Anda di halaman 1dari 10

ANATOMI DAN FISIOLOGI

‘TETANUS’
Dosen: Iqnata Bandaso,S.Kep,M.Kes.

Disusunoleh :
Kelompok 1
Andini Abdullah 22 21 0007
Clifford Holle 22 21 0013
Dhea Ananda S Yonu 22 21 0015
Gracellda Timbuleng 22 21 0027
Gryvid Tamaka 22 21 0069
Gabriella Kojongian 22 21 0070
Hasria Ahad 22 21 0028
Jessika Cerin Salasa 22 21 0035
Jovita Aulia kawalise 22 21 0037
Maria Friska Puansalaing 22 21 0038
Putri Amanda S Ayuba 22 21 0049
Rano 22 21 0055

AKPER RUMKIT TK.III MANADO


Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ‘TETANUS’ dapat kami
selesaikan.
Makalah‘TETANUS’ ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen
atau mahasiswa, dalam makalah ini terdapat hasil rangkuman materi.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberi pengembangan ilmu
pengetahuan yang bisa bermanfaat. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan. Atas
segala masukan tersebut kami ucapkan Terima kasih

Manado, Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………..………..…..……...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C
D.
E.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tetanus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di seluruh dunia.


Diperkirakan angka kejadian pertahunnya sekitar satu juta kasus dengan tingkat mortalitas
yang berkisar dari 6% hingga 60%. Selama 30 tahun terakhir, hanya terdapat sembilan
penelitian RCT (Randomized Controlled Trials) mengenai pencegahan dan tata laksana
tetanus. Pada tahun 2000, hanya 18.833 kasus tetanus yang dilaporkan ke WHO. Berdasarkan
data dari WHO, data dari Vietnam diperkirakan insidens tetanus di seluruh dunia adalah
sekitar 700.000-1.000.000 kasus per tahun. (Dire, 2009)

Tetanus yang juga dikenal sebagai lockjaw (kejang mulut), merupakan infeksi
termediasi-eksotoksin akut yang disebabkan oleh basilus anaerobik pembentuk spora,
Clostridium tetani. Tetanus bersifat fatal pada hampir 60% orang yang tidak terimunisasi,
biasanya dalam 10 hari setelah serangan. Komplikasinya antara lain atelektasis, pneumonia,
emboli pulmoner, ulser gastrik akut, kontraktur fleksi dan aritmia kardiak. Jika gejala
berkembang dalam waktu 3 hari setelah paparan, prognosisnya buruk. Setelah masuk ke
tubuh, Clostridium tetani menyebabkan infeksi lokal dan nekrosis jaringan. Clostridium tetani
memproduksi toksin yang menyebar menuju jaringan sistem saraf pusat. (Tim Indeks, 2011)

Berdasar dari arsip yang dimiliki rekam medik RS PKU Muhammadiyah Surakarta,
angka kejadian tetanus di RS PKU Muhammadiyah Surakarta di tahun 2011 sebanyak 13
orang. Yaitu kisaran umur 35-88 tahun. Pada bulan JanuariMei 2012 sudah ada 3 pasien yang
dirawat karena terinfeksi bakteri Clostridium tetani (penyebab dari penyakit tetanus).

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa penyakit tetanus masih rentan terjadi
dimasyarakat. Terlebih pada masyarakat dari golongan menengah kebawah. Dan juga karena
bakteri penyebab tetanus tidak dapat di lenyapkan dari lingkungan. Imunisasi sebagai salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tetanus. Namun ketika tetanus itu
telah berkembang didalam tubuh, perlu penanganan yang intensif agar klien dapat sembuh
secara total. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit
tetanus dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. S
dengan Tetanus di Bangsal Shofa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan tetanus?
2. Apa penyebab tetanus?
3. Apa factor resiko terkena tetanus?
4. Bagaimana gejala tetanus?
5. Bagaimana pengobatan tetanus?
6. Apa saja Komplikasi tetanus?
7. Apa saja pencegahan tetanus?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian tetanus
2. Dapat mengetahui penyebab tetanus
3. Dapat mengetahui factor resiko terkena tetanus
4. Dapat mengetahui gejala tetanus
5. Dapat mengetahui pengobatan tetanus
6. Dapat mengetahui komplikasi apa saja yang timbul pada penderita tetanus
7. Dapat mengetahui pencegahan tetanus
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian tetanus
Tetanus adalah penyakit serius yang terjadi pada sistem saraf. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri penghasil racun. Gejalanya dapat berupa kontraksi otot, terutama otot rahang
dan leher. Tetanus juga dikenal sebagai lockjaw.

Tetanus yang parah dapat mengakibatkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan tetanus. Adapun perawatan
berfokus pada pengelolaan gejala dan komplikasi sampai efek toksin tetanus teratasi.

Meskipun kini sudah ada vaksin tetanus, tapi penyakit ini tetap menjadi ancaman bagi
orang-orang yang belum mengikuti perkembangan vaksin.

2. Penyebab tetanus

Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Spora Clostridium tetani dapat
bertahan lama di luar tubuh. Mereka paling sering ditemukan di kotoran hewan dan tanah
yang terkontaminasi, tapi kemungkinan ada hampir di mana saja.

Ketika Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh, mereka berkembang biak dengan
cepat dan melepaskan tetanospasmin, yaitu suatu neurotoksin. Ketika tetanospasmin
memasuki aliran darah, bakteri dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh, sehingga
menyebabkan gejala tetanus.

Tetanospasmin mengganggu sinyal perjalanan dari otak ke saraf di sumsum tulang


belakang, kemudian ke otot, sehingga menyebabkan kejang otot dan kekakuan. Bakteri
penyebab tetanus masuk ke dalam tubuh terutama melalui luka potong atau tusukan kulit.
Itulah pentingnya membersihkan luka secara menyeluruh untuk mencegah
berkembangnya infeksi agar tidak menjadi tetanus.

3. Faktor resiko tetanus

Faktor resiko terbesar untuk infeksi tetanus adalah tidak divaksinasi atau tidak
mendapatkan suntikan booster 10 tahun. Selain itu, faktor lain yang meningkatkan risiko
infeksi tetanus adalah:

 Luka terkena tanah atau pupuk kandang.


 Terdapat benda asing di luka, seperti paku atau serpihan.
 Terdapat lesi kulit yang terinfeksi pada orang yang hidup dengan diabetes.
 Tali pusar yang terinfeksi ketika seorang ibu belum sepenuhnya divaksinasi.
 Menggunakan jarum bersama dan tidak bersih saat menggunakan obat-obatan
terlarang.
4. Gejala tetanus

Waktu rata-rata dari infeksi hingga munculnya tanda dan gejala (masa inkubasi)
adalah 10 hari. Masa inkubasi dapat berkisar 3 hingga 21 hari. Jenis tetanus yang paling
umum disebut tetanus umum. Tanda dan gejalanya muncul secara bertahap, kemudian
semakin memburuk selama dua minggu. Gejala biasanya muncul dari rahang dan
berkembang semakin ke bawah tubuh.

Tanda dan gejala tetanus umum meliputi:

 Kejang otot yang menyakitkan dan otot kaku yang tidak dapat digerakkan
(kekakuan otot) di rahang.
 Ketegangan otot di sekitar bibir, terkadang menyebabkan pengidap menyeringai
secara kuat.
 Kejang dan kekakuan yang menyakitkan pada otot leher.
 Kesulitan menelan.
 Otot perut kaku.

Perkembangan tetanus menyebabkan kejang berulang yang menyakitkan, seperti kejang


yang berlangsung selama beberapa menit. Biasanya gejala dapat berupa:

 Leher dan punggung melengkung.


 Kaki menjadi kaku.
 Lengan ditarik ke atas.
 Tangan mengepal.

Kekakuan otot di leher dan perut dapat menyebabkan pengidap kesulitan bernapas.
Kejang yang parah ini dapat dipicu oleh peristiwa kecil yang merangsang indra, seperti
suara, sentuhan fisik, angin, atau cahaya.

Seiring berkembangnya penyakit, tanda dan gejala lain yang mungkin muncul yaitu:

 darah tinggi.
 Tekanan darah rendah.
 Detak jantung cepat.
 Demam
 Keringat ekstrim
5. Pengobatan tetanus

Setiap luka harus dibersihkan secara menyeluruh untuk mencegah infeksi.


Luka yang rentan terhadap tetanus harus segera ditangani oleh tenaga medis
profesional. Setiap orang yang memiliki luka yang berpotensi menyebabkan tetanus
harus mendapatkan imunoglobulin tetanus (TIG) sesegera mungkin, bahkan meski ia
sudah divaksinasi.

Imunoglobulin tetanus mengandung antibodi yang membunuh Clostridium


tetani. Antibodi tersebut disuntikkan ke pembuluh darah dan memberikan
perlindungan jangka pendek langsung terhadap tetanus.

Hanya saja TIG bersifat jangka pendek dan tidak dapat menggantikan efek
jangka panjang dari vaksinasi. Para ahli mengatakan bahwa suntikan TIG aman
diberikan pada ibu hamil dan menyusui.

Dokter mungkin meresepkan penisilin atau metronidazol untuk pengobatan


tetanus. Antibiotik ini dapat mencegah bakteri berkembang biak dan memproduksi
neurotoksin yang menyebabkan kejang otot dan kekakuan. Sementara itu pada
pengidap yang alergi terhadap kedua obat tersebut akan diberikan tetrasiklin sebagai
gantinya.

6. Komplikasi tetanus

Komplikasi infeksi tetanus dapat berupa:

 Masalah pernapasan

Komplikasi ini dapat mengancam jiwa jika terjadi pengetatan pita suara dan kekakuan
otot di leher dan perut, terutama selama kejang.

 Penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru)

Bekuan darah yang telah berpindah dari tempat lain di tubuh dapat menyumbat arteri
utama paru-paru atau salah satu cabangnya.

 Radang paru-paru

Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh menghirup sesuatu secara tidak sengaja ke
dalam paru-paru (penumonia aspirasi) bisa menjadi komplikasi dari kejang.

 Patah tulang

Kejang dapat menyebabkan patah tulang belakang atau tulang lainnya.

 Kematian

Kematian akibat tetanus sering disebabkan oleh saluran napas yang tersumbat selama
kejang. Selain itu, kerusakan pada saraf yang mengatur pernapasan, detak jantung,
atau fungsi orang lainnya dapat terjadi.
7. Pencegahan Tetanus

Langkah utama untuk mencegah tetanus adalah dengan vaksinasi. Di negara kita,
vaksin tetanus masuk ke dalam daftar imunisasi wajib pada anak. Imunisasi tetanus
diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Proses
vaksinasi ini harus diberikan dalam lima tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 4-6
tahun.

Untuk anak anak di atas 7 tahun, tersedia vaksin Td yang bisa melindungi diri dari
serangan tetanus dan difteri. Hal yang perlu diingat, vaksinasi ini mesti diulang tiap 10
tahun. Tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi difteri dan
tetanus.

Selain dengan vaksinasi, pencegahan tetanus juga dapat dilakukan dengan selalu
menjaga kebersihan, terutama ketika merawat luka agar tidak terkena infeksi.
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN
2. SARAN

Anda mungkin juga menyukai