetap menjaga diri agar
tetap berada di dalam koridor halal atau haram, baik atau buruk, dan
bermanfaat atau tidaknya serta harus tetap bertoleransi kepada seluruh
masyarakat agar tidak adanya perpecahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, P. N. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia.

Ma'mun, S. (2013, 10 2). View of Pluralisme Agama dan Toleransi dalam

Islam Perspektif Yusuf Al-Qaradhawi. BINUS Journal. Retrieved

December 28, 2023, from

https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3565/2

947

SETARA Institute. (2023, April 6). INDEKS KOTA TOLERAN 2022. Setara

Institute. Retrieved December 28, 2023, from

https://setara-institute.org/indeks-kota-toleran-2022/

Suaidi, S. (2014, 01 04). ISLAM DAN MODERNISME. Retrieved

December 28, 2023, from

http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/islamuna/article/view/558

/539

(Sucipto, 2014)Sucipto. (2014). Halal Dan Haram Al-Ghazali. Jurnal

Hukum Dan Ekonomi Islam, 4(1), 178–128.

15
LAMPIRAN

Narasumber Foto

Narasumber 1

Narasumber 2

Narasumber 3

16

Anda mungkin juga menyukai