Pemisahan Penyambungan
Dosen :
Wildan Alwi, M.Pd.
Disusun Oleh:
Imam Firdaus Wahid (2386208038)
M. Andika Saputra (2386208049)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Jakarta, Januari 202
BAB I
PENDAHULUAN
Al-quran merupakan kitab suci umat Islam yang disampaikan malaikat Jibril
kepada nabi Muhammad Saw. Untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia, cara
membaca dan penulisan lafadz-lafadz al-Quran mempunyai ilmu tersendiri, ilmu tentang
penulisan lafadz-lafadz alquran yang disebut dengan Ilmu Rasm.
Ilmu Rasm adalah ilmu yang memuat beberapa kaidah penulisan kalimat-kalimat
Al-Quran dan hurufnya sesuai ketentuan yang telah disepakati oleh Khalifah Utsman.
Kaidah yang menjadi cangkupan dalam rasm antara lain: penghapusan (hadzf),
Penambahan(ziyadah), aturan hamzah, aturan pemisaham dan penyambungan tulisan,dan
Lain sebagainya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai tentang kaidah
pemisahan dan penyambungan tulisan dalam rasm semoga dapat memberikan wawasan
Sekaligus manfaat bagi pembaca khususnya.
2. RUMUSAN MAKALAH
1. Bagaimana kaidah pemisahan rasm utsmani?
2. Bagaimana kaidah penyambungan rasm utsmani?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam tulisan dalam rasm Utsmani (tulisan Arab tradisional), terdapat aturan-aturan tertentu
untuk pemisahan dan penyambungan tulisan. Aturan ini penting untuk menjaga
kesinambungan dan keindahan tulisan Arab.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar dalam pemisahan dan penyambungan tulisan dalam
rasm Utsmani:
1. Pemisahan Huruf: Dalam tulisan Arab, beberapa huruf memiliki bentuk yang berbeda
tergantung pada posisi huruf tersebut dalam kata. Misalnya, huruf "ba" memiliki bentuk yang
berbeda ketika berada di awal kata, di tengah kata, atau di akhir kata. Pemisahan huruf harus
diperhatikan dengan memperhatikan bentuk yang tepat untuk setiap posisi huruf.
2. Penyambungan Huruf: Beberapa huruf dalam tulisan Arab dapat disambungkan dengan
huruf-huruf sebelumnya atau sesudahnya. Misalnya, huruf "lam" dapat disambungkan dengan
huruf sebelumnya dan huruf "ta" dapat disambungkan dengan huruf sesudahnya.
Penyambungan huruf ini membantu menjaga kesinambungan dan keindahan tulisan.
4. Penyambungan Ayat: Dalam tulisan Al-Quran, ayat-ayat biasanya disambungkan satu sama
lain tanpa ada pemisahan antara ayat-ayat tersebut. Ini membantu menjaga kesinambungan
dan keindahan dalam membaca Al-Quran.
Penting untuk dicatat bahwa pemisahan dan penyambungan tulisan dalam rasm Utsmani
dapat bervariasi tergantung pada gaya penulisan dan konteks penggunaannya. Aturan-aturan
ini dapat dipelajari lebih lanjut melalui studi dan praktik dalam ilmu tulis Arab.
1. Pemisahan
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa kata yang ditulis secara terpisah, meskipun menggunakan
rasm Utsmani. Pemisahan kata ini dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dalam
kaidah rasm Utsmani. Berikut adalah beberapa contoh kata yang ditulis secara terpisah
menurut kaidah rasm utsmani seluruhnya berjumlah 17 banyak macam kata yaitu:
لAA ك، ابن أم،و م همAA ي،اAA حيث م، فمال، الت حين، أّن ما أم من، إن لم، أن لم، اْن ما، عن ما، عن من، اّن ما، من ما،أن ال
فى ما،ما.
Masing-masing kata-kata tersebut akan diuraikan satu persaru sebagai berikut:
Sedangkan satu tempat yang diperselisihkan terdapat pada ayat: Al Anbiya’ (21) : 87
Selain dari yang 11 tempat tersebut, kata “ ”أن الditulis dengan ) أالbersambung atau mausul),
seperri contoh di dalam surat An Najm (53) : 38.
Kata منyang di tulis terpisah dengan. (من ما) ماterdapat pada 3 tempat,satu tempat di sepakati
dan dua tempat terdapat iktilaf.
Tapi asy-syaikhani lebih menguatkan kepada wasal ( (إّن ماpada poin ke dua.selain dari yang
dua tersebut diatas di tulis bersambung( ( إّنماseperti:(az-zariyat:5)
Penulisan عنdi tulis terpisah dengan (من )عن منhanya terdapat pada dua tempat saja dalam
Al Qur'an, yaitu:(An-Nur:43)(An-Najm:29)
Kata عنyang di tulis terpisah dengan ( ما )عن ماterdapat pada satu tempat saja, yaitu pada :(al-
a'raf:165)
Selain dari yang satu tersebut di tulis dengan bersambung ( (عيماseperti:(Ali Imron:99)
7.kata إنyang di tulis terpisah dengan ( لم )إن لمterdapat pada satu tempat saja yaitu pada ayat :
(ara'd:40)
Kata-kata yang ditulis bersambung, seluruhnya berjumlah 17 kata, baik yang disepakati
maupun yang diperselisihkan. Selain dari yang 17 kata tersebut ahli rasm sepakat ditulis
terpisah (maqtu’).
يبنؤم، كالوهم، وزنوهم، مم، كأنما، مهما، ويكأن، اّلن، ربما، ممن، فيم، أّم ا، نعما، عّم، كيال، بئسما،اينما
Berikut ini akan diuraikan secara rinci satu persatu dari kata-kata tersebut diatas
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyambungan: Dalam rasm Utsmani, terdapat kata-kata yang ditulis secara tersambung
atau digabungkan. Hal ini terjadi ketika huruf-huruf dalam kata saling berhubungan dan tidak
ada pemisahan antara huruf-huruf tersebut. Contoh kata-kata yang ditulis secara tersambung
adalah "( "بسم هللاBismillah) dan "( "رسول هللاRasulullah).
2. Pemisahan: Di sisi lain, terdapat juga kata-kata yang ditulis secara terpisah dalam rasm
Utsmani. Pemisahan ini terjadi ketika huruf-huruf dalam kata dipisahkan dengan jelas dan
ada spasi antara huruf-huruf tersebut. Contoh kata-kata yang ditulis secara terpisah adalah "
( "ِبْس ِمBismi) dan "( "ِهَّللاAllahi).
Kedua prinsip ini, penyambungan dan pemisahan, digunakan dalam penulisan Al-Quran
untuk menjaga konsistensi dan keindahan dalam tulisan Arab. Pemahaman dan penerapan
kaidah rasm Utsmani ini penting dalam mempelajari dan memahami Al-Quran dengan benar.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang penyambungan dan pemisahan dalam rasm
Utsmani dapat diperoleh melalui studi dan penelitian lebih lanjut serta dengan bimbingan dari
para ahli Al-Quran dan ilmu tulis Arab.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, ternyata masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang Budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang Budiman pada umumnya.