Berawal dari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia mempunyai fungsi
majemuk yaitu menjadi bahasa persatuan, bahasa negara, bahasa resmi, bahasa penghubung
antar individu, bahasa pergaulan, dan yang tak kalah penting sebagai bahasa pengantar
disemua sekolah di Indonesia. Bangsa Indonesia dilatarbelakangi olehberatus-ratus suku
bangsa yang masing-masing mempunyai bahasa.Dalam Alek (2019: 9) disebutkan bahwa
penamaan bahasa Indonesiadiambil saat Kongres Nasional Kedua di Jakarta sebagai bahasa
untuknegara Indonesia pasca-kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa
(yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa
Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Lebih
lanjut disampaikan Rahayu (2009: 7) bahwa bahasa kita yang dinamai bahasaIndonesia,
berasal dari bahasa Melayu yaitu salah satu bahasa daerah dibumi Nusantara ini. Bahasa
Indonesia digunakan sebagai salah satu alatuntuk mempersatukan bangsa yang bersuku-suku,
mengusir penjajahBelanda, dan meraih kemerdekaan. Selanjutnya, bahasa ini
digunakandalam berbagai kehidupan secara luas. Arifin (2008: 5) mengemukakanada empat
faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadibahasa Indonesia, yaitu:
2. Sistem bahasa Melayu sederhana dan mudah dipelajari karenadalam bahasa Melayu tidak
dikenal tingkatan bahasa, seperti BAHASA INDONESIA
3 dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau dalam Sunda (kasar, lemes) atau perbedaan bahasa
kasar dan halus.
3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam
arti yang luas. Sebagai warga negara Indonesia yang baik sudah menjadi kewajiban kita
untuk mencintai bahasa sendiri. Bahasa Indonesia ini tidak muncul secara tiba-tiba dan
instan, tetapi melewati proses panjang dan penuh perjuangan. Terdapat beberapa peristiwa
penting yang berkaitan dengan lahirnya bahasa Indonesia. Peristiwa tersebut dibagi ke dalam
tiga periode.
b) Pada 1901, disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen dan dimuat
dalam Kitab Logat Melayu. Selanjutnya pada 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan
penerbit buku-buku yang diberi nama Commisie voor de Volkslectuur
c) Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca Dalam Kosasih (2012: 2) dikemukakan bahwa
sejak abad
ke-7 Masehi bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman
kerajaan Sriwijaya. Selain itu, bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, bahasa
perdagangan, dan bahasa resmi kenegaraan. Bukti sejarah memperkuat dugaan tersebut,
seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 684, prasasti Kota Kapur di Bangka Barat
tahun 686, prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi tahun 688 yang berisi Prae-
Nagari dan berbahasa Melayu Kuno.
1945
Armin Pane.
pada tanggal 18 Agustus 1945, ditandatanganilah Undangundang Dasar RI yang salah satu
pasalnya menetapkan bahasa
PEMAKAIAN KALIMAT
A. Pengertian Kalimat
Orang berbahasa tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi dengan
merangkaikannya menjadi bentukuntaian kata yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Untaian kata yang mengungkapkan pikiran secara utuh itu disebut kalimat. Dalam
sebuah karangan tertulis atau surat, kalimat itu merupakan bagian
terkecil sebagai unsur pembentuknya. Paling tidak, kalimat itu merupakan titik tolah
ataubagian awal
sebuah karangan. Agar dapat dipahami lebih jelas mengenai kalimat itu, perhatikanlah
contoh petikan karangan beriktu ini.
Ujian telah lama berakhir. Bahkan, sudah diumumkan hasilnya. Fernando sudah meraih
tanda tamat belajar SMA jurusan ilmu pengetahuan sosial dengan nilai baik sekali. Ia
tidak berhasil menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga. Walaupun
demikian, ini pun sudah merupakan prestasi yang gemilang, mengingat bahwa
disamping belajar ia harus melakukan kegiatan lain yang tidak ringan, yaitu mengurusai
pemasangan pompa sumur untuk para petani di desanya.
Pada contoh di atas, kita dapat menemukan lima buahkalimat yang membangun bagian
karangan itu, yaitu
(1) Ujian telah lama berakhir.
(2) Bahkan, sudah diumumkan hasilnya.
(3) Fernando sudah meraih tanda tamat belajar SMA jurusan ilmu pengetahuan sosial
dengan nilai baik sekali.
(4) Ia tidak berhasil menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga.
(5) Walaupun demikian, ini pun sudah merupakan prestasi yang gemilang, mengingat
bahwa disamping belajar ia harus melakukan kegiatan lain yang tidak ringan, yaitu
mengurusai pemasangan pompa sumur untuk para petani di desanya
Kalimat sebagai unsur dasar pembentuk karangan dalam wujud tulisan mempunyai ciri-
ciri berikut :
a. Kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) atau
mungkin juga dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!).
b. Di tengahnya dipakai spasi san tand baca seperti koma (,), titik dua (:), titik koma
(;), tanda hubung (-).
Contoh kalimat (1) sampai dengan (5) adalah kalimat yang utuh. Untuk mengetahui
keutuhan sebuah kalimat, kita dapat mengamati contoh kalimat (1) Ujian telah lama
berakhir. Misalnya. Kata Ujian dan berakhir dalam kalimat itu merupakan kata-kata
yang diperlukan. Jika salah satu di antaranya kita hilangkan sehingga kalimat itu
menjadi (a) Ujian telah lama atau (b) telah lama berakhir, pernyataan (a) dan (b)
merupakan bentuk pengungkapan pikiran yang tidak utuh lagi. Dengan perkataan lain,
bentuk pengungkapan pikiran itu merupakan kalimat yang tidak benar.
Kebenaran sebuah kalimat, selain ditentukan oleh keutuhan unsur-unsur pikiran,
ditentukan juga oleh
a. Kelugasan penyusunannya (tidak rancu);
b. Urutan kata-katanya;
c. Ketepatan pemakaian kata-kata penghubungnya atau perangkainya;
d. Kecermatan memilih kata-katanya;
e. Kebenaran menggunakan bentuk kata-katanya.
Berikut ini dikemukakan beberapa kesalahan kalimat yang disebabkan ileh (1) penulisan
kalimat yang tidak utuh, (2) pemakaian bentuk kata yang rancu, (3) pemakaian
keterangan yang tidak lengkap, (4) urutan kata yang menyalahi aturan berbahasa
Indonesia, (5) pemakaian kata atau ungkapan penghubung yang tidak tepat, dan (6)
pemakaian bentuk dan pilihan kata yang tidak cermat.
Ketidakbenaran kalimat (1) adalah bahwa kalimat itu tidak menampilkan apa atau siapa
yang menghasilakan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. Bagian itu dalam
kalimat (1) dihilangkan sehingga pikiran yang diungkapkan kalimat tersebut menjadi
tidak utuh lagi.
Dalam kalimat (2) kita tidak melihat bagian kalimat yang menyatakan perbuatan apa
atau dalam keadaan apa yang dilakukan atau dialami oleh kegagalan proyek itu sehingga
dengan hilangnya bagian itu, kalimat menjadi tidak utuh lagi. Lebih-lebih lagi, dalam
kalimat (3) ada beberapa bagian yang dihilangkan, yaitu bagian yang menyatakan siapa
yang berbuat dan jenis perbuatan apa yang dilakukannya yang diterangkan oleh tenun
ikat yang khas Timor Timur itu.
Jika kalimat (1), (2), dan (3) kita betulkan menjadi kalimat yang utuh, kalimat-kalimat
itu kita ubah menjadi
(1) Dalam musyawarah itu mereka menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi
bersama.
(2) Kegagalan proyek itu terjadi karena perancangan yang tidak mantap.
(3) Tenun ikat yang dipakai oleh Raja Los Palos tergolong ke dalam tenun ikat yang
khas, yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.
Kalimat (1) dapat juga kita betulkan dengan tidak menambahkan bagian lain ke dalam
kalimat, tetapi dengan mengubah bentuk menghasilkan menjadi dihasilkan sehingga
kalimat itu menjadi
Dalam musyawarah itu dihasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
Atau dapat juga dibetulkan dengan cara menghilangkan kata dalam sehingga kalimat
menjadi
Musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
Jadi, kerancuan yang tampak pada kalimat (a) itu adalah pemakaian sekaligus kata
meskipun dan tetapi dalam sebuat kalimat.
Memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan
kami.
Kalimat di atas terasa janggal jika urutan bagian-bagiannya diubah menjadi
(5a) Bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami memenuhi
permintaan Saudara.
Kalimat (5a) itu akan terasa lebih lancar jika bagian memenuhi permintaan Saudara itu
didahului dengan kata untuk sehingga kalimat itu menjadi
(5b) Bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami untuk memenuhi
permintaan Saudara.
Apabila dikembalikan posisinya ke posisi semula, kalimat itu menjadi
(5c) ) Untuk memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan sebuah daftar
harga terbitan kami
(6) Saya telah umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk
merayakan hari ulang tahun negara kita yang ke-45.
Kesalahan urutan kata pada kalimat (6) tampak pada bagian saya telah umumkan pada
hari ini, dan ulang tahun negara kita yang ke-45. Menurut kaidah penulisan kalimat
bahasa Indonesia, urutan kata pada bagian-bagian itu hendaklah diubah menjadi telah
saya umumkan, pada hari ini, dan ulang tahun ke-45 negara kita.
Dengan perubahan urutan kata seperti yang telah dilakukan itu, kalimat berikut ini
menjadi kalimat yang benar.
(6a) Telah saya umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk
merayakan hari ulang tahun ke-45 negara kita.
B. Jenis karangan
Jenis karangan ada lima, yaitu:
1. Eksposisi adalah karangan yang berisi uraian/penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi. Tidak jarang eksposisi berisi tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian disebut paparan proses.
2. Argumentasi adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/kesimpulan dengan data/fakta konsep sebagai alasan/bukti.
3. Deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
4. Persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi emosi pembaca
untuk berbuat sesuatu.
5. Narasi adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa yang susul menyusul
sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan
imajinasi.
E. Pendapat/komentar/tanggapan
Dalam mengemukakan pendapat/komentar/memberi tanggapan harus memperhatikan
hal sebagai berikut:
1. Didasari pengetahuan yang cukup mengenai masalah yang dibicarakan.
2. Sopan dan tidak emosional.
3. Pendapat harus logis, sistematis, berdasarkan fakta.
4. Kalau komentar bersifat positif hendaknya mengungkap pada/dari aspek makna
dukungan, persetujuan atau optimisme diberikan.
5. Kalau komentar bersifat negatif (berisi penolakan) gunakan kalimat yang sifatnya
tidak langsung, berilah alasan yang logis dan kuat serta solusinya.
F. Menarik Kesimpulan
Dalam menyusun pendapat untuk menarik kesimpulan yang benar, kita harus
menggunakan pola berpikir/penalaran yang benar pula. Pola penalaran dibagi menjadi
dua, yaitu deduktif dan induktif.
1. Penalaran deduktif yaitu; dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum
(premis umum/mayor) diikuti pernyataan khusus (premis khusus/minor) menarik
kesimpulan terhadap hal yang khusus. Penalaran demikian disebut juga silogisme.
2. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus
menuju kepada kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus tersebut. Macam-
macam penalaran induktif:
Generalisasi: perumusan kesimpulan umum berdasarkan data/kejadian-kejadian yang
bersifat khusus.
Sebab-akibat: dimulai dengan fakta-fakta yang menjadi sebab menuju kesimpulan
yang menjadi akibat.
Akibat-sebab: dimulai pada fakta-fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis untuk
mencari sebabnya.
Analogi adalah pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua atau beberapa
hal memiliki banyak kesamaan, maka aspek lain pun memiliki kesamaan.
LAPORAN DAN KARYA ILMIAH
A. Laporan
Laporan merupakan salah satu alat untuk menyampaikan informasi baik formal maupun
nonformal. Laporan juga berfungsi sebagai:
– pertanggungjawaban bagi orang yang diberi tugas
– landasan pimpinan dalam mengambil kebijakan/keputusan
– alat untuk melakukan pengawasan
– dokumen sebagai bahan studi dan pengalaman bagi orang lain.
Macam-macam laporan menurut bentuknya:
– laporan berbentuk formulir
– laporan berbentuk surat
– laporan berbentuk memorandum (memo)
– laporan berbentuk naskah
– laporan berbentuk buku
B. Proposal
Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau persetujuan pihak lain. Hal-
hal yang perlu dimuat dalam proposal antara lain:
1. nama proposal
2. pendahuluan
3. tujuan
4. bentuk/jenis kegiatan
5. pelaksanaan
6. panitia pelaksana (terlampir)
7. biaya/dana (rincian terlampir)
8. harapan
9. lampiran
Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia
C. Karya Tulis
Karya tulis ilmiah ialah tulisan atau karangan yang penyusunannya didasarkan pada
kajian ilmu pengetahuan. Kajian tersebut biasanya dilakukan melalui kegiatan penelitian
di laboratorium, di lapangan, atau penelitian kepustakaan.
Ciri-ciri karya tulis ilmiah:
1. menarik (masalah yang dibahas harus menarik)
2. objektif (harus sesuai dengan fakta yang ada)
3. sistematis (mudah dipahami/dimengerti pembaca)
4. argumentatif (dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya)
5. lugas (bahasa yang digunakan efektif dan logis)
Karya tulis ilmiah terbagi atas tiga bagian, yaitu…
1. Bagian pendahuluan, berisi tentang halaman judul; halaman kata pengantar,
halaman daftar isi; halaman daftar tabel; halaman daftar grafik; diagram/gambar.
2. Bagian pokok/inti, bagian ini berisi tentang bab pendahuluan; bab-bab pembahasan
masalah; bab penutup.
3. agian akhir/penutup adalah bagian yang memuat bahan-bahan yang tidak bersifat
wajib. Dalam bagian ini tercantum daftar pustaka; lampiran; indeks; daftar istilah;
riwayat penulis.
D. Kutipan
Kutipan adalah pencatatan sumber-sumber tertulis untuk menyusun sebuah karya tulis.
Pencatatan sumber-sumber tertulis itu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu kutipan,
ringkasan, dan parafrase.
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung yang banyak barisnya tidak lebih dari empat baris ketikan
dimasukkan ke dalam teks karya tulis dengan cara sebagai berikut:
1. kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks
2. jarak baris dengan baris sama dengan teks, yaitu dua spasi
3. kutipan itu diapit dengan tanda kutip
4. sesudah kutipan selesai, berilah nomor urut penunjuk catatan kaki yang diketika
setengah spasi ke atas
Sedangkan kutipan tidak langsung berisi intisari pendapat yang dikemukakan kembali
dengan kata-kata sendiri. Oleh karena itu kutipan tidak langsung tidak boleh
menggunakan tanda kutip.
Catatan kaki/footnote merupakan penjelasan sumber semua kutipan, baik kutipan
langsung maupun kutipan tidak langsung diletakkan di kaki. Fungsi catatan
kaki/footnote adalah sebagai berikut:
1. pembuktian atas sumber informasi
2. penghargaan kepada pengarang yang pendapatnya dikutip
3. pemberian keterangan tambahan untuk memperjelas pembahasan
4. penunjukan bagian lain dlam naskah
Catatan kaki berisi tentang nama pengarang, judul buku, (kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit), halaman.
E. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar sumber tertulis yang dijadikan acuan dalam
pembahasan karya tulis.
Cara menulis daftar pustaka yaitu…
1. Nama pengarang ditulis dengan mendahulukan nama akhir. Nama akhir (keluarga)
ditulis lebih dahulu dipisahkan dengan tanda koma dari nama pertama yang ditulis
kemudian.
2. Tahun penerbitan (.)
3. Judul buku (.)
4. Kota penerbit (:)
5. Nama penerbit (.)