Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PARAGRAF

DISUSUN OLEH:
Alza Maghfiza AD (236210351)
Sundari (236210507)
Nur Syavika (236210310)

DOSEN:
Dr. Rhani Febria, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah
serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Bahasa Indonesia yang berjudul “Paragraf”.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dr. Rhani Febria,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Bahasa Indonesia. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman ilmu
bagi para pembaca, khususnya bagi penulis. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu karena kurangnya ilmu
pengetahuan serta referensi. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak dan
bantuan dari berbagai sumber referensi, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan bagi pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan isi
makalah ini.

Pekanbaru,7 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR··································································i
DAFTAR ISI··············································································ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang···························································1
1.2 Rumusan Masalah·······················································1
1.3 Tujuan·····································································2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Paragraf···································································3
2.2 Struktur Paragraf························································3
2.3 Syarat-syarat Paragraf··················································4
2.4 Cara Pengembangan Paragraf·········································4
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan·······························································8
3.2 Saran······································································8
DAFTAR ISI

ii
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph,
paragraf merupakan sebagian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran
sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.Paragraf atau alinea
adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).
Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf.Dalam kenyataannya kadang-kadang kita
menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sesudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.
Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan paragraf?
2. Bagaimana struktur paragraf?
3. Apa sajakah syarat-syarat terbentuknya paragraf?
4. Bagaimana cara pengembangan paragraf?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan paragraf
2. Mengetahui dan memahami struktur paragraf
3. Megetahui dan memahami syarat-syarat terbentuknya paragraf
4. Mengetahui dan memahami cara pengembangan paragraf

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Paragraf
Paragraf merupakan bagian dari sebuah tulisan esai atau karangan. Soedjito
dan Hasan (1986:3) menjelaskan bahwa paragraf adalah bagian-bagian karangan
yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu
serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Oshima dan Hogue (1983:3) menyatakan bahwa paragraf pada dasarnya ialah
bagian terkecil organisasi karangan. Paragraf adalah sekelompok kalimat yang
tersusun secara padu merupakan pengembangan sebuah ide pokok.
Sesuai dengan pernyataan tersebut,Tarigan (1986:11) menyatakan bahwa
paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis sistematis yang merupakan
satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok dalam
keseluruhan karangan.

2.2 Struktur paragraf


Dalam merakit paragraf yang sistematis dan logis, diperlukan sejumlah unsur
pendukung yaitu transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
Namun tidak semua paragraf mempunyai unsur yang lengkap. Susunan unsur
pendukung dalam paragraf dapat digambarkan dan membentuk sebuah struktur yang
disebut struktur paragraf deduktif.
Berdasarkan pendapat diatas, penulis mengacu pada dua pendapat, yang
pertama pendapat Alwi ( 2001: 8) yang mengatakan struktur paragraph deduktif
hanya memiliki tiga tingkatan atau susunan informasi. Struktur paragraf terdiri atas
empat variasi yaitu (1) Satu gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak kalimat
pengembang langsung tanpa kalimat pengembang tidak langsung, (2) satu gagasan
utama yang dijelaskan oleh satu kalimat pengembang langsung dan banyak kalimat
pengembang tidak langsung, (3) satu gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak
kalimat pengembang langsung dan satu kalimat pengembang tidak langsung, (4) satu
gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang langsung dan
kalimat pengembang tidak langsung.
Pendapat kedua yaitu yang menyatakan Heffernan (1991: 149) struktur
paragraf sejajar yaitu kalimat pengembang berkaitan dengan kalimat utama sehingga

3
semua kalimat pengembang duduk sejajar satu sama lain. Heffernan (1991: 151)
mengungkapkan struktur paragraf berantai yaitu semua kalimat pengembang
mempunyai hubungan langsung hanya dengan kalimat sebelumnya (kalimat
pengembang ke-1 berkaitan langsung hanya dengan kalimat topik, kalimat
pengembang ke-2 hanya dengan kalimat pengembang ke1, kalimat pengembang ke-3
hanya dengan kalimat pengembang ke-2, dsb.

2.3 Syarat- syarat paragraf


Adapun syarat paragraf yang baik yaitu memiliki kesatuan, kepaduan,
keruntutan, kelengkapan atau ketuntasan, dan konsistensi (Suladi, 2014). Suatu
paragraf dinyatakan memiliki kesatuan yang baik apabila satu paragaraf memiliki
sebuah gagasan utama yang didukung oleh beberapa gagasan penjelas. Syarat
paragraf kedua, kepaduan suatu paragraf berkaitan dengan keserasian antar kalimat
yang membangun paragraf tersebut dengan menggunakan alat kohesi, baik gramatikal
maupun leksikal. Sementara itu, aspek kelengkapan paragraf ini tercapai saat seluruh
kalimat-kalimat pendukung dalam paragraf tersebut mendukung atau menjelaskan
gagasan utama sudah tercakup. Syarat terakhir, sebuah paragraf dikatakan runtut jika
urutan kalimat-kalimat yang membangun sistematis atau tidak ada informasi yang
melompat-lompat sehingga pembaca lebih mudah mengikuti jalan pikiran penulis.

2.4 Cara pengembangan paragraf


Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan (a) kemampuan memerinci
secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan bawahan dan (b)
kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan teratur (Keraf,
1980:84).
Menurut Syafi,ie (1988:157), untuk memerinci gagasan utama dan
mengurutkan gagasan bawahan, yang perlu ditempuh ada tiga langkah. Langkah-
langkah itu adalah (1) memikirkan ide pokok yang akan ditulis, (2) memikirkan
informasi yang logis dikemukakan agar pembaca dapat memahami ide pokok penulis,
dan (3) memikirkan tentang cara menyampaikan informasi.
Pengembangan paragraf, baik dalam hal memerinci ide pokok maupun
mengurutkan rincian-rincian dengan teratur, dapat diwujudkan melalui penggunaan
bermacam-macam cara atau pola pengembangan paragraf. Pemakaian pola-pola
pengembangan paragraf bergantung dari sifat paragrafnya. Dasar pengembangan

4
paragraf dapat terjadi karena adanya (1) hubungan alamiah, (2) hubungan logis, serta
(3) ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan yang nyata di alam
(urutan kejadian, urutan tempat, atau sudut pandangan). Hubungan logis didasarkan
pada tanggapan penulis atas relasi dari perincian-perinciannya. Dasar pemberian
ilustrasi ialah untuk memberikan kejelasan apa yang dimaksudkan dalam paragraf
tersebut, misalnya dengan cara pemberian contoh-contoh.
Sesuai dengan dasar pengembangan paragraf, ada beberapa pola yang dapat
dipakai untuk mengembangkan paragraf, yaitu klimaks dan anti klimas, sudut
pandangan, perbandingan-pertentangan, analogi, contoh, proses, sebab-akibat, umum-
khusus, klasifikasi, dan definisi luas (Keraf, 1980:84-98). Tiap-tiap cara itu memiliki
ciri-ciri tersendiri. Dalam pelaksanaan pengembangan paragraf, setiap paragraf tidak
harus hanya menggunakan salah satu dari pola-pola tersebut, tetapi bisa saja sebuah
paragraf sekaligus menggunakan beberapa pola pengembangan.
1) Klimaks dan Anti Klimaks
Paragraf yang menggunakan dasar klimaks, ide pokoknya dirinci menjadi
beberapa gagasan bawahan. Gagasan-gagasan bawahan itu disusun sedemikian rupa
dengan cara menempatkan gagasan yang dianggap kurang tinggi kepentingannya pada
bagian awal, gagasan berikutnya yang lebih tinggi kepentingannya, dan diakhiri
dengan gagasan yang paling tinggi kepentingannya. Variasi dari klimaks ialah anti
klimaks, gagasan yang dianggap paling tinggi kepentingannya ditempatkan bagian
awal, diikuti gagasan lebih rendah kepentingannya, dan diakhiri dengan gagasan
paling rendah kepentingannya.
2) Sudut Pandangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan sudut pandangan, uraian ide
yang dikemukakan didasarkan pada penglihatan atas sesuatu barang dari posisi
tertentu. Dari posisi itu kemudian secara perlahan-lahan dan berurutan digambarkan
barang demi barang yang terdapat dalam ruangan itu. Urutan tersebut dimulai dari
yang paling dekat dengan posisiny lalu berangsur-angsur ke belakang. Pengembangan
paragraf tersebut disebut juga urutan ruangan.
3) Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf yang menggunakan pengembangan perbandingan, gagasan yang
dikemukakan bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan kesamaankesamaan
dari dua hal atau lebih. Sebaliknya, apabila paragraf mengungkapkan gagasan

5
bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan perbedaanperbedaan dari dua hal
atau lebih disebut pengembangan pertentangan.
4) Analogi
Paragraf menggunakan pengembangan analogi hampir sama dengan paragraf
menggunakan pengembangan perbandingan. Perbandingan menunjukkan adanya
kesamaan-kesamaan hal yang berlainan kelas, sedangkan pengembangan paragraf
dengan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang kurang
dikenal oleh umum dengan sesuatu yang telah dikenal oleh umum.
5) Contoh
Paragraf yang menggunakan pengembangan dengan contoh, ide pokok yang
diungkapkan dalam paragraf dijelaskan dengan gagasan bawahan yang berupa contoh.
Contoh itu berfungsi untuk memperjelas maksud ide pokok yang telah diungkapkan.
Contoh yang dipakai untuk memperjelas tersebut bisa hanya satu atau lebih,
disesuaikan dengan kejelasan yang dimaksudkan.
6) Proses
Paragraf yang menggunakan pengembangan proses, gagasan yang akan
diungkapkan merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatanperbuatan
untuk menghasilkan sesuatu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan paragraf proses, yaitu (1) harus diketahui perincianperincian ide
secara menyeluruh, (2) proses yang dimaksudkan dibagi atas tahap-tahap kejadian,
dan (3) menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses yang telah diungkapkan.
7) Sebab-Akibat
Paragraf yang menggunakan pengembangan sebab-akibat, ide pokok yang di
ungkapkan berkedudukan sebagai sebab, sedangkan ide-ide penjelasnya berfungsi
sebagai akibat.Sebaliknya, akibat bisa juga berkedudukan sebagai ide pokok.Untuk
memahami sepenuhnya akibat yang ada perlu diungkapkan sejumlah sebab sebagai
rincian ide penjelasnya.
8) Umum-Khusus
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara menempatkan ide pokok pada
awal paragraf, sedangkan rincian ide penjelasnya terdapat dalam kalimat-kalimat
berikutnya. Paragraf seperti itu bersifat deduktif (umum-khusus).Sebaliknya, rincian-
rincian penjelas bisa diungkapkan lebih dulu lalu diakhiri dengan generalisasinya.
Paragraf demikian bersifat induktif (khusus-umum).

6
Sebuah variasi dari kedua pengembangan tersebut, pada awal paragraf
terdapat ide pokok, tetapi pada akhir paragraf ide pokok tersebut diulang lagi.
9) Klasifikasi
Klasifikasi ialah pengelompokan hal-hal yang dianggap mempunyai
kesamaankesamaan tertentu. Dalam klasifikasi ada dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu (1) mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok dan (2) memisahkan
kesatuan-kesatuan tersebut dari kelompok yang lain. Dengan demikian, paragraf yang
dapat dikembangkan dengan cara klasifikasi apabila gagasan-gagasan yang akan
diungkapkan dalam paragraf tersebut dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan
kesamaan-kesamaan tertentu.
10) Definisi Luas
Paragraf menggunakan pengembangan definisi luas bila gagasan yang akan
diungkapkan merupakan suatu istilah. Agar istilah itu dapat dipahami oleh pembaca,
istilah tersebut didefinisikan. Definisi yang digunakan biasanya merupakan definisi
luas, bukan hanya definisi formal biasa, definisi yang hanya menerangkan etimologi
kata, atau definisi yang menerangkan sinonimmya saja.

7
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Paragraf memiliki 2 struktur yaitu struktur paragraf deduktif dan struktur paragraf
sejajar. Adapun syarat paragraf yang baik yaitu memiliki kesatuan, kepaduan,
keruntutan, kelengkapan atau ketuntasan, dan konsistensi . sebuah paragraf dapat
dikembangkan dengan memerinci ide pokok maupun mengurutkan rincian-rincian
dengan teratur.

3.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini pembaca dapat meningkatkan
pengetahuan kita tentang paragraf.

8
Daftar Pustaka
Budiyono, H. (2012). Mengembangkan paragraf sesuai fungsi dan posisi
dalam rangka menulis sebuah tulisan esai. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra, 1(2).

Pramesti, U. D. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Menulis Paragraf Pada


Mku Bahasa Indonesia Di Universitas Negeri Padang Melalui Model Stad (Student
Team-Achievement Divisions) Metode Menulis Berantai. KREDO: Jurnal Ilmiah
Bahasa dan Sastra, 2(1), 1-16.

Apriyanti, R., Samhati, S., & Nazaruddin, K. (2015). STRUKTUR


PARAGRAF DEDUKTIF DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SISWA
SMP/MTS KELAS VII. Jurnal Kata: Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 3(3).

Ulvia, C. W., Widodo, M., & Munaris, M. (2015). Pola Pengembangan


Paragraf pada Teks Bacaan dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Kata:
Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 3(3).

Budiyono, H. (2012). Pengembangan Paragraf dan Kualitasnya pada Karya


Tulis Ilmiah Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Jambi. Jurnal Tekno-pedagogi, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai