Judul Macrophytes (Arsenik Akuatik: Fitoremediasi Menggunakan Makrofita Terapung) Nama Jurnal Chemosphere (Kemosfer) Volume dan Volume 83 dan halaman : 633 - 646 Halaman Tahun 2011 Penulis M. Azizur Rahman dan H. Hasegawa Kelompok 5 1. Refi Zullia Fardani (21-1015) 2. M. Dylan Rendi K. (21-1025) Reviewer 3. Helmi Kusuma W. (21-1026) 4. Samuel Adi Sunaryo (21-1029) 5. Aditya Dwi Sugiarto (21-1057) 6. Moch Debi Irawan (21-1094) Tanggal 14 November 2023
Tujuan dari penilitian ini yaitu untuk mengulas pengetahuan
Tujuan terkini mengenai fitoromediasi arsenik dengan menggunakan Penelitian makrofita akuatik untuk mengurangi dan mencegah serapan arsenik dalam bidang pertanian dan kesehatan Makrofita air seperti , eceng gondok (E. crassipes), rumput bebek (Lemna, Spirodela, dan Wolffia), pakis air (Azolla Subjek caroliniana, Azolla filiculoides, dan Azolla pinnata), kubis air Penelitian (stratiot Pistia), hydrilla (Hydrilla verticillata), dan selada air (Lepidium sativum). Metode yang digunakan dalam artikel ilmiah ini yaitu Metode tinjauan dari beberapa artikel penelitian sebelumnya Penelitian mengenai fitoromediasi arsenik dengan menggunakan tumbuhan air (makrofita akuatik) Potensi Makrofita Peraira Untuk Fitoromediasi Arsenik menggunakan beberapa jenis tanaman seperti, eceng gondok (E. crassipes), rumput bebek (Lemna, Spirodela, dan Wolffia), pakis air (Azolla caroliniana, Azolla filiculoides, dan Azolla pinnata), kubis air (stratiot Pistia), hydrilla (Hydrilla verticillata), dan selada air (Lepidium sativum). Hasil Penelitian Misalkan dari beberapa tanaman yang diamati Tumbuhan Eceng Gondok memiliki tingkat penghilangan arsenik sebesar 600 mg ha-1 D-1 pada kondisi lapang, sedangkan pemulihan penghilangan sebesar 18% dalam kondisi laboratorium. Penelitian lain mengatakan bahwa eceng gondok memiliki efisiensi penyisihan sebesar 80% lebih tinggi ketimbang makrofita akuatik lainnya selama 25 hari, hal tersebut dikarenakan tingkat pertumbuhan eceng gondok yang lebih cepat, produksi biomassa lebih besar, dan kemampuan resapan arsenic yang lebih tinggi. Perbandingan dengan makrofita lainnya seperti rumput bebek memiliki kemampuan penghilangan arsenic sebesar 140 mg ha-1 D-1 dengan pemulihan penghapusan 5% pada jenis tanaman rumput bebek tak berakar (Wolffia globosadan) dapat mengakumulasi >1000 mg arsenic kg-1 berat kering (dw) dengan toleransi mencapai 400 mg arsenik kg-1 dw.
Mekanisme Serapan Arsenik Pada Makrofitas Perairan
Serapan spesies arsenik pada makrofita perairan – (i) serapan aktif melalui transporter serapan fosfat, (ii) serapan pasif melalui aquagliseroporin, dan (iii) adsorpsi fisikokimia pada akar. Tanaman dapat menyerap As(V) melalui pengangkut serapan fosfat, selain itu adsorpsi fisikokimia pada permukaan akar menjadi jalur alternatif bagi spesies arsenik. Dan arsenic As(III), DMAA, dan MMAA diserap oleh tanaman dan masuk melaui mekanisme pasif saluran aquagliseroporin.
Metabolisme dan Detoksifikasi Arsenik pada Makrofita
Perairan Mekanisme detoksifikasi arsenik pada tumbuhan air sama dengan mekanisme detoksifikasi arsenik pada tumbuhan darat. Setelah terpapar As(III) atau As(V), H.verticillata meningkatkan sintesis tiol seperti PC dan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. Namun As(III) ditemukan menginduksi aktivitas sistein sintase dan C-glutamylcysteine synthetase dan jumlah sistein dan GSH ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan As(V). Analisis PC mengungkapkan bahwa akumulasi PC 1dan computer 2 di dalam H.verticillata meningkat dengan meningkatnya konsentrasi As(III) dan As(V). Dengan demikian, fitokelatin dan sistem antioksidan masuk H.verticillata merespons secara berbeda selama cekaman As(III) dan As(V) yang dianggap sebagai mekanisme detoksifikasi tanaman.
Pengelolaan dan Pengobatan Fitoromediasi Makrofita
Perairan Apabila metode fitoromediasi arsenik ini digunakan dalam skala besar perlunya dilakukan pengelolaan dan pembungan tanaman fitoromediasi yang terkandung arsenic tinggi agar tidak menjadi sumber kontaminasi arsenik lainnya dapat digunakan beberapa metode pengelolaan dan pembungan, namun masih memerlukan uji tingkat keefektifan dari beberapa metode pengelolaan dan pembungan yang diajukan, seperti karbonisasi dan pembakaran, hidrolisis dan fermentasi, pembuatan briket, pencernaan anaerobic dan produksi biogas. Keunggulan dari artikel ilmiah ini adalah penulis mengulas beberapa artikel yang memuat mengenai fitoromediasi menggunakan tanaman perairan disertai dengan mekanisme Keunggulan kerja serapan arsenik yang tepat untuk tanaman perairan, dan usulan mengenai metode pengolahan fitoromediasi makrofita akuatik skala besar Kekurangan dari artikel ilmiah ini adalah penulis tidak menyimpulkan atau memberitahukan informasi mengenai Kekurangan makrofita perairan yang lebih efisien untuk digunakan dalam penghilangan zat arsenik. Makrofita perairan seperti eceng gondok water (E. crassipes), rumput bebek (Lemna, Spirodela, dan Wolffia), pakis air (Azolla spp.), Hidrila (H. verticillata), and pakis air (N. officinale, N. microphyllum) berpotensi sebagai fitoremediasi karena kemampuan hiperakumulasi arsenik dan kebiasaan Kesimpulan pertumbuhannya. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa fitoremediasi arsenik menggunakan makrofita perairan merupakan pilihan yang baik untuk membersihkan air yang tercemar. Pengelolaan dan pembuangan makrofita akuatik fitoremediasi tersebut merupakan perhatian utama bagi keberhasilan penerapan teknologi fitoremediasi.
PEMBERDAYAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN TEKNOLOGI FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN Ipomoea Aquatica (KANGKUNG) DENGAN SISTEM CRS (Close Resirculation System)