Makalah Budidaya Udang
Makalah Budidaya Udang
Tentang
UDANG
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
1. NURWAHIDAH
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KELAS : XI IPS 1
DIBIMBING OLEH:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang udang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang udang ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Udang ................................................................................................... 2
B. Klasifikasi udang ................................................................................................... 2
C. Manfaat Udang ....................................................................................................... 2
D. Teknis Budidaya Udang ......................................................................................... 3
E. Resep Udang .......................................................................................................... 14
A. Latar Belakang
Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu
tinggi. Bagi Indonesia udang merupakan primadona ekspor non migas. Permintaan konsumen
dunia terhadap udang rata‐rata naik 11,5% per tahun. Walaupun masih banyak kendala,
namun hingga saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang
Indonesia terus bermunculan. Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun
1980-an, dan mencapai puncak produksi pada tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu
tersebut udang windu merupakan penghasil devisa terbesar pada produk perikanan. Selepas
tahun 1995
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Udang?
2. Bagaimana Klasifikasi udang?
3. Apa Manfaat Udang?
4. Bagaimana Teknis Budidaya Udang?
5. Bagaimana Resep Udang?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang Pengertian Udang
2. Untuk menjelaskan tentang Klasifikasi udang
3. Untuk menjelaskan tentang Manfaat Udang
4. Untuk menjelaskan tentang Teknis Budidaya Udang
5. Untuk menjelaskan tentang Resep Udang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Udang
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5 ruas
kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut
eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang
laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar
sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga
Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid.
Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang bisa disebut udang penaeid oleh para
ahli.
C. Manfaat Udang
Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan
rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam
100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan
mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per
100 gram bahan.
Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk,
dll. 3) Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat
dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein. Limbah yang berupa kepala
dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang
budidaya.
Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah
dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan,
dll.
Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain,
karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak
mudah larut dalam air.
2. Tipe Budidaya.
Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya dibedakan
menjadi :
Tambak Ekstensif atau tradisional.
Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau.
Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan obat-obatan dan
program pakan tidak teratur.
Tambak Semi Intensif. Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur
tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah,
penggunaan pakan buatan masih sedikit.
Tambak Intensif.
Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan
dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan pengawasan udang, padat tebar tinggi,
sudah menggunakan kincir, serta program pakan yang baik.
3. Benur / BIBIT
4. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan, meliputi :
Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa
lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran
tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang membahayakan udang.
Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau
penyedotan dengan pompa air/alkon.
Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau
dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada
pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena
terkena sinar matahari/ultra violet.
Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit
penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1
ton/ha.
Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-
pecah, untuk membunuh bibit penyakit.
Perlakuan pupuk TON ( Tambak Organik Nusantara ). Untuk mengembalikan
kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan
menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi perlakuan TON dengan dosis 5
botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal
tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian
aduk hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh areal lahan tambak.
5. Pemasukan Air
Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama
setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton
tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm.
Perlakuan Saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk
menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit
dengan dosis 600 kg/ha.
6. Penebaran Benur.
Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai
dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati,
karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru. Tahap penebaran
benur adalah :
Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi
penyesuaian suhu antara air di kolam dan di dalam plastik.
Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan
terapung selama 15 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara
dalam air di plastik.
Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke
dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda
salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak.
Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat
dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.
7. Pemeliharaan.
Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau
hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan
perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang
diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan
dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis.
Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan
dosis 1 – 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan
bahan-bahan beracun dari luar tambak.
Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang
melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai
size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali.
Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi,
oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan
dosis 400 kg/ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan
TON.
Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air
dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai
dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan
TON 1-2 botol/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi,
menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang
mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-
sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.
8. Panen.
Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan
karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur
kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 – 50. Sedang panen emergency
dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya
SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.
Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras,
bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada
saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat
panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari
sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.
9. Pakan Udang.
Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput
kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk).
Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi
intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan
alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan
akan timbul sifat kanibalisme udang.
Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan
udang yang normal.
a. Umur 1-10 hari pakan 01
b. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
c. Umur 16-30 hari pakan 02
d. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
e. Umur 36-50 hari pakan 03
f. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S
(jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70 hari).
g. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50
digunakan pakan 05 hingga panen. Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor
adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai
umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan
yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam, size 166-66
adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari
pemberian.
Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap
dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan POC NASA yang
mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5
cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.
Teknik Budidaya Udang Windu
E. Resep Udang
1. Resep Udang Asam Manis
Resep udang asam manis adalah yang kamu cari-cari selama ini untuk melengkapi seluruh
tema seafood saat santap malam. Setelah cumi, ikan, ataupun kepiting; pastinya kurang kalau
tidak hadir yang namanya udang, bukan? Nah, kali ini aku ingin berbagi cara membuatnya.
Coba sebutkan varian masakan udang yang kamu gemari untuk menemani makan seafood?
Pasti pilihannya adalah antara udang saus mentega, udang saus tiram, udang saus Padang, dan
pastinya resep udang asam manis ini. Memang seru sih bersantap seafood. Bayangkan nasi
hangat terhidang, kerang rebus masih mengepul, ikan segar dibakar, dan hadir juga cumi
goreng saus tepung. Seru!
Tapi tentu tidak hanya saat bersantap seafood saja, udang asam manis juga cocok tersaji
ketika masakan tradisional Indonesia juga menjadi temanya. Jadi kapanpun kamu
menginginkannya, resep ini sudah dikuasai sepenuhnya. Satu tips dariku, jangan lupa
gunakan udang yang berukuran agak besar seperti udang pancet ini. Selain rasanya lebih
mewah, tentunya lebih memuaskan secara porsinya. Pilih yang tersegar, maka kenikmatannya
akan berlipat ganda!
Cara Memasak
1. Goreng sebentar tahu sebentar sampai ada selaput tipisnya (biar ga mudah ancur
waktu di tumis)
2. Tumis bawang putih sampai harum, masukkan udang,, tumis sampai udang berubah
warna,,
3. Tambah sedikit air,, beri garam, saos tiram, kecap inggris, kaldu bubuk
4. Masukkan tahu,, test rasa. Jika sudah pas, masukkan larutan maizena dan irisan daun
bawang..
3. Fu Yung Hai udang praktis
Bahan-bahan
3. 50 gr udang kupas
8. secukupnya Garam
9. Bumbu kuah :
1. Adonan telur dadar : cincang udang, dan iris tipis bawang merah, daun bawang.
2. Kocok lepas telur ayam. Lalu masukkan tepung terigu, dan bahan2 iris di point 1.
Tambahkan garam secukupnya. Lalu digoreng dadar. Minyak utk goreng yg agak
banyak ya, biar telurnya bisa keriting2 gitu, ky di resto2 Chinese food.
3. Bumbu kuah : tumis bawang putih cincang sampai harum. Lalu masukkan bawang
bombay iris. Tumis lagi sampai layu.
4. Setelah bawang bombay melayu, masukkan air putih, saos tomat & sambel, aduk.
Tambahkan gula garam secukupnya. Aduk lagi. Cek rasa.
5. Tata telur dadar di piring, lalu siram dgn kuah saos. Jadi deeeh...
Bahan-bahan
1. udang
2. cabe merah
3. bawang merah
4. bawang putih
5. tomat
Langkah
3. Ulek cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat, jangan sampai terlalu halus
4. Tumis ulekan cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat, aduk hingga harum
6. Aduk hingga bumbu merata dan meresap, cek rasa kalau sudsh sesuai selera angkat
dan sajikan
Bahan-bahan
1. Masukkan minyak dan bawang2 ke dalam ricecooker. Lalu masak hingga layu dan
harum. Masukkan air dan wortel. Tunggu hingga wortel setengah lembut. Setelah itu
masukkan jagung dan udang. Masukkan garam, gula. Setelah mendidih, cek rasa. Lalu
masukkan tomat dan daun bawang serta daun seledri. Tunggu hingga masak
semuanya. Jika selesai, angkat dan sajikan. Selamat menikmati
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5 ruas
kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut
eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang
laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar
sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga
Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid.
Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang bisa disebut udang penaeid oleh para
ahli.
Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan
rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam
100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan
mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per
100 gram bahan.
Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang mempunyai
tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mudah dipadatkan sehingga mampu menahan air
dan tidak mudah pecah. Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu
optimal 26 – 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.
Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.
Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-
lain.
Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau mempunyai
Generator sendiri.
B. SARAN
Dalam makalah Penanganan Hasil Perikanan Pada Udang Segar agar pembaca
khususnya masyarakat dan nelayan lebih memahami dan menangani udang segar agar
kesegarannya tetap dipertahankan dengan baik serta memperhatikan sanitasi dan
kehigienisannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://mirror.unpad.ac.id/orari/pendidikan/materi-kejuruan/pertanian/agro-industri-
pangan/penerimaan_dan_persiapan_bahan_baku_udang.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret
2019
Prasasti, Desty. 2006. Sistem Penunjang Keputusan Pengendalian Mutu Produksi Udang
Beku . Institut Pertanian Bogor. Bogor
Setyohadi, Daduk, D. Nugroho, T. J. Lelono, D.G.R. Wiadnya, Dan Martinus. 2000. Biologi
Dan Distribusi Sumberdaya Udang Penaeid Berdasarkan Hasil Tangkapan Di Perairan
Selat Madura. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.
Suparlin,Apih. 2008. Penanganan Hasil Tangkap Diatas Kapal. Sekolah Tinggi Perikanan
Jakarta.
Wahyudi. 2003. Penerimaan Dan Persiapan Bahan Baku Udang. Bagian Pengembangan
Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional