Numerasi berperan menentukan cara dan arah pembelajaran matematika di sekolah,
sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna bagi peserta didik secara kontekstual. Tuntutan numerasi (numeracy demands) dalam mata pelajaran matematika melibatkan pengetahuan dan kapasitas untuk memanfaatkan keterkaitan ide-ide matematika (baik dalam satu topik maupun antar topik). Penguatan numerasi di matematika dapat dilakukan dengan melihat mata pelajaran lain sebagai penyedia konteks yang bermakna di mana konsep matematika dapat diperkenalkan atau dikembangkan. Penguatan numerasi dapat dilakukan guru dengan menekankan penalaran matematika dan proses pemecahan masalah matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain literasi numerasi dari peserta didik harus dikembangkan dalam konteks yang nyata. Untuk itu, sangat penting proses literasi numerasi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan buku Gerakan Literasi Nasional, berikut adalah macam-macam komponen literasi numerasi. (1) Kemampuan menghitung dan mengestimasi menggunakan bilangan bulat, (2) Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan, (3) Menggunakan dan mengenali pola dan relasi, (4) menggunakan penalaran spasial, (4) kemampuan mengukur, dan (5) Menginterpretasi informasi yang sifatnya statistik. Perlu diketahui bahwa numerasi erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia. Sebagai contoh, bayangkan saja jika seseorang pergi ke pasar, memiliki cukup uang namun kesulitan atau tidak tahu cara berhitung. Nah, disini kemampuan literasi numerasi orang tersebut sangat penting digunakan. Dimana kemampuan menghitung dan mengestimasi menggunakan bilangan bulat masih perlu ditingkatkan. Dalam pembelajaran matematika di sekolah literasi numerasi ini erat kaitannya dengan materi aritmatika sosial. Disini peserta didik dapat dilatih melalui kegiatan market day dengan aktivitas jual, beli sehingga secara nyata aktivitas peserta didik telah menunjukkan literasi numerasi. Peserta didik akan diajak untuk memahami tentang modal, harga jual, harga beli, untung dan rugi. Contoh yang lain literasi numerasi, misalnya bisa juga seorang petani yang mempunyai ladang subur namun tidak mengetahui berapa nilai tanah yang dimilikinya. Nah disini kemampuan literasi dalam mengukur perlu di dikembangkan. Bahkan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat tidak lepas darimliterasi numerasi juga misalnya dari urusan statistik. Misalnya anggaran desa, jumlah anak, jumlah lulusan, dan lain sebagainya. Namun sebagian orang masih tidak paham dan tidak tahu cara mengolah data tersebut, termasuk adalam urusan kehidupan sehari-hari. Nah sudah sangat jelas terlihat bahwa, Literasi numerasi memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat. Jika keterampilan numerasi dikuasai, akan muncul kepekaan pada angka (sense of numbers) dan penerapannya dalam keberlangsungan hidup. Semoga informasi yang saya berikan bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru mengenai numerasi. Penting untuk diingat bahwa kemampuan numerasi selalu bisa dikembangkan, tanpa memandang usia dan latar belakang.