Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Di Tiro

OLEH

NAMA : FIRIATUN NIZA


NISN : 0061219907
KELAS : XI FARMASI A
JURUSAN : FARMASI

SMK LILAWANGSA SIGLI


JLN. LINGKAR KEUNIREE SIGLI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanniirahim

Alhamdulillah, dengan mengucapkan rasa puji dan syukur kepada Allah SWT,
penulis telah dapat melaksanakan proses belajar di SMK Lilawangsa Sigli, yang
mengacu pada program Pendidikan Sistem Ganda. PSG adalah salah satu pelaksanaan
praktek kerja lapangan yang dilaksanakan pada instansi Kesehatan yang relevan
dengan jurusan penulis.

Pedoman pelaksanaan kerja lapangan bagi Pembimbing Sekolah, Pembimbing


DU/DI dan Siswa berpedoman pada buku petunjuk yang ada disekolah, supaya
langkah yang sama bagi pembimbing baik di lapangan maupun disekolah untuk
mencapai keberhasilan bagi penulis sebagai salah seorang siswa SMK Lilawangsa
Sigli.

Dengan terlaksana Praktek kerja lapangan penulis telah mendapat bimbingan /


pembinaan demi tercapainya perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan bagi penulis
mengapai masa depan, terima kasih kepada pembimbing sekolah juga pembimbing
Instansi dan untuk semua pihak yang telah memberikan sumbang pikiran dan tenaga.
Semoga Allah SWT membalas dengan setimpal. Amin…………

Penulis

FITRIATUN NIZA
PENGESAHAN SEKOLAH
JURNAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PRAKERIN)
DI
Rumah Sakit Tgk.Chik Ditiro Sigli

NAMA : Fitriatun Niza


NISN : 0061219907
KELAS : XI Farmasi A

Sigli, ,2023
PENULIS PEMBIMBING INSTANSI

(Fitriatun Niza) (………………)


NISN: 0061219907

MENGETAHUI / MENYETUJUI

KEPALA SEKOLAH KETUA PRAKERIN

Zulya Daini, S.Pd. I,M.Ed.Adv(TESOL) Rizki Farahna, S.Pd.I


Nip.19830507 200804 1 001 Nip.
DAFTAR ALAT DAN BAHAN

Hari / Tanggal Kegiatan Alat Bahan Ket

1 2 3 4 5

Jum,at 17 Feb 2023 Membungkus - Kertas Pelkamen


Obat

Rabu 1 Maret 2023 Mengisi Kapsul - Kapsul

Senin 6 Maret 2023 -Mengisi obat ke Lumpang Kapsul


dalam kapsul

-Membuat Salep
Campur - Wadah Salep

- Miconazok
NN N
nitrate,ketoconazole

-Mometasone

-Deksometasol

-Getamisin

Rabu 8 Maret 2023 Mengisi obat - Para setamol


kedalam kapsul

Senin 13 Maret 2023 Membelender obat - Para setamol


kapsul

Keterangan :

1. Diisi setiap kegiatan oleh siswa yang bersangkutan


Dan didaftar oleh pembimbing Instansi
2. Format diperbanyak sesuai dengan kebutuhan

Sigli, 2023
Pembimbing Instansi

(……………………………..)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak setiap warga negara Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, dan yang dimaksud dengan
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Undang-Undang No. 36 Tahun 2009). Salah satu sarana penunjang kesehatan yang
berperan dalam mewujudkan peningkatan kesehatan bagi masyarakat adalah Rumah
Sakit.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit (Permenkes 3/2020), rumah sakit diartikan sebagai
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan
peralatannya
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan.
Menurut Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
menyatakan pelayanan kefarmasian yang diselenggarakan di rumah sakit haruslah
mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat. Kegiatan
yang dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit meliputi pengelolaan pembekalan
farrmasi dan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.
Peraturan menteri kesehatan RI nomor 72 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi pengelolaan sediaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP), pelayanan farmasi klinik, serta pengawasan obat dan BMHP. Pengelolaan
perbekalan farmasi meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, pengendalian dan administrasi.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi maka
diperlukan Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang handal dalam
bidangnya. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucap sumpah jabatan Apoteker. Sedangkan Tenaga Teknis Kefarmasian
adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian,
yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan upaya peningkatan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan bagi calon Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Salah satu
diantaranya yaitu Praktek Kerja Lapangan (PKL).Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yaitu adanya praktek atau terjun langsung ke dunia kerja yang merupakan pelajaran
berkehidupan bermasyarakat di Akademi Farmasi yang bertujuan untuk
menghasilkan Tenaga Farmasi yang terampil, terlatih, dan mampu mengembangkan
diri dengan baik sebagai Tenaga Kesehatan yang professional. Kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Tgk Chik Ditiro merupakan kegiatan
pelatihan bagi siswa/i jurusan Farmasi untuk menerapkan ilmu yang telah didapat dan
memberi pengalaman bagi siswa/i itu sendiri. Sebagai tenaga kesehatan profesional,
maka calon Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) perlu memahami dan mengenal
peranan Tenaga Teknis Kefarmasian di Rumah Sakit, khususnya pada Instalasi
Farmasi. Hal ini penting sebagai bekal bagi lulusan Farmasi.
Instalasi farmasi merupakan bagian penting di sektor rumah sakit. Rumah
sakit akan kesulitan melakukan kegiatan bila di rumah sakit tersebut tidak tersedia
obat. Instalasi farmasi mempunyai pengaruh besar terhadap rumah sakit dan berbagai
organisasi pelayanan kesehatan.

1.2. Tujuan
1. Mampu melakukan pengelolaan perbekalan farmasi
2. Mampu melakukan pelayanan resep
3. Mampu melaksanakan peracikan obat
4. Mampu mengenali sistem pelayanan kefarmasian di tempat praktek
5. Mampu bersikap profesional di bidang peminatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tempat Praktek


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pada Tahun 2012 juga RSUD Kabupaten Pidie telah terakreditasi oleh Tim
Akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS SERT/841/VI/2012)
Kementerian Kesehatan RI untuk 5 pelayanan, meliputi: Pelayanan Medis, Pelayanan
Keperawatan, Pelayanan IGD, Pelayanan Rujukan dan Rekam Medik dan Pelayanan
Administrasi dan Manajemen. Saat ini RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli merupakan satu-
satunya rumah sakit yang terakreditasi di Kabupaten Pidie.

Rumah sakit umum daerah Tgk Chik Ditiro menyediakan beberapa ruang
yaitu:

Ruang saraf, ruang penyakit dalam pria,ruang penyakit dalam wanita, ruang
bedah ruang kb, ruang peri, ruang anak, ruang gizi, ruang fisioterapi, ruang
radiologi, ruang poli saraf, poli mata, poli anak, poli bedah, poli penyakit dalam, poli
kia, IGD laboratorium dan ruang ICU.

Sebelum Tahun 1980/1981 RSU Sigli merupakan peninggalan Kolonial


belanda ANNO 1916 yang berlokasi di Desa Benteng Kecamatan Kota Sigli.

1. Tahun 1981/1982 RSU SIGLI dibangun di Desa Lampeudeu Baroh dan


difungsikan pada bulan februari 1986 dengan tipe D.
2. Tahun 1993 Keputusan Menkes R.I. No.009.A/Menkes/SK/I/1993 RSU-
SIGLI berubah status menjadi rumah sakit tipe C.
3. Tahun 2002 struktur organisasi RSU Sigli berubah menjadi BPK RSU SIGLI.
4. Tahun 2007 BPK RSU Sigli berubah menjadi RSUD Kabupaten Pidie.
5. Tahun 2012 RSUD Kabupaten Pidie menjadi BLUD
6. Tahun 2012 Memperoleh Sertifikat Akreditasi Pelayanan 5 Dasar
7. Tahun 2013 Terjadi perubahan nama menjadi RSUD TGK CHIK DITIRO
SIGLI.
8. Tahun 2013 Juara 2 RS Sayang Ibu se Provinsi Aceh.
9. Tahun 2014 penetapan menjadi RS Kelas B.
10. Tahun 2015 Penetapan Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas B
Sejarah Perubahan Nama Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro dari
tahun ke tahun BPK RSU Sigli, Tahun 2002 tanggal 20 Agustus 2002 maka Struktur
Organisasi dan tata kerja RSU Sigli berubah menjadi Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Sigli (BPK RSU Sigli.
RSUD Kabupaten Pidie, Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah,
telah terjadi penggabungan maupun perampingan SKPD menyebabkan perubahan
organisasi dan tata kerja, kemudian BPK RSU Sigli berubah nama menjadi RSUD
Kabupaten Pidie.
BLUD RSUD Kabupaten Pidie, Tahun 2012 tanggal 17 Oktober Tahun 2012
tentang penetapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah maka
RSUD Kabupaten Pidie secara resmi telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

BLUD RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, Tahun 2016 tentang tugas pokok dan
fungsi jabatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli Kabupaten
Pidie terdiri dari satu orang Direktur, Dua orang Wakil Direktur, Tiga orang Kepala
Bagian, Tiga Orang Kepala Bidang, Sembilan orang Kepala Sub. Bagian, dan enam
orang Kepala Seksi.

2.2 Sistem Pelayanan Kefarmasian Di Tempat Praktek Berdasarkan Permenkes


Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Permenkes 34 tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik
ini memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian; menjamin
perlindungan dan kepastian hukum bagi Tenaga Kefarmasian dan tenaga kesehatan
lainnya; dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yangtidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yangberorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang bermutu danterjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk
pelayananfarmasi klinik.
Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntutuntuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasiandari orientasi produk
menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensiApoteker perlu ditingkatkan secara
terus menerus agar perubahanparadigma tersebut dapat diimplementasikan.
Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian, para Apoteker
Indonesia dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah dinegara
sendiri.Perkembangan di atas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan
bagi Apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan
Pelayanan Kefarmasiansecara komprehensif dan simultan baik yang bersifat
manajerial maupun farmasi klinik.
Strategi optimalisasi harus ditegakkan dengan cara memanfaatkan Sistem
Informasi Rumah Sakit secara maksimal padafungsi manajemen kefarmasian,
sehingga diharapkan dengan model ini akan terjadi efisiensi tenaga dan waktu.
Efisiensi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk melaksanakan fungsi
pelayanan farmasi klinik secara intensif.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
2. Pelayanan farmasi klinik.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. Pemilihan ; pemilihan merupakan kegiatan untuk menetapkan jenis
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan
b. Perencanaan kebutuhan; perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan
untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteriat tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu,dan efisien
c. Pengadaan ; pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan
d. Penerimaan ; penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,mutu, waktu penyerahan dan
harga yang tertera dalam kontrak/surat pesanan
e. Penyimpanan ; penyimpanan setelah barang diterima di instalasi
farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan
pendistribusian
f. Pendistribusian ; Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan
dalam rangka menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayanan dengan menjamin mutu, stabilitas dan
ketepatan waktu
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi:

1) pengkajian dan pelayanan Resep


2) penelusuran riwayat penggunaan Obat
3) rekonsiliasi Obat
4) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5) konseling
6) visite
7) Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10) dispensing sediaan steril dan
11) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah LP

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian
yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur
operasional.

Sumber daya kefarmasian sebagai mana dimaksud pada ayat (1)


meliputi:

a. sumber daya manusia; dan


b. sarana dan peralatan.

Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus menjamin


ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
BAB IV
PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro (RSUD) adalah institusi
pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang terletak pada Jalan
professor A.majid Ibrahim, tijue, kecamatan Pidie, kabupaten pidie. Pelayanan yang
diberikan rumah sakit ini dituntut untuk selalu melakukan perubahan, agar pelayanan
dapat sesuai dengan harapan dan kebutuhan pelanggan yaitu masyarakat.

Di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik di Tiro menyediakan beberapa depo
yaitu:
1. Depo sakura
2. Depo IGD
3. Depo Jasmine
4. Depo lavender
5. Depo tulip dan
6. Depo rawat jalan

Depo sakura adalah salah satu dari beberapa depo di rumah sakit umum
daerah Tgk Chik di Tiro yang melayani pelayanan dari pagi sampai sore dan di depo
sakura obat-obatannya tersusun rapi mulai dari obat antibiotik, vitamin,jantung, hati,
lambung dan nyeri. depo ini juga lengkap dengan alkes, bmhp, cairan, salep dan
sirup,depo sakura juga menyediakan obat narkotika dan psikotropika yang tersusun
dalam lemari dengan double lock dan obat hight alert yang disimpan dalam lemari
dengan diberi label penanda berwarna merah. Di depo sakura juga menyediakan
kulkas untuk penyimpanan insulin, dan injeksi-injeksi lain nya.

Di depo sakura obat disusun menurut golongannya masing-masing dengan


teratur dan tidak tercampur dengan obat OKT dan High alert sehingga mudah pada
saat pengambilan obat.Cara menangani resep dari ruang inap yaitu:

Menulis pengeluaran obat kemudian menulis etiket sesuai yang tertera di resep,
selanjutnya mengambil obat sesuai permintaan di resep kemudian saatnya
pengecekan obat oleh tenaga kefarmasian, setelah semuanya selesai saatnya
menyerahkan obat kepada perawat untuk diberikan kepada pasien ruang inap tersebut.

Sistem pelayanan di depo sakura yaitu menerima resep dari beberapa ruang
seperti ruang inap bedah umum,ruang paru,ruang vk,ruang kebidanan,ruang anak,dan
ruang perinatologi,dari ruang-ruang tersebut diantar resep ke depo sakura,depo sakura
menerima resep lalu menyiapkan obat sesuai permintaan di resep dan diserahkan
kepada perawat yang mengambil obat di depo sakura.

Persyaratan administrasi di depo sakura meliputi:


a. Nama pasien, jenis kelamin,berat badan, dan tinggi badan
b. Nomor izin, alamat dan paraf dokter
c. Tanggal resep, ruangan/unit asal resep

Sistem pelayanan kefarmasian dalam depo sakura meliputi:

a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
b. Pelayanan farmasi klinik
c. pengkajian dan pelayanan resep: melayani resep yang masuk dari ruangan
dan menyiapkan obat sesuai permintaan tertulis oleh dokter dalam resep
d. penulusuran riwayat penggunaan obat: obat yang diberikan dihari
sebelumnya ditulis pada kertas sep berwarna pink.
e. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dalam depo sakura harus
menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang aman, bermutu,bermanfaat,dan terjangkau.
f. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dalam depo sakura dilakukan dengan sistem:
1. Penerimaan : penerimaan obat dari dalam gudang melalui permintaan pada
kertas LPLPO
Depo sakura melakukan amprahan ke gudang instalasi farmasi Setiap
hari Senin,Rabu,dan Jum'at. Sebelum melakukan amprahan petugas di depo
memeriksa ketersediaan obat di depo. Obat yang stoknya tinggal sedikit di
catat sisanya, kemudian mengisi LPLPO (Laporan pemakaian dan lembar
penerimaan obat),lalu diserahkan ke gudang IFRS, untuk disiapkan,
selanjutnya obat/BMHP di antar kembali ke depo.
Depo sakura menerima obat/BMHP dari gudang IFRS untuk di cek
kesesuaian obat/BMHP disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya ( obat yang disimpan dalam kulkas ) dan
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas tetapi,obat disusun secara altebetis
( misalnya Obat antibiotik sama antibiotik dan analgetik sama analgetik )
2. Penyimpanan : sistem penyimpanan obat di depo sakura memakai sistem
FEFO - FIFO dan obat narkotika, psikotropika disimpan dalam lemari
terpisah dengan double lock, dan untuk obat golongan high alert juga
disimpan di lemari terpisah.
Obat hight alert adalah obat yang harus di waspadai karna sering
menyebabkan kesalahan atau kesalahan serius, contohnya:
a. ketamin
b. dobutamine
c. digoxin
d. fargoxin
3. pendistribusian : yaitu obat yang di distribusikan dari dalam depo kepada
perawat lalu diberikan kepada pasien di ruang inap, melalui permintaan
tertulis pada resep dokter

GUDANG
Gudang instalasi farmasi adalah gudang satu-satunya di rumah sakit umum
daerah Tgk Chik Ditiro,Yaitu gudang yang menyimpan semua sediaan farmasi,dan
sistem pelayanan di gudang meliputi:
1. Pemilihan yaitu pemilihan yang stok nya hampir habis
2. Perencanaan kebutuhan yaitu perencanaan pemesanan obat yang stoknya
tinggal sedikit
3. Pengadaan yaitu permintaan pemesanan sediaan farmasi di faktur Penerimaan
yaitu penerimaan obat dari PBF yang dikirim sesuai permintaan pada faktur
4. Penyimpanan yaitu penyimpanan sediaan farmasi dalam gudang memakai
sistem FEFO dan FIFO dan disusun berdasarkan farmakologi
5. Pendistribusian sediaan farmasi yang didistribusikan kedalam depo-depo
sesuai permintaan lembaran LPLPO
Gudang instalasi farmasi menerima amprahan dari depo-depo di setiap
hari Senin,Rabu dan hari Jum'at.Di gudang obat disimpan berdasarkan sistem
FEFO dan FIFO dan disusun berdasarkan farmakologi.

INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN


Instalasi farmasi rawat jalan melayani pelayanan dari pagi sampai sore pada
hari Senin sampai hari Jum'at dan jam pelayanan instalasi farmasi rawat jalan dibagi
menjadi 2 sif yaitu sif pagi dan sif siang.Instalasi farmasi rawat jalan melakukan
amprahan pada hari Senin,Rabu dan Jum'at.
Instalasi farmasi rawat jalan melayani beberapa resep dari beberapa poli seperti
poli mata,poli jantung, poli paru,poli kulit,poli saraf,poli onkologi,poli ortopedi,poli
kandungan,poli tht,poli anak,poli bedah umum,poli gigi,poli penyakit dalam,Ruang
HD.
Pasien yang telah berobat di poli membawa resep ke instalasi farmasi rawat
jalan untuk menyerahkan resep lalu petugas memberi nomor antrian kepada pasien
dan resep diserahkan oleh petugas kepada apoteker untuk menuliskan etiket.
Dan jika ada obat yang kosong maka akan di minta ke depo lain atau apoteker
akan menelpon dokter untuk menanyakannya, apabila obat bisa di ganti maka akan di
ganti dan diberitahukan kepada petugas untuk memberi obat yang telah dikatakan
oleh dokter tersebut, setelah menyiapkan resep obat akan dicek kembali seperti
jumlah obat beserta dosis obat tersebut,setelah pengecekan obat,obat akan dibawa ke
tempat pamanggilan nomor antrian. Setelah pamanggilan nomor antrian,pasien akan
mengambil obat sesuai dengan nomor antrian masing-masing, saat itu pun petugas
akan menanyai nama pasien dan dari poli mana pasien tersebut berobat.Instalasi
farmasi rawat jalan memiliki juga memiliki tempat penggerusannya sendiri.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dalam instalasi farmasi rawat jalan
harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi,alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau.
1. Pengadaan
Depo rawat jalan melakukan amprahan di gudang instalasi farmasi
2. Penerimaan
Penerimaan obat dari dalam gudang sesuai dengan permintaan pada kertas
LPLPO
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat di depo rawat jalan menggunakan sistem FEFO dan FIFO
dan penyimpanan menurut farmakologi
4. Pendistribusian
Obat didistribusikan kepada pasien sesuai dengan permintaan pada resep
dokter dan perawatan kontrol ulang.
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan atau kesan yang saya dapat selama mengikuti praktik di instalasi
obat di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli adalah yang pastinya
sangat menyenangkan dan juga menambah pengalaman saya dan sudah pasti
menambah banyak pengetahuan saya tentang obat-obatan yang selama ini kami
pelajari secara teori . Pada saat praktek kemaren saya dapat melihat langsung jenis
obat-obatannya dan bertemu dengan orang yang baik yang mau berbagi ilmunya
kepada kami semua, di sana saya dapat melihat langsung beberapa jenis obat-obatan
dan jenis obat yang diresepkan dari dokter kepada pasien, sehingga tersimpan dan
menambah ilmu tentang obat-obatan,dan disinilah rasanya pelajaran apoteker/farmasi
itu sangat terasa dan teraplikasi, Insya Allah dapat membekas dalam ingatan saya
tentang kerja keras dan kerja sama serta ilmu yang selama ini diberikan disekolah.

3.3 Saran
Dari hasil selama saya melakukan kegiatan PRAKERIN, saya memberikan saran
agar PRAKERIN dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik kedepannya serta saya
berharap :
Kepada adik-adik yang juga akan melakukan praktek kerja lapangan baik itu
di Rumah Sakit atau di apotek untuk serius dan tekun dalam praktek,jangan malu-
malu untuk bertanya, mampu berkerja sama dengan tim, terlebih kita adalah orang
yang sangat-sangat membutuhkan ilmu sehingga harus pandai dalam mengambil hati
orang-orang yang berilmu.
Dan jangan lupa mencatat beberapa jenis penyakit dan obat-obatan dan juga
resep yang sering kita terima, dan mengingat jenis-jenis obat dan yang pasti harus
rajin ya adik-adik.....
Saran saya juga untuk Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro
diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan Rumah Sakit lebih ditingkatkan
dengan banyak memberi peluang kepada siswa/i SMK untuk Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN).
DAFTAR PUSTAKA

https://bizlaw.co.id/badan-usaha-rumah-sakit/. 24 Maret 2023

https://pafi.or.id. 24 Maret 2023

https://bprs.kemkes.go.id 28 Maret 2023

http://repository.upi.edu. 28 Maret 2023

https://peraturan.bpk.go.id. 31 Maret 2023

https://rsudtcd.pidiekab.go.id/profil/. 31 Maret 2023

https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-34-2021-standar-pelayanan-
kefarmasian-klinik. 31 Maret 2023

https://pkip.home.blog/2019/05/01/rsud-tgk-chik-ditiro-kabupaten-pidie/. 31 Maret
2023

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/105431/Permenkes%20Nomor
%2072%20Tahun%202016.pdf. 06 Mei 2023

https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/8089682/pemerintah-kabupaten-pidie/
instalasi-farmasi. 06 Mei 2023

https://rsudtcd.pidiekab.go.id/profil/. 06 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai