Anda di halaman 1dari 24

MODUL AJAR

PROGRAM KEAHLIAN
DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN

Bidang Keahlian : Teknologi Konstruksi dan Properti


Mata Pelajarana : Dasar Kejuruan DPIB
Fase :E
Nama Penyusun : Ridho Maulana
Instansi : SMK Negeri 1 Padang
MODUL AJAR
ELEMEN 7 PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN

A. IDENTITAS MODUL
No Komponen Deskripsi
Nama Penyusun, Institusi, dan
1 Ridho Maulana, SMK Negeri 1 Padang, 2024
tahun disusun
2 Jenjang Sekolah SMK
3 Kelas X DPIB
4 Alokasi Waktu (menit) 18 Pertemuan (4 JP X 45 Menit)
5 Fase Capaian Pembelajaran Fase E
6 Domain Capaian Pembelajaran Elemen 7 : Perhitungan Statika Bangunan

7.1. Memahami elemen-elemen struktur


bangunan.
7 Tujuan Pembelajaran 7.2. Memahami resultan gaya dan reaksi tumpuan
yang bekerja pada struktur bangunan.
7.3. Memahami gaya batang konstruksi bangunan.
8 Kata Kunci (materi pokok) Statika Bangunan
9 Pengetahuan Prasyarat Perkalian Matematika Dasar
Laptop, Jaringan Internet, Proyektor, Spidol,
10 Sarana Prasarana
Papan Tulis
11 Karakteristik Peserta Didik Tipikal/ Reguler
12 Jumlah Peserta Didik 36 siswa
13 Pengayaan Ya
14 Alternatif Penjelasan Khusus Tidak
15 Moda (PJJ, TM, Blended) Tatap Muka
18 Alat dan bahan yang diperlukan Pensil, buku, penghapus, sepasang siku
a. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang
akan digunakan
b. Mempersiapkan video yang akan ditayangkan
19 Persiapan Pembelajaran c. Membuat pemetaan siswa untuk pembagian
kelompok
d. Menggandakan LKPD dan materi pada Modul
Ajar

B. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1- 4)


Pertemuan 1 sampai 4 Waktu
Kegiatan Awal 10 menit
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa memimpin doa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas
4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diajarkan minggu
lalu kepada siswa
5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu elemen
struktur dengan tujuan pembelajaran (Peserta didik dapat memahami
macam-macam elemen struktur.)
Kegiatan Inti 150 menit
1. Guru menayangkan video tentang bermacam-macam elemen struktur.
2. Membentuk 8 kelompok belajar beranggotakan 4-5 siswa
3. Membagikan judul sub materi yang akan dibahas siswa dengan sistem lotre.
Siswa secara berkelompok :
1. Mencari informasi berdasarkan video yang baru ditonton dan membaca
referensi buku, jurnal, makalah, yang relevan
2. Mencermati bahan referensi dan membahasnya dengan teman sekelompok
3. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa perlu
4. Membuat resume materi tersebut sesuai dengan lembar kerja kelompok yang
sudah dibagikan guru.
5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok secara tatap muka (1 kali pertemuan
untuk 2 kelompok)
6. Setiap kelompok yang tampil memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi hasil kerja kelompok mereka.
Penutup : 20 menit
1. Guru memberi tanggapan terkait topik yang dibahas dan setiap kelompok
diberi kesempatan merevisi hasil kerja kelompok mereka
2. Guru memberi pujian untuk setiap tampilan kelompok
3. Refleksi Guru dan siswa
4. Guru meminta masing-masing kelompok membagikan hasil kerja kelompok
mereka kedalam group WhatsApp kelas, agar semua siswa dapat memiliki
bahasan materi tersebut.
5. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
6. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama sebelum
mengakhiri pelajaran.
C. Asesmen
1. Peforma presentasi kelompok (pertemuan 1 - 4)
Kelas dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang, ketua kelompok
mencabut 1 buah lotre sub materi yang harus dibahas yaitu alat gambar dan alat ukur
seperti Dinding dan Pelat, Balok, Kolom, Rangka, Kubah dan Cangkang Bola,
Pelengkung, Terowongan, Kabel, Membran . Sub materi yang didapat dibahas dan
dituangkan kedalam lembaran hasil diskusi yang telah disediakan guru, kemudian
dipresentasikan dan filenya di unggah ke WhatsApps Group kelas agar kelompok lain
mempunyai bahasan kelompok lain.
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI
a. Komponen Penilaian
Skala 1 2 3 4 skor
Kriteria
Kejelasan Presentasi ( bobot 1 )
1. Sistematika dan organisasi
2. Bahasa yang digunakan
3. Suara
Pengetahuan ( bobot 2 )
1. Penguasaan materi presentasi
2. Memberikan contoh yang relevan
3. Dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan materi
Penampilan ( bobot 1 )
1. Presentasi menarik
2. Kerapian, kesopanan dan percaya diri

b. Rubrik Penilaian :
No. Komponen yang dinilai Kriteria Skor
1 Sistematika dan organisasi Pembagian tugas sangat sistematis 4
Pembagian tugas sistematis 3
Pembagian tugas kurang sistematis 2
Pembagian tugas tidak sistematis 1
2 Bahasa yang digunakan Sangat baik dan mudah dipahami 4
Baik dan mudah dipahami 3
Baik kurang dapat dipahami 2
Tidak baik dan bertele - tele 1
3 Suara Sangat lantang dan jelas 4
Lantang dan jelas 3
Kurang lantang dan kurang jelas 2
Tidak lantang dan tidak jelas 1
4 Penguasaan materi Materi sangat dikuasai 4
presentasi Materi dikuasai 3
Materi kurang dikuasai 2
Materi tidak dikuasai 1
5 Memberikan contoh yang Contoh yang diberikan sangat relevan 4
relevan Contoh yang diberikan relevan 3
Contoh yang diberikan kurang relevan 2
Contoh yang diberikan tidak relevan 1
6 Dapat menjawab Jawaban sangat tepat 4
pertanyaan yang Jawaban tepat 3
berhubungan dengan Jawaban kurang tepat 2
materi Jawaban tidak tepat 1
7 Presentasi menarik Presentasi sangat menarik 4
Presentasi menarik 3
Presentasi kurang menarik 2
Presentasi tidak menarik 1
8 Kerapian, kesopanan dan Penampilan sangat rapi, sopan dan percaya diri 4
percaya diri Penampilan rapi, sopan dan percaya diri 3
Penampilan kurang rapi, sopan dan percaya diri 2
Penampilan tidak rapi, sopan dan percaya diri 1

c. Rumusan penilaian
Penjelasan :
Skor diperoleh = skala x bobot
Kejelasan presentasi = (3x1) + (3x1) + (3x1) = 9
Pengetahuan = (2x2) + (2x2) + (2x2) = 12
Penampilan = (4x1) + (4x1) = 8
Total skor = 29
Skor Maksimum = (3x4x1) + (3x4x2) + (2x4x1) = 12 + 24 + 8 = 44
(jumlah kriteria x skala mak x bobot)
Nilai Akhir Jika dikonversi ke skala 0 - 100 = 29/44 x 100 = 65,91 = 66
d. Lembar Penilaian
Kejelasan Penampi
Kriteria Penilaian Pengetahuan
No Presentasi lan
Nama Kelompok 1 2 3 1 2 3 1 2
1
2
3
Dst.

Rubrik penilaian tertulis


Soal Bobot Kriteria penilaian
1 50 50 = semua perhitungan benar, lengkap dan berurutan.
40 = perhitungan benar berurutan kurang 1-3 langkah
30 = perhitungan benar tidak berurutan
20 = perhitungan salah, berurut
10 = perhitungan salah, berurut dan kurang 4-6 langkah
2 50 50 = semua perhitungan benar, lengkap dan berurutan.
40 = perhitungan benar berurutan kurang 1-3 langkah
30 = perhitungan benar tidak berurutan
20 = perhitungan salah, berurut
10 = perhitungan salah, berurut dan kurang 4-6 langkah
Total 100

Lampiran

D. Bahan Bacaan Guru


Nugroho, Ridlho Erfan, 2018. Mekanika Teknik. Yogyakarta: Andi.
Sukanto, 2004. Dasar-dasar Perhitungan Statika untuk Siswa SMK Teknik.
Yogyakarta: Andi
Sulistyowati, Naniek, 2021 Dasar-dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.
Jakarta: Dirjen Vokasi Kemenristek
E. Remedial
Kelompok yang tidak berhasil tampil pada pertemuan 1 dan 2 akan diberi waktu
tambahan untuk tampil di pertemuan 3.
Siswa yang tidak dapat menyelesai soal perhitungan pada pertemuan 3 akan
diberikan waktu tambahan pengumpulan pada pertemuan 4 dengan sebelumnya
menerangkan kembali bagian-bagian yang belum dipahami oleh siswa.
Siswa yang tidak dapat menyelesai soal perhitungan pada pertemuan 4 akan
diberikan waktu tambahan pengumpulan pada pertemuan berikutnya dengan sebelumnya
menerangkan kembali bagian-bagian yang belum dipahami oleh siswa.
Lampiran 1 – Lembar Kerja Siswa - Pertemuan 1-4

Lembar Kerja Kelompok


Elemen 7 : Perhitungan Statika Bangunan
Pertemuan : 1-4
Waktu : 6 x 45 menit
Materi : Jenis-jenis Elemen Struktur
1. Identitas Kelompok
Nama Kelompok :
Kelas :
Nama Peserta 1.
2.
3.
4.
5.

2. Pembahasan

Sub Materi :

Defenisi :

Kegunaan :
Gambar :

Keterangan :
pendukung
lainnya

Latihan
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan baik dan benar
Selesaikan soal-soal dibawah ini. Cari Ra dan Rb serta Koreksinya.
1.
F = 20 N

a=5m b = 10 m

RA
L =15 m RB

2.
F=5N

a=9m b=4m

L = 13 m
RA RB

3.
F1 = 4 N F2 = 5 N

L=7m
RB
RA
2m 3m 2m

4. Diketahui Batang AB (A = sendi, B = rol) dengan gaya P 1 = 4N bersudut 45 °,P2 = 3N


dan P3 = 2N bersudut 60°. Tentukan reaksi tumpuan A (RA) dan di B (RB), dan
koreksi.

P2 = 3 N
P1 = 4 N
P3 = 2 N

a=1 m b=2 m c=1 m d=2 m


L=6m

RA RB
5. Diketahui Batang AB (A = sendi, B = rol) dengan gaya P1 = 3N bersudut 45 °,P2 = 4N
bersudut 60°. Tentukan reaksi tumpuan A (RA) dan di B (RB), dan koreksi.

P2 = 4 N
P1 = 3 N

a=2 m b=2 m c=2 m


L=6m

RA RB
Lampiran 2 – Materi - Pertemuan 1-4
Elemen Struktur
Materi elemen 7 (4 pertemuan)
1. Peserta didik dapat memahami macam-macam elemen struktur.
2. Peserta didik dapat memahami macam-macam tumpuan, beban dan menghitung reaksi
tumpuan.
3. Peserta didik dapat menghitung gaya rangka batang dengan metoda titik buhul dan
Cremona
A. Pengertian Elemen-Elemen Struktur
Pada teknik konstruksi bangunan sempurna terdapat elemen struktur pendukung
dan pelengkap. Elemen tersebut dinamakan dengan elemen struktur bangunan, yang
diartikan sebagai sebuah alat atau bagian dari sebuah sistem bangunan diatas tanah.
Fungsi utama dari elemen struktur adalah memberi kekuatan dan kekakuan yang
diperlukan untuk mencegah bangunan mengalami keruntuhan dan kerobohan. Elemen-
elemen struktur bangunan menyalurkan beban-beban, lalu menyalurkannya ke bagian
bawah tanah bangunan, sehingga berat beban tersebut dapat ditahan.
Menurut sistem penyaluran bebannya struktur bangunan gedung dibagi sebagai berikut:
a) Struktur utama adalah organisasi dari elemen-elemen ataupun komponen-komponen
bangunan yang menyalurkan beban ketanah dan tanpa adanya struktur ini bangunan
tidak dapat berfungsi dengan baik.
b) Struktur pendukung adalah susunan elemen-elemen ataupun komponen bangunan yang
mendukung struktur utama supaya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
B. Klasifikasi Elemen Struktur
1. Klasifikasi Struktur berdasarkan geometri atau bentuk dasarnya.
a) Elemen Garis
Elemen garis merupakan klasifikasi elemen yang langsung dan panjang
dengan potongan melintangnya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran
panjangnya.
Elemen garis terbagi dua yaitu garis lurus dan garis lengkung.
Kebanyakan dari struktur teknik sipil berbentuk struktur rangka (frame
struktur) yang tersusun oleh oleh elemen elemen batang. Sebagai contoh, struktur
bangunan gedung atau struktur jembatan merupakan struktur rangka dengan
elemen elemen frame sebagai penyusunnya.
b) Elemen Permukaan
Elemen permukaan merupakan elemen terluar yang bisa dilihat dengan mata
pada suatu bangunan. Elemen permukaan merupakan klasifikasi elemen yang
ketebalannya lebih kecil dibanding ukuran panjangnya. Berupa datar dan
lengkung (tunggal dan ganda). Contoh elemen permukaan ini seperti batu alam
dipasang pada dinding atau pada lantai.
2. Klasifikasi Struktur berdasarkan kekakuannya
Struktur berdasarkan kekakuannya dibedakan dua yaitu elemen kaku dan fleksibel.
a) Elemen kaku
Elemen kaku biasanya sebagai batang yang tidak mengalami perubahan bentuk
yang cukup besar apabila mengalami gaya akibat beban-beban tertentu.
b) Elemen tidak kaku atau fleksibel
Elemen fleksibel memiliki karakteristik cenderung berubah menjadi bentuk
tertentu pada suatu kondisi pembebanan, misalnya kabel. Bentuk struktur ini dapat
berubah drastik sesuai perubahan pembebanannya. Struktur fleksibel akan
mempertahankan keutuhan fisiknya meskipun bentuknya berubah-ubah.
3. Klasifikasi Struktur berdasarkan susunan elemennya.
a) Sistem satu arah, dengan mekanisme transfer beban dari struktur kepemilikan
tekanan merupakan aksi satu arah saja. Sebuah balok yang terbentang pada dua
titik tumpuan adalah contoh sistem satu arah.
b) Sistem dua arah dengan dua elemen bila bersilang yang terletak diatas dua titik
tumpuan dan tidak terletak di atas garis yang sama. Suatu pelat bujur sangkar
datar yang kaku dan terletak diatas tumpuan pada tepinya.
4. Klasifikasi Struktur berdasarkan material pembentukannya.
a) Struktur kayu (struktur bangunan yang terbuat dari kayu)
Dalam perkembangannya,struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif
dalamperencanaan pekerjaan pekerjaan sipil, diantaranya adalahrangka kuda kuda,
rangka dan gelanggang jembatan, strukturperancah, kolom dan balok lantai
bangunan.Sistem struktur kayu mempunyai sifat sambungan yang dapatbergerak
(sendi, struss) sehingga pengkakuan sering dilakukandengan menempatkan batang
batang diagonal sehingga membentuk rangkaian segitiga segitiga
b) Struktur beton (struktur bangunan yang terbuat dari beton)
Beton adalah suatu struktur sederhana yang dibentuk oleh campuran semen,
air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang
kadang campuran tambahan lainnya.penggunaan beton secara murni untuk sistem
struktur bangunan jarang dilakukan, karena bahan ini relatif getas dan hanya
mampu menahan beban atau gaya tekan saja. Oleh karena itu penggunaan beton
biasanya selalu dibarengi dengan perkuatan tulangan baja di dalamnya untuk
menahan gaya gaya tarik pada struktur, sehingga struktur ini disebut sebagai
struktur beton bertulang (reinforced concrete/RC).
c) Struktur baja (struktur bangunan yang terbuat dari baja)
Baja struktur adalah suatu jenis baja yang berdasarkan pertimbangan ekonomi,
kekuatan dan sifatnya, cocok untuk pemikul beban. Sistem ini bersifat modern
karena pengerjaannya membutuhkan ketrampilan yang memadai dan harganya
realtif mahal. Penggunaan pada sistem struktur secara keseluruhan pada bangunan
bangunan dengan fungsi dan maksud tertentu karena kelebihan baja adalah ringan
dam mudah dibongkar pasang. Baja struktur banyak dipakai untuk kolom serta
balok bangunan bertingkat, sistem penyangga atap, hangar, jembatan, menara
antena, penahan tanah, pondasi tiang pancang, dan lain lain.
d) Struktur komposit (struktur bangunan yang terbuat dari dari dua materi atau lebih)
Struktur komposit pembentuknya terdiri atas dua materi atau lebih dan bekerja
sama membentuk suatu kesatuan dimana masing-masing material tersebut
mempunyai kekuatan kekuatan tersendiri. Perpaduan antar material beton dan baja
tulangan akan membentuk material yang komposit yang ekonomis sertaefisien
lewat kerja sama yang tercipta melalui kekuatan lekat pada interface kedua
material tersebut. Contoh Struktur komposit adalah baja dengan beton, kayu
dengan beton, beton biasa dengan beton prategang.
C. Jenis-Jenis Elemen Struktur
1) Dinding dan Pelat
Dalam struktur bangunan, elemen dinding dan pelat sangat berpengaruh. Elemen
ini berupa struktur kaku pembentuk permukaan suatu dinding pemikul beban. Jika
dikaji dan dianalisis, pelat datar dan dinding mampu memikul beban, baik beban yang
bekerja dari arah vertikal maupun arah horizontal. Kekuatan terhadap beban dalam
arah tegak lurus menjadi sangat terbatas apabila struktur dinding terbuat dari material
kecil.
Untuk kelenturan dan meneruskan ke tumpuan menggunakan struktur pelat datar
secara horizontal. Struktur pelat dibuat dari beton bertulang maupun baja. Pelat
horizontal dapat dibuat dengan pola susunan elemen garis yang aku dan pendek,
sedangkan bentuk segitiga tiga dimensi digunakan untuk memperoleh kekakuan yang
lebih baik.
Macam-macam dinding berdasarkan bahannya adalah Bata, Batako, Kayu Log /
Batang Tersusun, Papan, Sirap, dan Batu Alam
Macam-macam pelat lantai berdasarkan bahannya adalah Pelat Lantai Kayu dan
Pelat Lantai Beton
2) Balok
Balok digunakan untuk bangunan menjadi kokoh dan kuat. Balok adalah bagian
dari struktural bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer
beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Berkaitan dengan hal tersebut,
terdapat ring balok yang fungsinya sebagai pengikat kolom jika ada pergerakan supaya
tetap bersatu dalam mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
Untuk membuat ring balok digunakan bahan yang sama dengan kolom, agar
hubungannya tidak mudah berubah bentuk, karena pola gaya yang tidak seragam dapat
mengakibatkan balok melengkung atau defleksi, sehingga harus ditahan dengan
kekuatan internal material. Balok dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
a) Jenis Balok berdasarkan bahan
(1) Balok Kayu
Balok kayu adalah sejenis balok yang terbuat dari bahan kayu yang
fungsinya menopang papan atau dek structural. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan balok kayu untuk bangunan adalah jenis kayu, kualitas
structural, modulus elaktisitas, nilai tegangan tekuk, nilai tegangan geser yang
diizinkan, dan defleksi menimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu.
Selain itu perlu juga memperbatikan perihal kondisi pembebanan yang akurat
dan jenis koneksi yang dipakai.
Balok kayu yang dipakai dalam bangunan dibagi menjadi beberapa jenis
diantaranya :
1) Balok Kayu berserat paralel
Jenis balok berserat ini berupa kayu structural yang dibuat dengan
mengikat serat-serat panjang kayu dengan memanfaatkan suhu panas dan
tekanan. Sistem kerja panas dan tekanan menggunakan adhesive kedap air.
Kayu berserat parallel biasanya digunakan sebagai balok dan kolom pada
konstruksi kolom-balok dan balok, header, serta lintel pada konstruksi
rangka ringan.
2) Balok Kayu laminasi lem
Jenis balok kayu berlaminasi le mini berupa kayu yang dibuat dengna
melaminasi kayu kualitas tegang (stress grade) dengan bahan adhesive di
bawah kondisi yang terkonntrol. Kayu laminasi lem ini keunggulannya
memiliki batas tegangan yang lebih besar, penampilan lebih menarik, dan
ketersediaan bentuk penampang yang beragam daripada balok kayu biasa.
Jenis balok kayu laminasi le mini juga dapat digantung dengan sambungan
scarf dan finger sesuai panjang yang diinginkan atau dilem ujung-
ujungnya untuk lebar atau kedalman yang lebih besar.
3) Balok Kayu Vaneer berlaminasi
Jenis balok kayu veneer berlaminasi ini wujudnya berupa produk kayu
yang dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama, dengan
memanfaatkan suhu panas dan tekanan memakai bahan adhesive kedap air.
Hasil dari pembuatan kayu veneer berlanimasi ini biasanya mempunyai
urat serat kayu arah longitudinal yang seragam dan menghasilkan produk
yang kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok atau permukaannya
dibebani sebagai papan. Dalam pekerjaan bangunan jenis kayu venner
berlaminasi ini dipakai sebagai header dan balok.
(2) Balok Baja
Balok baja pada umumnya memiliki bermacam-macam struktur dalam
bentuk rangka. Balok baja ini dipakai untuk bangunan satu lantai dan dipakai
untuk gedung bertingkat tinggi atau gedung pencakar langit. Seputar
pengerjaan struktur menggunakan baja tidak dapat dikerjakan di lokasi. Oleh
akrena itu, biasanya baja dibentuk, dipotong, maupun dilubangi dalam pabrik
sesuai desain yang telah ditentukan. Balok baja sangat cocok sebagai
konstruksi tahan api, tetapi sebelumnya harus dilapisi pelapis antiapi karena
baja dapat kehilangan kekuatan ketika dipanaskan. Sambungan antara kolom
dan balok menggunakan prinsip sambungan kaku.
(3) Balok Beton
Balok beton wujudnya berupa sebuah pelat beton yang di cor di tempat
dan dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya. Balok beton ini
karakteristik utamanya adalah lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan
elemen bangunan yang dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan
momen lentur. Pendirian konstruksi balok pada bangunan umumnya
mengadopsi konstruksi balok beton bertulang.
b) Jenis Balok berdasarkan fungsi
(1) Balok Sederhana
Balok sederhana merupakan jenis balok yang posisinya bertumpu pada
kolom di ujung-ujungnya dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak
memiliki mpmen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua reaksi,
pergeseran, dan momen untuk balok sederhana tidak tergantung dari bentuk
penampang dan materialnya.
(2) Kantilever
Kantilever merupakan jenis balok yang diproyeksikan atau struktur
kaku lainnya didukung pada satu ujung tetap.
Desain kantilever memberikan lebih banyak ruang akibat peniadaan struktur.
Kantilever adalah penonjolan balok yang hanya disokong pada salah satu
sisinya, berakar pada desain struktur dan perhitungan mekanika teknik
bangunan.Kantilever melindungi kendaraan dan membuat desain carport
menjadi luar biasa, unik dan multifungsi
(3) Balok Teritisan
Balok teritisan adalah bagian dari bangunan ayng berupa atap tambahan
yang berdiri sendiri atau bisa juga berupa perpanjangan dari atap utama.
(a) Cara Kerja Tritisan
Konsep topi atau caping mendasari cara kerja tritisan. Yaitu
membentuk bayangan yang menutupi lubang diding. Melalui tritisan,
sinar matahari yang masuk diperkurang kwantitas dan kwalitasnya.
Tritisan bisa berkedudukan mendatar atau vertikal. Kedua-duanya
mempunyai alasan yang berharga. Tergantung sinar mana dan yang
bagaimana yang boleh masuk ruangan atau tidak
(b) Fungsi Tritisan
Memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin dan mencegah
sinar matahari yang masuk pada melalui lubang dinding pada bangunan.
Cahaya matahari adalah terang yang dihasilkan dari terang langit
sedangkan sinar matahari dihasilkan dari radiasi matahari secara
langsung. Dalam perencanaan dan perancangan bangunan, diusahakan
untuk memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin, sedangkan
sinar matahari ini diusahakan agar tidak masuk ke dalam ruangan.
Bentuk dan ukuran tritisan serta oriantasi / perletakannya
mempengaruhi pola bayangan pada suatu bangunan. Disain bentuk dari
material beton sangatlah freksibel dan dinamis dalam membentuk
pemodelan tritisan, misal, pemvariasian sirip horisontal, vertikal dan
kombinasi keduanya.
(4) Balok dengan ujung-ujungnya tetap
Balok dengan ujung tetap merupakan jenis balok yang ujungnya
dikaitkan dengan kuat. Dibuat untuk menahan translasi dan rotasi. Pada
umumnya ujung balok ini dikunci sedemikian kuat, sehingga tidak bergerak
ataupun berotasi karena momen.
(5) Balok Menerus
Balok menerus merupakan jenis balok memanjang secara menerus
melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang
lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus
dengan panjang dan beban yang sama.
3) Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga
beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga
kali dimensi lateral terkecil.
Kolom wujudnya berupa sebuah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom termasuk suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan. Sebagai perumpamaan, tubuh kita
ditopang oleh rangka. Rangka tubuh itulah yang merupakan kolom dalam struktur
bangunan. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan
berat beban yang ditopang bangunan (manusia dan barang-barang), serta beban
embusan angin.
Kolom juga harus menopang atap, yang mana bebannya akan didistribusikan ke
pondasi, lalu ke permukaan tanah dibawahnya. Jadi sebuah bangunan akan aman dari
kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Kolom dapat
dibagi menjadi tiga seperti berikut :
No Jenis Kolom Penjelasan
1 Kolom ikat Berupa kolom beton bertulang dengan batang tulangan pokok memanjang.
(tie column) Bentuk penampang bisa berupa bujur sangkar atau empat persegi panjang.
Kolom ini paling mudah digunakan, karena pembuatannya lebih mudah,
perencanaannya relatif lebih sederhana serta penggunaan tulangan longitudinal
yang lebih efektif (jika ada beban momen lentur) dari type lainnya.
2 Kolom Kolom bulat dengan tulangan longitudinal dan tulangan pengikat spiral atau
spiral (spiral lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yang lebih bagus dibanding kolom ikat,
namun pembuatannya lebih sulit dan kurang efektif dalam penggunaan tulangan
column)
longitudinal (jika ada beban momen lentur) dibandingkan dari kolom ikat.
3 Kolom Kolom ini menggunakan profil baja sebagai pemikul lentur pada kolom. Selain
komposit itu tulangan longitudinal dan tulangan pengikat juga ditambahkan bila perlu.
Bentuk ini biasanya digunakan jika hanya menggunakan kolom bertulang biasa
(composite
diperoleh ukuran yang sangat besar karena bebannya yang cukup besar, dan
column) diharapkan ukuran kolom tidak terlalu besar.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua yaitu kolom utama dan
kolom praktis.
1) Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama
yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5
m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila
jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-10 cm ( 8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel
diameter 8 dengan jarak 10 cm).
2) Kolom Praktis
Kolom praktis merupakan kolom pada bangunan yang dibuat dengan fungsi
membantu kolom utama. Selain itu juga difungsikan sebagai pengikat dinding supaya
dinding stabil. Jarak kolom praktis maksimum 35 meter atau pada pertemuan pasangan
bata (sudut-sudut). Kolom praktis disarankan berdimensi 15/15 dengan tulangan beton 4
d 10 begel d 8-20.
4) Rangka
` Rangka bangunan adalah sebuah bagian dari bangunan yang merupakan
struktur utama pendukung berat bangunan dari beban luar yang bekerja padanya.
Rangka bangunan berfungsi untuk meneruskan beban vertical dan horizontal ketanah,
berupa beban tetap, beban manusia, barang, beban gempa dan beban angin.
Macam-macam rangka :
(a) Rangka Baja
Selain kuat, baja yang dipakai sebagai rangka juga memiliki keunggulan lain,
yaitu :
1. Sangat fleksibel dibandingkan struktur rangka beton.
2. Rangka baja dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
3. Bangunan struktur baja mempunyai toleransi lenturan yang baik bila terjadi
dorongan akibat terpaan angin kencang maupun goyangan akibat gempa.
4. Rangka baja sangat elastisitas, ketika terbebani oleh gaya yang besar, maka ia
tidak akan langsung patah/retak, tetapi secara perlahan menjadi bengkok
terlebih dahulu.
Kekurangan pemakaian rangka baja adalah :
1. Tidak tahan pada panas tinggi
2. Mempunyai masalah dengan korosi, kelembapan, dan lingkungan lautan.
(b) Rangka Beton Bertulang.
Rangka beton bertulang dalam konstruksi bangunan memiliki kelebihan,
diantaranya : a) Sangat cocok dan baik sekali dalam menahan beban sangat tinggi,
b) Dapat dengan mudah dibentuk sesuai kebutuhan, c) Keawetan dan ketahannya
terhadap api ebih baik dibandingkan struktur baja
Kekurangan rangka beton bertulang adalah kuat tekan beton tidak sama atau
bervariasi karena pengaruh : Jenis, Kualitas, dan Komposisi material
pembentuknya (Agregat, Semen, dan Air)
Kontrol kualitas beton sangat diperhatikan, baik dalam pengadukannya,
pengecorannya dan perawatannya setelah dicor.
(c) Rangka Kayu
Rangka kayu pada umumnya digunakan pada bangunan yang kecil dan
menengah, seperti pembuatan perumahan penduduk, rumah adat dan lain
sebagainya. Pada saat ini, pemakaian rangka kayu lebih ditujukan sebagai bahan
bangunan karena untuk memperoleh aspek estetika atau seni keindahan,
mengingat harga kayu yang semakin mahal dan keberadaan kayu yang semakin
langka. Pada umumnya pemakaian rangka kayu banyak digunakan untuk
pembuatan rumah dengan sistem knock-down (sistem bongkar pasang
menggunakan baut dan sekrup).
(d) Rangka Bambu
Pada pembuatan bangunan khususnya rangka atap, saat ini masih banyak yang
menggunakan bambu, disebabkan oleh keberadaan bambu saat ini yang masih
mudah ditemukan. Serta bambu cukup menarik dijadikan sebagai bahan alternatif
untuk material bangunan. Selain murah, bambu juga mempunyai sifat mekanis
yang sangat baik, terutama kuat tariknya.
Namun dalam pemakaian bambu sebagai bagian bangunan juga memiliki
kelemahan yaitu :
1. bambu mempunyai sifat mudah lapuk dan menyusut, sehingga daya lekatnya
dengan beton dapat berkurang.
2. tidak meratanya kekuatan bambu diruas bawah dan atas, diameter bambu
bervariasi (tergantung jenis bambu).
Bambu mudah lapuk, sehingga sebaiknya dilakukan pengawetan bambu
terlebih dahulu.
5) Rangka Batang
Rangka batang adalah suatu struktur rangka yang digunakan dalam bangunan
dengan rangkaian batang-batang berbentuk segitiga. Pada dasarnya rangka batang
terbuat dari material kayu, baja, almunium. Dalam struktur rangka batang, dipilih
bentuk segitiga karena stabil dan tidak mudah berubah.
Pada struktur rangka batang yang stabil, setiap deformasi yang terjadi relatif kecil
dan dikaitkan dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang
timbul di dalam batang sebagai akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang
berbentuk antara dua batang tidak akan berubah apabila struktur stabil tersebut
dibebani. Hal ini sangat berbeda dengan mekanisme yang terjadi pada bentuk tak
stabil. Dimana sudut antara dua batangnya berubah sangat besar.
1) Konstruksi Rangka Batang Tunggal
Konstruksi rangka batang ini memiliki pola bentuk jika setiap batang atau
setiap segitiga penyusunnya mempunyai kedudukan yang setingkat, atau
konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara). Gambar kontruksi
rangka batang tunggal.
2) Konstruksi Rangka Batang Ganda
Konstruksi rangka batang jenis ini memiliki pola bentuk jika setiap batang atau
setiap segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya. Akan tetapi konstruksi
terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara. Gambar konstruksi rangka
batang ganda di tunjukkan seperti gambar dibawah ini.
3) Konstruksi Rangka Batang Tersusun
Konstruksi rangka batang jenis ini memiliki pola bentuk jika kedudukan
batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda tingkatannya. Dengan kata
lain konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi induk. Dapat dilihat
pada gambar ilustrasi dibawah segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi
induk, sedangkan segitiga ADE merupakan segitiga konstruksi anak.
Konstruksi rangka batang pada umumnya berbentuk segitiga. Hal ini
mempunyai beberapa alasan, antara lain :
a) Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis)
b) Bentuk segitiga tidak menimbulkan tegangan di dalam batang meskipun
ada kesalahan ukuran dalam pelaksanaannya.
c) Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling menyatu dibandingkan
dengna bentuk lain.
d) Dalam bentuk segitiga, perubahan tempat akibat adanya gaya luar menjadi
lebih kecil daripada bentuk yang lain.
6) Kubah dan cangkang bola
Dalam struktur bangunan, kubah dan cangkang bola merupakan bentuk struktur
berkelengkungan ganda. Bentuk kubah dan cangkang dapat dipandang sebgai bentuk
lengkungan yang diputar. Umumnya dibentuk dari material kaku seperti Beton
bertulang, tetapi dapat pula dibuat dari tumpukan bata. Kubah dan cangkang bola
adalah struktur yang sangat efisien dan digunakan ada bentang besar, dengan
penggunaan material yang relatif sedikit. Struktur bentuk kubah dapat juga dibuat dari
elemen-elemen garis, kaku, pendek dengan pola yang berulang, contohnya adalah
kubah geodesik.
Cangkang merupakan bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis
serta memiliki permukaan lengkung. Permukaan cangkang memiliki bentuk
sembarang. Bentuk yang umum, yaitu permukaan yang berasal dari berikut ini.
a. Kurva yang diputar terhadap satu sumbu, misalnya permukaan bola, kerucut, elips
dan parabola
b. Permukaan translasional yang dibentul dengan menggeserkan kurva bidang diatas
kurva bidang lainnya, misalnya permukaan bola eliptik dan silindris.
c. Permukaan yang dibentuk dengan mengeserkan dua ujung segmen garis pada dua
kurva bidang, misalnya permukaan bentuk hiperbolik parabolid dan konoid.
Bentuk cangkang tidak selalu memenuhi persamaan matematika sederhana.
Segala bentuk cangkang bisa saja digunakan untuk suatu struktur. Beban-beban yang
bekerja pada cangkang diteruskan ketanah dengan menimbulkan tegangan geser, tarik
dan tekan pada arah dalam bidang permukaan tersebut. Tipisnya permukaan cangkang
menyebabkan tidak adanya tahan momen yang berarti struktur cangkang tipis
khususnya cocok digunakan untuk memikul beban merata pada atap gedung.
Cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada tumpuannya.
7) Pelengkung
Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang melengkung
dan membentang antara dua titik, membentuk busur. Struktur ini umumnya terdiri atas
potongan-potongan kecil yang mempertahankan posisinya akibat adanya pembebanan.
Bentuk lengkung dan perilaku beban merupakan hal pokok yang menentukan apakah
struktur tersebut stabil atau tidak. Kekuatan struktur tergantung dari bahan
penyusunnya serta beban yang akan bekerja padanya.
Pada umumnya pada sebuah pelengkung memerlukan semua bagian-bagiannya
supaya dapat berdiri kokoh. Membangun pelengkung dimulai dengan membangun
kerangka yang mengikuti bentuk luar pelengkung dibagian bawahnya. Setelah struktur
batu tersusun dan menopang bebannya sendiri, barulah kerangka kayu dapat dilepas.
8) Cangkang silindrikal dan terowongan
Cangkang silindrikal dan terowongan merupakan jenis struktur pelat- satu-
kelengkungan. Struktur cangkang memiliki bentang longitudinal dan
kelengkungannya tegak lurus terhadap diameter bentang. Struktur cangkang yang
cukup panjang akan berperilaku sebagai balok dengan penampang melintang adalah
kelengkungannya. Bentuk struktur cangkang ini harus terbuat dari material kaku
seperti beton bertulang atau baja.Terowongan adalah struktur berpelengkung tunggal
yang membentang pada arah transversal. Terowongan dapat dipandang sebagai
pelengkung menerus.
9) Kabel
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel tergantung dari
besar dan perilaku beban yang bekerja padanya. Struktur kabel yang ditarik pada
kedua ujungnya, berbentuk lurus saja disebut tie- rod. Jika pada bentangan kabel
terdapat beban titik eksternal maka bentuk kabel akan berupa segmen-segmen garis.
Jika beban yang dipikul adalah beban terbagi merata, maka kabel akan berbentuk
lengkungan, sedangkan berat sendiri struktur kabel akan menyebabkan bentuk
lengkung yang disebut catenary-curve.
Berkembangnya penggunaan kabel baja sebagai bahan struktur pada berbagai
jenis bangunan, dari konstruksi jembatan ke konstruksi gedung sebagai penutup atap
stadion olah raga, ruang pertemuan, ruang pameran, dan lain-lain, memerlukan
tahapan konstruksi yang sangat rinci. Dukungan tenaga spesialis, yang menguasai
know – how struktur kabel, amat diperlukan untuk menjamin tercapainya performance
dan keunikan bentuk bangunan.
10) Membran, Tenda dan jaring
Membran adalah lembaran tipis dan fleksibel. Tenda biasanya dibentuk dari
permukaan membran. Bentuk strukturnya dapat berbentuk sederhana maupun
kompleks dengan menggunakan membran-membran. Untuk permukaan dengan
kelengkungan ganda seperti permukaan bola, permukaan aktual harus tersusun dari
segmen-segmen yang jauh lebih kecil karena umumnya membran hanya tersedia
dalam bentuk lembaran- lembaran datar. Membran fleksibel yang dipakai pada
permukaan dengan menggantungkan pada sisi cembung berarah ke bawah, atau jika
berarah keatas harus ditambahkan mekanisme tertentu agar bentuknya dapat tetap.
Mekanisme lain adalah dengan menarik membran agar mempunyai bentuk tertentu.
Jaring adalah permukaan tiga dimensi yang terbuat dari sekumpulan kabel lengkung
yang melintang.

Anda mungkin juga menyukai