Disusun Oleh:
Kelompok 3
Indri C.0105.21.069
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kami kemudahan. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Terapi Modalitas Gerak
Lidah dan Bibir dengan Terapi AIUEO" pada tepat waktu, makalah ini dibuat
sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi,
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga
kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata, Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
TERAPI MODALITAS GERAK LIDAH DAN BIBIR
1. Terapi Wicara
Terapi wicara atau speech therapy yaitu suatu penyembuhan atau pengobatan
sesuatu yang memiliki kesalahan atau kekurangan yang berhubungan dengan
pengekspresian ide-ide atau fikiran, mengucapkan bunyi atau suara yang memiliki
arti sebagai hasil penglihatan, pendengaran, pengalaman melalui gerakan-gerakan
mulut, bibir serta organ bicara lain yang merupakan obyek belajar serta menarik
perhatian (Handayani, 2007).Fukos dari terapi wicara adalah untuk membantu
seseorang menjadi lebih baik dalam menggunakan bahasa dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
1
Menurut (Tiel, 2007) tujuan terapi wicara untuk meningkatkan kemampuan bahasa
dan bicara terutama produksi bahasa dengan cara bagaimana anak dapat
mengeluarkan ide dalam bentuk kata-katadan perluasan penguasaan berbahasa.
Dengan tujuan pendekatannya agar anak dapat mengeluarkan berbagai ide dalam
bentuk bahasanamun bentuk imitasi pun akan mendapatkan penghargaan secara
positif.
2. Kemampuan Bicara
2
b. Hakikat Berbicara
Pada dasarnya berbicara itu adalah salah satu kemampuan yang dimiliki manusia
dan merupakan media untuk melakukan komunikasi. Keterikatan berbicara dalam
hal komunikasi pada dasarnya merupakan hakikat berbicara diantaranya yaitu:
c. Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat dikatakan
bahwa berbicara memiliki tujuan, diantaranya yaitu:
3
yang dimiliki dapat berupa persetujuan maupun penolakan. Respon persetujuan
dapat diartikan jika orang lain memiliki pendapat yang sama bahkan pendapat yang
lebih luas dan dalam hal ini biasanya respon yang diberikan seperti memberikan
dukungan. Respon penolakan dapat diartikan sebagai ketidaksetujuan, tidak
sejalan, tidak sependapat, bertentangan, beda pendapat dan sebagainya.Memiliki
perasaan ingin menghibur orang lain dapat diartikan sebagai keinginan untuk
merubah isi hati dan pikiran seseorang agar terhibur. Orang sedang sedih, gembira,
atau senang adalah ekspresi yang dapat dilihat dan dikenali ciri-cirinya. Orang yang
berhadapan dalam situasi ini memerlukan rangsangan dari luar. Rangsangan Tujuan
Berbicara
3.Terapi Aiueo
A.Definisi
Terapi AIUEO merupakan terapi untuk membantu seseorang mengusai
komunikasi dengan cara lebih baik, terapi bertujuan untuk memperbaiki ucapan
supaya dapat dipahami oleh orang lain dengan cara menggerakan lidah,
bibir, otot wajah, dan mengucapkan katakata (Wardhana, 2011; Wiwit, 2010).
Terapi AIUEO merupakan terapi untuk membantu seseorang mengusai
komunikasi dengan cara lebih baik. Metode yang digunakan dalam terapi AIUEO
yaitu dengan metode imitasi, di mana setiap pergerakan organ bicara dan suara
yang dihasilkan perawat diikuti oleh pasien (Gunawan, 2008)
B.Tujuan
4
C.Manfaat
a. Membantu klien dalam mengunyah dan menelan makanan.
b. Membantu klien dalam koDmunikasi verbal.
D.Indikasi
Latihan vokal diindikasikan untuk penderita stroke yang mengalami gangguan
berbicara atau berkomunikasi, serta melatih kemampuan mengunyah dan menelan
(Farhan & Sulastini, 2018).
5
STANDAR OPERASIONAL (SOP) TERAPI AIUEO
TERAPI AIUEO
Ditetapkan,
01 Februari 2024
6
2. TUJUAN 1. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi
baik dari segi
2. bahasa maupun bicara yang mana melalui rangsangan
saraf cranial V, VII, IX, X, dan XII.
3. Meningkatkan kemampuan menelan yang mana melalui
rangsangan saraf cranial V, VII, IX, X, dan XII.
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN ALAT
B. FASE ORIENTASI
7
C. LANGKAH KERJA
1. Mencuci Tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Menjaga posisi senyaman mungkin dan
berikan lingkungan yang tenang
4. Memulai mengucapkan lambang-lambang
bunyi bahasa sesuai dengan pola- pola standar,
dengan artikulasi organ bicara.
Pengartikulasian bunyi bahasa atau dibentuk
oleh koordinasi tiga unsur, yaitu unsur motoris
(pernafasan), unsur yang bervibrasi
(tenggorokan dengan pita suara), dan unsur
yang beresonansi (rongga penuturan: rongga
hidung. mulut dan dada).
5. Pasien dituntut memperhatikan gerak dan
posisi organ bicara. sehingga pasien mampu
mengendalikan pergerakan organ bicara untuk
membentuk atau memproduksi bicara yang
benar. Dalam sistem fonem bahasa Indonesin,
vokal terdiri dari A, Ι. U. E dan O, dengan
menggerakkan lidah, bibir, otot wajah, dan
mengucapkan kata-kata
D. TAHAP TERMINASI
8
E. DOKUMENTASI
KEBUDILUHURAN
4. UNIT TERKAIT
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11