Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENOKOHAN DALAM NOVEL

“JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2”

Disusun oleh :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga hasil
tugas ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Muara rumbai, Februari 2024


BAB I

1. PENGERTIAN NOVEL
Novel timbul sebagai suatu yang menggambarkan tentang kejadian sehari-hari di masyarakat,
meskipun kejadian yang tidak nyata, tetapi itu merupakan sesuatu yang dapat dipahami dengan
prinsip yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam novel itu lebih mentikberatkan kepada
tokoh manusia ( peran ) di dalam karangannya dari pada terjadinya dan secara keseluruhan
mengambil bentuk yang dikatakan dengan ciptaan dunia berdasarkan kepada perbedaaan
individu. Definisi novel dapat dimengerti dari beberapa definisi dan berbagai tokok, seperti:
1.Menurut Virginia Holf ( Lubis, 1960 : 30 )
Novel adalah suatu kronil penghidupan merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu,
pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia.
2.Menurut H.B.Jassin ( pada buku tifa penyair dan daerahnya )
Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian
yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka.

Novel menurut bahasa artinya kabar/pemberitahuan, namun menurut istilah adalah bentuk
prosa yang ringkas isinya, lebih terbatas dari pada roman dan lebih panjang dari pada cerpen,
sedangkan sifat-sifat dan perbuatan pelaku-pelaku dalam noveltidak diuraikan secara panjang
lebar seprti roman.

2. PENGERTIAN PENOKOHAN
Biasanya di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh cerita bisa
satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak peranannya di dalam suatu cerita di sebut tokoh
utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini
merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah
tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. Jadi mengikuti atau menelusuri jalannya cerita
sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui tindakan-tindakannya. Namun
definisi penokohan juga disebutkan oleh beberapa tokoh. Yaitu:

1.Menurut Jones dalam Nurgiyantoro


Penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
( 1998 : 165 ), atau penokohan karakter adalah begaimana cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekannya ( Esten, 1994 ).
2. Menurut Stanton dalam Semi (1984:31)
Yang dimaksud dengan penokohan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dari dua segi. Pertama:
mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita; yang kedua adalah mengacu
kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu yang
bermain dalam suatu cerita.

3.Menurut Sumardjo dan Saini


Melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut:
1. Melalui perbuatanya, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi
situasi kritis.
2. Melalui ucapan-ucapannya.
3. Melalui gambaran fisiknya
4. Melalui keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang ( 1991 : 65-66).
Sudjirman menyebutkan ada dua metode untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu metode
analitik dan metode dramatik. Metode analitik, biasa bisa juga disebut metode peran adalah
pemaparan watak tokoh secara rinci baik ciri fisik maupun psikisnya. Sedang metode dramatik
adalah penggambaran watak tokoh melalui pikiran, ucapan, tingkah laku tokoh, lingkungan
ataupun dari penampilan fisik saja.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan
tokoh/pelaku melalui sfat-sifat dan tingkah laku dalam cerita.
BAB II PEMBAHASAN

1. SINOPSIS

“JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” merupakan sebuah novel setebal 184 halaman
karya penulis ternama Indonesia Umar Kayam. Novel ini menceritakan kisah seorang pemuda
pribumi Indonesia yang belajar menuntut ilmu di Negeri Paman Sam.
Eko pemuda cerdas anak pasangan Harimurti dengan Sulistyanigsih ini mendapatkan
beasiswa dari AFS(American Field Service) untuk belajar di Amerika Serikat dan bahkan
menamatkan Sekolah Menengah Atas di Sunnybrook College di kota Sunnybrook, Connecticut,
AS. Setelah dua tahun sekolah dan menamtkan masa SMAnya di Sunnybrook College, Eko ingin
kembali ke tanah air untuk berbhakti kepada Negara dan orangtuanya di Indonesia . Akan tetapi,
karena terbentur masa lalu ayahnya yang dianggap tidak bersih dari G30S/PKI akhirnya Eko
melanjutkan study nya di Sunnybrook College. Setelah mendapatkan ijazah Sunnybrook College
dengan predikat summa cum laude, Eko langsung diterima di perusahaan penerbutan Asia
Books, sebuah perusahaan penerbitan internasional di New York. Kehidupan Eko di New York
tidak hanya sekedar untuk belajar dan bekerja tetapi ia juga menjalin hubungan dengan
masyarakat New York layaknya di Indonesia. Pada akhir bulan September, musim gugur,
dipinggir sungai kecil di batas kota, ia berkenalan dengan wanita cantik Amerika keturunan
Yahudi bernama Claire Levin. Mereka semakin dari semakin intim layaknya orang berpacaran.
Harimurti dan Sulis orang tua Eko, yang merindukan kedatangan anak semata mayangnya itu.
Tiba-tiba mereka mendapatkan surat dari New York yang berisikan eko meminta restu dari
Bapak-Ibunya untuk meikah dengan gadis Amerika dari keturunan Yahudi. Mereka sempat
terkejut dengan isi surat yang dikirim Eko, karena anak mereka akan menikah dengan gadis
asing keturunan yahudi pula yang tentu saja berlainan agama dengan Eko. Akan teapi dengan
bijaksana dan demi kenyamanan hidup Eko, Hari dan Suli membalas surat Eko dan Merestui
hubungan mereka.
Maka pesta perkawinan Eko dan Claire pun terjadilah. Perkawinan sipil, bukan
perkawinan agama. Claire menggunakan gaun putih yang sederhana namun cukup chic, sedang
Eko, memenuhi pesan ibunya, memakai setelan hitam, tuxedo, berdasi kupu putih, dan berpeci
hitam. Eko mengucapkan surat Al-Fatihah dan surat Ar-Rumm sebagai janji kepada orang
tuanya dan dirinya sendiri. Sedang Alan Bernstein dipilih Eko sebagai walinya. Pernikahan itu
hanya dihadiri hanya kurang lebih lima puluh undangan seperti yang diinginkan keluarga Levin.
Setelah mengadakan pesta yang cukup melelahkan Claire dan Eko mendapatkan kado istimewa
dari Alan Bernstein yang merupakan rekan kerja sekaligus orangtua angkat Eko di New York, Ia
memberikan sebuah surat tugas sekaligus sebagai tiket bulan madu untuk Eko dan Claire ke
Tokyo, Hongkong, Singapura, Kuala Lumpur, dan Jakarta. Mereka sangat senang dan berterima
kasih kepada Alan dan tentu saja kepad Asia Books tempat Eko bekerja.
Mereka pun memulai perjalanan mereka ke Tokyo dilanjutkan ke Hongkong, singapura, Kuala
Lumpur dan di lanjutkan ke Jakarta. Hari, Suli, serta Lantip dan Halimah, paman dan bibi Eko
menjemput kedatangan mereka di bandara Soekarno-Hatta.
Setelah menunggu dua jam karena buruknya cuaca, akhirnya Eko beserta Claire akhirnya
datang, mereka disambut dengan lambaian tangan orang tua dan paman bibi dari kejauhan. Di
dalam benak Suli anaknya nampak beda, ia kelihatan nampak lebih tinggi, lebih putih dan
nampak lebih kurus dan Claire kok nampak bule betul. Mereka pun saling berpelukan dan
bersalaman seraya merayakan kedatangan Eko dan Claire.
Eko dan Claire di jamu oleh orang tua mereka layaknya tamu spesial datang dari jauh.
Mereka dimanjakan dengan masakan asli Indonesia yang begitu beragam, musik gamelan yang
begitu terlatih yang dimainkan oleh Lantip dan Harimurti. Tentu saja hal ini terasa asing oleh
Claire, namun Eko selalu menjelaskan dan juga didukung oleh Suli dan Halimah yang
memberitahu akan ke-khasan masakan Indonesia khususnya jawa dan padang. Mulai pecel, sup
buntut, sambal terasi, sampai masakan padang yang terkenal pedas dan berlemak. Eko dan Claire
juga melakukan bulan madu dengan mengunjungi pusat-pusat kota di Jakarta dan tidak lupa
sowan ke kerabat oangtua mereka. Suatu hari mereka sowan ke rumah pakde Tommi dan bibi
Jannet, sepupu dari Harimurti yang selalu berbeda pendapat dengan Hari akan pemugaran
makam embah kakung-putri Eko. Tommi dan Jannet memang terkenal agak sombong dan suka
pamer kekayaan, namun mereka orang yang baik. Setelah kurang lebih satu bulan setengah
tinggal di Jakarta dan karena masa tugasnya di Asia tenggara telah habis, Eko dan Claire pun
memutuskan untuk kembali ke New York. Mereka di Lepas oleh Hari, Suli, Lantip dan Halimah
di bandara dengan haru. Dalam perjalanannya di pesawat, eko berfikir bahwa ia telah kehilangan
kejawaan, keIndonesiaan serta sadar bahwa telah menempuh jalan menikung dari kerabat
besarnya. Namun hal itu tidak membuatnya sedih dan kecewa telah memiliki istri orang Amerika
keturunanYahudi.

2. PENOKOHAN
Dari cuplikan sinopsis novel “JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” di atas, dapat
diketahui bahwa unsur intrinsic yaitu penokohan begitu terlihat dengan berbagai macam
karakteristiknya. Adapun tokoh yang terdapat dalam novel ini adalah :
1.TOKOH UTAMA
Eko Harimurti
2.TOKOH SAMPINGAN:
Claire Levin
Harimurti ( Ayah Eko )
Sulistianingsih ( Ibu Eko )
Lantip (paman Eko )
Halimah ( Bibi Eko )
Tommi ( Paman Eko )
Jannet ( Istri Tommi )
Sedangkan peranan tokoh yang digambarkan melalui sifatnya dalam novel “JALAN
MENIKUNG PARA PRIYAYI 2” ini adalah :
1.TOKOH PROTAGONIS:
Eko
Harimurti
Sulistianingsih
Lantip
Halimah
Claire
Jannet
2. TOKOH ANTAGONIS:
Tommi

3. ANALISIS PENOKOHAN
I. PROTAGONIS
1. Eko
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Tidak lupa Eko mengirim surat ke Indonesia untuk mendapatkan restu dari
Orang tuanya karena akan menikahi Claire.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Berbakti kepada rakyat dan Negara! Ya. ini janjiku kepada orang tua saya, kepada seluruh
keluarga besar saya.”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Eko mempunyai peran yang protagonis yaitu
tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
2.Claire Levin
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Claire pun tidak dapat tidak selain mencobanya,lauk demi lauk yang ditawarkan Haru dan Suli.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Claire dan Eko akan selalu merindukan Bapak, Ibu, paman Lantip dan bibi halimah. Terima
kasih Atas
semuanya…..”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Claire mempunyai peran yang protagonis yaitu
tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
3.Harimurti
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Dan Harimurti dengan terampilanya memainkan pengantarnya , dan anak-anak mereka
menikmati makananya
dengan manja.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Saya Harimurti, bapaknya Eko. Jadi, bapakmu juga. Dan ini Etek halimah dan pakde Lantip.
Kenalkan saja ya,
Claire.”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Harimurti mempunyai peran yang protagonis
yaitu tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
4.Sulistianingsih
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Suli langsung merangkul anakya dan menciuminya seakan melunaskan nazar yang sudah lama
dikandung.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Claire, kalau kamu sudah mengantuk dan mau segera tidur, tunggu dulu, ya? Biar mbok nem
bereskan tempat
tidur kalian dan pasang obat nyamuk.
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Sulistianingsih mempunyai peran yang protagonis
yaitu tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
5.Lantip
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Tak luput Lantip pun ikut menawarkan makanan khas jawa itu kepada Claire.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Kalau sudah hilang capek kalian, besok-besok kalian ganti main dan makan di rumah kami.”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Lantip mempunyai peran yang protagonis yaitu
tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
6.Halimah
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Sambil menunggu Suli dan Halimah menyiapkan makanan.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Etek nanti masak masakan padang buat Claire. Maukan Claire?”
* Dari cuplikan diatas dapat diketahui bahwa Halimah mempunyai peran yang protagonis yaitu
tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
7.Jannet
a.Melalui penggambaran perilakunya:
Jannet segera menyuruh pelayan untuk menyiapkan itu semua. Mereka segera minum setelah
pelayan datang
membawa minuman.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Ayo Claire, ambilah. Jangan malu-malu. Ini hadiah dari auntie, kok.”

II. ANTAGONIS
1. Tommi
a.Melalui penggambaran oleh tokoh lain:
Eko merah padam menahan geram setelah mendengar ucapan pamannya itu.
b.Melalui cuplikan pembicaraan tokoh :
“Eko sudah berapa tahun di Amerika, kok masih sawo mateng saja kulitmu? Tapi disana kulit
begitu yang paling
laku ya, Ko, Claire? Dan kau, Claire, putih seperti batu pualam, rambutmu hitam kecoklat-
coklatan, hidungmu
mancung meski tidak semancung Yahudi-yahudi kebanyakan. Wah, sempurna betul. Cuantik
Ko Istimu.”
BAB IV
PENUTUP

1 KESIMPULAN
Novel itu suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian
yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Dari
hasil analisis di atas,dapat diketahui novel tersebut dibangun oleh berbagai macam penokohan
yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Secara umum penokohannya dibagi dua macam:
1.TOKOH UTAMA yang diperankan oleh Eko Harimurti, yaitu pemuda pribumi yang mencari
ilmu di Amerika
Serikat.
2.TOKOH SAMPINGAN yang seara garis besar diperankan oleh Lantip(Ayah Eko),
Sulistianingsih(Ibu Eko),
Lantip, Halimah, Claire(istri Eko), Jannet, dan Tommi.

Disini dapat terlihat bahwa dalam novel ini pengarang menampilkan penokohan secara
eksplisit, yaitu dengan cara langsung (menggambarkan bentuk lahir) dan secara tidak langsung
(menunjukkan bagaiman perilakunya).

2 SARAN
Adapun saran yang penulis berikan ialah :
1.Diharapkan para pembaca novel ini dapat lebih mengenal dan mengetahui akan penokohan
yang ada dalam novel
ini.
2.Hendaknya mengambil hikmah dari isi novel ini sebagai salah satu acuan hidup para pemuda
Indonesia untuk
kehidupan masa depan kelak.
3.Hendaknya dapat meneladani sifat tokoh utam Eko dalam kehidupannya.

Dengan adanya pembahasan unsure penokohan dalam novel ini, saya berharap akan ada
analisis lebih lanjut dengan menggunakan unsur-unsur yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai