Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Peng. Sis. Eva. PAI Karlianor Arief, M.Pd.I

Tentang :
“TEKNIK EVALUASI PENGAJARAN ESSAY”

Disusun oleh :

KELOMPOK I

Ernida Alwa : 220116339


Isnani : 220116342
Lusiyana : 220116343
Megawati : 220116345
Miftahul Jannah : 220116348
Noor Azijah : 220116350
Rika Aulia : 220116357
Rita Apriyani : 220116358
Ruhana : 220116359

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BANJARMASIN AL JAMI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur senantiasa tercurah limpahkan kepada Alloh SWT


yang telah melimpahkan beribu-ribu rahmat juga nikmat, yakni nikmat
iman, nikmat ihsan dan nikmat islam. Juga utaian kata terimakasih kepada
bapak dosen yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TEKNIK
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM II: TES ESSAY”.

Meskipun kami berusaha sekeras mungkin dalam penyusunan


makalah ini agar menjadi makalah yang baik. Namun, kami menyadari
dalam makalah yang kami susun ini masih banyak terdapat kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. akan dari itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Terimakasih dan semoga makalah ini dapat memberi sumbangsih positif
bagi kita semua.

Banjarmasin, 4 Agustus, 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................
D. Manfaat Penulisan..........................................................................
E. Sistematika Penulisan....................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
A. Pengertaian Tes Essay....................................................................
B. Jenis-jenis Tes essay.......................................................................
C. Menyusun Soal Bentuk Essay........................................................
D. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian..............................
BAB III PENUTUP.................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
C. Rekomendasi..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam proses pembelajaran, terdapat berbagai macam tes yang
digunakan. Tes diberikan sebagai sarana untuk mengetahui apakah materi-
materi yang sudah disampaikan selama proses belajar berlangsung, sudah
diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Terdapat berbagai macam
tes yang dapat digunakan, salah satu bentuk tes itu adalah tes bentuk essay
(uraian). Dengan digunakannya tes bentuk essay, setidaknya dapat menjadi
alat pengukur kemampuan siswa secara objektif. Dalam pelaksanaannya,
ternyata tes bentuk essay ditemukan banyak kelemahan. Bentuk essay sering
disebut bentuk subjektif karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi
oleh faktor subjektivitas guru. Oleh karena itu, seringkali ditemui
permasalahan dalam penilaian jawaban dari peserta didik. Banyak terjadi
kesalahan pemberian nilai kepada peserta didik, dikarenakan berbagai faktor
baik internal maupun eksternal.
Namun demikian, tidak berarti bentuk essay tidak digunakan sebagai
alat pengukur kemampuan siswa. Bentuk essay dapat digunakan untuk
mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk-bentuk
objektif. Dengan tes bentuk essay ini, diharapkan siswa mampu
menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-
katanya sendiri.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka dari kami
menyusun makalah dengan judul “TEKNIK EVALUASI PENGAJARAN
ESSAY” sebagai sebuah atensi dalam membumikan Pengembangan Sistem
Evaluasi di Indonesia pada umumnya dan khususnya di lembaga-lembaga
pendidikan itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
dibahas akan penulis batasi, dengan tujuan supaya penulis makalah ini
tersusun secara sistematis, maka rumusan masalahnya antara lain sebagai
berikut:
1. Apa pengertian tes essay?
2. Apa saja jenis-jenis tes essay?
3. Bagaimana cara menyusun soal bentuk uraian?
4. Bagaimana cara pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes essay?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulisan ini memiliki tujuan yang
akan dipaparkan dengan formulasi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tes essay
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tes essay
3. Untuk mengetahui cara menyusun soal bentuk uraian
4. Untuk mengetahui cara pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes essay.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan pembahasan mengenai teknik evaluasi pendidikan islam II: tes
essay, maka manfaat penulisan dapat ditinjau dari dua sisi, antara lain
sebagai berkiut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil diskusi dalam makalah ini secara teoritis diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya, wawasan,
pengetahuan, konsep dan teori mengenai “TEKNIK EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM II: TES ESSAY” dalam perspektif pendidikan
agama islam. Dengan demikian, mampu menerapkan dan menjelaskan
makalah tersebut.
2. Manfaat Praktis
Hasil diskusi ini diharapkan dapat menyumbangkan pikiran terhadap
pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pengembangan sistem
evaluasi serta permasalahan yang berkaitan dengannya. Selanjutnya
diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyusun program pemecahan

2
masalah mengenai pengembangan sistem evaluasi serta dapat
mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Sistematika Penulisan
Guna memberikan kejelasan terhadap ruang lingkup isi ulasan makalah ini,
maka perlu dipaparkan sistematika penulisan secara menyeluruh yang terdiri
dari:
BAB I Pendahuluan; meliputi: a. Latar Belakang Masalah. b. Rumusan
Masalah. c. Tujuan Penulisan. d. Manfaat Penulisan. e. Sistematika
Penulisan. BAB II Pembahasan; meliputi: a. Pengertian tes essay., b. Jenis-
jenis tes essay, c. Menyusun soal bentuk uraian, d. Pemriksaan, skorring,
dan penilaian tes essay. BAB III Penutup; Meliputi: A. Kesimpulan. B.
Saran. C. Rekomendasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertaian Tes Essay


Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya piring
untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
sesesorang atau kelompok. Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan
atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologi yang setiap
butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan
yang dianggap benar .1
Dari pengertian tersebut, maka setiap tes menuntut keharusan adanya respon
dari subyek (orang yang dites) yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait
yang dimiliki oleh subyek yang sedang dicari informasinya. Dilihat dari
wujud fisik, tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab
dan/atau tugas yang harus dikerjakan yang nantinya akan memberikan
informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban tertentu
terhadap pertanyaan-pertanyaanatau cara dan hasil subjek dalam melakukan
tugas-tugas tersebut.2
Tes sebagai alat penilaian dapat diartikan sebagai pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk
perbuatan (tes tindakan). Pada umumnya tes digunakan untuk mengukur dan
menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran.3 Berdasarkan beberapa pengertian tes maka dapat diambil
beberapa kesimpulan mengenai tes yaitu sebagai berikut ;

1
Zainal Abidin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip dan Prosedur (Bandung:PT. Remaja
Rosda Karya 2009) h. 205
2
Saifuddin Anzwar, tes prestasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar 1987) h. 23
3
Nana Sudjana, Penilaian hasil proses belajar mengajar,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004 ) h. 15

4
1. Tes adalah prosedur yang sistematis, maksudnya item-item dalam tes
disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi tes dan
pemberian angka terhadap hasilnya harus jelas dan dispesifikasi secara
terperinci, dan setiap orang yang mengambil tes harus mendapat item-item
yang sama dalam kondisi yang sebanding.
2. Tes berisi sampel prilaku, meksudnya seluruh item dalam tes tidak akan
mencakup seluruh materi isi yang mungkin ditanyakan sehingga harus
dipilih beberapa item yang akan ditanyakan, dan kelayakan suatu tes
tergantung pada sejumlah item-item dalam tes tersebut yang mewakili
secara representatif kawasan prilaku yang diukur.
3. Tes mengukur prilaku, item-item dalam tes hendaknya menunjukan apa
yang diketahui atau apa yang dipelajari subjek dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau mengerjakan tugas-tugas di dalam tes tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat
ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur
kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat
ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi
mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan
sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap
keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang.4
Tes uraian (essay examination) merupakan alat penilaian hasil belajar paling
tua. Tes uraian ini secara umum adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai
dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri. Dalam hal ini tes menunutut kemampuan siswa dalam hal
mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Namun demikian,
sejak tahun 1960-an bentuk tes tersebut banyak ditinggalkan orang karena
munculnya bentuk tes objektif. Sampai saat ini tes objektif sangat populer
dan digunakan oleh hampir semua guru mulai tingkat SD sampai perguruan
tinggi.

4
Saifuddin Anzwar,Tes Prestasi, . . . h.30

5
Ditengah maraknya pengguanaan tes objektif, ada semacam kecendrungan
dari pendidik untuk kembali menggunakan bentuk tes uraian sebagai alat
penilaian hasil belajar. Hal ini disebabkan karena adanya gejala menurunnya
hasil belajar atau kualitas pendidikan, lemahnya para siswa (peserta didik)
dalam menggunakan sebagai bahasa tulisan sebagai akibat dari penggunaan
tes objektif, kurangnya daya analisis dari siswa/peserta didik karena terbiasa
menggunakan dengan tes objektif yang memungkinkan siswa main tebak
jawaban saat mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Kasus
seperti ini sering kita jumpai terutama dalam perguruan tinggi. Penggunaan
tes uraian kembali khususnya di tingkat perguruan tinggi, diharapkan dapat
meningkatkan kembali kualitas pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
Ada beberapa kelebihan atau keunggulan dari tes uraian, diantaranya:
a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat
tinggi.
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun
tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni
berpikir logis, analitis, dan sistematis.
d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).
e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga
tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat
proses berpikir siswa.
Selain mempunyai kelebihan, tes uraian juga mempunyai kelemahan-
kelemahan sebagai berikut:
a) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat
menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes
objektif yang dapat menanyakan semua hal melalui sejumlah
pertanyaan.
b) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam halmenanyakan, dalam membuat
pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya.

6
c) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi
kelas dengan jumlah siswa yang banyak.5
B. Jenis-jenis Tes essay
1. Uraian bebas (free essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung dari
pandangan siswa itu sendiri, karena isi pertanyaan dari tes uraian bebas
bersifat umum.
Contoh pertanyaan untuk uraian bebas:
· Coba Anda jelaskan yang dimaksud dengan arus listrik?
· Bagaimanakah caranya untuk memperbesar gaya Lorent?
Dilihat dari karakteristiknya, pertanyan bentuk uraian bebas ini tepat
digunakan apabila bertujuan khusus:
a) Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah
sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya.
b) Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya
beranekaragam sehingga tidak ada satupun jawaban yang pasti.
c) Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan
dari berbagai segi atau dimensinya.
d) Kelemahan dari tes uraian bebas ini adalah sukar menilainya karena
jawaban siswa bisa bervariasi, sulit dalam menentukan kriteria
penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai
penilainya.

2. Uraian terbatas dan uraian berstruktur.


Dalam tes uraian terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke dalam hal-hal
tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut bisa dari segi:
ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator-indikatornya.
Contoh pertanyaan uraian terbatas:
Sebutkan lima macam alat yang menggunakan eleltromagnet?
5
Noehi Nasoetion, Suryanto Judu, dan Adi, Hakikat tess, pengukuran dan
penilaian ( Bandung : Erlangga 2000) h. 57

7
Mengapa sumber tegangan seperti baterai dan akidapat menghasilkan
energi listrik?
Sedikitnya materi yang ditanyakan untuk satu waktu ujian dapat diatasi
dengan tidak menggunakan tes uraian terbuka tetapi menggunakan tes
uraian terbatas. Penggunaan tes uraian terbatas ini sekaligus akan dapat
mengurangi unsur subjektivitas dalam pemeriksaan karena dengan tes
uraian terbatas maka jawaban siswa sudah lebih terarah pada apa yang
dikehendaki oleh penulis butir soal.
Selain bentuk tes uraian bebas dan uraian terbatas, juga terdapat bentuk tes
uraian berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-
soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian
soal jawban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya.
Dalam soal-soal berstruktur terdapat unsur-unsur: pengantar soal,
seperangkat data, dan serangkaian sub-soal.
Bentuk soal berstruktur dapat digunakan untuk mengukur semua aspek
kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Tingkat kesulitan dari soal dapat ditentukan sedemikian rupa dari
soal yang mudah menuju soal yang sukar. Kelemahan yang mungkin
terdapat dalan soal uaraian berstruktur tersebut adalah bidang yang diujikan
menjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalahan harus
dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.6

C. Menyusun Soal Bentuk Essay


Tes uraian hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kurang
tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif. Jangan gunakan tes uraian
hanya untuk mengukur proses berpikir rendah tetapi gunakan tes uraian
untuk mengukur hasil belajar yang kompleks. Tes uraian terbuka tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan,
mengorganisasi, dan mengekspresikan ide, mengintegrasikan pelajaran
dalam berbagai bidang, membuat desain eksperimen, mengevaluasi manfaat
6
Https://suluhpendidikan.blogspot.kr/2010/03/tes-sebagai-alat-penilaian-hasi-
html

8
suatu ide, dan sebagainya. Sedangkan tes uraian terbatas tepat digunakan
untuk mengukur Kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan
sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang
relevan, merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat,
menjelaskan suatu prosedur, dan sebagainya. Supaya diperoleh soal-soal
bentuk uraian yang dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar
hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut
1. Dari segi isi yang diukur
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya,
misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu
permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan
diungkap maka soal atau pertanyaan yang dibuat hendaknya
mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas tertentu. Kemudian
pilihlah materi yang sesuai dengan kurikulum atau silabusnya, pilihlah
materi yang menjadi inti persoalan dan menjadi dasar untuk penguasaan
materi lainnya sehingga tidak semua materi perlu ditanyakan. Dengan
demikian, bila siswa telah memahami konsep dari materi tersebut maka
secara tidak langsung siswa akan memahami aspek-aspek lain yang
berkaitan dengan materi tersebut.
2. Dari segi bahasa
Menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti
makna yang terkandung dalam tiap pertanyaan. Bahasanya sederhana,
singkat dan jelas apa yang menjadi inti pertanyaan.
3. Dari segi teknis penyajian soal
Soal-soal (pertanyaan) yang dibuat hendaknya tidak diulang terhadap materi
yang sama walaupun abilitasnya berbeda sehingga soal atau pertanyaan
yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materi. Perlu juga
diperhatikan masalah waktu yang diperlukan dalam mengerjakan soal atau
pertanyaan sehingga tidak ada kelebihan soal atau kekurangan soal dalam
waktu yang tersedia. Kemudian masalah pembobotan nilai haruslah berbeda
untuk soal yang tergolong mudah memiliki bobot nilai yang rendah

9
sedangkan untuk soal yang tergolong sulit yang memerlukan pemikiran
lebih maka diberikan bobot nilai yang lebih tinggi.
4. Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban
yang diharapkan, minimal pokok-pokok dari jawaban pertanyan tersebut.
Dan tentukanlah skor maksimal bila pertanyaan dijawab benar dan skor
minimal bila pertanyaan dijawab salah atau kurang lengkap.
Dalam pelaksanaannya, sifat dari tes uraian adalah lebih mengutamakan
kepada kekuatan (power tests) bukan kecepatan (speed tests), maka dalam
pelaksanaan tes uraian perlu memperhatikan sebagai berikut.
a) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan soal-
soal atau pertanyaan dalam tes tersebut.
b) Memungkinkan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang termudah
terlebih dahulu tanpa memperhatikan urutan dari nomor soal.
c) Mengawasi pengerjaan soal-soal sehingga siswa tidak dapat bekerja
sama dalam mengerjakan soal-soal atau pertanyaan dalam tes.
d) Memungkinkan sewaktu-waktu memberi siswa untuk membuka buku
dalam mengerjakan soal-soal dalam tes (open book tests).
e) Setelah semua siswa selesai mengerjakan dan jawaban dikumpul,
sebaiknya guru menjelaskan jawaban setiap soal sehingga para siswa
mengetahuinya sebagai bahan dan untuk memperkaya pemahaman
mereka mengenai bahan atau materi pelajaran.7
Selain itu juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tes
uraian adalah:
1) Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.
2) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat
atau tidak dapat diukur dengan tes objektif.
3) Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat
ditanyakan dalam satu waktu ujian.
4) Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar
menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan,

7
Nana Sudjana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, . . .h. 30

10
bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah,
formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya
seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta
siswa untuk menyebutkan fakta saja.
5) Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah
tafsir.
6) Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang
telah ditentukan.
7) Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh
siswa.
8) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir
soal.
D. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian
Ada dua cara dalam memeriksa jawaban soal uraian. Cara pertama ialah
diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor.
Cara kedua ialah diperiksa nomor demi nomor untuk setiap siswa,
maksudnya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk semua siswa
kemudian diberi skor, kemudian soal nomor dua dan seterusnya. Kemudian
dalam penskoran dapat digunakan berbagai bentuk, misalnya skala 1-4,
skala 1-10, atau 1-100. namun skala yang lebih umum digunakan adalah
skala 1-4 atau 1-10, sehingga guru tidak langsung memberi nilai nol (0)
untuk jawaban yang salah.
Setelah menulis butir soal, diwajibkan untuk membuat pedoman penskoran
sebagai berikut:
1. Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain
maka jawaban tersebut harus ditulis.
2. Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus muncul pada
jawaban tersebut.
3. Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari yang lain?
4. Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang harus muncul
pada jawaban tersebut.

11
5. Butir, kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih
dari yang lain.
Dalam menilai kebenaran jawaban soal-soal bentuk uraian dipertimbangkan
beberapa aspek, di antaranya kebenaran isi sesuai dengan kaidah-kaidah
meteri yang ditanyakan, sistematika atau urutan logis dari kerangka
berpikirnya yang dilihat dari penyajian gagasan jawaban, dan bahasa yang
digunakan dalam mengekspresikan buah pikirannya. Sistem penilaian yang
digunakan dalam soal-soal uraian pada dasrnya sama dengan sistem
penilaian soal bentuk lainnya, yaitu dapat menggunakan penilaian acuan
norma dan atau penilaian acuan patokan
Setelah mengkaji hakikat dari soal bentuk uraian yang baik yang berkenaan
dengan keunggulan maupun kelemahan, kiranya cukup bijaksana apabila
bentuk tes ini digunakan di semua tingkat pendidikan agar kualitas
pendidikan nasional lebih meningkat lagi. Kemampuan yang diungkap
melalui tes uraian tidak hanya mencakup berpikir logis tetapi juga
kemampuan berbahasa para siswa. Dimensi-dimensi tes uraian lebih luas
dan bisa mencakup semua aspek kognitif secara seimbang di samping
membiasakan para siswa belajar penuh pemahaman dan mempersiapkan diri
secara matang manakala menghadapi ulangan dan ujian-ujian yang
diberikan di sekolah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tes uraian ini secara umum adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai
dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri (Sudjana, 1989).
2. Jenis-jenis uraian terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Uraian bebas (free essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung dari
pandangan siswa itu sendiri, karena isi pertanyaan dari tes uraian bebas
bersifat umum.
b. Uraian terbatas dan uraian berstruktur.
Dalam tes uraian terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke dalam hal-hal
tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut bisa dari
segi: ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator-
indikatornya. Sedangkan uraian berstruktur merupakan serangkaian soal
jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya.
Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur, yaitu pengantar soal,
seperangkat data, dan serangkaian sub soal.
3. Menyusun soal bentuk essay hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:
a. Dari segi isi yang diukur
b. Dari segi bahasa
c. Dari segi teknis penyajian soal
d. Dari segi jawaban

13
4. Pemeriksaan tess essay dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu diperiksa
seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor.
Adapun cara kedua dapat dilakukan dengan pemeriksaan nomor demi
nomor untuk semua siswa. Sedangkan skorring bisa digunakan dalam
berbagai bentuk, misalnya skala 1-4 atau 1-10, bahkan bisa pula skala 1-
100. Adapun sistem penilaian yang digunakan untuk soal-soal essay pada
dasarnya sama dengan soal bentuk soal lain, yakni dapat menggunakan
penilaian acuan norma atau penilaian acuan patokan.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan di dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
memotivasi dan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang lebih baik,
dan kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam memaham
serta menjelaskan karya ilmiah ini, dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
2. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu
dan memperluas wawasan pembaca mengenai teknik evaluasi
pendidikan islam II: tes essay kajian sehari-hari.
3. Saran terakhir penulis bagi semua pembaca “kun anta” jadilah diri
sendiri.
C. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang perlu penulis sampaikan kepada pihak-pihak
terkait, berdasarkan hasil makalah yang penulis buat, adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Musadaddiyah Garut,
sebagai lembaga pendidikan Islam, maka dipandang perlu dalam
memberikan pengarahan dan pembelajaran khusus mengenai
pembelajaran akidah akhlak, karena pada akhirnya kami akan kembali
dan berpitrah ke masyarakat. Maka dapat menjadi bekal yang sangat
bermanfaat bagi dirinya sendiri juga orang banyak.

14
2. Lembaga pendidikan nonformal seperti pesantren, sebagai lembaga
pendidikan Islam nonformal, maka dipandang perlu melakukan
pengkajian secara detail mengenai masalah pendidikan nilai ini.
3. Calon-calon pendidik yang sedang mengembangkan pemahaman
mengenai pendidikan nilai ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
http://suluhpendidikan.blogspot.kr/2010/03/tes-sebagai-alat-penilaian-
hasil.html
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi pembelajaran: Prinsip, prosedur. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Anzwar, Saifuddin. 1987. Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Nasoetion, Noehi. Suryanto Judu dan Adi. 2000. Hakikat tes, pengukuran
dan penilaian.

16

Anda mungkin juga menyukai