Makalah Pjok
Makalah Pjok
GURU PEMBIMBING
GABRIEL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 XI-IIS
(MICHAEL, GRACIELA, EVERT, FRANS, MARVELLE,
CLAUDIO,CELINE,GIAN, VALENTINO)
Pandemi HIV/AIDS telah menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan global
selama beberapa dekade terakhir. Dengan tersebarnya virus ini, terutama di kalangan
kelompok rentan, dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga
melibatkan aspek psikososial, ekonomi, dan kehidupan sosial.
Melalui analisis mendalam, kita dapat merinci tantangan dan peluang yang dihadapi
oleh komunitas yang terkena dampak serta mengevaluasi efektivitas langkah-langkah
pencegahan yang telah diambil.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menggali
perspektif etika dan stigma yang terkait dengan HIV/AIDS, dengan harapan bahwa
pemahaman yang lebih baik akan membuka pintu bagi masyarakat yang lebih inklusif
dan berempati.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang berharga dan
mengilhami tindakan konstruktif dalam mendukung mereka yang hidup dengan
HIV/AIDS. Terima kasih atas perhatian Anda.
II
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses reproduksinya ini, seluruh sel darah putih kita terbunuh khususnya
tipe sel darah putih yang berguna untuk melindungi tubuh dari penyakit. Virus HIV
umumnya lamban dalam memberi dampak pada kesehatan pengidap virus ini. Infeksi
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir
dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit
lain, seperti kanker, radang paru-paru, TBC dan berbagai infeksi yang muncul seiring
dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi berbagai penyakit lain itu
disebut “infeksi oportunistik”.
HIV tidak akan langsung merusak organ tubuh kita, penyakit ini akan menyerang
sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mengakibatkan berbagai penyakit lainnya,
terutama infeksi. Gejala pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya, seperti
demam, sakit kepala, merasa kelelahan, nyeri otot, kehilangan berat badan dan
pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha. Jika
HIV dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada AIDS dengan gejala yang lebih parah
seperti luka pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur, infeksi jamur
vagina yang parah atau berulang, penyakit radang panggul kronis, sering demam dan
berkeringat di malam hari, batuk kering terus-menerus, perdarahan pada kulit, mulut,
hidung, anus, atau vagina tanpa penyebab yang pasti, maupun mati rasa parah atau
nyeri pada tangan dan kaki.
HIV ditularkan oleh orang yang telah terinfeksi HIV melalui hubungan seks
berganti-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik dan peralatan suntik lainnya
dengan orang yang terkontaminasi HIV, penggunaan peralatan tato dan body piercing
(termasuk tinta) yang tidak disterilkan dan pernah dipakai oleh orang dengan HIV,
memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia atau gonore
karena virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah, sisa
darah yang tertinggal pada jarum suntik, transfusi darah tanpa screening dan
penularan dari Ibu ke bayinya saat proses kehamilan, melahirkan dan menyusui.
HIV terdapat di dalam darah, cairan sperma (air mani), cairan vagina, Air Susu
Ibu (ASI) dari ibu yang tertular HIV. Namun demikian, jangan salah sangka, HIV
tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti bersentuhan, berjabat tangan,
berpelukan atau berciuman, batuk dan bersin, menggunakan kolam renang atau
dudukan toilet yang sama, berbagi peralatan makan atau makanan yang sama maupun
tertular dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya.
HIV tidak dapat hidup dalam darah yang mengering lebih dari 1 jam, dalam air
mendidih atau panas kering dengan suhu 56 derajat celcius selama 10-20 menit, serta
bahan kimia seperti Nonoxynol-9 untuk mencegah kehamilan/kondom maupun bahan
pemutih pakaian (bleach). Meskipun demikian, ada penelitian yang menyatakan
bahwa HIV dapat hidup dalam darah yang tertinggal di tabung suntik selama 4
minggu.
Saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV dan AIDS, namun
telah disediakan obat Anti Retro Viral (ARV) yaitu obat untuk mengendalikan jumlah
virus HIV dan meningkatkan kualitas hidup Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat dilakukan para ODHA antara lain
konsumsi makanan dengan gizi seimbang, menghindari daging mentah, telur mentah,
susu yang tidak dipasteurisasi, makanan laut mentah serta memperbanyak sayur,
buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.
Istirahat yang cukup serta rutin berolahraga juga dapat membantu tubuh agar tetap
bugar. Selain itu, hindari konsumsi obat-obatan terlarang termasuk alkohol dan
jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis
memegang hewan peliharaan. Dengan mengatur pola hidup sehat, kita dapat
memperlambat perkembangan penyakit HIV AIDS dan meningkatkan harapan hidup
penderita.
•HIV
8) Mual dan Muntah: Sensasi mual yang berlebihan dan mungkin diikuti
oleh muntah.
9) Diare: Peningkatan frekuensi buang air besar atau tinja yang encer.
10) Nyeri Sendi dan Otot: Nyeri atau kekakuan di sendi dan otot tubuh.
•AIDS
8. Nyeri Sendi dan Otot: Nyeri atau kekakuan di sendi dan otot
tubuh.Infeksi
11. Lesi Kulit dan Luka yang Sulit Sembuh: Luka atau lecet pada kulit
yang sulit sembuh dan berisiko terinfeksi, termasuk infeksi herpes
simplex dan herpes zoster.
3
BAB II
ISI
Penggunaan jarum bersama: Berbagi jarum suntik atau peralatan lain yang
terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi HIV, seperti yang terjadi pada
pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersama.
Transmisi dari ibu ke bayi: Seorang ibu yang terinfeksi HIV dapat
menularkan virus kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau
menyusui.
1. Hubungan Seksual
Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling dominan dari
semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama
sanggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Sanggama
berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal, atau oral antara dua
individu. Risiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung
dari individu yang terinfeksi HIV. Kontak seksual oral langsung (mulut ke penis
atau mulut ke vagina) termasuk dalam kategori risiko rendah tertular HIV.
Tingkatan risiko tergantung pada jumlah virus yang ke luar dan masuk ke dalam
tubuh seseorang, seperti pada luka sayat/gores dalam mulut, perdarahan gusi, dan
atau penyakit gigi mulut atau pada alat genital.
2. Pajanan oleh darah, produk darah, atau organ dan jaringan yang terinfeksi
Penularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak ditapis (uji saring)
untuk pemeriksaan HIV, penggunaan ulang jarum dan semprit suntikan, atau
penggunaan alat medik lainnya yang dapat menembus kulit. Kejadian di atas dapat
terjadi pada semua pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik,
pengobatan tradisional melalui alat penusuk/jarum, juga pada pengguna napza
suntik (penasun). Pajanan HIV pada organ dapat juga terjadi pada proses
transplantasi jaringan/organ di fasilitas pelayanan kesehatan.
Lebih dari 90% anak yang terinfeksi HIV didapat dari ibunya. Virus dapat
ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama hamil, saat
persalinan dan menyusui. Tanpa pengobatan yang tepat dan dini, setengah dari
anak yang terinfeksi tersebut akan meninggal sebelum ulang tahun kedua.HIV
tidak ditularkan melalui bersalaman, berpelukan, bersentuhan atau berciuman;
penggunaan toilet umum, kolam renang, alat makan atau minum secara bersama;
ataupun gigitan serangga, seperti nyamuk.
5. **Asimtomatik atau Tahap Laten**: Setelah infeksi primer, virus HIV tetap
aktif dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala yang nyata. Tahap ini dapat
berlangsung selama beberapa tahun, di mana individu yang terinfeksi dapat
merasa sehat dan tidak menyadari bahwa mereka memiliki HIV. Namun,
selama tahap ini, virus tetap merusak sistem kekebalan tubuh secara perlahan.
Penyakit HIV/AIDS adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan dan
kualitas hidup seseorang secara signifikan. Penting untuk memahami tanda dan
gejala yang mungkin muncul jika Anda terinfeksi HIV, serta cara-cara untuk
mendeteksinya. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah seseorang terkena penyakit HIV/AIDS:
4
D. Bahaya Infeksi HIV Pada Ibu Hamil dan Bayi
Sistem imun yang lemah atau rusak akibat infeksi HIV kronis dapat membuat ibu
hamil sangat rentan terhadap infeksi oportunistik, seperti pneumonia, toksoplasmosis,
tuberkulosis (TBC), penyakit kelamin, hingga kanker. Kumpulan penyakit ini
menandakan bahwa HIV telah berkembang menjadi penyakit AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). Pengidap HIV yang telah memiliki AIDS biasanya
dapat bertahan hidup sekitar 3 tahun jika tidak mendapatkan pengobatan. Tanpa
penanganan medis yang tepat, masing-masing dari infeksi tersebut juga berisiko
menyebabkan komplikasinya tersendiri pada kesehatan tubuh serta kehamilan.
Ambil contoh toksoplasmosis. Parasit penyebab penyakit ini dapat menginfeksi bayi
lewat plasenta sehingga menyebabkan keguguran, bayi lahir mati (stillbirth), dan
dampak buruk lainnya bagi ibu dan bayi.NBahaya HIV pada ibu hamil dan bayinya
tidak Cuma itu. Ibu hamil yang terdiagnosis positif HIV juga dapat menularkan
infeksinya pada bayi di dalam kandungan lewat plasenta. Tanpa pengobatan, seorang
ibu hamil yang positif HIV berisiko sekitar 25-30% untuk menularkan virus pada
anaknya selama kehamilan.
F. Solusi
5
6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV. Meskipun
telah ada kemajuan dalam pengobatannya, belum ada vaksin yang efektif, yang
menjadi masalah serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau
persoalan pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat dan efeknya, sangatlah unik karena AIDS mematikan kelompok
yang paling produktif dan paling efektif secara reproduksi dalam masyarakat, yang
kemudian berdampak pada mengurangi produktivitas dan kapasitas dari masyarakat.
Hampir semua orang yang diduga terinfeksi AIDS tidak memiliki akses terhadap
tes HIV. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran, mendukung
pencegahan, dan memberikan perawatan kepada individu yang terinfeksi guna
mengendalikan penyebaran penyakit ini. Dukungan sosial dan edukasi masyarakat
menjadi kunci dalam menghadapi tantangan HIV/AIDS.
B. Saran
Masa depan bangsa ini harus segera diselamatkan caranya adalah dengan
mendidik dan membimbing generasi muda secara intensif agar mereka mampu
menjadi motor penggerak kemajuan dan mendorong perubahan kearah yang lebih
dinamis, progesif dan produktif. Dengan demikian diharapkan kedepannya bangsa ini
mampu bersaing dengan negara lainya. Agar mencapai impian tersebut remaja
Indonesia harus tumbuh secara positif dan kontruktif, serta sebisa mungkin dijauhkan
dari telibat kenakalan remaja. Inialah tantangan riil yang kita hadapi sebagai guru dan
orang tua.
Ini meliputi penyediaan konseling, dukungan psikososial, dan akses yang lebih
baik ke kelompok pendukung dalam komunitas. Dengan meningkatkan aksesibilitas
layanan dukungan, individu yang terinfeksi dapat merasa didukung dan didorong
untuk mengikuti perawatan yang diperlukan.Penelitian dan Inovasi: Investasi dalam
penelitian dan inovasi dalam bidang pengobatan dan pencegahan HIV/AIDS adalah
kunci untuk mencapai kemajuan yang lebih lanjut dalam mengatasi penyakit ini.