Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2088-4206 AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.

13 Januari-Juni 2018

MOTIVASI KERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Oleh: Noor Aisyah


Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Ma’arif Buntok, Kalimantan Tengah

Abstrak

Konsep hedonisme merupakan awal dari sebuah pemikiran para filosof Yunani kuno yang
bisa ditelusuri lewat tulisan-tulisan mereka yang waktunya lebih dari 23 abad yang lalu. Pemikiran
hedonisme sebagai suatu usaha untuk menjalankan motivasi dalam diri seseorang, di mana
konsepnya ialah seseorang itu mempunyai kecenderungan mencari kesenangan dan kecenderungan
untuk menghindari ketidakenakan dan kesusahan. Motivasi ini sebenarnya sebagai penggerak
dalam diri manusia dalam mencapai tujuan hedonisme karena pada hakikat tidak ada manusia yang
ingin berada pada posisi tidak nyaman, tidak senang, mencekam atau menakutkan sehingga dengan
cara apapun akan dilakukan dalam upaya meraih kecenderungan keenakan dan kesenangan.
Perilaku hedonisme manusia yang dipikirkan melalui akalnya sehingga senantiasa bersifat rasional.
Dalam sebuah organisasi pada dunia pendidikan yang dikenal dengan sebutan lembaga
pendidikan juga diperlukan motivasi kerja karena manusia bekerja dan bertindak berdasarkan
motivasi-motivasinya, termasuk mereka yang mengambil keputusan bekerja pada lembaga
pendidikan. Oleh karenanya, seorang manajer di lembaga pendidikan penting untuk memperhatikan
latar belakang yang menjadi motivasi pendidik bekerja di lembaga tersebut dan harus memahami
konsep dari macam-macam teori motivasi ‘Content Theories’, untuk menggugah motivasi mereka
agar pendidik dapat bekerja dengan maksimal sesuai dengan visi, misi dan tujuan lembaga
pendidikan yang telah disepakati bersama.
Teori-teori motivasi yang dikenal dengan ‘Content Theories’ yang dikemukakan oleh para
ahli terbagi menjadi sepuluh macam di antaranya: teori Klasik oleh Frederick W. Taylor, teori
Kebutuhan oleh Abraham Maslow, teori Dua Faktor oleh Federick Herzberg, teori Pemeliharaan
dan Pendorongan dari M. Scoot Myer, teori Human Relation oleh Rensis Likert, teori Preference-
Expectation dari Victor H. Vroom, teori Motivasi “X” dan “Y” dari Douglas McGregor, teori
Existence, Relatedness, Growth (ERG) dari C. Clayton P. Alderfer, teori Kebutuhan Berprestasi
dari David C. McClelland dan teori Motivasi Keadilan dari Strecy Adams.

Kata Kunci: Motivasi, Kerja, Lembaga, Pendidikan

A. Pendahuluan Sebagaimana dalam Firman Allah SWT. Q.S


Al-Isra: 70
Pada dasarnya pada diri setiap manusia ▪ ⬧⬧◆ 
selalu ada dorongan yang kuat untuk ingin ⧫◆ ⧫
maju, ingin lebih baik dari orang lain dan  ◆❑◆
makin kuat imannya, maka semakin menyadari 
bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. ⬧⧫◆
Manusia pada dasarnya makhluk yang paling ◆◆
mulia dan paling cerdas di muka bumi ini. 

48
Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

⧫ Sejarah pengembangan studi tentang


◼⧫ ◆⬧◆ motivasi ini sebenarnya bisa ditelusuri jauh
☺  lewat tulisan-tulisan para filosof Yunani kuno
⬧ ◼ yang lebih dari 23 abad yang lalu, mereka

menyumbangkan suatu pemikiran hedonisme
Artinya:
sebagai suatu usaha untuk menjalankan
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan
motivasi. Konsep hedonisme adalah seseorang
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
itu mempunyai kecenderungan mencari
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki
keenakan dan kesenangan dan kecenderungan
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
untuk menghindari ketidakenakan dan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kesusahan. Pada tahun 1990-an awal, para
kebanyakan makhluk yang telah Kami
pemikir-pemikir psikologi menduga bahwa
ciptakan.
manusia ini sadar secara rasional dan berusaha
Namun, manusia selalu tidak pernah
untuk mencapai kesenangan yang hedonistik
merasa puas dengan apa yang telah
dan menghindari kesusahan ternyata tidak
dimilikinya. Sebab itulah manusia akan terus
menurut William James (yang dikenal sebagai
berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan,
bapak psikologi Amerika) karena manusia
baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier
tidak selalu sadar secara rasional karena
yang menjadi kebutuhan dasar setiap manusia.
banyak perilaku manusia itu didasarkan pada
Dengan adanya kebutuhan tersebut, maka
insting seperti menangis, keingintahuan,
setiap manusia memiliki motif atau cara untuk
perbuatan meniru, simpati, mudah bergaul,
dapat mencapai kebutuhannya tersebut. Motif
takut akan kegelapan, cemburu dan cinta.
itulah yang mendorong manusia untuk
(Miftah Toha, 2001; 204).
mencapai kebutuhannya.
Mc Dougall mengembangkan teori
Pada dasarnya, perbuatan manusia dapat
insting yang dirumuskannya sebagai berikut:
dibagi tiga macam, yaitu perbuatan yang
”Suatu tindakan yang dibawa dari lahir yang
direncanakan, artinya digerakkan oleh suatu
menentukan organisme untuk mengetahui atau
tujuan yang akan dicapai; perbuatan yang tidak
memperhatikan setiap obyek dan bertindak
direncanakan, yang bersifat spontanitas,
atau mempunyai suatu implusa untuk
artinya tidak bermotif; dan perbuatan yang
bertindak yang menemukan ekspresi dalam
berada diantara dua keadaan, yaitu
suatu cara berprilaku yang spesifik.” (Miftah
direncanakan dan tidak direncanakan, yang
Toha, 2004; 205).
disebut dengan semi direncanakan.
Melihat teori insting yang dikemukakan
Seperti halnya manusia, lembaga
oleh Mc Dougall di atas bahwa perilaku
pendidikan juga memiliki motif untuk
manusia itu hakikatnya berorientasi pada
mencapai kebutuhan yang ingin dicapai atau
tujuan, jadi perilaku seseorang itu pada
sebuah tujuan yang menjadi visi-misi lembaga
umumnya dirangsang oleh keinginan untuk
pendidikan tersebut. Namun, berbeda dengan
mencapai beberapa tujuan, satuan dasar dari
manusia, setiap perbuatan yang dilakukan
setiap perilaku disebut dengan kegiatan.
lembaga pendidikan harus direncanakan, yakni
Simpulannya bahwa semua prilaku manusia
digerakkan oleh suatu tujuan yang akan
adalah serangkaian aktivitas-aktivitas/
dicapai. Dalam hal itulah dibutuhkan motivasi
kegiatan-kegiatan yang selalu dikerjakan
agar dapat tercapainya kebutuhan dan tujuan
manusia seperti: makan, minum dan lain-lain
lembaga pendidikan tersebut.
yang aktivitas apapun itu mampu

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 49


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

dilakukannya lebih dari satu aktivitas pada saat pendidikan bagus dalam visi dan misinya
tertentu seperti: berbicara dengan orang lain tetapi tidak bagus dalam kualitas output nya
sambil berjalan, kejadian seperti ini dapat dan tidak sedikit juga ditemukan di lembaga
terlaksana karena ada dorongan/kebutuhan pendidikan bagus dalam status (terkenal) tetapi
seseorang yang mengundangnya untuk mau output nya tidak menggambarkan bahwa
mengerjakan suatu aktivitas tertentu yang lembaga tersebut berhak menyandang status
berkaitan dengan unsur-unsur seperti motivasi tersebut. Hal tersebut tentunya bisa terjadi
dan tujuan. Motivasi seseorang untuk dikarenakan ada beberapa faktor-faktor
berprilaku itu tergantung pada kekuatan dari penghambat yang terjadi dan belum dapat di
motivasi itu sendiri sehingga dengan motivasi atas oleh pihak lembaga pendidikan tersebut.
orang akan terdorong untuk berusaha Lembaga pendidikan yang kita anut
mencapai tujuan baik sadar atau tidak sadar. sekarang ini merupakan tipikal institusi yang
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai yang lahir pada era modern dan sebagai sebuah
berada di luar individu/sebagai harapan untuk institusi modern, lembaga pendidikan dewasa
mendapatkan suatu penghargaan ke arah suatu ini menerapkan manajemen yang telah lebih
yang dikehendaki oleh motivasi. dahulu dikembangkan dalam dunia bisnis.
Sedangkan, dalam manajemen modern, suatu
Teori Insting oleh Mc Dougall organisasi dituntut untuk dapat
mempraktekkan sistem secara bersih,
transparan, dan profesional. Oleh karenanya
tidak heran jika manajemen dengan sendirinya
memegang posisi vital dalam penyelenggaraan
pendidikan. (Hikmat, 2009; 272)
Kehidupan suatu lembaga tergantung
Dalam sebuah organisasi dalam hal ini
dari apakah lembaga tersebut mempunyai
dunia pendidikan yang biasa dikenal dengan
program kerja atau tidak?., melaksanakannya
sebutan lembaga pendidikan. Lembaga
atau tidak?., Manajemen yang modern dapat
pendidikan merupakan wadah untuk
menjadi instrument untuk mengarahkan suatu
mendapatkan pendidikan. Pendidikan
lembaga pada program kerja yang rasional,
merupakan implementasi dari dua aktivitas
terencana, terukur, dan terfokus pada suatu
yang begitu masyhur dalam suatu lembaga
target yang telah ditetapkan bersama. Namun
pendidikan, yaitu pengajaran terpusat hanya
demikian, peran manajemen tidak terlepas dari
pada pendidik dan pembelajaran terpusat pada
sumber daya manusia yang ada karena
pendidik dan terdidik. Pengajaran dan
bagaimanapun, manusia merupakan subjek
pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan
sejati dari seluruh kerja dan karyanya
dilakukan untuk mencapai tujuan yang
sementara baik proses dan hasil kerja manusia
memang sudah ditetapkan sebelumnya dalam
ditentukan dari motivasi ia bekerja.
bentuk visi dan misi di suatu lembaga
Dalam lembaga pendidikan, motivasi
pendidikan.
kerja para pendidik dapat diartikan sebagai
Di dalam pencapaian tujuan tersebut
kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
tentunya di samping metode yang tepat juga
mengarahkan, dan memelihara perilaku yang
diperlukan dorongan baik untuk tenaga
berhubungan dengan lingkungan kerja di
pendidik maupun terdidik dalam prosesnya
bidang pendidikan. Untuk meningkatkan
karena tidak sedikit ditemukan di lembaga
motivasi kerja para pendidik diperlukan

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 50


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

pengkondisian dari lembaga (pimpinan) dalam


bentuk pengerahan dan pemeliharaan kondisi
kerja yang dapat menstimulasi kualitas kinerja.

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 51


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

B. Motivasi Kerja dalam Organisasi jelas mengenai pengertian motivasi berikut


dikutip beberapa pendapat para ahli yang
1. Pengertian Motivasi membahas tentang motivasi, sebagai berikut:
Menurut Nico Syukur Dister, motivasi
Kata ‘motivasi’ merupakan kata yang adalah penyebab psikologi yang merupakan
lekat dan telah lebih dahulu akrab dengan sumber serta tujuan dari tindakan dan
dunia psikologi ketimbang disiplin keilmuan perbuatan yang dilakukan manusia. (Nico
lainnya. Namun demikian, motivasi sebagai Syukur Dister, 1982; 77-78)
landasan bergerak manusia telah menjadi Menurut Danim, motivasi asalnya dari
perhatian banyak ahli dari berbagai disiplin kata motif, dalam bahasa Inggris adalah motive
keilmuan lain untuk meneliti kenapa sampai atau motion, lalu motivation yang berarti
manusia melakukan sesuatu pekerjaan. gerakan atau sesuatu yang bergerak, artinya
Sebagai contoh: dalam dunia kesusasteraan, pendorong utama untuk memunculkan tingkah
dikenal juga apa yang disebut sebagai laku tertentu. (Surdawan Danim, 2010; 116)
psikologi sastra. Psikologi sastra merupakan Menurut Singgih Dirgagunarsa, “Motif
suatu pendekatan dalam menganalisis suatu adalah dorongan atau kehendak menjadi yang
karya sastra lewat karakter-karakter yang ada menyebabkan timbulnya semacam kekuatan
di dalamnya di mana kondisi psikis mereka agar seseorang berbuat atau bertindak. Dengan
mempengaruhi tindakan mereka. perkataan lain bertingkah laku karena
Motivasi memiliki definisi dan padanan dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka
yang beragam. Banyak ahli telah memberikan disebut: tingkah laku bermotivasi”. (Singgih
sumbangsih dalam memberikan definisi Dirganuarsa, 1978; 92)
tentang kata tersebut. Motivasi merupakan
Sedangkan menurut WS. Winkel, “Motif
kata serapan dari bahasa Inggris. Menurut
Woodworth motivasi ialah: sesuatu yang adalah daya penggerak dari dalam dan dalam
melingkupi semua penggerak, alasan-alasan subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
atau dorongan dalam diri manusia yang tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif
menyebabkan ia berbuat sesuatu untuk merupakan suatu kondisi intern/disposisi
mencapai tujuannya. (kesiapsiagaan).” (WS Winkel, 1978; 27)
Banyak para ahli psikologi Dalam bahasa agama, sedikit banyak
menempatkan motivasi pada posisi determinan kata ‘motivasi’ dapat dipadankan dengan kata
atau penentu bagi kehidupan individual dalam ‘niat’; suatu hal yang menjadi landasan
rangka mencapai cita-cita. Di antaranya amaliyah atau perbuatan manusia. (M .Ali
Hubart Bonner yang dikutip oleh Woodworth Usman, 1989; 276)
menyatakan bahwa: “Motivasi adalah secara Niat merupakan pijakan awal seseorang
fundamental bersifat dinamis yang melukiskan untuk bertindak atau beramal baik itu saat
ciri-ciri tingkah laku manusia yang terarah melakukan perbuatan baik ataupun perbuatan
kepada tujuan. Maksudnya motivasi buruk sesuai dengan sabda Nabi Muhammad
merupakan sesuatu yang dinamis yang SAW yang berbunyi:
mendorong segala tingkah laku manusia”.
(Woodworth, 1997; 39)
Motivasi merupakan salah satu aspek
‫امنا األعمال اب النيات و امنا لكل امرئ ما‬
untuk memahami tingkah laku manusia karena
motivasi merupakan tenaga penggerak pada …‫نوى‬
jiwa untuk melakukan kegiatan. Untuk lebih

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 52


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

Artinya: Berdasarkan beberapa pengertian


“Sesungguhnya sah atau tidak sesuatu motivasi tersebut, maka terdapat beberapa
perbuatan itu bergantung pada niatnya. teori tentang motivasi dari sudut psikologi
Balasan bagi setiap perbuatan manusia ialah yang dapat diimplementasikan dalam
pahala bagi sesuatu yang diniatkannya.” (HR. manajemen sumber daya manusia di suatu
Bukhari). (Mas’ud Muhsan, 2004; 9) lembaga pendidikan, di antaranya teori tersebut
ada disebut dengan ‘teori isi’ atau juga
2. Pembagian Motivasi ‘content theories’. Teori-teori dalam kategori
ini membahas tentang ‘sesuatu’ yang menjadi
Motivasi yang berupa dorongan suatu
pendorong (motivator) seseorang dalam
tindakan yang muncul dalam diri manusia,
melakukan suatu kegiatan, termasuk sesuatu
menurut Freud motivasi terbagi atas tiga hal
yang membuat seseorang memilih bekerja di
yaitu:
lembaga pendidikan ketimbang di tempat
a. Dorongan alam di bawah sadar, artinya
lainnya.
suatu kesadaran yang tidak dapat dijangkau
Berikut ini penjabaran tentang ‘content
oleh alam sadar manusia. Keadaannya
theories’ terkenal yang dikemukakan oleh
merupakan gejala kejiwaan yang telah
beberapa ahli di antaranya adalah:
dimiliki oleh manusia karena manusia tidak
memiliki kemampuan memahami alam
tidak sadarnya itu, tingkah laku manusia
yang sesungguhnya adalah akibat adanya
alam tidak sadar sebab, tingkah laku yang
bergerak mengikuti alam sadar merupakan
keadaan yang bukan sesungguhnya.
b. Dorongan alam sadar, merupakan kebalikan
dari alam di bawah sadar. Alam tidak sadar
dengan alam sadar dapat disatukan
sebagaimana menyatukan energi alam
bawah sadar dengan pengaruh faktor
eksternal manusia, misalnya melalui
CONTENT THEORIES ATAU TEORI ISI
pengalaman.
c. Dorongan libido seksualitas.
a. Teori Klasik dari Frederick W. Taylor
Teori motivasi klasik mengikuti teori
kebutuhan tunggal bahwa seseorang bersedia
untuk bekerja apabila ada imbalannya berupa
satu macam barang, terutama uang. Konsepsi
dasar teori motivasi klasik adalah seseorang
akan bersedia bekerja dengan baik apabila ia
berkeyakinan akan memperoleh imbalan yang
ada kaitannya langsung dengan pelaksanaan
kerjanya. (Hikmat, 2009; 274)

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 53


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

kebutuhan untuk pensiun, jaminan hari tua,


asuransi dan yang bersifat bukan materil
seperti: kebutuhan yang berupa rasa aman
di tempat kerja, keyakinan tidak akan
mendapat imbalan buruk karena pendapat-
b. Teori Kebutuhan dari Abraham H.
pendapatnya yang berhubungan dengan
Maslow
perbaikan tata cara kerja.
Teori motivasi kebutuhan ini mengikuti
teori kebutuhan jamak bahwa seseorang
berprilaku karena didorong oleh adanya
keinginan untuk memperoleh pemenuhan
dalam bermacam-macam kebutuhan. Sebagai
landasan teorinya Abraham H. Maslow 3) Kebutuhan berkelompok (social needs),
mengemukakan sebagai berikut: “orang adalah merupakan kebutuhan jenjang ketiga seperti
makhluk yang berkeinginan, ia selalu ingin keinginan untuk seseorang untuk bergaul
dan ingin lebih banyak dan proses ini tiada dengan orang lain, keinginan untuk
mengenal henti. Suatu kebutuhan yang telah bersekutu, keinginan untuk membina
memuaskan tidak menjadi motivator prilaku, persahabatan dengan sesama, keinginan
jadi yang menjadi motivator prilaku adalah untuk diajak melakukan sesuatu baik itu
suatu kebutuhan yang belum terpuaskan. dalam permainan maupun pekerjaan.
Menurut Abraham H. Maslow 4) Kebutuhan penghormatan, (esteem needs),
Kebutuhan manusia itu tersusun dan merupakan kebutuhan jenjang keempat
berjenjang, dalam hal ini ada lima jenjang seperti: kebutuhan hormat pada diri sendiri,
kebutuhan sebagai berikut: (Hikmat, 2009; hormat dengan sesama, keinginan
275) pengakuan atas prestasinya, perasaan
1) Kebutuhan fisik (psychological needs), menjadi orang penting bagi orang lain,
merupakan kebutuhan dasar yang akan nama dan status baik, saling menghargai
muncul paling dahulu di antara kebutuhan pendapat sesamanya.
lain dan kebutuhan dasar ini diusahakan 5) Kebutuhan pemuasan diri (self-
untuk dipenuhi karena timbulnya dari yang actualization needs), merupakan kebutuhan
paling pertama pada seseorang seperti: rasa jenjang kelima yang diusahakan pula
lapar dan rasa haus yang muncul lebih pemenuhannya oleh setiap orang seperti:
dahulu sebelum seseorang memiliki rasa kebutuhan untuk mengembangkan secara
ingin berpakaian dan bergaul. Alasan lain maksimal kemampuan, kreativitas,
kenapa kebutuhan dasar menjadi lebih kemahiran dengan mengembangkan secara
utama adalah untuk dapat hidup yang penuh segala potensi yang dimilikinya.
kemudian dapat menimbulkan berbagai Gambar kelima tingkat kebutuhan
kebutuhan lainnya. tersebut dapat dibuatkan skemanya seperti
2) Kebutuhan keselamatan/keamanan (safety berikut ini:
or security needs), merupakan kebutuhan
jenjang kedua yang bersifat materil seperti:
pakaian, tempat berteduh/rumah sedangkan
yang bersifat semi materil seperti:

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 54


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

pengakuan sebagai individu, tempat kerja yang


baik, kepemimpinan yang bai, pekerjaan yang
1 5 menarik dan menyenangkan, penerimaan oleh
kelompok dan partisipasi.

c. Teori Dua Faktor dari Federick Herzberg


Menurut Herzberg kepuasan kerja itu
2
4
selalu dihubungkan dengan isi dan jenis
pekerjaan, kepuasan kerja diberi nama oleh
Herzberg motivator seperti: keberhasilan,
3 penghargaan, faktor pekerjaannya sendiri, rasa
tanggung jawab dan faktor peningkatan
sedangkan ketidakpuasan disebutnya faktor
hygienist seperti: pemberian gaji yang tinggi,
Kelima tingkatan tersebut bersifat naik insentif yang besar, teknik pengawasan antara
turun, dengan kata lain seseorang yang telah bawahan dan pengawasnya, kebijakan
terpenuhi kebutuhan tertingginya seperti administrasi organisasi dan perbaikan kondisi
penghormatan dan pemuasan dirinya dapat tempat kerja. Jadi yang dapat membangkitkan
saja melakukan suatu pekerjaan sekedar semangat kerja adalah motivator bukan pada
memenuhi kebutuhan fisik seperti makan. hygienist. (Miftah Thoha, 2011; 231).
Begitu pula pada sebuah organisasi pada Kesimpulan bahwa Herzberg
lembaga pendidikan saat menjadi pekerja. menyatakan bahwa faktor hygienist jika tidak
Berdasarkan teori di atas masing-masing orang tersedia, faktor ini menyebabkan para pegawai
bisa saja bekerja berdasarkan kebutuhannya merasa tidak puas yang sifatnya ekstrinsik
masing-masing. (dari luar) untuk mencegah ketidakpuasan
Hal di atas penting diketahui oleh haruslah tersedia higenisnya dan faktor
pimpinan suatu lembaga pendidikan baik itu motivator jika tersedia dapat menimbulkan
kepala sekolah maupun pihak yayasan dan rasa sangat puas yang bersifat instrinsik (dari
lain-lain, karena manusia itu bekerja dalam diri) yang apabila dikembangkan dalam
berdasarkan motivasinya, maka pemimpin cara kita mengelola dapat membangkitkan
haruslah membayar kebutuhan tersebut. Jika motivasi.
mereka membutuhkan pengakuan atas kerja Berikut ini dua faktor yang
dan prestasinya, pemimpin harus memastikan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan akan
mereka mendapat apa yang mereka inginkan. berjalan dengan baik yaitu (Hikmat, 2009;
Jika mereka bekerja berdasarkan motivasi 279):
sosial maka pemimpin memastikan ia diterima
di lingkungan kerjanya.
Kebutuhan manusia sebagaimana
dikemukakan oleh Abraham Maslow memiliki
derivasi seperti yang dikemukakan oleh
Claude S. George Jr. Di mana kebutuhan
seseorang yang bekerja di lembaga sebagai
berikut: upah yang layak, kesempatan,

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 55


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

Faktor syarat kerja: kehidupan pribadi, gaji, sangat dibutuhkan oleh organisasi dan tiap-tiap
kondisi kerja, keamanan kerja, hubungan antara pegawai dapat diterima oleh kelompoknya dan
pribadi dan bawahan, hubungan antara pribadi para pegawai harus diyakinkan bahwa mereka
dan sesamanya, hubungan antar pribadi dengan termasuk orang-orang penting di dalam
atasanya, teknik pengawasan atasan, status
pekerjaan, kebijaksanaaan dan administrasi organisasi. (Hikmat, 2009; 280).
instansi.

Faktor pendorong: tanggung jawab, potensi


tumbuh, pekerjaan itu sendiri, kemajuan,
pengakuan dan prestasi.

Federick Herzberg mengemukakan


bahwa manajemen suatu lembaga, termasuk
lembaga pendidikan, yang kondusif tercipta
dari keseimbangan 2 faktor di atas.
f. Teori Preference-Expectation dari Victor
H. Vroom
d. Teori Pemeliharaan dan Pendorongan
dari M. Scoot Myer Preference-expectation (pengutamaan-
pengharapan) adalah seseorang akan terdorong
Dalam teori ini ada dua faktor yang
untuk bekerja dengan baik apabila akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, yaitu
memperoleh sesuatu imbalan yang saat itu
kebutuhan pemeliharaan yang terdiri dari:
sedang dirasakan sebagai kebutuhan pokok
kebutuhan fisik, kebutuhan ekonomi,
yang harus segera dipenuhi. (Hikmat, 2009;
kebutuhan keamanan, kebutuhan orientasi,
280)
kebutuhan status dan kebutuhan sosial.
Sedangkan yang termasuk dalam
g. Teori Motivasi “X” dan “Y” dari Douglas
kebutuhan pendorong adalah pelimpahan
McGregor
memasukkan informasi, bebas bertindak,
suasana pengabsahan, keterlibatan, penentuan Teori “X” ini menurut McGregor adalah
tujuan, perencanaan, pemecahan masalah, sebagian besar manusia ini lebih suka
penyederhanaan kerja, penghargaan kerja, diperintah dan tidak tertarik akan rasa
peningkatan jasa, kebijaksanaan hadiah, tanggung jawab serta menginginkan kesamaan
pembagian laba, penggunaan bakat, pekerjaan atas segalanya. Orang-orang yang tergolong
itu sendiri, penemuan, publikasi, pertumbuhan pada teori “X” ini pada hakikatnya tidak
organisasi, kenaikan, pemindahan/mutasi, menyukai bekerja, berkemampuan kecil untuk
pendidikan dan keanggotaan. (Hikmat, 2009; mengatasi masalah-masalah organisasi
279-280). sehingga orang-orang seperti ini perlu diawasi
secara ketat.
e. Teori Human Relation dari Rensis Likert Adapun menurut teori “Y” adalah
Konsep dasar teori motivasi human sebaliknya orang-orang ini suka bekerja, dapat
relation adalah manajer harus menumbuhkan mengontrol dirinya sendiri, memiliki
perasaan para pegawai bahwa mereka memang kemampuan untuk berkreativitas sehingga

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 56


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

orang semacam ini tidak perlu diawasi dengan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi
ketat. (Miftah Thoha, 2011; 255-256) lebih baik daripada prestasi karya orang lain.
Saefullah sebagaimana mengutip David Mc.
Clelland tentang pandangan modern teori
motivasi, yang mengemukakan empat macam
kebutuhan manusia, sebagai berikut
(Saefullah, 2012; 260);

1) Need of Achievement (Motivasi Berprestasi)


Motivasi berprestasi (Achievement
Motivation) merupakan dorongan dalam diri
orang-orang untuk mengatasi segala tantangan
dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
h. Teori Existence, Relatedness, Growth
Orang yang memiliki dorongan ini ingin
(ERG) dari C. Clayton P. Alderfer
berkembang dan tumbuh, serta ingin maju
Teori ini menyatakan bahwa manusia menelusuri tangga keberhasilan.
memiliki tiga kebutuhan yaitu existence
(adanya), relatedness (berhubungan) dan 2) Need of Affiliation (Motivasi Bersahabat)
growth (pertumbuhan). Kebutuhan existence Kebutuhan untuk berafiliasi yang
berkaitan dengan kebutuhan seseorang untuk merupakan dorongan untuk berinteraksi
bertahan hidup dan kebutuhan fisik, kebutuhan dengan orang lain, berada bersama orang lain,
relatedness berhubungan dengan kebutuhan tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan
seseorang untuk bergaul dengan orang lain, orang lain. Motivasi bersahabat
baik berupa hubungan antar pribadi maupun (Affiliation Motivation) adalah dorongan untuk
hubungan sosial dan kebutuhan growth adalah berhubungan dengan orang lain atas dasar
kebutuhan untuk menjadi produktif dan kreatif sosial.
seperti: diberdayakan di dalam potensi tertentu
dan berkembang secara terus menerus. 3) Competence Motivation (Motivasi
(Veithzal Rivai, 2006; 462) Kompetensi)
Motivasi kompetensi (competence
motivation) adalah dorongan untuk mencapai
keunggulan kerja, meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah dan berusaha keras untuk
inovatif.
i. Teori Kebutuhan Berprestasi dari David
C. McClelland 4) Need of Power (Motivasi Berkuasa)
Kebutuhan untuk kekuasaan yang
Teori ini menyatakan bahwa manusia itu merupakan refleksi dari dorongan untuk
pada hakikatnya mempunyai kemampuan mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh
untuk berprestasi di atas kemampuan orang terhadap orang lain.
lain. Seseorang dianggap mempunyai motivasi
untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 57


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

dengan lingkungan kerja di bidang pendidikan.


Untuk meningkatkan motivasi kerja para
pendidik diperlukan pengkondisian dari
lembaga (pimpinan) dalam bentuk pengerahan
dan pemeliharaan kondisi kerja yang dapat
menstimulasi kualitas kinerja.
Teori-teori motivasi kerja yang dikenal
dengan ‘Content Theories’ yang dikemukakan
• Need of Power (Motivasi oleh para ahli terbagi menjadi sepuluh macam
Berkuasa) di antaranya:
• 1. Teori Klasik oleh Frederick W. Taylor yaitu
seseorang akan bersedia bekerja dengan
j. Teori Motivasi Keadilan dari Strecy baik apabila ia berkeyakinan akan
Adams memperoleh imbalan.
Teori ini menyatakan bahwa input utama 2. Teori Kebutuhan oleh Abraham Maslow
ke dalam pelaksanaan kerja dan pemuasan yaitu kebutuhan jamak bahwa seseorang
adalah tingkat keadilan dan ketidakadilan yang berprilaku karena didorong oleh adanya
dirasakan orang-orang dalam situasi kerja. keinginan untuk memperoleh pemenuhan
Dalam pelaksanaan kerja, ketidakadilan dalam bermacam-macam kebutuhan.
muncul apabila perbandingan hasil dan input 3. Teori Dua Faktor oleh Federick Herzberg
seseorang lebih besar daripada perbandingan yaitu faktor higenis jika tidak tersedia,
hasil dan input orang lain karena seseorang faktor ini menyebabkan para pegawai
cenderung akan terdorong bekerja dengan baik merasa tidak puas yang sifatnya ekstrinsik
apabila akan diperoleh keadilan begitu pula (dari luar) untuk mencegah ketidakpuasan
sebaliknya. (Hikmat, 2009; 283) haruslah tersedia higenisnya dan faktor
motivator jika tersedia dapat menimbulkan
rasa sangat puas yang bersifat instrinsik
(dari dalam diri) yang apabila
dikembangkan dalam cara kita mengelola
dapat membangkitkan motivasi.
4. Teori Pemeliharaan dan Pendorongan dari
M. Scoot Myer yaitu diperlukan keduanya,
pemeliharaan seperti: kebutuhan fisik,
C. Simpulan
kebutuhan ekonomi, kebutuhan keamanan,
Motivasi asalnya dari kata motif, dalam kebutuhan orientasi, kebutuhan status dan
bahasa Inggris adalah motive atau motion, lalu kebutuhan sosial dan kebutuhan pendorong
motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu adalah pelimpahan memasukkan informasi,
yang bergerak. Artinya sesuatu yang bebas bertindak dan lain-lain.
menggerakkan terjadinya tindakan, atau 5. Teori Human Relation oleh Rensis Likert
disebut dengan niat. Dalam lembaga yaitu manajer harus menumbuhkan
pendidikan, motivasi kerja para pendidik dapat perasaan para pegawai bahwa mereka
diartikan sebagai kondisi yang berpengaruh memang sangat dibutuhkan oleh organisasi.
membangkitkan, mengarahkan, dan 6. Teori Preference-Expectation dari Victor H.
memelihara perilaku yang berhubungan Vroom yaitu teori pengutamaan-

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 58


Noor Aisyah, Motivasi Kerja di Lembaga Pendidikan

pengharapan, di mana seseorang akan DAFTAR PUSTAKA


terdorong untuk bekerja dengan baik
apabila akan memperoleh sesuatu imbalan
yang saat itu sedang dirasakan sebagai
kebutuhan pokok yang harus segera
Danim, Surdawan., Kepemimpinan
dipenuhi.
Pendidikan: Kepemimpinan Jenius
7. Teori Motivasi “X” dan “Y” dari Douglas
(IQ+EQ), Etika, Prilaku Motivasional
McGregor yaitu orang-orang yang
dan Mitos, Bandung: Alfabeta, 2010.
tergolong pada teori “X” ini pada
hakikatnya tidak menyukai bekerja,
Dirganuarsa, Singgih., Pengantar Psikologi,
berkemampuan kecil untuk mengatasi
Jakarta: Mutiara, 1978.
masalah-masalah organisasi sehingga
orang-orang seperti ini perlu diawasi secara
Dister, Nico Syukur., Pengalaman dan
ketat. Adapun menurut teori “Y” adalah
Motivasi Beragama, Jakarta: Leppanas,
sebaliknya orang-orang ini suka bekerja,
1982.
dapat mengontrol dirinya sendiri, memiliki
kemampuan untuk berkreativitas sehingga
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung:
orang semacam ini tidak perlu diawasi
Pustaka Setia, 2009.
dengan ketat.
8. Teori Existence, Relatedness, Growth
Muhsan Mas’ud., Himpunan Hadis Shahih
(ERG) dari C. Clayton P. Alderfer yaitu
Buchori, Surabaya: Arkola, 2004.
manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu
existence (adanya), relatedness
Saefullah., Manajemen Pendidikan Islam,
(berhubungan) dan growth (pertumbuhan).
Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Kebutuhan existence berkaitan dengan
kebutuhan seseorang untuk bertahan hidup
Veithzal., Manajemen Sumber daya Manusia
dan kebutuhan fisik, kebutuhan relatedness
Untuk Perusahaan: dari teori dan
berhubungan dengan kebutuhan seseorang
praktik, Jakarta: Pt. RajaGrafindo
untuk bergaul dengan orang lain, baik
Persada, 2006.
berupa hubungan antar pribadi maupun
hubungan sosial dan kebutuhan growth
Thoha, Miftah., Perilaku Organisasi: Konsep
adalah kebutuhan untuk menjadi produktif
Dasar dan Aplikasinya, Jakarta:
dan kreatif seperti: diberdayakan di dalam
Rajawali Press, 2011.
potensi tertentu dan berkembang secara
terus menerus.
Winkel, WS., Psikologi pendidikan dan
9. Teori Kebutuhan Berprestasi dari David C.
Evaluasi Belajar, Jakarta: PT
McClelland yaitu manusia itu pada
Gramedia, 1978.
hakikatnya mempunyai kemampuan untuk
berprestasi di atas kemampuan orang lain. Woodworth., Psikologi Suatu Pengantar ke
10. Teori Motivasi Keadilan dari Strecy Adams dalam Ilmu Jiwa, Jilid III, Jemmarss,
yaitu input utama ke dalam pelaksanaan Bandung: CV. Pustaka Setia, 1977.
kerja dan pemuasan adalah tingkat keadilan
dan ketidakadilan yang dirasakan orang-
orang dalam situasi kerja.

AL-MANBA, Jurnal STAI Al-Ma’arif Buntok Vol.VII-No.13 Januari-Juni 2018 I 59

Anda mungkin juga menyukai