Anda di halaman 1dari 11

HARI RAYA PURNAMA DAN TILEM

OLEH
KELAS C3

1. I Made Dhiyosa Dharmaditya 202332121273


2. I Nyoman Aditya Trisnaharta 202332121114
3. I Wayan Krisnatha Smara 202332121479
4. I Putu Putra Wirantata 202332121360

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Asung Wara Kertha Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Hari
Raya Purnama dan Tilem ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam membuat makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan dari buku
dan internet. Oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa berkat beliaulah makalah ini dapat tersusun rapi.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca.
Sekian dan Terima Kasih.

Denpasar, 27 September 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
2.1 Hari Raya Purnama ....................................................................................... 3
2.2 Hari Raya Tilem ........................................................................................... 5
BAB III
PENUTUP ..........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................7
3.2 Saran ..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakekatnya semua agama memiliki hari suci atau hari-
hari besarkeagamaan. Setiap umat manusia yang ada di dunia ini, yang
mempunyai kenyakinanakan adnya Sang Pencita, masing-masing
mempunyai hari raya tertentu yangdianggap suci (kramat) dan mulia,
yang tidak dilewatkan begitu saja tanpa disertaidengan suatu upacara dan
upakara, meskipun hanya secara sederhana saja. Demikian pula dengan
agama Hindu banyak sekali memiliki hari-hari suci keagamaan.
Hari-hari istimewa bagi umat Hindu itu dipandang suci, karena padahari-
hari itu umat hindu wajib melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi
Wasa(Tuhan yang Maha kuasa) beserta segala manifestasi Nya. Hari- hari
suci merupakan hari-hari peyogaan Hyang Widhi dengan
segalamanifestasi-Nya. Hari suci atau rerahinan adalah hari yg
diperingati atau di istimewakan berdasarkan kenyakinan bahwa hari itu
mempunyai makna bagi kehidupan seseorangatau masyarakat karena
pengaruhnya dan karna nilai-nilai didalamnya.
Bila peringatan hari suci itu dilakukan secara rutin maka acara itu
disebut rerahinan. Bilakita pelajari acara rerahinan ini maka hari-hari suci
itu ada pada siklus tertentu, danmempunyai hari puncak dimana hari puncak
itu akan kembali kehari permulaan.Hari suci yang dirayakan oleh seluruh
umat disebut hari raya atau rerahinangumi (jagat). Sedangkan hari suci yang
dirayakan oleh kelompok-kelompok tertentudisebut dengan nama odalan
atau piodalan. Piodalan atau pawedalan berasal dari kataWedal yang artinya
lahir. Jadi pawedalan atau piodalan merupakan hari suci untukmemperingati
kelahiran sesuatu (bukan manusia) atau hari jadi suatu Pura
(Karenapiodalan biasanya ditujukan untuk tempat suci).Oleh karena itu
pada hari-hari tersebut merupakan hari-hari yang baik untuk melakukan
Yadnya. Yadnya ini dilakukan oleh umat manusia hal inisebagai

1
penghormatan dan pemujaan terhadap hyang Widhi (Tuhan Maha
Pecipta),atas segala karunia-Nya yang tidak terbatas yang telah
dilimpahkan-Nya dan atassinar suci t-Nya kepada semua kehidupan di dunia
ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Hari Raya Purnama?
2. Apa yang dimaksud dengan Hari Raya Tilem?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Hari Raya Purnama
2. Untuk Mengetahui Hari Raya Tilem

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hari Raya Purnama


Kata Purnama berasal dari kata “purna” yang artinya sempurna.
Purnama dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti bulan yang bundar
atau sempurna (tanggal 14 dan 15 kamariah). Pemujaan dimaksudkan saat
purnama ini ditujukan kehadapan Sanghyang Candra, dan Sanghyang Ketu
sebagai dewa kecemerlangan untuk memohon kesempurnaan dan cahaya suci
dari Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam berbagai wujud Ista Dewata. Biasanya
pada hari suci purnama ini disebutkan umat Hindu menghaturkan Daksina
dan Canang Sari pada setiap pelinggih dan pelangkiranyg ada di setiap rumah.
Pada umumnya di kalangan umat Hindu, sangat meyakini mengenai rasa
kesucian yang tinggi pada hari Purnama, sehingga hari itu disebutkan dengan
kata ”Devasa Ayu”. Oleh karena itu, setiap datangnya hari-hari suci yang
bertepatan dengan hari Purnama maka pelaksanaan upacaranya disebut,
”Nadi”. Tetapi sesungguhnya tidak setiap hari Purnama disebut ayu
tergantung juga dari Patemon dina dalam perhitungan wariga.

Makna Hari Suci Purnama


Hari raya purnama bermakna memohon berkah dan karunia dari ida
sang hayang widhi yang telah menerangi dunia beserta isinya dan kebersihan
lahir dan batin dalam satu ujud keimanan, kebersihan secara manusia secara
lahir dan batin sangatkah oenting, pada badan yang bersih tidak aada noda
kotoran yang melekat, dalam jiwa yang bersih dan baik akan timbul pikiran
yang baik atau bersih yang akan dapat ganjaran yang baik juga.Kebersihan
hati juga adalah satu hal yang pokok dan sangat penting terutama saat
memohon berkah dan anugrah kepada sang pencipta. Pada saat bulan
purnama penuh menurut agama hindu, dewa dan widyadara-widyadari turun
membersihkan dan menyucikan alam semesta beserta isinya. Kebersihan diri
mempunyai peran penting dalam kegidupan untuk mencapai keselarasan,

3
baik itu untuk diri sendiri, orang lain, lingkungan maupun terhadap tuhan.
Dengan kebersihan diri, kita akan diberikan kemudahan kebahagian, maka
kita sebagai umat hindu seendaknya menjaga dan memelihara terutama
kebersihan hati dan pikiran, karena dengan itu semua hindup ini akan terasa
lebih bermakana baik dimata dunia maupun di hadapan tuhan

Tujuan Hari Suci Purnama


Umat hindu meyakini bahwa kelahirannya di dunia ini tidak terlepas
dari pengaruh karma masa lalunya. Sisa-sisa karma dimana hidup terdahulu
disebut dnegan karma wasana. Maka pada saat purnama ini kita juga
hendaknya mengadakan pembersihan secara lahir batin. Karena itu,
disamping bersembahyang mengadakan puja bhakti kehadapan hyang widi
untuk memohon anugrahnya, juga hendaknya mengadakan pembersihan
dengan air atau mandi yang bersih. Menurut pandangan hindu bahawa air
merupakan sarana pembersihan yang amat penting di dalam kehidupan
manusia. Air dismaping merupakan sarana pembersihan, juga sebagai pelebur
kekotoran.

Punama dengan makna khusus


Diantara purnama yang dating setiap sebulan sekali, terdapat beberapa
jenis purnama khusus saat dewa-dewa tertentu bersemayam. Sehingga
permohonan dan persembahan yang dilakukan juga berbeda. Purnama ini
juga dikhususkan pada daerah atau kekumpulan masyarakat tertentu yang
memiliki piodalan bertepatan dengan hari-hari purnama khsus, berikut
meruapakan purnama khusus
1. Purnama sasih kapat atau sasih Kartika
2. Purnama sasih kawulu atau sasih Phalguna
3. Purnama kedasa atau sasih caitara
4. Purnama sasih Desat atau sasih Jiyesta
5. Purnama sasih sadha atau sasih asadha

4
2.2 Hari Raya Tilem
Hari Tilem adalah merupakan Prabhawa dari Sang Hyang Rudra
sebagai perwujudan Sang Hyang Yamadipati (Deva kematian) yang memiliki
kekuatan pralina (Pamuliha maring sangkan Paran). Umat Hindu secara tekun
melaksanakan persembahan dan pemujaan kehadapan Sang Hyang Widhi.
Persembahan hari Tilem dimaksudkan agar umat Hindu yang tekun
melaksanakan persembahan dan pemujaan pada hari Tilem, ketika meninggal
rohnya tidak diberikan jalan yang sesat (neraka), namun sebaliknya agar
diberikan jalan ke swarga loka oleh Sang Hyang Yamadipati (lontar Purwana
Tattwa Wariga). Menurut petunjuk sastra Agama Hindu ”Lontar Purwa
Gama” menuntun umat Hindu agar selalu ingat melaksanakan suci laksana,
khususnya pada hari Purnama dan hari Tilem, untuk mempertahankan serta
meningkatkan kesucian diri, terutama para Wiku, untuk mensejahterakan
alam beserta isinya karena semua mahluk akan kembali ke hadapan yang
Maha Suci, tergantung dari tingkat kesucian masing-masing. Proses
penyucian diri, menurut petunjuk Sastra Agama yang penekannya pada, ”Suci
Laksana”, karena pada pelaksanaannya mengandung makna yang sangat
tinggi, dalam arti pada penekanan tersebut sudah terjadi penyatuan dari
pelaksanaan Catur Yoga, sehingga atas kekuatan dari Catur Yoga tersebut
dapat menyucikan Stula Sarira (badan Kasar), dan Suksma Sarira (badan
halus) dan Antahkarana Sarira (Atma), yang ada pada diri manusia khususnya
umat Hindu.

Makna Hari Suci Tilem


Hari Raya Tilem dirayakan ketika bulan mati, ketika langit gelap tanpa
ada sinar bulan. Ditinjau dari pengetahuan Astronomi Bahwa pada bulan
tilem itu posisi bulan berada diantara Matahari dengan Bumi sehingga
suasana menjadi gelap gulita dimalam hari. Upacara Tilem bermakna sebagai
upacara pemujaan terhadap Dewa Surya, diharapkan semua umat Hindu
melakukan pemujaan dan bersembahyangan dengan rangkaian berupa
upacara yadnya. Umat Hindu meyakini pada saat hari Tilem ini mempunyai
keutamaan dalam menyucikan diri dan berfungsi sebagai pelebur segala

5
kotoran/mala yang terdapat dalam diri manusia, juga karena bertepatan
dengan Dewa Surya beyoga/semedhi memohonkan keselamatan kepada
Hyang Widhi
Berikut merupakan beberapa piodalan dan hari suci yang berakitan dengan
tilem
1. Tawur Kesangan
2. Siwarati
3. Eka Dasa Rudra
4. Upacara Panca Wali Karma

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Purnama dan Tilem adalah hari suci bagi umat Hindu, dirayakan untuk
memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi. Hari Purnama, sesuai dengan
namanya, jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Sedangkan hari
Tilem dirayakan setiap malam pada waktu bulan mati (Krsna
Paksa). Keduanya merupakan manifestasi dari Hyang Widhi yang berfungsi
sebagai pelebur segala kekotoran (mala). Pada kedua hari ini hendaknya
diadakan upacara persembahyangan dengan rangkaiannya berupa upakara
yadnya.

3.2 Saran

Dalan penulisan ini, tentu terdapat banyak kekurangan baik itu dalam
materi maupun penulisan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun guna kemajuan penulis dalam
perkembangan penulisan kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mustawan, M. D. (2022). Implementasi Tri Kerangka Dasar Agama Hindu Guna


Meningkatkan Sraddha Dan Bhakti Pemuda Hindu Dusun Silirsari,
Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi. Widya Aksara: Jurnal Agama Hindu, 27(1), 105-116.
Rahayu, N. K. I. (2020). Makna simbolik umat hindu dalam persembahyangan
bulan purnama di Kecamatan Basidondo Kabupaten
Tolitoli. Bahasa dan Sastra, 5(1).
Santiawan, I. N. (2018). Persembahyangan Purnama Dan Tilem Sebagai Moment
Strategis Untuk Peningkatan Sraddha Bhakti Serta Pembinaan Umat
Yogyakarta. Widya Aksara: Jurnal Agama Hindu, 23(2).

Anda mungkin juga menyukai