Anda di halaman 1dari 10

TAFSIR TARBAWI

SURAT YUSUF : 1-3

Disampaikan pada mata kuliah Tafsir Tarbawi


Semester 4 STIT Maskumambang Gresik

Oleh :

Tajun Nasher, Lc.

(Dosen Mata Kuliah Tafsir Tarbawi 2)

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat Allah ta’ala maka kami bisa menyelesaikan penulisan
makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang mendukung
terselesaikannya makalah ini, baik dari keluarga, pengurus STIT Maskumambang dan para
mahasiswa dan mahasiswi yang selalu bersemangat dalam belajar.

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai bahan acuan para Mahasiswa Semester 4
Prodi PAI STIT Maskumambang untuk menyusun makalah-makalah berikutnya pada mata kuliah
Tafsir Tarbawi 2 sesuai dengan tema-tema yang telah dibagi. Besar harapan kami selain menyusun
sesuai dengan susunan yang telah kami tentukan di sini, para mahasiswa juga bisa membuat
makalah yang lebih bagus lagi dan mengembangkan lebih dari contoh yang kami buat.

Sebagaimana karya tulis lainnya, tentu saja makalah ini tidak terlepas dari kekurangan,
sehingga kami harapkan kepada para pembaca sekalian untuk memberikan masukan yang
membangun untuk makalah ini.

Semoga manfaat makalah ini juga bisa dirasakan oleh orang-orang yang membacanya. Dan dicatat
sebagai amal kebaikan. Amin

Gresik, 7 Maret 2021


Dosen Pengampu

Tajun Nasher, Lc.


A. TEKS AYAT DAN TERJEMAHNYA

              

             

 
“Alif, laam, raa. ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya
Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami
menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan
Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum
mengetahui.” (Yusuf : 1-3)

B. MAKNA MUFRODAT
No. Terjemah Kata No. Terjemah Kata
1. Jelas/nyata 1. Menurunkan
2. Bahasa Arab 2. Memahami
3. Lebih baik/terbaik 3. Mengisahkan
4. Kisah 4. Mewahyukan
5. Orang yang tidak
mengetahui

C. SABABUN NUZUL

Ada beberapa riwayat yang menyebutkan sababun nuzul dari Surat Yusuf ayat 1 s.d. 3 ini. Antara
lain :

Disebutkan oleh Imam Ibnu Hibban dalam kitabnya shahih Ibnu Hibban mengenai sababun nuzul
surat ini, dari Mush‟ab bin Sa‟id dari ayahya dia berkata,
Telah diturunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah  kemudian beliau pun membacakannya dalam
waktu yang lama kepada para sahabat, 1 kemudian mereka pun berkata, “Wahai Rasulullah
seandainya engkau mengisahkan kepada kami (suatu cerita).” Maka Allah pun menurutkan ayat :

“Alif, laam, raa. ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sampai firman
Allah “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik.” 2

Imam Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari jalur Ibnu ‘Abbas mengenai sababun nuzul ayat ke-3
dari surat Yusuf. Ibnu ‘Abbas berkata,

“Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, maukah engkau mengisahkan kepada kami (kisah-
kisah)?” maka turunlah ayat :

    

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik....”3

D. TAFSIR AYAT
Berikut ini akan kami tampilkan penafsiran para mufassir dari setiap ayat yang dibahas :

      

Surat Yusuf ini dimulai dengan huruf-huruf muqattha‟ah yaitu ( ) yang merupakan salah satu

isyarat dari kemukjizakat Al-Qur’an. Karena dari huruf-huruf abjadiyah inilah tersusun bahasa
Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an yang menjadi mu’jizat.

Permulaan ayat ini mirip dengan permulaan surat Yunus. Pada surat ini Al-Qur’an disifati dengan
(‫ )المبين‬sementara di surat Yunus disifati dengan ( ‫) الحكيم‬. Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili hal
ini dikarenakan pada surat Yusuf terdapat kisah mengenai kejadian-kejadian besar yang dilalui
oleh Nabi yang mulia dan beliau sangat sabar menghadapinya maka sangat sesuai jika diberikan

1
Di dalam Tafsir Ibnu Jarir (5/552) disebutkan bahwasanya ketika itu para sahabat merasakan kebosanan sehingga
mereka meminta untuk mendengarkan cerita dari Rasulullah .
2
Shahih Ibnu Hibban, Kitab At-Tarikh – Bab Bad’u Al-Khalqi, jilid 14 hal. 92, hadits no. 6209
3
Tafsir Ath-Thabari, jilid 15 hal. 552. Tafsir Al-Munir, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, jilid 12 hal. 200
sifat al-bayan. Sementara pada surat Yunus tema-tema yang dibahas adalah mengenai pembuktian
pondasi-pondasi agama seperti keesaan Allah, wahyu, kenabian, hari kebangkitan dan pembalasan
seihingga sangat sesuai jika diberikan sifat hikmah.

Kata ( ‫ ) الكتاب‬terdapat sedikit perbedaan penafsiran, ada yang menafsirkan dengan ayat-ayat
seperti Az-Zamakhsyari ada juga yang menafsirkan dengan Al-Qur’an seperti Ibnu Hayyan.
Namun semua penafsiran itu bisa dipakai dan maksudnya bisa diselaraskan karena semua surat
yang ada di Al-Qur’an itu fungsinya sama sebagai penjelas sesuatu yang masih samar dan ambigu.

Abu Hayyan menjelaskan mengenai makna kata ( ‫ ) المبين‬bisa diartikan dengan beragam makna
antara lain : Sifat yang memang melekat di Al-Qur’an itu sendiri, atau yang nyata kemu’jizatannya
dihadapan orang Arab sehingga membungkam mereka, atau menjadi penjelas halal haram, hudud,
hukum dan semua yang butuh penjelasan dalam ilmu agama. Atau bisa juga diartikan menjelaskan
petunjuk, pembimbing dan keberkahan. Imam Al-Qurthubi dan Ibnu Katsir juga memiliki
penjelasan yang senada dengan Abu Hayyan di atas.4

      

Syaih Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan makna ayat ini adalah :

Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada Nabi Muhammad yang berasal dari bangsa Arab dengan
menggunakan bahasa orang-orang Arab yang merupakan bahasa paling fasih, paling jelas, paling
luas dan memiliki nilai sastra yang paling tinggi sehingga berbekas ke dalam jiwa. Hal ini
bertujuan agar kalian bisa mempelajari sesuatu yang sebelumnya belum pernah kalian pelajari
seperti kisah-kisah, berita-berita, adab, akhlak, hukum hukum, undang-undang, jalan hidup yang
lurus dalam politik, sosial, ekonomi dan urusan Negara. Juga agar kalian bisa mentadabburi
makna-makna ayat-ayatnya agar bisa dijadikan landasan untuk membangun masyarakat yang lebih
baik.5

Imam Ibnu Katsir berkata :

4
Tafsir Al-Munir, jilid 12 hal. 200
5
Tafsir Al-Munir, jilid 12 hal. 201
“…. Karena itulah kitab yang paling mulia itu diturunkan dengan bahasa yang paling mulia
kepada rasul yang paling mulia, melalui duta dari malaikat yang paling mulia, diturunkan di
tanah yang paling mulia dan mulai diturunkan di bulan yang paling mulia yaitu bulan Ramadhan,
maka lengkap dan sempurnalah semua sisinya.”6

             

  

Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menafsikan ayat di atas : Kami menceritakan kepadamu kabar terbaik
karena segala yang kami wahyukan kepadamu adalah Al-Qur’an yang turun dengan sempurna dan
sebagai penjelas atas segala perkara, dan kisah yusuf hadir dengan jelas dan sempurna yang
memiliki tujuan yang agung dan penuh pelajaran. Meskipun sebelum turun wahyu ini kepadamu
(wahai Muhammad) engkau termasuk orang yang belum mengetahui informasi itu, sehingga
engkau tidak memiliki informasi apapun mengenainya. Begitu pula dengan kaummu yang tidak
mengetahui sama sekali kisah-kisah umat-umat terdahulu dan kabar mereka.7

Dari penafsiran 3 ayat di atas bisa disimpulkan beberapa kesimpulan berikut ini :

1- Al-Qur’an adalah kitab yang jelas dan terang benderang. Ia menjelaskan halal-haram, hudud
dan hukum, syari’at dan akhlak sebagai petunjuk untuk alam semesta dan menjadi keberkahan
untuk seluruh umat manusia. Ia juga merupakan mu’jizat yang nyata untuk Muhammad .
2- Al-Qur’an Al-Adhim diturunkan dengan bahasa Arab yang jelas, ia dibaca dengan
menggunakan bahasa arab, maka seharusnya orang-orang Arab adalah orang yang beriman
kepadanya, mempelajari serta memahami maknanya.
3- Al-Qur’an menjelaskan kisah yang terbaik, berita tervalid dan sejarah peninggalan umat
terdahulu yang paling otentik. Yang dimaksud dengan kisah terbaik adalah bahwasanya Al-
Qur’an mengisahkan kisah dengan metode paling indah dan gaya bahasa yang paling

6
Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Ibnu Katsir, jilid 4 hal. 365-366
7
Tafsir Al-Munir, jilid 12 hal. 200
mengagumkan. Maksudnya terbaik dari sisi bahasa yang digunakan untuk mengisahkan
kisah tersebut sehingga menjadi mu’jizat tersendiri.
4- Kisah Yusuf –„alaihissalam- adalah kisah yang terbaik. Sebab dinamakan kisah terbaik di
antara kisah-kisah yang lain adalah karena konten dari kisah ini yang penuh dengan hikmah
dan pelajaran yang bisa dipetik. Antara lain : tauhid, fiqih, sejarah, tafsir mimpi, politik dan
manajemen pengelolaan Negara, faidah-faidah indah yang bagus untuk agama dan dunia.
Dalam kisah ini juga disebutkan : Para Nabi dan orang-orang shalih, malaikat dan syaitan, jin
dan manusia, binatang ternak dan burung, berita para raja dan para budak, para pedangang,
para ulama dan orang-orang bodoh, para laki-laki dan perempuan beserta tipu daya mereka.
Kisah ini merupakan kisah yang menyeluruh yang mencakup agama, dunia, kehidupan social,
ekonomi, politik, tata karma yang penuh dengan ibrah dan nasehat, dan yang paling menonjol
dan penting dari kisah ini adalah pesan agar bersabar atas cobaan dan mau memaafkan ketika
dia memiliki otoritas (untuk membalas perbuatan buruk yang dilakukan orang lain
kepadanya.8

8
Tafsir Al-Munir, Fiqhu Al-Hayah dari Surat Yusuf 1-3, jilid 12 hal. 202 dan 203
E. KORELASI AYAT DENGAN METODE PENDIDIKAN (BERKISAH)

Ayat ini menjadi pembuka dari surat Yusuf yang isinya sebagian besar merupakan kisah
perjalanan hidup Nabi Yusuf dari masa kecilnya sampai beliau diangkat menjadi raja Mesir
dengan melalui berbagai macam cobaan ujian dan rintangan.

Metode kisah merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran karena orang yang mendengarkan kisah biasanya lebih senang dan lebih rileks
daripada ketika dia hanya sekedar diceramahi. Hal ini seperti yang disebutkan pada kisah sababun
nuzul ayat di atas, di mana para sahabat sedikit merasa ‘bosan’ dan menginginkan metode lain
untuk mempelajari Al-Qur’an sehingga Allah pun menurutkan 3 ayat ini dan surat Yusuf secara
keseluruhan. Metode kisah ini merupakan salah satu metode dalam pendidikan Islam yang bisa
terapkan.

Namun yang perlu kita perhatikan adalah bahwasanya kisah yang disampaikan dalam dunia
pendidikan haruslah kisah-kisah yang mengandung kejujuran, bukan kisah-kisah yang dibumbui
unsur-unsur kebohongan.

Kisah memiliki porsi yang besar dalam isi Al-Qur’an, Dr. Said Isma’il ‘Ali menyebutkan ada 4
jenis kisah dalam Al-Qur’an :

1- Kisah para Nabi yang menceritakan dakwah mereka, mu’jizat yang mereka miliki, kisah
mengenai umat mereka.
2- Kisah yang terkait kejadian-kejadian masa lalu terkait orang-orang yang bukan nabi, baik
tokoh baik maupun tokoh buruk
3- Kisah yang terkait kejadian yang terjadi di zaman Rasulullah 
4- Kisah-kisah terkait kejadian-kejadin ghaib seperti kejadian-kejadian di hari kiamat, kisah
mahkamah Isa –‘alaihissalam- dll.9

Kisah-kisah yang disebutkan dalam Al-Qur’an tersebut memiliki beberapa karakteristik berikut :

1. Merupakan kisah nyata dan bukan kisah khayalan atau sekedar dongeng
2. Kandungan isisnya sesuai dengan fitrah kemanusiaan
3. Mengarahkan perasaan seseorang menuju jalan kebaikan
4. Tujuan disampaikannya kisah itu memiliki tujuan-tujuan dari aspek keagamaan, antara lain :
a. Sebagai bukti dari kenabian Rasulullah  dan wahyu yang diturunkan kepada beliau
b. Penjelas bahwasanya agama Islam itu benar berasal dari Allah ta’ala

9
Al-Qur’an Al-Karim Ru’yah Tarbawiyah, Said Ismail Ali, hal. 307.
c. Menjelaskan bahwasanya Allah akan menolong para Rasul dan orang-orang yang
beriman serta menjauhkan mereka dari kebinasaan dan kecelakaan
d. Sebagai sarana penguatan bagi perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah  dan para
pengikutnya dan pelipur lara dari musibah yang mereka hadapi
e. Peringatan dari tipu daya syaitan yang sangat berbahaya dan selalu berusaha
menyesatkan manusia10

Wallahu a’lam bisshawab.

10
Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyah, Khalid bin Hamid Al-Hazimi, hal 387 s.d. 288
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir Al-Qur’an Adhim, Ibn Katsir Ad-Dimasyqi, Beirut : Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, 1997
M/1418 H.
Tafsir Al-Munir, Wahbah Az-Zuhaili, jilid 20, Beirut : Darul Fikri, 1418 H
Al-Qur’an Al-Karim Ru’yah Tarbawiyah, Said Ismail Ali, Kairo : Dar Al-Fikr Al-‘Arabi, 2000
M/ 1421 H.
Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyah, Khalid bin Hamid Al-Hazimi, hal 387 s.d. 288

Anda mungkin juga menyukai