Anda di halaman 1dari 9

MEMUTUS DAN MENYAMBUNG TULISAN (al-fasl wal-wasl)

DALAM RASM UTSMANI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata kuliah: Ilmu Rasm

Dosen Pengampu: Muhammad Makmun, M.Hum.

Disusun oleh:

Ivo Nur Fauziah (1704026084)

Uswatun Chasanah (1704026085)

Adelia Fitri C (1704026086)

ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-quran meupakan kitab suci umat Islam yang disampaikan malaikat Jibril
kepada nabi Muhammad Saw. Untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia, cara
membaca dan penulisan lafadz-lafadz al-Quran mempunyai ilmu tersendiri, ilmu tentang
cara membaca al-Quran disebut dengan ilmu qiraat kemudian ilmu tentang penulisan
lafadz-lafadz alquran yang disebut dengan Ilmu Rasm.
Ilmu Rasm adalah ilmu yang memuat beberapa kaidah penulisan kalimat-kalimat
al-Quran dan hurufnya sesuai ketentuan yang telah disepakati oleh khalifah Utsman.
Kaidah yang menjadi cangkupan dalam rasm antara lain: penghapusan (hadzf),
penambahan(ziyadah), aturan hamzah, aturan pemisahan dan penyambungan tulisan,dan
lain sebagainnya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai tentang kaidah
pemisahan dan penyambungan tulisan dalam rasm semoga dapat memberikan wawasan
sekaligus manfaat bagi pembaca khususnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kaidah pemisahan rasm utsmani?

2. Bagaimana kaidah penyambungan rasm utsmani?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemisahan dan Penyambungan Tulisan dalam Rasm Utsmani


Untuk mendeskripsikan secara mudah gambaran umum tentang ilmu Rasm
Usmani-mengingat kaidah-kaidah dalam ilmu Rasm Usmani cukup banyak dan terkadang
ada yang tidak terkaidahkan-berikut akan diuraikan beberapa kaidahnya secara umum
dan singkat, yang akan dikomparasikan dengan rasm imla' (pola tulisan Arab
konvensional) dan Mushaf Al-Qur'an Standar Usmani Indonesia.
Washl berarti menyambung, disini washl dimaksudkan metode penyambungkan
kata yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu seperti antara lain:
1. Bila an dengan harakat fatha pada hamzanya disusun dengan la, maka
penulisannya bersambung dengan menghilangkan huruf nun, tidak ditulis.
2. Min yang disusun dengan man ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf
nun sehingga menjadi mimman, bukan min man.1
Dalam Rasm Utsmani, kaidah memisah dan menyambungkan tulisan pada
umumnya menyangkut bentuk-bentuk kalimat kata sambung seperti alla, ‘amman, fima,
dan lain-lain. Aturan pemisahan (fashl) dan penyambungan (washl) di dalam tulisan,
aturan badal yang terdiri dari beberapa macam aturan yaitu:

1. Gambar alif ditulis dengan wawu untuk menunjukkan keagungan (altafkhim),


terkadang sebagian lafadz dirtulis secara bersambung dan terkadang ditulis secara
berpisah, dan sebagian lagi ditulis dalam satu keadaan tertentu.
2. Penyambungan kata ‫ ان‬dengan fathah hamzahnya dismbungkan(washl) dengan ‫ ال‬,
bila jatuh sesudahnya seperti lafadz ‫وا‬BB‫ االتقول‬dalam surat al araf . dan kaidah ini
dikecualikan sepuluh tempat , antara lain kata B‫ تعبدواالان‬dalam surat huud dan yasin,
kata ‫ اللهعليواتعول الوان‬dalam surat ad Dukhaan.

1
Djamilah Usup, Ilmu Rasm Alquran, vol.5No.1(2016) (IAIN Manado:2016)hlm.8.
3. Penyambungan kata ‫مما‬, kecuali di dalam ungkapan ‫من مما ملكت ايمانك‬dalam surat an-
Nisa dan ar-Rum, ungkapan ‫ رزقنكممامن‬dalam surat almunafiqun, penyambungan
kata ‫ ممن‬secara mutlak .
4. Penyambungan kata ‫عما‬, kecuali dalam ‫عنهنهو ما عن‬.
5. Penyambungan kata ‫ عمن‬kecuali dalam firmanNya ‫ من يشاء عن ويصرفه‬dalam surat an-
Nur, dan firman-Nya ‫ عن من تولي‬dalam surat an-Najm.
6. Penyambungan kata ‫ كلما‬kecuali firman-Nya ‫ كل مارادالي‬dan firman-Nya ‫من كل مسلمتهو ه‬
7. Penyambungan kata ‫امن‬, kecuali dalam firman-Nya ‫ امن يكون عليهم وكيال‬dalam surat an-
Nisa, dan penyambungan kata ‫ اما‬dengan harakat kasrah pada huruf hamzah dan
syiddah, kecuali dalam ungkapan ‫ ومانرينك‬dalam surat ar-Radu.
8. Penyambungan kata ‫انما‬dengan harakat fathah pada huruf hamzah secara mutlak.2

B. Pemisahan dan penyambungan

Pemisahan adalah penulisan suatu kata dipisahkan dengan kata sesuadahnya. Dan yang
dimaksud dengan penyambungan adalah penulisan suatu kata bersambung atau penyatu dengan
kata sesudahnya.

A. Pemisahan
Kata-kata yang ditulis secara terpisah dalam Al-Qur’an menurut kaidah rasm utsmani,
seluruhnya berjumlah sebanyak 17 macam kata, yaitu;
‫ كل‬,‫ ابن ام‬,‫ يوم هم‬,‫ حيث ما‬,‫ فمال‬,‫ الت حين‬,‫ ام من‬,‫ أنّما‬,‫ إن لم‬,‫ أن لم‬,‫إن ما‬
ْ ,‫ عن ما‬,‫ عن من‬,‫إن ما‬
ّ ,‫ من ما‬,‫أن ال‬
‫ فى ما‬,‫ما‬.
Berikut ini akan diuraikan secara rinci stu persatu dari kata-kata tersebut diatas.
Masing-masing kata tersebut diuraikan satu persatu sebagai berikut:
1. penulisan kata; ‫أن ال‬
kata ‫ أن‬yang ditulis secara terpisah dengan )‫ ال (أن ال‬dalam Al-Qur’an terdapat
pada 11 tempat: 10 tempat yang disepakati (ittifaq) oleh ulama rasm dan satu
tempat terjadi ikhtilaf (disebagian mushaf ditulis secara terpisah dan disebagian
yang lain ditulis secara bersambung).
Ke 10 tempat yang disepakati itu terdapat pada ayat:

2
Dikutip dari http:www.google.com/amp/s/dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/rasm-utsmani-dan-sejaran-
mushaf-utsmani/amp/ pada 27 November pukul 13.00.
1) (Al-A’raf:105)
2) (Al-A’raf: 169)
3) (Hud: 14)
4) (Hud: 26)
5) (At-Taubah: 118)
6) (Al-Hajj: 26)
7) (Yasin: 60)
8) (Ad-Dukhan: 19)
9) (Al-Qalam: 24)
10) (Al-Muthmainah: 12)

Sedangkan satu tempat yang diperselisihkan terdapat pada ayat: (Al-Anbiya’:


87)

Selain dengan 11 tempat tersebut, kata ‫ أن ال‬ditulis dengan ‫( أال‬bersambung atau


maushul), contoh: (An-Najm: 38)
2. penulisan Pemisahan kata: ‫من ما‬
kata ‫ من‬yang ditulis terpisah dengan )‫ ما (من ما‬terdapat pada 3 tempat, satu tempat
disepakati dan dua tempat terdapat iktilaf.
Satu tempat yang disepakati itu terdapat pada ayat: (An-Nisa:25).
Sedangkat dua tempat yang ikhtilaf terdapat pada ayat: (Ar-Rum:28) (Al-
Munafiqun:10)
Selain dari yang 3 tempat tersebut ditulis bersambung (‫)مما‬, seperti: (Al-
Baqarah:30)
ّ
3. penulisan Pemisahan kata: ‫إن ما‬
ّ ditulis terpisah dengan )‫(إن ما‬
kata ‫إن‬ ّ ‫ ما‬terdapat pada dua tempat saja, yaitu
disepakati dan yang satu lagi terdapat ikhtilaf. Keduanya secara berurut terdapat
pada surat (Al-An’am:134) (An-Nahl: 95)
tapi Asy-Syaikhani lebih menguatkan kepada wasal ‫ إنّما‬pada poin kedua. Selain
dari yang dua tersebut diatas ditulis bersambung ‫إنّما‬, seperti: (Az-Zariyat:5).
4. penulisan Pemisahan kata: ‫عن من‬
penulisan ‫ عن‬ditulis terpisah dengan )‫ من (عن من‬hanya terdapat pada dua tempat
saja dalam Al-Qur’an, yaitu: (An-Nur:43) (An-Najm: 29)
5. penulisan Pemisahan kata: ‫عن ما‬
kata‫ عن‬yang ditulis terpisah dengan )‫ ما (عن ما‬terdapat pada satu tempat saja,
yaitu pada: (Al-A’raf: 165)
selain dari yang satu tersebut ditulis dengan bersambung ‫ عما‬seperti: (Ali ‘Imron:
99)
ْ
6. penulisan Pemisahan kata: ‫إن ما‬
ْ yang ditulis terpisah dengan )‫(إن ما‬
7. kata ‫إن‬ ْ ‫ ما‬terdapat pada satu tempat saja yaitu
pada ayat: (Ara’d: 40)
8. penulisan Pemisahan kata: ‫أن لم‬
9. penulisan Pemisahan kata: ‫إن لم‬
10. penulisan Pemisahan kata: ‫أنّما‬
11. penulisan Pemisahan kata: ‫ام من‬
12. penulisan Pemisahan kata: ‫الت حين‬
13. penulisan Pemisahan kata: , ‫فمال‬
14. penulisan Pemisahan kata: ‫حيث ما‬
15. penulisan Pemisahan kata: ‫يوم هم‬
16. penulisan Pemisahan kata: ‫ابن ام‬
17. penulisan Pemisahan kata: ‫كل ما‬
18. penulisan Pemisahan kata: ‫فى ما‬
B. penyambungan
kata-kata yang ditulis bersambung, seluruhnya berjumblah 17 kata, baik yang disepakati
maupun yang diperselisihkan. Selain dari yang 17 tersebut ahli rasm sepakat ditulis
terpisah (maqtu’).
Ke 17 kata tersebut adalah sebagai berikut:
‫ يبنؤ ّم‬,‫ كالوهم‬,‫ وزنوهم‬,‫ م ّم‬,‫ كأنما‬,‫ مهما‬,‫ ويكأن‬,‫ الّن‬,‫ ربما‬,‫ ممن‬,‫ فيم‬,‫ ا ّما‬,‫ نعم‬,‫ ع ّم‬,‫ كيال‬,‫ بئسما‬,‫اينما‬.
Berikut ini akan diuraikan secara rinci stu persatu dari kata-kata tersebut diatas.
Masing-masing kata tersebut diuraikan satu persatu sebagai berikut:

1. Penulisan kata: ‫اينما‬


2. Penulisan kata: ‫بئسما‬
3. Penulisan kata: ‫كيال‬
4. Penulisan kata: ‫ع ّم‬
5. Penulisan kata: ‫نعم‬
6. penulisan kata: ‫ا ّما‬
7. penulisan kata: ‫فيم‬
8. penulisan kata: ‫ممن‬
9. penulisan kata: ‫ربما‬
10. penulisan kata: ‫الّن‬
11. penulisan kata: ‫ويكأن‬
12. penulisan kata: ‫مهما‬
13. penulisan kata: ‫كأنما‬
14. penulisan kata: ‫م ّم‬
15. penulisan kata: ‫وزنوهم‬
16. penulisan kata: ‫كالوهم‬
17. penulisan kata: ‫يبنؤ ّم‬
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rasm al-Quran adalah tatacara
penulisan Alquran yang biasa disebut dengan rasm utsmani. Status hukum rasm masih
diperselisihkan dalam dalam tiga hal: apakah tauqifi,bukan tauqifi atau istilahi. Rasm
utsmani memiliki fungsi yang sangat besar untuk menyatukan Islam, dan pada awalnya
rasm Utsmani tidak memiliki tanda baca yang kemudian ditambahi dan disempurnakan.
Termasuk didalamnya dalam aturan pemisahan dan penyambungan tulisan dalam rasm
(al-fasl wal fasl).
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Zaenal Arifin, Mengenal Rasm Usmani Sejarah, Kaidah, dan Hukum Penulisan Al-Qur'an
dengan Rasm Usmani, (Suhuf, Vol. 5, No. 1, 2012)

Djamilah Usup, Ilmu Rasm Alquran, vol.5No.1(2016) (IAIN Manado:2016)

http:www.google.com/amp/s/dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/rasm-utsmani-dan-sejaran-
mushaf-utsmani/amp/

Anda mungkin juga menyukai