Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan II

Sejarah dan
Perkembangan
Jurnalistik

Disampaikan untuk Kuliah Ilmu


Komunikasi UNISAL Smester I
Sejarah dan Perkembangan
Jurnalistik
Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah
Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian
berganti nama menjadi London Gazzette.

Pada tahun 1665, di Inggris kaum bangsawan umumnya memiliki penulis-


penulis yang membuat berita untuk kepentingan sang bangsawan.

Di Amerika surat kabar mulai berkembang sejak tahun 1690 M dengan


istilah Journalism. Saat itu, terbit surat kabar dalam bentuk yang modern.
Menjadi Alat Politik

Pada Abad ke-18, jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik ketimbang
sebuah profesi.

Pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita yang


berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke
berbagai penerbit surat kabar dan majalah.
Yellow Journalism

Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah Yellow Journalism


(jurnalisme kuning).

Ciri khas “jurnalisme kuning” adalah pemberitaannya yang bombastis,


sensasional, dan pemuatan judul utama yang menarik perhatian publik.

Kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong para wartawan


untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri.
Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada 1883,
yang diikuti oleh wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya.
Sejarah Jurnalistik di
Indonesia
Pers kolonial adalah pers yang didirikan oleh
orang-orang Belanda untuk kepentingan Belanda.
Pada tahun 1744 terbit tabloid Belanda pertama di
Indonesia yaitu Batavis Novelis.
Setelah itu mulai bermunculan surat kabar baru dari
masyarakat Indonesia
Lanjutan..

Pertama, periode pergerakan kemerdekaan (1900-1945). Pada periode ini pers


Indonesia adalah alat untuk memperjuangkan hak-hak rakyat sebagai usaha untuk
memperbaiki nasib rakyat yang terjajah dengan sarana yang serba sederhana dan
kekurangan.

Kedua, periode penjajahan Jepang (1942-1945). Pers seluruhnya dikuasai oleh


tentara pendudukan Jepang. Dari keadaan pendudukan Jepang pada saat itu, ada
hal-hal yang menguntungkan, yaitu orang-orang Pers Indonesia dapat belajar dari
keadaan dalam mempertembal semangat nasionalisme.
Lanjutan..

Ketiga, periode revolusi fisik (1945-1950). Pada masa ini pers adalah alat
perjuangan, penyebar semangat revolusioner yang merupakan modal utama
melanjutkan perlawanan menentang penjajah.

Keempat, periode liberal (1950-1955). Karena situasi dan kondisi pada masa ini
berorientasi ke sistem liberal, maka pers Indonesia menjadi alat partai-partai yang
banyak jumlahnya. Contohnya adalah harian Kompas.
Lanjutan..

Kelima, periode demokrasi terpimpin (1959-1965). Fungsi pers pada masa ini tidak
berjalan sebagai mana mestinya, sesuai dengan perannya sebagai lembaga sosial.

Keenam, masa Orde Baru (1966-1998). Pada masa ini, pers hidup di bawah sistem
otoritarian. Oleh karena itu, pers tidak luput dari pembredelan, tekanan politik,
maupun pembatasan kebebasan pers lewat berbagai mekanisme politik seperti
Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).
Selesai
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai