Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Terapi Modalitas Gerak Lidah dan Bibir dengan Terapi AIUEO”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

Dosen Pengampu: Ns. Afrieani Deasy., MAN

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Dewi Kasinah C.0105.21.069

Indri C.0105.21.069

Jihan Febriyanti C.0105.21.069

Melani Michaelle C.0105.21.069

TINGKAT 3B PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kami kemudahan. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Terapi Modalitas Gerak
Lidah dan Bibir dengan Terapi AIUEO" pada tepat waktu, makalah ini dibuat
sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi,
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga
kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata, Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya

Cimahi, 01 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
TERAPI MODALITAS GERAK LIDAH DAN BIBIR ...............................................1
DENGAN TERAPI AIUEO ..........................................................................................1
1. Terapi Wicara.......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.. Kemampuan Bicara ................................................................................................2
3. Terapi Aiueo ..........................................................................................................4
STANDAR OPERASIONAL (SOP) TERAPI AIUEO ................................................6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

iii
TERAPI MODALITAS GERAK LIDAH DAN BIBIR

DENGAN TERAPI AIUEO

1. Terapi Wicara

a. Pengertian Terapi Wicara

Terapi wicara merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku komunikasi


normal ataupun abnormal yang digunakan untuk memberikan terapi pada pasien
yang menderita gangguan perilaku komunikasi, diantaranya kelainan kemampuan
bahasa, bicara, suara, irama atau kelancaran, sehingga penderita mampu
berinteraksi dengan lingkungan secara wajar. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya penyakit, gangguan fisik, psikis ataupun sosiologis. Kelainan tersebut dapat
timbul pada masa prenatal, natal maupun post natal. Penyebab terjadinya kelainan
ini dapat disebabkan oleh Heriditer, Congenital maupun Acquired (Politeknik
Kemenkes Surakarta, 2011).

Terapi wicara atau speech therapy yaitu suatu penyembuhan atau pengobatan
sesuatu yang memiliki kesalahan atau kekurangan yang berhubungan dengan
pengekspresian ide-ide atau fikiran, mengucapkan bunyi atau suara yang memiliki
arti sebagai hasil penglihatan, pendengaran, pengalaman melalui gerakan-gerakan
mulut, bibir serta organ bicara lain yang merupakan obyek belajar serta menarik
perhatian (Handayani, 2007).Fukos dari terapi wicara adalah untuk membantu
seseorang menjadi lebih baik dalam menggunakan bahasa dalam berkomunikasi
dengan orang lain.

b. Tujuan Terapi Wicara

Tujuan terapi wicara yaitu sebagai suatu usaha perbaikan pembicaraan


terhadap individu yang mengalami gangguan dalam bahasa dan bicara dengan jalan
memberikan kebiasaan latihan percakapan yang baik (Handayani, 2007).

1
Menurut (Tiel, 2007) tujuan terapi wicara untuk meningkatkan kemampuan bahasa
dan bicara terutama produksi bahasa dengan cara bagaimana anak dapat
mengeluarkan ide dalam bentuk kata-katadan perluasan penguasaan berbahasa.
Dengan tujuan pendekatannya agar anak dapat mengeluarkan berbagai ide dalam
bentuk bahasanamun bentuk imitasi pun akan mendapatkan penghargaan secara
positif.

2. Kemampuan Bicara

a. Pengertian Kemampuan Berbicara

Berbicara merupakan kemampuan berbahasa pada setiap orang yang dilakukan


sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) dalam
berbicara adalah "berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat baik
berupa perkataan, tulisan atau berunding". Para ahli mengungkapkan definisi
berbicara sebagai berikut.

Menurut Tarigan (2015) mengatakan berbicara yaitu kemampuan bercakap-cakap


untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta
perasaan. Sedangkan sebagai wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan bagi pendengar atau penyimaknya.

Menurut Heldanita (2018) mengatakan berbicara adalah bentuk komunikasi yang


bermanfaat manusia dalam pengungkapan informasi yang telah disusun dalam
pikiran dari pembicara kepada pendengar, dengan tujuan untuk mengubah sebuah
keterampilan, menambah ilmu pengetahuan, dan sikap dari pendengar yang
diberikan informasi yang sudah di terimanya.

Berdasarkan dari beberapa penelitian dalam mengemukakan definisi dari berbicara,


penulis cenderung menjadikan pendapat Tarigan sebagai kerangka konsep
berpikirBerbicara itu adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan,
mengekspresikan, menyampaikan isi gagasan, pikiran bahkan perasaan seseorang
dan diwujudkan dalam bentuk berbicara.

2
b. Hakikat Berbicara

Pada dasarnya berbicara itu adalah salah satu kemampuan yang dimiliki manusia
dan merupakan media untuk melakukan komunikasi. Keterikatan berbicara dalam
hal komunikasi pada dasarnya merupakan hakikat berbicara diantaranya yaitu:

1) Berbicara sebagai ekspresi kreatif dan tingkah laku


2) Berbicara dan menyimak adalah komunikasi yang seiring
3) Dalam kontek komunikasi dengan lawan berbicara, berbicara adalah
komunikasi resiprokal
4) Berbicara sebagai wujud individu berkomunikasi
5) Berbicara sebagai pancaran kepribadian dan tingkah laku intelektual
6) Berbicara sebagai keterampilan yang diperoleh melalui usaha belajar
7) Berbicara merupakan media untuk memperluas ilmu pengetahuan

c. Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat dikatakan
bahwa berbicara memiliki tujuan, diantaranya yaitu:

1) Sebagai tempat untuk mengekpresikan pikiran, perasaan, imajinasi,


gagasan, ide, serta pendapat
2) Memberikan respon atas makna pembicaraan dari orang lain
3) Memiliki perasaan ingin menghibur orang lain
4) Untuk menyampaikan informasi
5) Membujuk atau mempengaruhi orang lain.

Berbicara dengan tujuan mengekspresikan pikiran, perasaan gagasan, ide, dan


pendapat merupakan bentuk berbicara yang diakibatkan dari dalam diri sendiri dan
bersifat personal, artinya setiap orang memiliki alasan dari timbulnya ide maupun
gagasan yang muncul, hal ini dapat bersumber dari hasil respon panca indera
maupun bersumber dari pikirannya. Hasil pemikiran dan perasaan tersebut
dianggap perlu untuk disampaikan kepada orang lain. Alasan inilah yang
menjadikan kegiatan berbicara dilakukan untuk mengkomunikasikannya kepada
orang lain. Tujuan berbicara dengan memberikan respon atas pembicaraan orang
lain merupakan kegiatan berbicara yang memiliki rangsangan dari luar. Respon

3
yang dimiliki dapat berupa persetujuan maupun penolakan. Respon persetujuan
dapat diartikan jika orang lain memiliki pendapat yang sama bahkan pendapat yang
lebih luas dan dalam hal ini biasanya respon yang diberikan seperti memberikan
dukungan. Respon penolakan dapat diartikan sebagai ketidaksetujuan, tidak
sejalan, tidak sependapat, bertentangan, beda pendapat dan sebagainya.Memiliki
perasaan ingin menghibur orang lain dapat diartikan sebagai keinginan untuk
merubah isi hati dan pikiran seseorang agar terhibur. Orang sedang sedih, gembira,
atau senang adalah ekspresi yang dapat dilihat dan dikenali ciri-cirinya. Orang yang
berhadapan dalam situasi ini memerlukan rangsangan dari luar. Rangsangan Tujuan
Berbicara

3.Terapi Aiueo

A.Definisi
Terapi AIUEO merupakan terapi untuk membantu seseorang mengusai
komunikasi dengan cara lebih baik, terapi bertujuan untuk memperbaiki ucapan
supaya dapat dipahami oleh orang lain dengan cara menggerakan lidah,
bibir, otot wajah, dan mengucapkan katakata (Wardhana, 2011; Wiwit, 2010).
Terapi AIUEO merupakan terapi untuk membantu seseorang mengusai
komunikasi dengan cara lebih baik. Metode yang digunakan dalam terapi AIUEO
yaitu dengan metode imitasi, di mana setiap pergerakan organ bicara dan suara
yang dihasilkan perawat diikuti oleh pasien (Gunawan, 2008)

B.Tujuan

 Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi baik dari segi


bahasa maupun bicara yang mana melalui rangsangan saraf cranial V, VII,IX, X,
dan XII.
 Meningkatkan kemampuan menelan yang mana melalui rangsangan saraf
cranial V, VII, IX, X, dan XII.

4
C.Manfaat
a. Membantu klien dalam mengunyah dan menelan makanan.
b. Membantu klien dalam koDmunikasi verbal.

D.Indikasi
Latihan vokal diindikasikan untuk penderita stroke yang mengalami gangguan
berbicara atau berkomunikasi, serta melatih kemampuan mengunyah dan menelan
(Farhan & Sulastini, 2018).

5
STANDAR OPERASIONAL (SOP) TERAPI AIUEO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TERAPI AIUEO

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,

Tanggal Terbit Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

01 Februari 2024

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D

1. PENGERTIAN Terapi AIUEO merupakan terapi untuk membantu seseorang


mengusai komunikasi dengan cara lebih baik , terapi bertujuan
untuk memperbaiki ucapan supaya dapat dipahami oleh
orang lain dengan cara menggerakan lidah, bibir, otot
wajah, dan mengucapkan katakata (Wardhana, 2011;
Wiwit, 2010). Terapi AIUEO merupakan terapi untuk
membantu seseorang mengusai komunikasi dengan cara lebih
baik. Metode yang digunakan dalam terapi AIUEO yaitu
dengan metode imitasi, di mana setiap pergerakan organ
bicara dan suara yang dihasilkan perawat diikuti oleh pasien
(Gunawan, 2008)

6
2. TUJUAN 1. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi
baik dari segi
2. bahasa maupun bicara yang mana melalui rangsangan
saraf cranial V, VII, IX, X, dan XII.
3. Meningkatkan kemampuan menelan yang mana melalui
rangsangan saraf cranial V, VII, IX, X, dan XII.

3. KEBIJAKAN Klien dengan penyakit stroke yang mengalami gangguan


bicara atau berkomunikasi

PROSEDUR KERJA

A. PERSIAPAN ALAT

B. FASE ORIENTASI

1. Memberikan salam terapeutik dan


memperkenalkan diri kepada keluarga anak.
2. Menjelaskan prosedur tindakan, tujuan dan
kontrak waktu selama 15 menit dan
memberikan informed consent.
3. Mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan
bahan yang digunakan.
4. Mencuci tangan (6 langkah) sebelum
melakukan tindakan
5. Mengatur lingkungan yang nyaman kepada
anak sebelum dilakukan tindakan

7
C. LANGKAH KERJA

1. Mencuci Tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Menjaga posisi senyaman mungkin dan
berikan lingkungan yang tenang
4. Memulai mengucapkan lambang-lambang
bunyi bahasa sesuai dengan pola- pola standar,
dengan artikulasi organ bicara.
Pengartikulasian bunyi bahasa atau dibentuk
oleh koordinasi tiga unsur, yaitu unsur motoris
(pernafasan), unsur yang bervibrasi
(tenggorokan dengan pita suara), dan unsur
yang beresonansi (rongga penuturan: rongga
hidung. mulut dan dada).
5. Pasien dituntut memperhatikan gerak dan
posisi organ bicara. sehingga pasien mampu
mengendalikan pergerakan organ bicara untuk
membentuk atau memproduksi bicara yang
benar. Dalam sistem fonem bahasa Indonesin,
vokal terdiri dari A, Ι. U. E dan O, dengan
menggerakkan lidah, bibir, otot wajah, dan
mengucapkan kata-kata

D. TAHAP TERMINASI

1. Mengucapkan terima kasih atas peran serta


anak dan mengucapkan salam penutup.
2. Merapihkan alat dan bahan yang digunakan.
3. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
4. Mendokumentasikan hasil tindakan yang sudah
dilakukan

8
E. DOKUMENTASI

1. Menuliskan hari, tanggal dan jam pelaksanaan


di catatan harian pasien
2. Menuliskan Data Objektif dan data Objektif
hasil pemeriksaan
3. Menuliskan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan
4. Respon pasien setelah dilakukan tindakan (Data
objektif dan Data subjektif)
5. Nama dan tanda tangan perawat

F. NILAI-NILAI RELIGIUS DAN

KEBUDILUHURAN

1. Menghargai keberagaman agama


2. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan
nilainilai sesuai dengan agama pasien
3. Menunjukan sikap empathy
4. Menunjukan sikap ramah dan peduli
5. Menunjukan sikap sabar
6. Menunjukan sikap teliti dalam melakukan
kegiatan
7. Menunjukan sikap hati-hati dalam
melakukan Tindakan
8. Menunjukan perilaku professional
9. Menunjukan sikap tidak melipat kaki dan
tangan ketika sedang berkomunikasi
10. Berpakaian rapih dan bersih

4. UNIT TERKAIT

9
DAFTAR PUSTAKA

Prihatin, L. W. (2017). Perbedaan Efektivitas Terapi AIUEO dan Melodic


Intonation Therapy (MIT) terhadap Waktu Kemampuan Bicara pada
Pasien Stroke dengan Afasia Motorik di Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang. . Karya Ilmiah.
Nur, Z ,A (2022). Analisis Penerapan Terapi AIUEO Terhadap Kemampuan
Bicara Pasca Syok .Jurnal Keperawatan

10
11

Anda mungkin juga menyukai