Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufrodatnya “ Khuluqun”

yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sedangkan menurut

istilah adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar atau

salah), mengatur pergaulan manusia, dan menentukan akhir dari usaha dan

perjuangannya (Syarifah Habibah, 2015).

Islam adalah agama yang mementingkan akhlak, karena akhlak merupakan

tolak ukur kesempurnaan iman seseorang. Akhlak itu terletak pada iman sebagai

internal power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin berfungsi sebagai motor

penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk mereflesikan dalam tata rasa,

tata karsa dan tata karya yang konkrit. Dalam hubungan ini Al-Qur’an

menggambarkan bahwa setiap orang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia.

Akhlak mulia merupakan salah satu dari kesempurnaan iman. Tanda tersebut di

manisfestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan yang

disesuaikan dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-qur’an (Efendi, 2013).

Pada abad pertengahan ini sering dipandang zaman keemasan, dimana zaman

ini kombinasi dari ajaran islam dengan unsur-unsur dari luar. Pemikiran-pemikiran

tentang peranan agama dalam mengatasi permasalahan sosial yang ada sangat

diperlukan. Dalam dunia nyata peranan agama bukan hanya diperlukan untuk

menjawab masalah keimanan, ataupun masalah ketauhidan saja, tetapi juga berperan
untuk menjawab berbagai macam permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-

hari, seperti permasalahan budaya semakin berkembang pesat seiring berjalannya

waktu dan tidak ada yang bisa menghentikan perkembangan tersebut (Syarkawi,

2019).

Menurut Zakiyah D bahwa salah satu timbulnya krisis akhlak yang terjadi

pada peserta didik adalah karena lemahnya pengawasan sehingga respon terhadap

agama kurang . Krisis akhlak tersebut mengindikasikan tentang kualitas pendidikan

agamanya yang seharusnya memberi nilai spiritual namun justru tidak memiliki

kekuatan karena kesadaran dalam beragama kurang . Beberapa kejadian yang tidak

diinginkan dalam dunia pendidikan yang seringkali membuat miris, perkelahian,

pergaulan bebas, peserta didik dan mahasiswa terlibat kasus narkoba, remaja usia

sekolah yang melakukan perbuatan amoral, hingga peseerta didik Sekolah Dasar (SD)

yang merayakan kelulusan dnegan pesta minuman keras, dan diperburuk lagi dengan

peredaran foto dan video porno (Nurlaila, 2019).

Tentu dalam proses pembentukan akhlak siswa saat ini sangat diperlukan,

apalagi semakin banyaknya tantangan dan godaan sebagai dampak semakin majunya

IPTEK semua manusia mudah berkomunikasi contohnya saja kita bisa lihat HP,

internet dan lain sebagainya. Apalagi untuk saat ini untuk mengetahui adanya

peristiwa yang baik dan buruk mulai dari pesawat televisi, internet dan majalah

sekalipun itu sangatlah mudah sekali. Bahkan juga maraknya obat-obatan terlarang,

minuman keras dan hidup materialistic serta hedonismepun semakin merajalela.

Maka daripada itu peneliti ingin mengetahui bagaimana proses dari pembinaan

atau pembentukan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja, yang semakin

hari akhlak siswa merosot drastis baik dari segi prilaku sopan santun terhadap guru,
mentaati peraturan sekolah diabaikan dan bukan hanya itu saja ketika melaksanakan

ibadah shalatpun masih main-main.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalah

dalam penelitian ini antara lain :

1. Apa saja Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak di SMK

Muhammadiyah 03 Sukaraja?

2. Bagaimana proses pembentukan dan pembinaan akhlak di SMK Muhammadiyah

03 Sukaraja?

3. Bagaimana evaluasi dari proses pembentukan akhlak di SMK Muhammadiyah 03

Sukaraja?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari uraian penelitian diatas, tujuan penelitian yang dirumuskan dalam

pertanyaan diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak di

SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembentukan dan pembinaan akhlak di

SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja

3. Untuk mendeskripsikan bagaiman evaluasi setelah proses pembentukan dan

pembinaan akhlak di SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja


D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat yang akan peneliti paparkan,

diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam rangka

pengembangan ilmu pengetahuan terkait obyek penelitian serta untuk menambah

referensi dan bahan kajian dalam khazanah ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan akhlak tentang Pembentukan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah

03 Sukaraja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah. Sebagai bahan pertimbangan guna meningkatkan mutu

dalam pembinaan dan pembentukan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah

03 Sukaraja.

b. Bagi Kinerja Guru. Terkait pembentukan dan pembinaan akhlak siswa perlu

halnya dalam peningkatan kualitas pembelajaran serta bisa menjadi teladan

yang baik bagi siswanya.

c. Bagi Siswa. Sebagai muhasabah diri guna untuk meningkatkan kualitas

akhlak yang baik sehingga dapat menimbulkan aura positif bagi peningkatan

akhlak siswa.

d. Bagi Orang tua. Sebagai bahan refleksi untuk meningkatan kualitas

pendidikan akhlak di rumah, lingkungan serta pergaulan siswa.


BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Akhlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab “Khuluqun” yang memiliki arti

tingkah laku, perangai, tabiat dan budi pekerti. Kata akhlak juga berasal dari kata

“khalaqa” atau “Khulqu” yang mempunyai makna kejadian, serta erat

hubungannya dengan kata “Khaliq” yaitu menciptakan. Dalam bahasa yunani

kata akhlak ini memiliki kesamaan dengan ethos atau ethicos yang berarti adab,

kebiasaan, tindakan untuk melakukan perbuatan (Ma’ula, 2018). Sedangkan

menurut istilah akhlak yaitu suatu sifat yang terpatri dalam jiwa seseorang yang

bisa melakukan sesuatu dengan senang tanpa memikirkan dan paksaan dari

manapun (Ya’cub, 2022).

Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa pengertian akhlak

adalah tingkah laku yang melekat pada seseorang sehingga timbul perbuatan yang

tidak mempertimbangkan terlebih dahulu. Dari pengetian menurut Imam Al-

Ghazali terdapat kesamaan dengan pendapat Ibnu Maskawih, akhlak adalah suatu

keadaan jiwa seseorang yang melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan

dan pemikiran secara mendalam (Ma’ula, 2018). Menurut Syaikh Maulana Arif

Billah Abah K.H.M. Qayyim Ya’qub bahwa akhlak merupakan hasil dari iman

dan buahnya ibadah, jika salah seorang meninggalkan akhlak maka terhapuslah

amal baiknya (Ya’cub, 2022).


Dalam kepustakaan, kata akhlak memiliki arti sebagai sikap yang melahirkan

perbuatan atau tindakan yang baik maupun buruk. Menurut Aminudin yang

dikutip dari Ibnu Maskawih pengertian akhlak adalah kondisi jiwa seseorang

untuk melakukan perbuatan tanpa mempertimbangkan dan memikirkannya

terlebih dahulu (Rachman, 2018). Sedangkan menurut Dzakiah Drajat kata akhlak

memiliki arti “tingkah laku yang berasal dari dari nurani, perasaan, pikiran dan

kebiasaan yang menjadi satu, sehingga membentuk suatu tindakan akhlak yang

dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari.

Maka dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulan bahwa akhlak adalah

suatu perbuatan yan dilakukan seseorang yang tidak didasari oleh pemikiran dan

pertimbangan yang kuat, sehingga timbul tindakan yang berujung kepada

kebaikan maupun keburukan.

Dalam islam akhlak ini terbagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah (akhlak

terpuji), dan akhlak madzmumah (akhlak tercela). Pada dasarnya akhlak ini

melekat pada seseorang bersatu dengan perbuatan, jika yang melekat itu buruk

maka disebut akhlak madzmumah, sedangkan jika yang melekat pada diri

sesorang itu tingkah laku yang baik maka disebut akhlak mahmudah.

2. Kedudukan Akhlak Dalam Al-Qur’an

Akhlak menduduki posisi yang paling penting dalam agama islam. Pentingnya

kedudukan akhlak ini bisa dilihat dari berbagai sunnah qouliyah (Sunnah dalam

bentuk perkataan) Rosulullah. Didalam Al-Qur’an terdapat ayat yang

berhubungan dengan akhlak, seperti yang terdapat dalam surah Al-Ahzab : 21.

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َح َس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهّٰللا َو اْلَيْو َم اٰاْل ِخَر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثْيًر ۗا‬
Terjemahan Kemenag 2019

Artinya “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik

bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

Kiamat serta yang banyak mengingat Allah” (Al-Ahzab : 21).

Berikut ini juga firman Allah yang berkaitan dengan akhlak, yakni didalam

surah Al-Maidah ayat 15-16.

‫يَٰٓاْهَل اْلِكٰت ِب َقْد َج ۤا َء ُك ْم َر ُسْو ُلَنا ُيَبِّيُن َلُك ْم َك ِثْيًرا ِّمَّم ا ُكْنُتْم ُتْخ ُفْو َن ِم َن اْلِكٰت ِب َو َيْع ُفْو ا َع ْن َك ِثْيٍر ۗە‬

‫َقْد َج ۤا َء ُك ْم ِّم َن ِهّٰللا ُنْو ٌر َّو ِكٰت ٌب ُّم ِبْيٌۙن َّيْهِد ْي ِبِه ُهّٰللا َمِن اَّتَبَع ِر ْض َو اَنٗه ُسُبَل الَّس ٰل ِم َو ُيْخ ِر ُجُهْم‬

‫ِّم َن الُّظُلٰم ِت ِاَلى الُّنْو ِر ِبِاْذ ِنٖه َو َيْهِد ْيِه ْم ِاٰل ى ِص َر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍم‬
Terjemahan Kemenag 2019

15. Wahai Ahlulkitab, sungguh rasul Kami telah datang kepadamu untuk

menjelaskan banyak hal dari (isi) kitab suci yang kamu sembunyikan dan

membiarkan (tidak menjelaskan) banyak hal (pula). Sungguh, telah datang

kepadamu cahaya dari Allah dan kitab suci207) yang jelas. 207) Cahaya dari

Allah Swt. maksudnya adalah Nabi Muhammad saw., sedangkan kitab suci

maksudnya adalah Al-Qur’an.

16. Dengannya (kitab suci) Allah menunjukkan kepada orang yang mengikuti

rida-Nya jalan-jalan keselamatan, mengeluarkannya dari berbagai kegelapan

menuju cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan kepadanya (satu) jalan yang

lurus.

Sedangkan menurut uraian Yunahar Ilyas terdapat beberapa keterangan yang

berkaitan dengan kedudukan akhlak dalam Al-Qur’an, sebagai berikut :


a. Rosulullah SAW, menempatkan posisi akhlak ini sebagai misi dakwah dalam

sejaran penyampaian islam di muka bumi ini. Seperti yang terdapat dalam

hadist Rosulullah SAW.

‫ِاَّنَم ا ُبِع ُت ُاِل َتِّم َم ااْل ْخ َالق‬

Artinya “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”

(H.R. Bukhari).

b. Akhlak merupakan ajaran yang paling pokok dalam agama islam, sehingga

Rosulullah memberikan pengertian agama itu dengan akhlak yang baik (husn

al-khuluq).

c. Akhlak yang baik bisa memberatkan timbangan kebaikan seseorang pada hari

akhir kelak.

Dari tiga uraian diatas, maka jelas akhlak yang dimaksud yaitu akhlak yang

baik atau akhlak islami, yaitu yang bersumber wahyu dari Allah terdapat dalam

al-qur’an dan hadist Nabi yang merupakan sumber utama ajaran islam.

3. Macam-macam Akhlak

1) Akhlak Terhadap Allah SWT

Tingkah laku atau akhlak yang paling utama adalah bagaimana berprilaku

terhadap Allah swt, ketika melaksanakan perintahnya. Allah yang mengatur

segala apa yang ada di bumi dan di langit termasuk kebaikan dan keburukan

seseorang. Untuk menegakkan kebenaran hidup manusia harus mampu

melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam nilai-nilai akhlak kepada

Allah SWT. Berikut ini akhlak kepada Allah SWT, sebagai berikut :

a. Beriman, yaitu meyakini dan mempercayai bahwa Allah itu Esa, Wujud

dan Maha segalanya. Beriman kepada Allah dalam bentuk meyakini


sepenuhnya dengan hati yang paling dalam, diucapkan dengan lisan dan

dilakukan dengan perbuatan. Jika iman itu bertahan maka akan

memancarkan cahaya kebaikan dalam diri seseorang dan sehingga

membentuk kepribadian yang menggambarkan akhlak islami yaitu akhlak

yang mulia.

b. Taat, yaitu mematuhi segala apa yang diperintakan oleh Allah dan

menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah SWT, yang terdapat dalam

ayat-ayat Al-Qur’an. Sikap taat ini merupakan sikap yang paling

mendasar setelah beriman, ini merupakan gambaran langsung bahwa

dalam dirinya ada iman di dalam hati.

c. Ikhlas, yaitu melakukan sesuatu tanpa pamrih artinya ketika kita

melakukan apa yang diperintahkan Allah kepada hambanya, seyogyanya

hamba tersebut ikhlas dalam melakukan hal tersebut tanpa pamrih dan

semata-mata hanya mencari keridhoan Allah SWT.

d. Khusyuk, artinya bersatunya pikiran dan perasaan batin ketika hendak

melaksankan perintah Allah SWT dengan bersungguh-sungguh. Karena

dengan kekhusyuan dalam melaksanakan perintah Allah akan membuat

ketenangan batin bagi orang yang melaksanakannya.

e. Berbaik Sangka, yaitu Husnudzon kepada Allah. Apa yang telah Allah

berikan kepada hambanya merupakan pilihan yang paling terbaik di sisi

Allah, maka dari itu kita selaku hamba Allah tidak sewajarnya melakukan

perbuatan suudzon kepada Allah atas apa yang telah diberikan kepada kita

semua.

f. Tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah atas apa yang telah kita

usahakan. Karena sikap tawakal ini adalah gambaran bentuk kerja keras
yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan sesuatu. Ketika selama apa

yang diusahakan itu berhasil maupun gagak jika memiliki sikap tawakal

akan selalu berpasrah diri dan tidak akan pernah menyesal.

g. Syukur, artinya mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas apa yang

telah diberikan dengan sebuah kata-kata maupun perbuatan.

Pengungkapan syukur dengan berkata Alhamdulilllah sedangkan bersukur

adalah segala prilkau yang mencerminkan kebaikan didalamnya.

h. Sabar, artinya kekuatan mental untuk menghadapi segala apa yang telah

menimpa diri kita. Orang yang ahli sabar dia tidak akan kenal dengan

putus asa dalam menjalankan perintah Allah, karena sesungguhnya Allah

bersama orang-orang yang sabar. Oleh karena itu, perintah bersabar buka

hanya berdiam diri, tetapi terus berbuat dengan tidak berputus asa.

i. Bertasbih, artinya mensucikan nama Allah dengan mengucapkan

Subhanallah, serta menjauhi perbuatan yang bisa mengotori nama Allah

SWT.

j. Istighfar, artinya memohon ampun atas segala perbuatan dosa yang telah

kita lakukan dengan mengucapkan astagfirullahal ‘adzim (aku memohon

ampun kepada Allah yang maha agung). Sedangkan istighfar dengan

perbuatan yaitu tidak akan mengulangi kembali apa yang telah diperbuat

sebelumnya.

k. Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan membaca Allahu Akbar (Alah

maha besar). Mengagungkan Allah melalui perilaku adalah

mengagungkan nama-Nya dalam segala hal, sehingga tidak menjadikan

sesuatu melebihi keagunggan Allah. Tidak mengagungkan yang lain


melampaui keagunggan Allah dalam berbagai konsep kehidupan, baik

melalui kata-kata maupun dalam tindakan.

l. Do’a, yaitu meminta kepada Allah apa saja yang diinginkan dengan cara

yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Do’a adalah

cara membuktikan kelemahan manusia dihadapan Allah, karena itu berdoa

merupakan inti dari beribadah. Orang yang tidak suka berdo’a adalah

orang yang sombong, sebab ia tidak mengakui kelemahan dirinya

dihadapan Allah, merasa mampu dengan ushanya sendiri. Ia tidak sadar

bahwa semua itu berkat izin dari Allah. Jadi, doa merupakan etika bagi

seorang hamba dihadapan Allah swt.

2) Akhlak Kepada Rosulullah SAW.

a. Mencintai Rosulullah Saw

Nabi Muhammad SAW, adalah manusia utusan Allah SWT, guna

untuk menyebarkan agama islam kepada seluruh umat manusia. Oleh

karena itu kita sebagai manusia wajib memuliakan Rosulullah Saw

sebagai Nabi utusan Allah yang menjadi suri tauladan bagi kita semua

dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah Nabi terakhir umat

islam, tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad Saw. Karean

kedatangan beliau adalah bentuk rahmat bagi seluruh alam. Allah

berfirman
‫ٰۤل‬
‫َو َم ْن ُّيِط ِع َهّٰللا َو الَّرُسْو َل َفُاو ِٕىَك َم َع اَّلِذ ْيَن َاْنَع َم ُهّٰللا َع َلْيِهْم ِّم َن الَّنِبّٖي َن َو الِّصِّدْيِقْيَن َو الُّش َهَد ۤا ِء‬
‫ٰۤل‬
‫َو الّٰص ِلِح ْيَن ۚ َو َح ُسَن ُاو ِٕىَك َرِفْيًقا‬

Terjemahan Kemenag 2019

69. Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka

itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang


dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta

kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka

itulah teman yang sebaik-baiknya.(Q.S An-Nisa :69).

b. Mengikuti dan Mentaati Rosulullah Saw

Diantara akhlak kepada Rosulullah Saw, adalah ittiqad dan mentaati

apa yang telah menjadi perintah dan apa yang telah diajarkan oleh

Rosulullah Saw. Mengikuti dan mentaati rosulullah adalah salah satu

bukti mencintai Allah Swt.

ۗ ‫ُقْل ِاْن ُكْنُتْم ُتِح ُّبْو َن َهّٰللا َفاَّتِبُعْو ِنْي ُيْح ِبْبُك ُم ُهّٰللا َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َبُك ْم‬
‫َو ُهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّر ُسْو َل ۚ َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلٰك ِفِر ْيَن‬
Terjemahan Kemenag 2019

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah

aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.”

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Nabi

Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul(-Nya). Jika kamu berpaling,

sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Q.S Al-Imran :

31-32).

c. Mengucapkan Shalawat dan Salam Kepada Rosulullah Saw

Selain mengikuti tuntunan Rosulullah Saw mencintai beliau juga bisa

dibuktikan dengan membaca shalawat dan salam kepada Nabi

Muhammad Saw. Dengan membaca shalawat dan salam kepada

Rosulullah berarti seseorang tersebut mencintai Rosulullah, karena

membaca shalawat dan salam adalah mendo’akan, menyebut dan

mencintai Rosulullah Saw. Firman Allah Swt


‫ٰۤل‬
‫ِاَّن َهّٰللا َو َم ِٕىَكَتٗه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّۗي ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه‬
‫َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬
Terjemahan Kemenag 2019

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi.620)

Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan

ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (Q,S Al-

Ahzab : 56).

Perintah Allah Swt kepada hambanya adalah mengucapkan shalawat

dan salam kepada Rosulullah bukan karena Rosul yang

membutuhkannya. Sebab tanpa doa dari siapapun beliau sudah pasti akan

selamat dan mendapatkan tempat terbaik dan terindah serta terhormat di

sisi Allah Swt.

Oleh sebab itu kita sebagai umatnya harus senantiasa meneladani

akhlak beliau, selaku suri tauladan bagi umat manusia. Berakhlak kepada

Rosulullah berarti sikap yang harus melekat pada diri seseorang jika orang

tersebut mengakui sebagai umatnya. Hanya dengan itulah yang bisa kita

lakukan untuk berterimakasih atas perjuangannya membawa umat manusia

ke jalan yang benar.

3) Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Islam mempertegas kepada umat manusia agar selalu menjaga diri

seperti jasmani dan rohani. Organ tubuh kita harus senantiasa diberikan

konsumsi makanan yang halal dan baik. Ketika kita memakan makanan yang

haram maka itu sama saja akan merusak diri kita sendiri (Syarifah Habibah,

2015). Akhlak adalah tahapan ketiga setelah tahap pertama yaitu keimanan,

tahap kedua adalah ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya.

Dan tahap ketiga adalah buah dari keimanan dan ibadah adalah akhlak
(Nurhayati, 2014). Maka dari itu kita harus senantiasa menjaga dan

mensucikan jiawa kita dari pebuatan yang melanggar syari’at islam.

Sebagaimna firman Allah Swt.

‫َقْد َاْفَلَح َم ْن َز ّٰك ىَهۖا َو َقْد َخاَب َم ْن َد ّٰس ىَهۗا‬

Terjemahan Kemenag 2019

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi

orang yang mengotorinya”.(Q.S Asy-Syams : 9-10).

Adapun akhlak terhadap diri sendiri sebagai berikut :

a. Al-Amanah, yaitu sikap pribadi yang setia, hati yang tulus, dapat dipercaya

dan jujur dalam melaksankan tugas yang diberikan kepadanya, baik berupa

hak, kewajiban atau kepercayaan.

b. As-Siddiq, artinya bersikap benar dan jujur baik dalam perkataan maupun

perbuatan.

c. Al-Adl, artinya bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya.

d. Al-Iffah, yaitu menjaga dan memelihara dari perbuatan tercela, fitnah dan

perbuatan yang dapat mengotori dirinya.

e. Al-Haya, yaitu mempunyai sikap malu

f. As-Syajaah, yaitu mempunyai sikap keberanian diri

g. Al-Quwwah, yaitu mempunyai kekuatan dalam menjalani kehidupan

h. As-Shabru, yaitu memiliki sikap sabar dalam menjalankan tugas sebagai

insan yang baik

i. Ar-Rahman, yaitu memiliki sikap kasih saying terhadap sesame

j. Al-Iqtishad, artinya memiliki sikap hemat

4) Akhlak Terhadap Orang Tua


Salah satu akhlak terhadap orang tua adalah berbakti kepada keduanya.

Karena berbakti kepada orang tua merupakan amal saleh yang paling utama

yang dilaakukan oleh umat islam, serta menjadi salah satu faktor diterimanya

doa seseorang (Syukur, Islam, & Syarif, 2020). Allah Swt berfirman.

‫َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِۚه َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه َو ْهًنا َع ٰل ى َو ْهٍن َّو ِفَص اُلٗه ِفْي َعاَم ْيِن َاِن اْشُك ْر ِلْي‬
‫َو ِلَو اِلَد ْيَۗك ِاَلَّي اْلَم ِص ْيُر‬
Terjemahan Kemenag 2019

“Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang

tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-

tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. “Bersyukurlah kepada-Ku dan

kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali (Q.S

Luqman : 14)

Dalam ayat diatas bahwa menjelaskan kita harus senantiasa berbuat

baik kepada orang tua sebagaimana mereka telah merawat kita, tidak bersikap

kasar kepada mereka, walaupun kita mengatakan kata “ah” itu dilarang dalam

agama. Seperti yang dijelaskan dalam surah al-isra, 23.

‫۞ َو َقٰض ى َر ُّبَك َااَّل َتْعُبُد ْٓو ا ِآاَّل ِاَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح ٰس ًنۗا ِاَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر‬
‫َاَح ُدُهَم ٓا َاْو ِكٰل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َّلُهَم ٓا ُاٍّف َّو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َّلُهَم ا َقْو اًل َك ِر ْيًم ا‬
Terjemahan Kemenag 2019

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara

keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,

sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan

janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya

perkataan yang baik”(Q.S Al-Isra : 23).

5) Akhlak Terhadap Guru


Tentu kita sudah banyak mengetahui dari berbagai macam media yang

ada, banyak oknum yang melakukan kekerasan terhadap guru baik itu

menuntutnya, mengancam dan sebagainya. Dikarenakan guru tersebut

melakukan pendidikan yang bersifat keras. Sekarang banyak siswa yang

melawan guru, tidak menghargai guru. Mungkin memang sudah zamannya

seperti ini, tetapi walau bagaimanapun guru adalah sosok tauladan bagi

siswanya di suatu instansi. Jika terdapat siswa yang akhlaknya tidak baik sama

guru, maka yang harus dilakukan adalah intropeksi diri karena guru belum

tentu menjadi teladan bagi siswanya (Warasto, 2018).

6) Akhlak Terhadap Teman/Sahabat

Perlu adanya aspek dalam pergaulan dan kerjasama. Pergaulan dapat

menambah pengetahuan yang belum pernah dialami, dilihat, didengar dan

dirasakan. Bergaul itu boleh dengan siapapun asalkan kita bisa memilih mana

pergaulan yang bisa membawa kita kearah yang lebih baik. Sebab dalam

hadist menjelaskan ketika bergaul dengan pedagang minyak wangi maka akan

kecipratan wanginya, sedangkan bergaul dengan tukang pandai besi maka

akan pula kecipratan bau besinya. Artinya carilah teman/sahabat yang bisa

membawa kita ke jalan yang diridhai Allah Swt (Nurhayati, 2014).

Sikap hormat kepada teman/sahabat merupakan salah satu contoh

akhlak yang baik, karena mereka adalah orang yang kita ajak dalam pergaulan

yang mengacu pada kebaikan. Berbuat baik kepada teman atau sahabat

sangatlah dianjurkan, karena demikian telah diajarkan Rosulullah kepada para

sahabatnya (Syukur et al., 2020). Kemudian selain saling menghormati antar

sesama dianjurkan juga untuk menjaga tali silaturahim. Karena dengan

demikian hubungan antar teman semakin erat dan hubungan kekerabatan


semakin terjaga serta menumbuhkan rasa kasih sayang antar teman atau

sahabat.

7) Akhlak Terhadap Alam Sekitar

Diciptakannya manusia dan diturunkannya ke belahan bumi yang luas

ini tidak lain adalah sebagai khalifah di muka bumi (Nurhayati, 2014). Tapi

selain itu tugas manusia di turunkannya ke bumi adalah untuk menjaga dan

melestarikan alam sekitar. Allah Swt menciptakan alam semesta ini dan segala

isinya, tumbuhan, hewan, lingkungan dan angkasa adalah untuk kepentingan

manusia di bumi (Syukur et al., 2020). Oleh karena itu manusia di amanahi

sebagai khalifah di bumi untuk menjaga dan melestarikan isi dari alam

semesta ini untuk kesejahteraan umat sebagai bekal dalam beribadah dan

beramal soleh. Selain daripada itu kita sebagai manusia yang di amanahi

sebagai khalifah harus menjaga tanah air dan Negara, karena tanah air tempat

kita dilahirkan, tempat kita tinggal, dan tempat hidup bersama keluarga.

Akhlak penduduk dan warganya yang beragama islam, harus mencintai dan

ikut serta dalam keberlangsungan tanah air, serta ikut mengisi kemerdekaan

dengan amal kebaikan termasuk menaati Allah, Rosul dan Pemimpin yang

adil. Allah Swt berfirman.

‫ٰي َٓاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّرُسْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر ِم ْنُك ْۚم َفِاْن َتَناَز ْعُتْم ِفْي َش ْي ٍء‬
ࣖ ‫َفُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو الَّرُسْو ِل ِاْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِو ْياًل‬
Terjemahan Kemenag 2019

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi

Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu

berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an)

dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang
demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di

akhirat) (Q.S An-Nisa : 59).

4. Pembinaan Akhlak
Asal kata dari pembinaan berawal dari kata “pem” dan berakhiran “an”.
Pembinaan berasal dari kata bina yang berarti proses, pembuatan, pembaharuan
usaha dan tindakan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil dengan baik.
Pembinaan merupakan usaha manusia untuk membimbing, mengarahkan
kemampuan yang ada dalam diri peserta didika baik itu secara formal maupun
nonformal. Pembinaan merupakan usaha sadar manusia dalam melakukan
bimbingan pengarahan kepada peserta didik menuju arah yang baik (Mawardi,
Alim, & Al-Hamat, 2021). Sedangkan pembinaan akhlak adalah upaya yang
dilakukan seseorang untuk merubah kebiasaan, sifat, tingkah laku seseorang
dalam melakukan kebaikan, sehingga dalam dirinya dapat membentuk
kepribadian yang diwarnai akhlak mulia (Hawa, Syarifah, & Muhamad, 2021).
Pada lingkungan sekolah banyak berbagai cara dalam melakukan pembinaan
akhlak ini salah satunya pada mata pelajaran dan kegiatan atau program-program
yang dilakukan oleh sekolah.
Dalam melaksanakan pembinaan akhlak ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara contohnya dengan menggunakan metode keteladanan dan
pembiasaan. Sama halnya yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja,
sekolah tersebut menerapkan metode pembiasaan seperti pelaksanaan shalat
dhuha, tadarus dan kultum setiap pagi sebelum proses belajar mengajar
dilaksanakan. Akan tetapi dari setiap perjalanan waktu metode pembiasaan itu
hanya beberapa sebagian yang dapat merubah sikap, kebiasaan dan tingkah laku.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian – penelitian tentang pembentukan akhlak siswa mungkin

sudah banyak penelitian yang dilakukan atau dapat dikatakan sudah banyak

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, akan tetapi dari segi aspek terdapat

perbedaan. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang memiliki hubungan


terkait Pembentukan Akhlak Siswa tentang aspek materi, metode maupun

evaluasi.

1. Hestu Nugroho Warasto ( Universitas Pamulang ). Dalam penelitiannya

yang berjudul “Pembentukan Akhlak Siswa (Studi Kasus Sekolah Madrasah

Aliyah Annida Al-Islamy, Cengkareng)” dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa proses pembentukan akhlak siswa di MA Annida Al-Islamy sudah

baik karena berdasarkan keterangan dari narasumber telah banyak yang

dilakukan sekolah untuk memperbaiki akhlak siswa. Hal itu disebabkan

adanya koordinasi antara sekolah dengan orang tua dalam

mengembangkan akhlak siswa.

2. Nursal Efendi (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau). Dalam

penelitiannya yang berjudul “UPAYA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI

SMA NEGERI 3 KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS”

dalam penelitianya menyimpulkan bahwa Upaya pembinaan akhlak

sebagai penunjang pembelajaran PAI agar tercapainya tujuan PAI itu

sendiri, maka dilakukan berbagai upaya dalam pembinaan akhlak peserta

didik agar menjadi manusia yang mengamalkan ajaran agamanya yaitu

Islam, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai agama atau nilai-nilai akhlak.

Adapun nilai nilai akhlak yang ditanamkan itu adalah sebagai berikut :

Ibadah mingguan/membaca surah yasin sebelum masuk belajar selama

satu kali empat puluh lima menit/tausyah, shalat zuhur berjama’ah, piket

mushalla, ditambah dengan ekstrakurikuler seperti : Tuntas baca al-qur’an,

seni baca al-qur’an, syarhil qur’an, sini Islami seperti : nasyid, puisi Islami,

bimbingan remaja tentang akhlak, dan peringatan hari besar Islam. Yang

pada intinya dalam pembianaan akhlak peserta didik dengan tiga hal

penting sebagai upaya yaitu menanamkan dan membangkitkan keyakinan

beragama, menanamkan etika pergaulan dan menanmkan kebiasaan yang

baik.
3. Nurlaila ( Universitas Muhammadiyah Palu). Dalam penelitiannya

berjudul “Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan dan Pembiasaan”

dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembinaan

akhlak mulia di MA Aisyisiyah Putri menggunakan dua metode,

keteladanan dan pembiasaan. Metode-metode tersebut terimplementasikan

ke dalam program rutinitas dan insindental yang menjadi keharusan bagi

peserta didik. Adapun bentuk keteladanan yang ditunjukkan oleh guru-

guru di MA Aisyisiyah Putri meliputi disiplin waktu, disiplin menegakkan

aturan, disiplin dalam bersikap, disiplin dalam beribadah. Sedangkan

untuk pembiasaan-pembiasan yang dilaksanakan di MA Aisyisiyah Putri

meliputi Pembiasaan mengucapkan salam kepada guru ketika bertemu,

pembiasaan membaca asmaul husna sebelum pembelajaran, pembiasaan

tadarus Al-Qur`ān sebelum pembelajaran, pembiasaan şalat ḍuḥa

berjamaah, Pembiasaan Tausyiah Ḍuḥa, pembiasaan berdoa sebelum dan

sesudah pembelajaran, Pembiasaan Muḥaḍaraħ di hari senin, pembiasaan

hidup bersih melalui lomba kebersihan kelas, dan eksrakurikuler kesenian

dan keagamaan.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan pemetaan dari sebuah penelitian yang
memuat pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja.
Berikut dibawah ini kerangka acuan dalam pembinaan akhlak.

Pembinaan Akhlak Siswa SMK


Muhammadiyah 03 Sukaraja

Metode Pembinaan Akhlak Siswa


.
Pembiasaan Keteladanan Mujahadah Ajakan

Dewan Guru

Siswa SMK Muhammadiyah


03 Sukaraja

Anda mungkin juga menyukai